Cuplikan Chapter ini
Kamu Kamu berani namparBerani Menur memekik sudah terlalu muak Kenapa harus ndak beraniWira belum bisa membalas tantangan itu diam sambil menyentuh pipinya Tidak amat sakit tidak pula memar seperti pipi Menur karena perbedaan tenaga tapi rasa terkejut amat sangat membuatnya kehilangan kata-kataAku udah nurutin Mas bertahun-tahun berusaha hormat ndak mbantah meski sikap Mas suka ndak masuk akal Apa sekarang masih harus begitu Ndak sudi Menur tidak akan diamIa berhak