Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
12 INT. SMA ARIYA SACCA - KANTIN - NOON
Suasana kantin ramai, meja kantin terlihat penuh dengan siswa-siswi yang sedang menikmati waktu istirahat. SAKYA dan CHRISTIAN habis membeli makanan, terlihat dari sepiring ketoprak yang mereka bawa di tangannya. Mereka tampak kebingungan mencari tempat duduk.
Tiba-tiba terlihat ada tangan yang melambai ke arah mereka. SAKYA menyadari hal itu dan melihat ke arah itu. Ternyata MUDITA melambaikan tangannya. SAKYA lalu berjalan menghampiri MUDITA, disusul oleh CHRISTIAN.
CHRISTIAN tampak terkejut dan bingung ketika menyadari bahwa meja yang mereka hampiri itu adalag meja MUDITA. Dia melirik ke SAKYA sementara SAKYA sendiri cuek saja.
MUDITA sedang makan batagor bersama dengan teman-teman perempuannya. SAKYA dan CHRISTIAN lalu bergabung dengan MUDITA dan teman-teman perempuannya itu. Mereka saling berkenalan lalu mengobrol sembari sesekali menyuapkan makanan ke mulut.
CUT TO:
13 EXT. TAMAN KOTA - NOON
Terlihat SAKYA memimpin jalan sementara MUDITA berjalan mengikuti di belakangnya. Saat masuk ke area taman, MUDITA tampak terkejut melihat adanya taman yang terbilang asri di tengah perkotaan.
Mereka berdua lalu berjalan masuk ke dalam area taman. SAKYA duduk di salah satu bangku taman. MUDITA menaruh ranselnya di bangku yang diduduki SAKYA lalu dengan riangnya dia menunjuk ke arah ayunan yang terletak tidak jauh dari bangku taman itu. MUDITA lalu berjalan menuju ayunan itu dan mulai asyik bermain ayunan.
SAKYA hanya tersenyum melihatnya.
CUT TO:
14 EXT. SMA ARIYA SACCA - KEBUN BELAKANG - MORNING
SAKYA sedang tidur-tiduran di kebun. Satpam sekolah melihatnya lalu menegurnya. SAKYA bangkit berdiri lalu lari, berusaha kabur dari satpam. Satpam mengejarnya.
Di antara kebun belakang dan gedung sekolah, satpam melihat MUDITA sedang membaca buku. Dia bertanya kepada MUDITA lalu MUDITA menunjuk ke arah gedung sekolah.
Satpam menunduk, tanda terima kasih, lalu kembali berlari ke arah yang ditunjuk MUDITA. Selang beberapa detik kemudian, SAKYA keluar dari dalam semak-semak di dekat situ.
Dia berjalan menghampiri MUDITA. Mereka berdua saling menatap lalu tertawa bersama. Menyadari sesuatu, MUDITA berhenti tertawa lalu mengambil daun yang tersangkut di rambut SAKYA. SAKYA hanya terdiam, sekilas terlihat raut wajahnya merona merah.
CUT TO:
15 INT. SMA ARIYA SACCA - PERPUSTAKAAN - NOON
Terlihat SAKYA sedang asyik baca komik Dragon Ball Super di salah satu meja perpustakaan. Di tengah keasyikannya, CHRISTIAN menepuk pundaknya.
CHRISTIAN terdiam sejenak lalu tersenyum jahil. Dia mengambil komik Dragon Ball Super yang sedang dibaca SAKYA dan duduk di sebelahnya. SAKYA sedikit kaget lalu menoleh ke arah samping dengan raut muka terganggu.
SAKYA baru sadar bahwa CHRSITIAN lah yang menepuknya tadi.
SAKYA mengambil kembali komik Dragon Ball Super yang disodorkan CHRISTIAN. Dia lalu kembali lanjut baca. CHRISTIAN melihat temannya itu untuk beberapa saat, lalu menghela napas.
SAKYA terdiam. CHRISTIAN juga hanya terdiam melihat SAKYA.
SAKYA menghela napas lalu menaruh komik Dragon Ball Super yang sedang dibacanya itu di atas meja. Dia lalu menoleh ke CHRISTIAN sampai mereka saling bertatapan.
SAKYA lalu kembali mengambil komik Dragon Ball Super itu dan asyik membacanya kembali. Sedangkan CHRISTIAN hanya melihat kelakuan temannya itu tanpa berkata apa-apa.
CHRISTIAN lalu tersenyum jahil.
SAKYA terdiam mendengar ucapan CHRISTIAN. Dia menoleh ke arah CHRISTIAN. Raut mukanya kesal.
Sebuah spidol melesat dari kejauhan dan menghantam dahi SAKYA. SAKYA dan CHRISTIAN terkejut. Mereka refleks menoleh ke arah spidol itu melesat.
