Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
51. EXT. TENGAH KOTA BANDUNG. TAMAN VANDA. MALAM
Motor Galang berhenti di parkiran dan Bella turun dari motor, tak ada siapapun, hanya ada hanya ada mereka berdua.
BELLA
(Spontan menyentuh pipi Galang)
Maaf…, Kamu kena pukul? Sakitkah?
GALANG
(tercengang)
...Enggak.
Galang bukannya melepas pegangan Bella, tapi Dia membiarkannya.
SFX : Air mancur pelangi menyala tepat disamping mereka yang sedang bertatapan.
Bella terkejut dan segera mengalihkan pandangannya, dan menarik tangannya.
BELLA
Maaf, kamu jadi terlibat.
GALANG
Kamu bahagia dengan seperti ini?
BELLA
Aku..punya alasan ngelakuin ini
GALANG
Aku juga minta maaf.
SFX : Suara panggilan Smartphone Bella memecah suasana. Bella melepas pegangan Galang, dan mencari Smartphonenya ditasnya, dan membukanya.
CLOSE UP : Layar Smartphone Bella, bertuliskan PAPA.
Tuk!
Bella menjatuhkan Smartphonenya karena kaget. Setelah itu tangannya gemetaran meskipun Dia menutupinya. Galang spontan mengambil Smartphone yang tergeletak itu.
GALANG
Gakan.. diangkat?
Bella menggeleng cepat, napasnya bahkan memburu. Panggilan itu akhirnya berhenti berikut Bella yang terduduk di trotoar.
BELLA
….Aku takut ketahuan Papa.
Galang terdiam, mencoba mendengarkan dengan seksama dengan duduk disampingnya.
BELLA
Papa selalu ingin puterinya membanggakan Dia. Apapun yang terjadi, Dia selalu ingin Aku Meraih prestasi. Tapi.. apapun yang kucapai selalu buat Papa ga puas. Tiap kali pulang, Papa hanya tanya kabar, nilai disekolah.. dan abis itu pergi lagi ketemu temannya, Gapernah Papa ajak Aku kemanapun... Dari situ Aku merasa Papa hanya butuh anak berprestasi. Suatu saat nilaiku tidak mencapai puasnya Papa, papa nampar Aku. Setelah itu, kejadian itu terus berulang, sampai akhirnya Aku gak tahan….
Bella terdiam sebentar.
BELLA
Aku suka sekali lagu beat, dan mendengar itu hatiku kembali baik, sampai akhirnya Aku milih bersenang-senang saat malam. Tapi…Aku hanya dugem, dan pulang lagi. Lama kelamaan, hal ini jadi rutinitas yang bisa ngilangin penat Aku.
GALANG
..Kamu tahu kenapa Aku pindah ke Bandung?
GALANG
Mama.. minta cerai sama Papa. Dan itu, karena Aku. Dari kecil Papa nuntut Aku untuk selalu sempurna.. saking harus sempurnanya.. Papa ngedidik Aku dengan cara yang tak lazim…, setidaknya, itu yang terlihat dimata Mama.
Tatapannya Bella teralih pada sisi lain.
GALANG (CON’T)
Aku selalu dikurung dikamar yang gelap dan sempit. Sama sepertimu, Papaku juga nuntut hal yang sama. Dia selalu bandingin Aku dengan anak bosnya. Mama tidak tahan melihat penganiayaan papa, dan mengancam untuk bercerai. Aku juga gak tahan, dan akhirnya berontak, dengan ikut teman-teman mejeng, Balap.
Bella memandang motor merah Galang.
BELLA
Kamu pakai motor ini dari smp?
GALANG
Kamu ga percaya?.. dari smp Aku udah tinggi tau.
Bella akhirnya tersenyum, meskipun sebentar.
GALANG (CONT’D)
Tapi, belakangan kami tahu Papa punya istri lain. Setelah orangtuaku bercerai, Kami pindah ke Bandung, memulai hidup baru.
BELLA
Pantesan.. kamu galak banget pertama kali ketemu.
Galang membalas tersenyum tipis.
GALANG.
Tapi efek dari penyiksaan Papa masih tersisa, Aku masih takut masuk ke tempat gelap dan sempit.
BELLA
Jadi, waktu kamu ambil kotak p3k itu..?
Galang mengangguk.
GALANG
Aku mengidap Claustropobia. Takut sama ruang sempit, dan gelap.
Menghela napas sesaat, Galang melanjutkan lagi pembicaraannya lagi. Bella memperlihatkan wajah simpati pada Galang.
GALANG (CONT’D)
Aku pacaran sama Maya, karena ingin ngasih perlawanan ke Papa. Waktu itu, Aku juga sering main sampai malam, bergaul sama anak-anak ya.. yang penting happy.. jauh dari tekanan… Tapi akhirnya Aku sadar, ada orang yang kusakiti… Mama.
BELLA
Kamu masih suka sama Maya?
GALANG
(menatap Bella)
Aku, udah gak punya perasaan sama Maya.
BELLA
(Mengalihkan tatapan dari Galang)
Kenapa..Kenapa ngasih tahu aku? Itu kan privasi kamu..
GALANG.
(bersuara lembut dan menatap Bella)
Memangnya kamu pikir kenapa?
Bella jadi canggung. Namun pelan-pelan menatap Galang. Tatapan Galang dan bella lagi-lagi jadi satu untuk beberapa saat.
GALANG
Kamu tidak perlu lagi keluar malam kalau penat.
GALANG (CONT'D)
Aku siap… jadi tempat curhat, dan sandaran buat Kamu..
Bella terpaku mendengar kata-kata Galang, membuat mereka saling bertatap kembali hingga beberapa detik. Dan air mancur pelangi muncul kembali diantara tatapan mereka.
