49. INT/EXT. MOBIL — SORE
Kita lihat mobil berlambang huruf F (artinya penonton tahu jika Tom dan Ferdi menyewa mobil). Kita lihat Tom menyetir mobil. Lalu kita lihat di belakang mobil, Ferdi dan Alura. Alura sibuk melihat-lihat jendela.
FERDI
Kamu rindu jalan-jalan ya ra?
Kita lihat suasana perjalanan yang menuju daerah lokal.
CUT TO
50. EXT. JALAN DEKAT GEDUNG TUA ALURA — SORE
Mobil yang dikemudikan Ferdi dkk berhenti. Ferdi dkk keluar, Ferdi menenteng Alura.
TOM
Gede banget gedungnya, (ke Ferdi) kalau lo bawa janda yang lo kenalan kenalan, lo bisa to the point deh.
FERDI
(mencubit tom)
Sialan-sialan! Lo aja yang suka-suka!
Ferdi telrihat menggoda Tom. Kita lihat beberapa petugas perkebunan mendekati mereka.
PETUGAS PERKEBUNAN
Ini ada apa?
Ferdi terlihat tak suka.
FERDI
Seharusnya kami yang tanya, kalian ini ada maksud apa? Ini rumah Alura!
Kita lihat seseorang diantara petugas itu memotret diam-diam Ferdi.
CUT TO
51. EXT. HALAMAN RUMAH SAKIT JIWA SUKABUMI — MALAM
Kita lihat Alura diserahkan ke Petugas RS JIWA. Petugas itu menuntun Alura masuk ke dalam.
Ferdi dan Tom duduk di tepi jalan.
TOM
Lo masih memperjuangkan dia, setelah lo liat kondisi dia, dan juga rumahnya?
FERDI
Gue masih penasaran. Gue liat mata dia ... Matanya kayak, menyimpan banyak sekali cerita. Dan gue harus mengetahui cerita itu. Gue harus membuka tabir yang menyelimutinya.
TOM
Lalu gimana ceritanya kamu bisa nunjukkin ke adek kamu, sementara pernikahan 2 minggu setengah lagi!
FERDI
Gue yakin, dalam waktu dekat, Alura bisa sembuh.
CUT TO
52. INT. RUANG KANTOR RIZAL — SIANG
Rizal sedang rapat bersama tim lapangan.
TIM LAPANGAN 1
Kami dapat laporan, ada salah satu warga yang tak jelas asal-usulnya, dia nenghalang-halangi proyek ini.
TIM LAPANGAN 2
Dia ... Mengaku mempunyai beberapa ratus meter tanah di sana.
RIZAL
Saya perlu bukti lain.
Tim lapangan menyerahkan video dan foto dokumentasi. Rizal terkejut melihat foto kakaknya.
CUT TO
53. EXT. HALAMAN RUMAH AMIN — MALAM
Kita lihat Rizal sedang termenung.
RIZAL (V.O.)
Aku gak ngerti sama abang sekarang. Apa yang abang lakukan, apakah itu ada hubungannya dengan aku?
SUARA Ina mengagetkan Rizal.
INA
Kamu lagi bengong kenapa si? Gak boleh calon penganten bengong loh, pamali!
Ina duduk di samping Rizal.
RIZAL
Aku ... Aku benar-benar bingung kak.
INA
Sama?
RIZAL
Bang Ferdi ...
INA
(Kesal)
Kenapa mesti mikirin dia sih. Kamu tuh ya mikirin pernikahan kamu kek. Sebentar lagi loh.
RIZAL
Serius kak. Abang, dia kenapa sampai telribat di proyek kerja aku.
INA
Maksudnya?
RIZAL
Dia menghalangi proyek aku yang ada di cikidang - sukabumi.
INA
Itu sudah jelas sih. Karena tentang pernikahanmu. Dia membuat kacau kerjaan kamu biar kamu gak ngurusin nikahan kamu, dan bisa aja nikahanmu gak jadi karena kerjaan kamu yang kacau itu. (Beat) abang kamu ... Mungkin tidak sanggup mewujudkan omongannya. Sementara mengingkari janji itu ... Sama saja dengan membunuh diri sendiri.
FERDI (O.S.)
Gue akan bawa pasangan gue ke nikahannya rizal!! Biar kalian gak malu!! Bila perlu gue nikah sebelum rizal nikah!!
RIZAL (V.O.)
Apa karena karena janji abang itu?
CUT TO
ESTABLISHING SHOT JAKARTA PAGI
54. EXT. JALAN DEKAT KOSAN — SIANG
Kita lihat Rizal berdiri di depan kosan Tom. Tom dan Ferdi (yang baru pulang dari sukabumi) terheran melihat Rizal. Tom beranjak pergi duluan. Tom menyalami Rizal.
TOM
Gue masuk dulu ya ...
Ferdi mau masuk, tapi tertahan.
RIZAL
Bang! Aku mau ngomong sama abang.
FERDI
Kalau menyoal pernikahan kamu. Gue bilang gak peduli!
RIZAL
Kalau gak peduli kenapa nyegah aku bang?
FERDI
Gue gak ngerti, ada drama apalagi yang kalian buat?
RIZAL
Aku tahu bang, abang mungkin tadi atau kemarin habis dari sukabumi!
