Cuplikan Chapter ini
g Yang terbayang hanyalah pisau mengkilat yang diasah tajam-tajam Apakah sebesar parang Angku Muaro Bagaimana kalau nanti pisau tukang sunat itu meleset dan salah potong Dia pejamkan mata dan berdoa khusyukBeberapa menit kemudian dengan muka mengernyit Malik keluar ruang sunat dengan langkah tertatih dan memakai sarung kedodoranTapi sakitnya disunat segera terlupakan begitu dia mendapati rumahnya ramai dan makanan berlimpah Malik senang sekali karena mendapat banyak h