Terlihat PETUGAS PERPUSTAKAAN, dengan raut muka penuh amarah, tengah menatap tajam mereka.
CUT TO:
16 INT. RUMAH SAKYA - RUANG TAMU - EVENING
SAKYA masuk ke dalam rumah. Dia melepas sepatu dan kaos kakinya. Dia memasukkan kaos kakinya ke dalam sepatunya lalu menaruhnya di rak sepatu. Dia lalu berjalan ke dalam rumah.
Dari dalam rumah, keluar AYAH SAKYA (MALE/40). Tangannya memegang secangkir kopi hitam. SAKYA melihat ayahnya, terdiam sejenak, lalu kembali berjalan. AYAH SAKYA berjalan menuju sofa lalu duduk. Dia menaruh cangkirnya di atas meja dan mengambil salah satu majalah ekonomi yang ada di atas meja. Dia lalu mulai membaca buku tersebut.
SAKYA berjalan melewati sofa itu dalam diam.
SAKYA berhenti berjalan, tepat di belakang ayahnya. Dia terdiam.
AYAH SAKYA berdiri dan menggampar SAKYA. SAKYA refleks memegang pipinya yang digampar AYAH SAKYA, dia lalu hanya dapat terdiam. Dia tidak bergeming sedikit pun.
Muka AYAH SAKYA memerah karena emosi.
CUT TO:
17 INT. SMA ARIYA SACCA - UKS - MORNING
Suasana UKS sepi. Hanya terlihat SAKYA dan CHRISTIAN. SAKYA sedang terduduk di kasur UKS, sementara CHRISTIAN berdiri di sebelahnya. SAKYA tengah sibuk dengan kasa dan alkohol, terlihat lengannya yang biru. CHRISTIAN memperhatikan SAKYA dengan tatapan heran.
CHRISTIAN hanya dapat geleng-geleng kepala mendengar jawaban temannya itu.
SAKYA memakaikan kasa yang sudah ditetesi alkohol ke tangannya yang biru. Dia sedikit meringis. Dia lalu merekatkan plester ke kasa dan lengannya.
Setelah selesai, dia berdiri dan menghadap CHRISTIAN.
CUT TO:
18 EXT. SMA ARIYA SACCA - KEBUN BELAKANG - NOON
SAKYA sedang tidur-tiduran di kebun. Ranselnya ditaruh tidak jauh darinya. Raut mukanya tampak muram.
CUT TO:
19 EXT. SMA ARIYA SACCA - LAPANGAN BASKET - NOON
CHRISTIAN sedang asyik bermain basket. Suasana cukup ramai, ada beberapa siswa yang menonton dari pinggir lapangan. MUDITA sedang berjalan melewati lapangan basket ketika dia melihat CHRISTIAN. Dia lalu berhenti berjalan.
CHRISTIAN melihat MUDITA dan melambaikan tangannya ke MUDITA. Dia lalu berlari kecil menghampiri MUDITA di pinggir lapangan.
CUT TO:
20 EXT. TAMAN KOTA - EVENING
SAKYA berjalan masuk ke dalam taman kota masih dengan muka muram. Dia duduk di salah satu bangku taman dan menaruh asal ranselnya. Dia sedikit tertunduk.
CUT TO FLASHBACK:
21 INT. RUMAH SAKYA - RUANG TAMU - EVENING
CUT BACK TO:
22 EXT. TAMAN KOTA - EVENING
SAKYA tertegun. Dia menengadahkan kepalanya. Dia melihat MUDITA tengah duduk di ayunan. MUDITA hanya tersenyum tipis.
MUDITA hanya tersenyum mendengar ucapan lirih SAKYA. Mereka berdua lalu terdiam. Tidak ada sepatah kata pun yang terucap dari bibir mereka. Mereka bahkan tidak saling memandang.
SAKYA sedikit menunduk sementara MUDITA menatap ke langit, terlihat pemandangan langit senja menuju malam.
FADE IN:
23 INT. RUMAH MUDITA - RUANG MAKAN - MORNING
Terlihat langit pagi dari jendela rumah.
MUDITA sedang duduk di meja makan bersama dengan AYAH MUDITA (MALE/51) dan IBU MUDITA (FEMALE/50). Di meja makan terlihat ada nasi goreng dan jus jeruk yang disajikan sebagai sarapan.
Mereka bertiga lalu melanjutkan sarapannya. Raut wajah MUDITA tampak lesu.
CUT TO:
24 INT. SMA ARIYA SACCA - RUANG GURU - NOON
MUDITA masuk ke dalam ruang guru. Dia membawa satu tumpuk buku tulis.
