Cuplikan Chapter ini
pan mulai berwarna cokelat keemasan, beberapa kali kucoba menekan-nekan untuk memastikan tingkat kegaringannya. Empat lembar roti bakar lain yang sudah tuntas dan siap disajikan kususun bertumpuk di atas piring putih tanpa corak, di atasnya kusiram madu, salah satu makanan kesukaan Rasullulah."Ciyeee, rajin!" celetuk Bang Sapta melihatku aktif di dapur."Hemat, Bang! Uang jajan Ratih udah tipis, tambahin makanya!" jawabku agak bercanda, padahal serius.