Cuplikan Chapter ini
Malam itu bukan lagi malam Tapi kuburan yang tak menunggu liangAku duduk di tanah basah dikelilingi peluk-peluk duka dan suara pelan isak yang saling menguatkanTapi tak ada yang bisa menguatkanku Karena yang hancur di dalamku tak bisa diperbaiki oleh pelukan doa atau waktuAku menunduk di tengah kerumunan bukan karena sedih saja tapi karena maluMalu menjadi lelaki yang berdiri paling depan saat upacara tapi berlutut saat badai datangMalu disebut guru padahal tak mampu melindu