Di dalam ruang guru, suasananya tidak terlalu ramai. Hanya terlihat beberapa guru yang sedang duduk di mejanya, entah menyiapkan materi pelajaran atau sedang mengoreksi tugas siswa.
Terlihat ada SAKYA dan AYAH SAKYA sedang mengobrol serius dengan PAK FAJAR.
MUDITA berjalan pelan melewati mereka.
SAKYA hanya menunduk. MUDITA menaruh tumpukan buku tulis itu di salah satu meja guru yang kosong.
MUDITA berbalik arah lalu berjalan menuju pintu.
Di depan pintu, dia melirik sekilas ke SAKYA yang masih menunduk di depan PAK FAJAR. AYAH SAKYA dan PAK FAJAR tampak masih membicarakan sesuatu, tapi sudah tidak terdengar oleh MUDITA.
CUT TO:
25 INT. SMA ARIYA SACCA - KORIDOR - NOON
MUDITA tampak menunggu SAKYA di kursi koridor. Sesekali dia menengok ke arah ruang guru. Beberapa saat kemudian, SAKYA dan AYAH SAKYA keluar dari dalam ruang guru.
MUDITA berdiri dan hendak memanggil SAKYA.
MUDITA terdiam mendengar suara AYAH SAKYA yang keras. SAKYA juga hanya terdiam. AYAH SAKYA menatap tajam SAKYA, raut mukanya terlihat jelas sedang kesal.
SAKYA berjalan pelan meninggalkan AYAH SAKYA. Dia berjalan ke arah yang berlawanan dari tempat MUDITA.
SAKYA hanya terdiam mendengar AYAH SAKYA. Raut mukanya tampak campur aduk, sedih tetapi juga kesal.
SAKYA tampak membuka mulutnya, hendak berbicara. Tetapi tidak jadi, dia kembali terdiam. Dia lalu berbalik badan dan berlari meninggalkan AYAH SAKYA.
AYAH SAKYA melihat ke arah SAKYA berlari. MUDITA yang melihat itu semua hanya bisa terdiam.
CUT TO:
26 INT. SMA ARIYA SACCA - RUANG KELAS - NOON
Suasana kelas hening, hanya terdengar suara guru yang sedang menerangkan materi pelajaran. Papan tulis di depan kelas sudah dipenuhi oleh materi pelajaran.
SAKYA terlihat melamun, di mejanya terbuka buku cetak dan buku tulisnya. Dia memutar-mutar bolpoin dengan jari-jari tangan kanannya.
SAKYA masih melamun. Dia mengabaikan bisikan CHRISTIAN.
SAKYA mulai terganggu dan akhirnya menoleh ke belakang.
SAKYA menoleh ke arah yang ditunjuk CHRISTIAN. Ternyata GURU BIOLOGI (MALE) sudah berdiri di depan meja SAKYA.
CHRISTIAN menggelengkan kepalanya begitu mendengar jawaban SAKYA. GURU BIOLOGI tersenyum perlahan.
CUT TO:
27 EXT. SMA ARIYA SACCA - KEBUN BELAKANG - NOON
MUDITA memasuki area kebun. Dia menoleh ke kanan-kiri seperti sedang mencari sesuatu. Dia lalu melihat SAKYA yang sedang tertidur di kebun. Ranselnya dijadikan sebagai pengganti bantal.
MUDITA berjalan mendekatinya lalu duduk di sampingnya. Dia menoleh ke SAKYA dan memperhatikan wajah SAKYA. Dia lalu tersenyum. Perlahan dia membelai rambut SAKYA.
CUT TO FLASHBACK:
28 INT. SMA ARIYA SACCA - KORIDOR - NOON
MUDITA berdiri dalam diam.
SAKYA sudah tidak terlihat lagi. AYAH SAKYA masih berdiri memandang ke arah SAKYA berlari tadi. AYAH SAKYA menghela napas, raut mukanya tampak menahan kesal. Dia lalu berjalan meninggalkan koridor tanpa berkata apa-apa.
MUDITA masih berdiri dalam diam, memperhatikan semua yang terjadi antara SAKYA dan AYAH SAKTA di koridor itu.
CUT BACK TO:
29 EXT. SMA ARIYA SACCA - KEBUN BELAKANG - NOON
MUDITA kembali memperhatikan wajah SAKYA. Beberapa saat kemudian, smartphone MUDITA berbunyi. MUDITA mengambil smartphonenya dari saku kemeja seragamnya lalu melihat layarnya. Ternyata ada telepon dari Ayahnya. MUDITA bangkit berdiri lalu berjalan menjauh dari SAKYA sebelum mengangkat telepon tersebut.
SAKYA membuka matanya perlahan.
CUT TO: