Cuplikan Chapter ini
tapi tentu saja tidak mungkin. Kegiatanku bersama Kak Arya dan Kak Lubna hari ini bukan sesuatu yang kubicarakan pada orang lain, kecuali Bang Sapta dan Kak Septi. Itu pun hanya untuk meminta izin."Ratih, kan? Ya, Tuhan, bisa ya begini. Jodoh banget, nggak nyangka kita bisa ketemu di sini. Kayak takdir, Ra!" Cerocosnya tanpa ada rem."Hmm," jawabku singkat.Sejujurnya sempat terbesit dalam pikiranku bahwa mungkin saja pertemuan ini memang takdir.&q