Cuplikan Chapter ini
Satrio duduk sendirian di teras lantai tiga tepat di depan kamarnya Udara malam Jakarta yang dingin terasa menenangkan kontras dengan gejolak di dalam hatinya Di bawah sana gemerlap kota membentangjutaan lampu yang tampak seperti peta menuju kehidupan lain kehidupan yang bebas dari belengguIa tahu terlepas dari segala kemewahan dan fasilitas yang diberikan ia tidak boleh bergantung pada Tuan Rafli Kebaikan yang datang dari Rafli hanyalah rantai emas yang mengikat martabatnya dan ke