FADE OUT
CUT TO
52.INT. RUMAH BELLA. KAMAR BELLA. PAGI.
ESTABLISH SHOT : KOTA BANDUNG.
CLOSE UP : Layar Smartphone Bella berbunyi, Galang memanggilnya.
Bella menggambil smartphonenya, Bruk! Dan terduduk diatas kasurnya.
BELLA
(Menghela napas dalam lewat bibir)
Halo..
GALANG (0.S)
Halo.. Kamu lagi ngapain?
BELLA
Lagi… Dikamar.
GALANG (O.S)
Dah makan belum?
Deg! Galang seperti seorang Pacar yang sedang menelpon. Bella meraih bantal dan memeluknya dalam posisi tertidur.
BELLA
Be.. belum.
GALANG (O.S)
Kebetulan.. Kamu mau kerumahku?
Bella terbangun cepat dari posisi tidur.
BELLA
Mak… Maksud kamu?
INTERCUT TO:
53. INT. RUMAH GALANG. RUANG TENGAH. PAGI.
GALANG
Oh,..maaf, jangan salah paham. Mama ngajak kamu makan siang. Kamu belum makan kan?
INTERCUT TO
54. INT. RUMAH BELLA. KAMAR BELLA. PAGI.
BELLA (V.O)
Ops! bener juga. Hampir aja Aku salah sangka.
GALANG (O.S)
Atau kamu, ada acara makan diluar?
BELLA
Ya…, Oh, maksudku enggak. Aku, Aku akan kerumah kamu.. sekalian ramah tamah sama Mama Kamu, .. maksudnya gini, kita kan tetanggaan.
INTERCUT TO :
55. INT. RUMAH GALANG. KAMAR. PAGI.
Galang tersenyum mendengar Bella yang sepertinya gugup.
GALANG
Ya.. kutunggu.
INTERCUT TO:
56. INT. RUMAH BELLA. KAMAR BELLA. PAGI.
BELLA (O.S)
Oke..
Bella menutup telponnya. Segera setelah itu Dia memeriksa wajah, serta merapihkan rambutnya di kaca.
BELLA
Tenang Bella, tenang. Cuma makan siang ko..
CUT TO:
57. EXT. RUMAH GALANG. SIANG HARI.
CLOSE UP : Tangan Bella menekan Bell rumah.
Galang membuka pintu. Rambut panjang terurai Bella memesona Galang.
BELLA
Ha, hai…
GALANG
(Malu-malu)
Ayo… masuk. Mama udah nunggu.
Dari dalam, Bu Lisna muncul untuk menyapa Bella.
BU LISNA
Wah.. lihat, siapa ini? cantik sekali.
BELLA
(Bersalim tangan)
Kenalin Tante, Arabella tetangga sebelah.
BU LISNA
Ah, iya… Mamanya galang..
BELLA
Panggil aja Bella tante..
BU LISNA
Kamu cantik sekali.. tante sampai pangling loh…
Bella malu-malu, tanpa sadar Galang menatapnya, dan hal itu disaksikan Mamanya Galang. Bu Lisna juga terheran, kedua wajah pemuda-pemudi itu memerah.
BU LISNA
Apa.. pagi ini panas ya?
GALANG
Enggak ko mah, memangnya kenapa?
BU LISNA
Gitu? Trus kenapa muka kalian memerah?
Galang dan Bella saling tak menatap, gerakan kikuk itu disadari mamanya Galang.
GALANG
(mengipas-ngipas tangan)
Iya kali mah, cuaca lagi panas.
BELLA
(Menyingkap rambut)
I-iya juga.
BU LISNA
Mmm, oh gitu. Yaudah, ayo kalau gitu masuk aja Yuk.
Mereka masuk kedalam rumah.
CUT TO :
58. INT. RUMAH GALANG. RUANG MAKAN. PAGI.
BU LISNA
Jadi.. Papamu kerja di Jakarta?
Bu Lisna, Galang, dan Bella sudah berada diruang makan dengan makanan yang sudah siap dimeja.
BELLA
Ya, Tante. Papa pulang seminggu sekali.
BU LISNA
Kalau begitu.., sehari-hari kamu sendiri dirumah?
Tanya Bu Lisna sambil membagi piring pada Bella dan Galang
BELLA
Ada pembantu yang nemenin Bella.
BU LISNA
Seandainya Tante tahu, dari dulu tante ajak kerumah.
Coba kalau Galang-
Bu Lisna melihat Galang.
GALANG
Mama kenapa lihat Galang?
Bu Lisna
(Berbalik pada Bella)
Galang gak galak kan sama Kamu?
BELLA
(Melihat Galang dan kembali melihat Bu Lisna)
Euh. Eunggak ko..
GALANG
Kalau Galang galak, Bella gakan mau kesini.
Bella meminum air putih didepannya.
BU LISNA
Berarti Bella sudah terkesima sama kamu dong?
Phuk!! Bella tak sengaja menyemburkan air ke meja makannya.
BELLA
Uhuk! Huk, uhuk!
BU LISNA
Ya, Ampun!
Spontan Bu Lisna bangun dan menepuk-nepuk punggung Bella. Galang pun bangun dan memberinya tisu.
GALANG
Kamu gak papa?!
BU LISNA
Jangan ditanya dulu, Dia masih tersedak.
BELLA
Uhuk! Huk! Uhukkk!
Bella malu sekali, disaat seperti ini Dia harus tersedak.
GALANG
Mama sih.. Nyebut Dia terkesima sama Galang, Kan Bella jadi malu.
Bella malu sekali, Batuknya makin parah karena Galang mengucap ulang kalimat mamanya.
CUT TO :