Cuplikan Chapter ini
Matahari menyengat reruntuhan tapi tak bisa menghangatkan apapun yang tinggalAku masih duduk di antara puing-puing kelas yang roboh Kayu-kayu lapuk menusuk tanah papan tulis retak menatap langit kosongDan aku hanya satu-satunya manusia yang masih hidup di tempat yang sudah matiAku menyentuh batu bata yang dulu jadi dinding tempat Yusuf menggambarDebu masuk ke hidungku ke mataku tapi tak mengganggukarena air mata sudah lebih dulu membanjiri segalanyaKepalaku tertunduk Punggungku