44 EXT. SMA ARIYA SACCA - LAPANGAN BASKET - NOON
Terlihat SAKYA sedang asyik bermain basket. CHRISTIAN mengoper bole ke dia lalu dia melakukan three-pointer. Bola basket masuk ke ring dengan mulusnya.
SAKYA dan CHRISTIAN lalu bertosan. Raut muka mereka tampak bersemangat. Mereka lalu lanjut bermain basket dengan teman-teman lainnya.
CUT TO:
45 EXT. SMA ARIYA SACCA - KEBUN BELAKANG - NOON
CHRISTIAN menghempaskan badannya ke kebun belakang. Terlihat dia masih sedikit berkeringat setelah tadi bermain basket.
SAKYA berjalan pelan, terlihat di tangan kanannya bahwa dia membawa sebotol minuman ion, dan duduk di samping CHRISTIAN yang sedang berbaring. SAKYA melepas ranselnya dan menaruhnya di samping kanannya. Dia lalu meminum minuman ion yang dia bawa.
CHRISTIAN
Bagi, dong.
SAKYA
(menyodorkan botol minuman ionnya)
Nih.
CHRISTIAN lalu bangun dan memposisikan dirinya duduk di samping SAKYA. Dia mengambil botol minuman ion dari SAKYA lalu meminumnya. Sampai habis.
SAKYA
(melihat botol kosong di tangan CHRISTIAN)
Kok, lo abisin, sih? Kan, gue juga masih mau minum.
CHRISTIAN
(cengengesan)
Lo gak bilang masih mau. Gue kira lo udah gak mau, jadi ya udah gue abisin aja.
SAKYA hanya menatap malas CHRISTIAN lalu membaringkan dirinya. CHRISTIAN masih terduduk, dia diam memperhatikan SAKYA.
CHRISTIAN
Lagi kenapa lagi, lo?
SAKYA
Kenapa apanya?
CHRISTIAN
Jangan pura-pura bego, Sak. Lo pikir gue udah temenan sama lo dari kapan? Dari TK, bro!
(BEAT)
Gue tau banget kalau lo, yang biasanya paling mager buat gerak badan, tiba-tiba mau olahraga, pasti lagi ada yang lo pikirin.
SAKYA
Gue gak mager buat gerak badan, Chris. Gue cuman--
CHRISTIAN
Cuman lagi mode hemat tenaga? Basi, ah.
(BEAT)
Alesan lo dari SD sampe sekarang gak pernah berubah. Gak kreatif, ah, lo.
SAKYA
(cengengesan)
Ya udah, nanti gue pikirin alesan yang baru.
CHRISTIAN
Jadi? Kenapa lagi, lo?
SAKYA
...Gak kenapa-kenapa.
CHRISTIAN
Masih aja boong. Udahlah, Sak, lo gak akan bisa boongin gue. Ayo cerita ke gue.
SAKYA
Gak, ah.
CHRISTIAN
(menghela napas)
Nanti gue traktir mie ayam Bang Cukring, deh.
SAKYA
Lo pikir bisa nyogok gue?
CUT TO:
46 EXT. TROTOAR DEPAN SMA ARIYA SACCA - EVENING
CHRISTIAN
Lo mikir--
(makan mie ayam)
--apaan, sih, Sak?!
Terlihat SAKYA dan CHRISTIAN sedang makan mie ayam. Mereka duduk di kursi baso sedangkan ransel mereka ditaruh di atas trotoar dan disenderkan ke kursinya. Tidak jauh dari mereka ada gerobak mie ayam dan pedagangnya.
SAKYA
Telen dulu tuh mie, baru ngomong.
CHRISTIAN
(mengunyah dan menelan mie ayam)
Gue tanya, lo mikir apaan, sih, Sak? Kok, bisa-bisanya lo kepikiran buat cium Dita terus ngomong kaya gitu ke dia?
SAKYA
(mengangkat kedua pundaknya)
Gak tau. Gue juga gak ngerti kenapa gue lakuin itu semua.
(BEAT)
Kaya, ya udah, terjadi gitu aja.
CHRISTIAN
Terjadi gitu aja?! Gak mungkin lah!
SAKYA
Ya, itu buktinya kejadian. Berarti mungkin, kan?
CHRISTIAN
Gila, ya, lo?
SAKYA
Eits, sembarangan. Gula gila aja lo.
(BEAT)
Kena somasi, baru tau rasa lo.
CHRISTIAN
Santai, siapa juga yang mau somasi gue?
(BEAT)
Gue bukan orang terkenal, Sak. Gak bakal ada yang sepeduli itu sama omongan gue sampe mau ribet-ribet ngesomasi gue.
