Cuplikan Chapter ini
Langkah kaki Gibran bergema lelah di koridor rumah mewah yang terasa lebih dingin dari biasanya Setelah meletakkan sepatu dengan malas di rak ia melangkah ke ruang kerja ayahnya Pintu itu sudah terbuka seperti sedang menunggu kehadirannya Di dalam Darmawan duduk di balik meja besar penuh dokumen tangannya memutar-mutar pulpen perak dengan tatapan tajamAku sudah antar bekalnya ujar Gibran lebih dulu menutup pintu pelanDarmawan menatapnya sebentar sebelum berkata Bagus Awal yang lu