Cuplikan Chapter ini
Kupacu kembali motorku Tapi kali ini bukan untuk pulang Ada satu tempat lagi yang ingin kucoba kantor bupatiBangunan itu berdiri dengan megah tiangnya tinggi lantainya marmerDi depannya air mancur menari-nari seperti mengejek siapa saja yang datang dengan keluh kesahLangkahku gemetar ketika memasuki halaman Bukan karena takut tapi karena sadar aku hanya seorang guru honorer dengan kertas di tangan dan luka di dadaNamun langkahku dihentikan sebelum sempat menyentuh pintu Seorang