SAKYA
Iya juga, sih...
CHRISTIAN
Udah, balik ke bahasan awal.
(BEAT)
Lo kaya gitu apa gak kasian sama Dita?
SAKYA
...Jujur, gue kasian.
(BEAT)
Tapi, gue lebih kasian lagi kalau nantinya dia ketiban sial karena deket sama gue. Gue mau dia bahagia, gue mau dia seneng aja udah tanpa perlu ada gue di sisinya.
CHRISTIAN
Lo ini aneh, tau.
(BEAT)
Lo selalu bilang kalau orang yang deket sama lo itu bakal sial. Kalau lo gak layak bahagia. Tapi gue tau, lo sebenernya mau bahagia juga, kan? Lo mau bisa deket sama orang lain juga, kan?
SAKYA
(menggelengkan kepala)
Cukup lo aja yang deket sama gue. Lo, kan, kebal sama nasib sial.
CHRISTIAN
Kebal pala lo botak. Gue bukan kebal, tapi lo yang lebay.
SAKYA hanya terdiam mendengar ucapan CHRISTIAN. Dia melanjutkan makan mie ayamnya.
CHRISTIAN
Orang kalau emang sial, ya, sial aja. Mau deket sama lo, kek, mau musuhan sama lo, kek. Kalau lagi sial, ya, sial aja.
SAKYA
Tapi, kan, lo t--
CHRISTIAN
Soal ibu sama nenek lo? Itu, mah, bukan salah lo kali, Sak.
SAKYA
(menggelengkan kepala)
Nggak. Itu salah gue.
CHRISTIAN
Sakya, lo--
SAKYA bangkit berdiri. Dia menaruh mangkuk mie ayamnya yang sudah kosong, hanya tersisa sedikit kuah, di kursi baso di depannya.
SAKYA
Gue udah kelar makan. Udah, ya. Gue mau balik.
Tanpa menunggu jawaban dari CHRISTIAN, SAKYA sudah berjalan meninggalkannya. CHRISTIAN hanya menatap kepergian temannya itu dalam diam.
CUT TO:
47 INT. RUMAH SAKYA - KAMAR SAKYA - NIGHT
SAKYA duduk di depan laptop. Dia sedang asyik bermain game.
AYAH SAKYA (O.S)
Sakya! Kamu masih bangun?
SAKYA menengok ke arah pintu kamarnya. Dia bergerutu sebentar lalu bangkit berdiri dan membuka pintu kamarnya.
Terlihat AYAH SAKYA berdiri di depan kamarnya.
SAKYA
Kenapa, Yah?
AYAH SAKYA
Ini, ada anaknya temen Ayah yang biasa jadi guru les privat. Anaknya pinter, ngajarnya juga bagus. Bisa lah dia naikin dikit nilai kamu yang busuk itu.
(BEAT)
Mulai besok, kamu privat sama dia.
SAKYA
(kaget)
Hah? Aku privat? Mulai besok?
AYAH SAKYA
Ya.
SAKYA
Tapi...
AYAH SAKYA
Tapi apa?
SAKYA tampak ingin mengatakan sesuatu tetapi ragu. Belum sempat dia berkata apa-apa, AYAH SAKYA sudah melanjutkan omongannya.
AYAH SAKYA
Memangnya kamu punya cara lain untuk naikin nilai busukmu itu, hah?
SAKYA terdiam.
AYAH SAKYA
Nggak, kan?
(BEAT)
Mulai besok sore, kamu akan privat sama dia. Titik. Ngerti kamu?
SAKYA terdiam sebelum akhirnya dia mengangguk pelan, raut mukanya jelas sekali tampak terpaksa dan enggan. AYAH SAKYA tampak puas melihat SAKYA menurut.
AYAH SAKYA
Bagus.
(BEAT)
Ya sudah, kamu tidur sana. Kalau masih mau main juga terserah, asal besok kamu ga kesiangan aja buat ke sekolah.
AYAH SAKYA lalu berjalan menjauh dari kamar tanpa menunggu jawaban dari SAKYA. Sementara itu, SAKYA hanya berdiri dalam diam.
CUT TO:
48 INT. SMA ARIYA SACCA - RUANG KELAS - NOON
Suasana kelas sudah sepi mengingat memang sudah jam pulang sekolah. Hanya terlihat beberapa siswa yang masih duduk-duduk dan mengobrol. SAKYA, CHRISTIAN, dan satu teman laki-laki tampak sedang mengobrol juga.
SAKYA melihat jam di layar smartphonenya, ruat mukanya berubah.
SAKYA
Eh, gue balik duluan, ya...