FERDI
Hahahahahah. Kamu ngintip?
RIZAL
Gak peduli ngintip. Tapi yang jelas, aku cuman ... Cuman kita buar jelas gitu. Biar kita sama-sama nyaman bang. Aku mau nikah, dan abang terserah juga, abang gak harus nikah atau punya pacar, aku menghargai abang. Aku akan selalu menjaga nama abang sebagai kakakku. Aku akan selalu menghormati abang.
FERDI
Sumpah gue gak tau lo ngomong apa. Tapi yang jelas, gue gak pernah sedikitpun mikirin pernikahan lo. Karena apa? Karena lo pada juga gak pernah mikirin perasaan gue.
RIZAL
Aku gak pernah mikirin perasaan abang? Kemarin aku kemana aja? Aku yang selalu nurutin abang, selalu membela abang didepan ibu dan ayah. Di depan kakak. Abang gak liat itu?
FERDI
Terus sekarang lo minta balasannya dari gue? Adik macem apa lo? Saudara yang bener itu gak perhitungan!!
RIZAL
Perhitungan? Sekarabg abang pikir, apa yang abang lakukan itu apa motifnya minta untuk diperhitungkan? Abang sendiri yang awlanya bilang gak akan ngizinin aku nikah, apa itu gak perhitungan?
FERDI
Kenapa? Gue seharusnya minta balasannya dari kalian semua. Gue wajib minta perhitungannya!!
Rizal mengeluarkan uang. Lalu mengepalkan ditangan Ferdi. Ferdi terkejut.
RIZAL
Ini kan, perhitungannya? Sisanya nanti ditransfer.
Ferdi emosi, lalu menampar wajah Rizal dengan uang.
FERDI
Lo kira lo siapa?
RIZAL
Gue gak ngerti ma lo yang aneh!!
FERDI
Apa lo hah?! Lo mau hina gue aneh, gue stuntman, kerjaan gue hina, silahkan! Lo hina sepuasnya! Gue yang bunuh ibu-bapak! Lo penjarain gue silahkan!!
Ferdi mendorong Rizal. Tom meleraikan mereka.
TOM
Ini apa si kalian? Udah tua malah berantem!
Tom menarik Ferdi masuk ke rumah.
CUT TO
ESTABLISH KOTA JAKARTA PAGI
55. EXT/INT. MOBIL — MALAM
Kita lihat Ferdi sedang menyetir. Lalu di belakangnya tertidur dengan pulsa, Alura.
Ferdi menghentikan mobilnya, lalu ia menggendong Alura keluar dari mobil. Alura masih tertidur pula, ia hanya mengigau.
ALURA
(Mengigau)
Dimana ini? Dimana ini?
CUT TO
56. EXT/INT. RUMAH GEDUNG TUA ALURA — MALAM
Ferdi menggendong Alura, memasuki pagar rumah itu yang bolong, lalu memasuki rumah itu. Menuju :
57. EXT. ATAP GEDUNG TUA ALURA — TENGAH MALAM
Ferdi membaringkan Alura. Ferdi mengeluarkan sekantung berisi lilin-lilin. Lalu ia melelahkan lilin sambil menyalakannya. Ferdi membakar sebuah serbuk.
Alura terbangun mencium sesuatu.
FERDI
Alura ...
Alura terlihat ketakutan. Ferdi mendekati Alura pelan-pelan, sambil membawa lilin. Alura terdiam.
FERDI (CONT'D)
Alura ... Kalau kamu tahu, lilin ini pernah menjadi saksi apa? Saksi kita di tengah kegelapan.
Ferdi melelahkan lilin itu di hadapan Alura.
FERDI (CONT'D)
Kamu ingat tempat ini ra?
Terdiri berdiri, berjalan pelan mengitari tempat.
FERDI (CONT'D)
(Bernyanyi)
Bintang kecil, dilangit yang biru (lanjut ...)
Alura melihat Ferdi mulai berkaca-kaca. SLOW MOTION FERDI MENYANYIKAN BINTANG KECIL.
Ferdi mulai mengelilingi Alura yang terdiam mematung.
FERDI
Aku ... Aku kangen kamu ra ... Aku ingin kamu sadar. Membuka tabir dirimu, kembali kepada diriku. Lupakan! Lupakanlah rasa sakitmu! Karena tidak ada yang lebih sakit daripada dilupakan. Tidak ada yang melupakanmu, karena Aku selalu mengingatmu. Kembalilah ... Kembalilah!!
Ferdi menunduk. Suasana diam seketika. Lalu kita dengan SUARA RINTIHAN ALURA.
ALURA
Tidak ada yang lebih sakit, daripada memendamnya sendiri. (Menangis)
Ferdi terkejut. Ia bengong melihat Alura.
ALURA (CONT'D)
Aku ... Aku kembali. Selama ini aku diselimuti rasa bersalahku. Rasa penolakanku terhadap dunia. Aku tidak percaya siapapun. Aku hanya orang gila. Tidak! Aku berpura-pura gila. Itu semua kulakukan, karena aku ingin melindungi diriku. Tapi ... Sekarang kamu ada! Menjadi pelindung.
Ferdi berjalan pelan, lalu memeluk Alura.
CUT TO