Cuplikan Chapter ini
Malam badai turun seperti langit kehilangan kesabaranPetir menyambar tanpa jeda seperti amarah yang ingin mengingatkan dunia bahwa doa-doa tak selalu sampai ke surgaAku termenung di kamar kecil Rumah peninggalan BapakDindingnya banyak retak lantainya dingin dan langit-langitnya berdebu seperti kenangan yang sudah lama tak dibersihkanKupikirkan semua Semua usaha yang sudah kutanam dengan cucuran keringat dan harapanTapi jika tak tumbuh juga harus dengan darahkah baru bisa ku panen