CHRISTIAN
Balik?
(BEAT)
Elah, Sak, baru juga jam segini.
TEMAN LAKI-LAKI
Mau ngapain emangnya lo? Tumben amat udah mau balik jam segini.
CHRISTIAN
Iya. Lo, kan, biasanya sampai harus diusir satpam sekolah dulu baru bakal balik.
SAKYA
Enak aja, sembarangan lo kalau ngomong.
(BEAT)
Gue ada urusan di rumah.
CHRISTIAN
(bingung)
Di rumah? Lo, kan, gak betah di--
SAKYA
Iya, emang gue gak betah sebenernya di rumah. Tapi mau gimana, emang lagi ada urusan.
TEMAN LAKI-LAKI
Urusan apaan, sih?
SAKYA
(menghela napas)
Gue dipaksa les privat sama ayah gue.
CHRISTIAN
Hah? Gue gak salah denger, nih?
(BEAT)
Seorang Sakya, les privat?!
TEMAN LAKI-LAKI
Gue kira lo udah pasrah sama nilai-nilai indah lo itu, Sak.
SAKYA
Iya, guenya, sih, udah pasrah.
(BEAT)
Ayah gue yang kaga.
CHRISTIAN
Terus ini lo balik mau les?
(BEAT)
Mau belajar?
SAKYA
Gue mau liat dulu aja, sih, gurunya kaya gimana. Kalau asyik, ya udahlah ya. Kalau gak asyik, paling besok juga gue udah kabur.
(cengengesan)
Udah ya. Dah.
SAKYA berdiri dan berjalan keluar dari ruang kelas.
CHRISTIAN
Taruhan, Sakya cuman bakal bertahan 3 hari.
TEMAN LAKI-LAKI
Oke.
(BEAT)
Kata gue dia cuman tahan sehari. Alias hari ini doang, besok juga palingan dia udah nongkrong-nongkrong lagi sama kita.
CHRISTIAN
(melirik ke TEMAN LAKI-LAKI)
Yang tebakannya salah traktir mie ayam Bang Cukring?
TEMAN LAKI-LAKI
(melirik ke CHRISTIAN)
Deal.
CUT TO:
49 INT. RUMAH SAKYA - RUANG TAMU - NOON
SAKYA berdiri, di hadapannya ada GURU LES (FEMALE). GURU LES tampak kekar berotot. SAKYA menatap heran GURU LES.
GURU LES
Aku Inez, yang akan jadi guru les privat kamu mulai hari ini. Salam kenal, ya.
SAKYA
...Aku Sakya. Salam kenal.
(bergumam)
Lebih mirip trainer privat buat gym daripada guru les privat pelajaran...
GURU LES
Hm...? Kamu ngomong apa barusan?
SAKYA
(menggelengkan kepala)
Nggak. Aku gak bilang apa-apa, Bu.
GURU LES
Kok, Bu?
(menepuk pundak SAKYA pelan, tetapi SAKYA terlihat meringis kesakitan)
Panggil Kak aja. Aku baru 23 tahun, kok. Nggak beda jauh sama kamu.
SAKYA
(salah satu tangannya memegang pundak, menahan sakit)
Oh... Iya, Kak...
GURU LES
Kenapa kamu pegangin pundak kamu gitu? Ada yang sakit?
(tangannya hendak memegang pundak SAKYA)
SAKYA
(menghindar dari tangan GURU LES lalu tersenyum)
Nggak. Gak apa-apa, kok, Kak.
SAKYA (V.O)
Kalau dia pegang pundak gue lagi, bisa copot tulang belikat gue...
GURU LES
Hm... Ya sudah.
(BEAT)
Kita langsung mulai saja kalau gitu, ya.
(BEAT)
Kamu lagi ada PR apa? Atau sebentar lagi mau ada ulangan apa?
BEGIN MONTAGE
- GURU LES dan SAKYA sudah duduk di sofa. GURU LES sedang menerangkan materi sementara SAKYA hanya mengangguk-nganggukkan kepalanya tanda mengerti.
- SAKYA sedang mengerjakan soal di buku tulisnya, GURU LES sesekali menunjuk ke buku tulis itu seolah memberi tahu sesuatu. Meski begitu, terlihat jelas dari raut mukanya bahwa SAKYA masih kesulitan.
- SAKYA sudah membenamkan kepalanya di tumpukan buku tulis dan buku cetaknya.
END MONTAGE
GURU LES
Kamu gak apa-apa? Aku gak kecepatan, kan, ngajarnya?
SAKYA
(kepalanya masih terbenam di tumpukan buku)
Sedikit kecepatan, sih, Kak...
GURU LES
(khawatir)
Kamu mau istirahat dulu?
SAKYA
Boleh...
CUT TO:
50 INT. SMA ARIYA SACCA - RUANG KELAS - NOON
SAKYA, CHRISTIAN, dan TEMAN LAKI-LAKI sedang asyik mengobrol. CHRISTIAN melihat jam di layar smartphonenya.
CHRISTIAN
Eh, udah jam segini. Lo gak balik, Sak?
SAKYA
Balik? Ngapain gue balik jam segini?
CHRISTIAN
Lo, kan, ada privat katanya.
SAKYA
Ooooooh, itu.
(BEAT)
Santai.
(cengengesan)
Kemarin, kan, gue udah bilang kalau gak asyik, ya udah, gue kabur.
TEMAN LAKI-LAKI
Nah, bener, kan, apa kata gue.
(melihat CHRISTIAN)
Mie ayam Bang Cukring.
CHRISTIAN
Tsk. Iya, iya.
SAKYA
(bingung)
Mie ayam Bang Cukring?
TEMAN LAKI-LAKI
Yoi.
(BEAT)
Gue sama Chris taruhan, lo bakal tahan berapa lama buat privat. Yang tebakannya salah traktir mie ayam Bang Cukring.
SAKYA
Yeh, bisa-bisanya kalian jadiin gue objek taruhan.
(BEAT)
Gue dapet traktirannya juga, kan?
CHRISTIAN
Ya, nggak, lah!
TEMAN LAKI-LAKI
Gak boleh pelit, Chris.
SAKYA
Tuh, denger, Chris. Nambah nraktir gue gak bakal bikin lo miskin, kok.
CHRISTIAN
Sekali nggak, ya, nggak!
SAKYA berdiri dan berjalan pelan ke arah pintu kelas.
SAKYA
Kalau gue udah pesen, mau gak mau lo harus bayar, kan?
CHRISTIAN ikut berdiri dan berjalan menyusul SAKYA.
CHRISTIAN
Enak aja! Gak akan semudah itu, kawan.
TEMAN LAKI-LAKI hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan SAKYA dan CHRISTIAN.
CUT TO:
51 INT. SMA ARIYA SACCA - RUANG OSIS - NOON
Terlihat sedang berlangsung rapat. Suasana ramai. Siswa-siswa yang hadir bergantian memberikan pendapatnya.
Terlihat MUDITA tampak lesu, dia tidak banyak omong dan banyak melamun.
Teman-teman perempuannya memperhatikannya dengan tatapan bingung.
CUT TO:
52 INT. SMA ARIYA SACCA - KANTIN - NOON
MUDITA dan teman-teman perempuannya sedang duduk sambil mengobrol. Di meja mereka tampak ada beberapa makanan ringan dan minuman.
TEMAN PEREMPUAN 1
Dit, kamu kenapa, sih?
MUDITA
Kenapa apanya?
TEMAN PEREMPUAN 2
Akhir-akhir ini kamu kaya gak semangat gitu.
TEMAN PEREMPUAN 3
Iya. Tadi rapat OSIS juga kamu kaya gak fokus gitu.
(BEAT)
Cuman iya-iya aja, gak banyak kasih pendapat.
MUDITA
Yaa...
(BEAT)
Yang lain idenya sudah bagus, kok. Ngapain aku tambah-tambahin lagi?
TEMAN PEREMPUAN 2
Bagus? Kita disuruh cari dana 100 juta buat pensi nanti, kata kamu itu ide bagus??
TEMAN PEREMPUAN 1
100 juta, lho, Dit. Mau cari duit sebanyak itu dari mana coba? Ngepet?
MUDITA
Hah?! 100 juta??
(kaget)
Siapa yang minta dana 100 juta?
TEMAN PEREMPUAN 3
Tuh, kan, kamu gak fokus.
(BEAT)
Tadi si Callista ngajuin dana segitu pas rapat. Untungnya masih dipending, sih. Jadi kayanya bakal dibahas ulang di rapat selanjutnya.
MUDITA
Kita aja baru pertama kali mau ngadain pensi. Gak usah yang semahal itu juga, gak, sih...
(BEAT)
Yang penting pensinya jadi aja dulu. Kalau jadi, terus keren, kan, nextnya bakal lebih gampang buat cari sponsor.
TEMAN PEREMPUAN 1
Dit, kamu harusnya ngomongin ini tadi pas rapat.
TEMAN PEREMPUAN 2
Iya, Dit. Kan, kamu tau sendiri kalau ketua OSIS kita, tuh, selalu dengerin saran sama masukan dari kamu.
MUDITA
Ya udah, nanti aku omongin di rapat selanjutnya...
TEMAN PEREMPUAN 2
Kamu ada masalah apa, sih, Dit? Cerita sama kami, siapa tau kami bisa bantu.
MUDITA
Gak ada apa-apa, kok. Serius.
(BEAT)
Lagi capek aja kayanya, makanya gak begitu fokus pas rapat tadi.
CUT TO:
53 EXT. TAMAN KOTA - NOON
SAKYA, CHRISTIAN, dan TEMAN LAKI-LAKI sedang duduk di bangku taman. Ransel mereka diletakkan di tanah, disenderkan ke bangku taman. Suasana taman terbilang sepi, hanya terlihat ada beberapa orang selain mereka.
TEMAN LAKI-LAKI
(menepuk perutnya)
Beh, kenyang...
SAKYA
Mantep emang mie ayamnya Bang Cukring.
(BEAT)
Apalagi kalau dibayarin gitu, tambah mantep.
CHRISTIAN
Gak mantep tapi buat dompet gue.
SAKYA
Udah, udah. Ikhlasin.
(BEAT)
Anggep aja amal.
TEMAN LAKI-LAKI
Eh, lo sering ke sini, kan, ya, Sak?
SAKYA
Hm? Lumayan...
TEMAN LAKI-LAKI
Gue pernah liat lo sama Dita di sini, lho.
(BEAT)
Gue penasaran. Lo sama Dita itu jadian apa gimana, sih? Kayanya gue sering liat kalian berduaan, deh.
SAKYA dan CHRISTIAN terdiam mendengar omongan TEMAN LAKI-LAKI.
CUT BACK TO:
54 INT. SMA ARIYA SACCA - KANTIN - NOON
TEMAN PEREMPUAN 3
Ada hubungannya sama Sakya, ya?
MUDITA tertegun mendengar pertanyaan TEMAN PEREMPUAN 3.
MUDITA
...Kenapa kamu mikir gitu?
TEMAN PEREMPUAN 3
Soalnya aku liat-liat udah semingguan ini kamu gak ngobrol sama sekali, tuh, sama Sakya. Biasanya, kan, kalian deket.
TEMAN PEREMPUAN 1
Masa, sih?
(berpikir sejenak)
Eh, iya, deh.
TEMAN PEREMPUAN 2
Kamu berantem sama Sakya?
MUDITA
(menggeleng)
TEMAN PEREMPUAN 2
Terus kenapa, tuh? Kok, jadi gak ngobrol lagi?
MUDITA
Gak kenapa-kenapa, kok. Lagi sibuk masing-masing aja.
TEMAN PEREMPUAN 1
Sibuk masing-masing? Sakya kayanya sering cuman nangkring di perpus buat numpang baca komik, deh. Apa sibuknya dia?
MUDITA
Iya juga, ya...
(menghela napas)
Ya udah, aku cerita, deh...
(BEAT)
Jadi...
CUT BACK TO:
55 EXT. TAMAN KOTA - NOON
CHRISTIAN
Sakya gak jadian sama siapa-siapa.
SAKYA
(mengangguk)
Gue jomblo tulen. Fresh from the oven.
SAKYA berdiri dan mengambil ranselnya.
SAKYA
Gue balik duluan, ya. Ada urusan.
Tanpa menunggu respon dari CHRISTIAN dan TEMAN LAKI-LAKI, SAKYA berjalan meninggalkan area taman.
TEMAN LAKI-LAKI
(menatap CHRISTIAN)
Gue salah ngomong, ya?
CHRISTIAN
(menatap TEMAN LAKI-LAKI)
Lo harusnya jangan nyebut nama Dita.
TEMAN LAKI-LAKI
(bingung)
Emang kenapa? Bukannya mereka emang deket, ya?
CHRISTIAN
Deket, sih...
(BEAT)
Satu minggu yang lalu.
TEMAN LAKI-LAKI
Emang sekarang udah nggak?
CHRISTIAN
Akhir-akhir ini emangnya lo pernah liat mereka berduaan?
TEMAN LAKI-LAKI
(berpikir sejenak)
Nggak pernah, sih...
(BEAT)
Mereka ribut?
CHRISTIAN
Gak ribut...
(BEAT)
Gimana, ya, bilangnya...
(BEAT)
Ribet, deh. Pusing gue juga kalau udah bahas mereka.
TEMAN LAKI-LAKI
Ya udah, kalau bikin pusing gitu gak usah dibahas.
CHRISTIAN
(menatap kesal TEMAN LAKI-LAKI)
Kan, lo yang mulai, kunyuk.
CUT TO: