Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti
Suka
Favorit
Bagikan
10. ADEGAN 21 : TAHUN 2018

21. EXT.BUKIT PARALAYANG PARANGTRITIS JOGJA — NIGHT - 2018

SUASANA MENJELANG MATAHARI TERBENAM DI BUKIT PARALAYANG PARANGTRITIS JOGJA

Nina dan Raka duduk di Paving sambil melihat sekelilingnya

NINA

(Kecewa)

Ini sudah hari ke tiga kita berada disini Mas, dan kita belum menemukan petunjuk apapun atau seseorang yang mungkin adalah sosok didalam mimpiku

RAKA

(Mendekap erat Nina)

Kita sudah melakukan yang terbaik Sayang

NINA

(Menatap kearah depan)

Iya mas, hanya satu hal yang pasti bahwa tempat di mimpiku itu adalah benar disini

RAKA

Mungkin sekembalinya dari sini, kita bisa datang ke KBRI mencari informasi tentang orang Indonesia yang hilang, walau prosesnya mungkin sedikit lama

NINA

(Mengangguk)

Mungkin ini sudah jalannya bagiku atau resiko yang harus aku bawa saat menerima jantung pemberiannya. Mimpi mimpi itu akan selalu datang dan tidak akan pernah meninggalkanku

Raka mengusap pipi Nina lembut

NINA

Yang terpenting sekarang, aku disini mas, disisimu, menemanimu, mengganggumu ...

Nina tersenyum, diikuti oleh Raka

RAKA

Mimpi burukku telah berlalu dengan melihatmu bisa hidup lebih lama untuk menemaniku dan semoga mimpi-mimpi itu tidak akan membuatku kehilanganmu lagi

NINA

(Bingung)

Lagi?

RAKA

(Mengangguk)

Detik detik terkahir kali dirimu berjuang di meja operasi adalah detik terlama dalam hidupku

Nina segera meraih lengan Raka dan menyandarkan kepalanya di bahu Raka

Nina dan Raka menikmati senja

Tiba tiba Nina bangkit lalu mengenakan hoodienya dan mengulurkan tangannya pada Raka

NINA

Kita sudah selesai mas disini, sebaiknya kita segera kembali ke Hotel dan bersiap siap untuk kembali ke Sydney besok

RAKA

(Terkejut)

Kita tidak menunggu senja usai dulu seperti biasanya, siapa tahu kita mendapatkan petunjuk sesuatu

Raka bangkit berdiri lalu dibersihkan celananya dari debu yang menempel dan dilakukan hal sama pada Nina

NINA

(Tersenyum pahit)

Tidak ada apa apa disini mas, tidak ada jawaban ataupun petunjuk apapun. Kita harus menerima kenyataan bahwa aku akan hidup dengan mimpi mimpi itu seumur hidupku

Raka mencium kening Nina

RAKA

Kita bukan aku

NINA

Life goes on

Nina dan Raka tersenyum

RAKA

Mungkin kita bisa berfoto untuk terkahir kalinya. Lihat pantainya tampak mulai memerah

Raka menunjuk pantai Parangtritis dibawahnya

Hening

Nina tidak menjawab pertanyaan Raka

RAKA

(Menoleh pada Nina)

Sayang ...

Nina terdiam dihadapannya, diam mematung sambil memandang ke arah Dimas yang sedang duduk dengan posisi dibelakang mereka dan agak menjauh dan menyendiri dari keramaian.

Raka ikut menatap Dimas dan terus menatapnya berpikir bahwa dia seperti pernah melihatnya

Nina menoleh kearah Raka, lalu menyerahkan selembar kertas padanya. Untuk sesaat dia masih bingung dengan maksud Nina. Namun begitu dia balik kertas itu, Raka tercekat dan kaget dengan kenyataan didepannya

Berulang kali Raka membandingkan wajah Dimas dengan lukisan Nina dan semakin lama dia bandingkan wajah mereka, keduanya hampir seperti pinang dibelah dua

Nina berjalan menghampiri Dimas

RAKA

(Terkejut dan berteriak)

Nina ...

Raka segera mengejar Nina

Raka dan Nina sudah berdiri di hadapan Dimas

Raka memandangi Dimas lalu beralih memandangi Nina yang tampak terpaku dihadapan Dimas dan mulai menitikkan air matanya

Dimas tersenyum dengan ramah pada Nina dan Raka.

Dimas merasa sedikit aneh dan bingung dengan kehadiran mereka yang tiba tiba muncul dihadapannya. Apalagi melihat Nina yang sedang menangis didepannya tanpa dia tahu alasannya

Dimas berdiri

DIMAS

(Tersenyum ramah)

Ada yang bisa saya bantu?

RAKA

(Tersenyum ramah)

Maaf mas menggangu, kita hanya ingin berbicara sebentar kalau boleh?

Dimas Ragu menatap Nina dan Raka

Nina mengambil kertas dari tangan Raka dan menyerahkan pada Dimas

Dimas semakin tidak mengerti dengan mereka, Dimas bingung melihat tingkah Nina

Nina Menarik paksa tangan Dimas

NINA

Lihatlah

RAKA

(Terkejut)

Sayang ...

DIMAS

(Tersenyum pada Raka)

Tidak apa-apa mas

Dimas mengambil kertas dari tangan Nina

Dimas melihat gambar yang mirip dirinya dan tampak bingung

NINA

(Mendekati Dimas)

Menurutmu apakah wajah itu mirip denganmu?

DIMAS

(Bingung menatap Nina dan Raka)

Maafkan aku, tapi aku tidak tahu apa maksudnya ini semua

RAKA

Sebenarnya kamipun juga bingung dengan ini semua, nanti akan kita jelaskan. Oh iya Perkenalkan saya Raka mas dan ini Nina.

DIMAS

Dimas

Raka menjabat tangan Dimas

Nina menjabat tangan Dimas

Nina menangis tiba-tiba lalu memeluk Raka

Raka mengusap punggung Nina agar dirinya tenang dan berhenti menangis

Setelah sedikit lebih tenang, Raka dibantu Dimas membimbing Nina untuk duduk dan menyodorkan air kepada Nina

Dimas, Nina dan Raka duduk di paving dengan Nina ditengah-tengah mereka

Raka mengambil saputangannya dan dengan lembut mengusap air mata Nina

NINA

Maafkan kami telah membuatmu bingung. Mas pasti berpikir kami orang aneh

Dimas tersenyum

NINA

Entah kenapa aku tidak bisa berhenti menitikan air mata saat menatap mas dan rasanya hati ini sedih dan sperti ingin berteriak

DIMAS

Tidak apa-apa, dulu aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini bahkan ada yang lebih aneh dari ini

Nina dan Raka saling menatap bingung

DIMAS

Kalian dari mana?

RAKA

Kami datang tiga hari lalu dari Australia

DIMAS

Liburan?

Nina dan raka saling menatap kembali

NINA

Kami datang ke Jogja untuk mencarimu mas

DIMAS

(Terkejut dan bingung lalu terkekeh)

Maksudnya, kalian datang jauh jauh dari dari Asutralia hanya untuk mencariku disini

Dimas tersenyum dan hanya memandang Raka dan Nina dengan wajah keheranan

DIMAS

Entah aku harus bagaimana menyikapinya, tersanjung atau makin membuatku tambah bingung

NINA

Kami hampir saja menyerah mencarimu. Tiga hari ini kami selalu datang kesini setiap senja hari, hanya untuk menemukanmu

Nina mengambil kertas ditasnya dan menyerahkan pada Dimas

Dimas menatap kedua lukisan yang berada ditangannya. Lukisan wajah seseorang yang mirip dengannya dan lukisan perbukitan yang dirasanya hampir mirip dengan tempat saat ini mereka berada.

Dimas kemudian menatap Raka dan Nina

DIMAS

Apa maksudnya ini?
Apa hubungannya denganku?

NINA

Itulah yang sedang kami cari saat ini Mas, sebuah jawaban
Maaf kalau kami membuatmu takut atau panik
Kami hanya menginginkan sebuah jawaban dan penyelesaian

Dimas menatap lukisan ditangannya

Nina menatap Dimas lama dengan wajah sendu

NINA

Kamipun juga tidak mengetahui maksud ini semua. Aku mengalami mimpi mimpi yang selalu sama, tentang sosok yang ada di gambar itu dan tentang tempat ini, hanya dua ini petunjuk kami untuk mencari jawabannya

Dimas menyerahkan gambar itu pada Raka

DIMAS

Maaf tapi aku ... aku tidak mengerti
Mungkinkah kalian pernah melihat diriku di chanel youtube atau instagramku. Aku dulu seorang influencer

RAKA

(Menggeleng)

Maaf, tapi kami belum pernah melihat dirimu di social media manapun dan kamipun belum pernah berkunjung ke tempat ini

NINA

(Kecewa dan bangkit berdiri)

Sudahlah mungkin ini hanya sebuah kekonyolan, maafkan kami Dimas telah membuatmu bingung

Raka bangkit berdiri

Nina menarik lengan hoodienya hingga ke siku karena merasa sedikit kegerahan

Tiba-tiba Dimas memegang erat tangan Nina dan memandangi sebuah gelang yang melingkar di pergelangan tangannya

Nina tampak terkejut dengan sikap Dimas, namun tetap membiarkan Dimas memegang dan memandangi gelang yang melingkar di pergelangan tangannya

Dimas berdiri dan memandang Nina dengan wajah terkejut

DIMAS

Darimana gelang ini kamu dapatkan?

Nina terkejut mendengar pertanyaan dan tatapan Dimas

DIMAS

(Menatap gelang)

Ini gelang milik Anisa

NINA

Anisa?

Nina melepaskan gelang dari pergelangan tangannya setelah Dimas melepaskan genggamannya

Dimas menerima gelang yang diserahkan Nina

Dimas menatap dan memegang dengan teliti gelangnya

DIMAS

Aku memberikan gelang ini pada Anisa waktu perjalanan kami ke Wae Rebo Flores

RAKA

Ini bisa gelang milik siapa saja, banyak ...

DIMAS

(Memotong Raka)

Hanya ada satu gelang seperti ini, aku yang membuatnya sendiri khusus buat Anisa

(Menitikkan air mata)

Dari setiap tempat yang kami kunjungi untuk keperluan konten kami, aku mengambil satu batu yang terbaik disana, aku kumpulkan dan aku rangkai sendiri untuk di jadikan gelang untuknya

Nina menitikkan air mata

Dimas mengalihkan pandangannya ke arah Nina

DIMAS

Dimana Anisa?
Aku mencarinya disetiap tempat yang pernah kami kunjungi, disetiap tempat yang kami bermimpi akan mengunjunginya.
Aku menunggunya kembali.
Aku telah begitu lama menanti kedatangannya.
Dia sudah berjanji padaku dia akan kembali

Kepalanya tertunduk menatap gelang ditangannya dan menitikkan air mata

DIMAS

Tolong katakan padaku kalau dia baik baik saja

Nina dan Raka yang masih diam membisu menatap Dimas

Nina dan Raka masih menitikan air mata

DIMAS

Katakan pada kekasihku Anisa, kalau setiap minggu aku berkunjung ketempat ini hanya untuk menunggu kedatangannya seperti janjinya. Berharap dia akan muncul dihadapanku seperti janjinya dulu saat perpisahan terakhir kita di Bali
Aku sangat mencintainya. Aku sangat merindukannya
Dia kekasih sekaligus sahabat terbaikku
Aku telah sekali melukainya dan jika aku bertemu dengannya, aku hanya ingin bilang padanya kalau rasa bersalah itu aku bawa sampai detik ini dan telah menjadi luka bagi aku sendiri

Nina tiba-tiba memeluk Dimas

Dimas dan Raka terkejut

NINA

Tolong ceritakan kepada kami tentang Anisa

Nina melepaskan pelukannya

NINA

(Menatap Dimas)

Aku mohon
Raka memegang tangan Nina

RAKA

Kami mohon

Dimas terdiam ragu menatap Nina dan Raka

NINA

Tolong ceritakan kepada kami tentang Anisa dan nanti akan kami ceritakan dimana Anisa sekarang

Dimas masih menatap Ragu

DIMAS

(Sedikit Ragu)

Anisa ...
Sahabat dan keksasih terbaikku ...

Hanya terdengar lagu sendu

Dengan sedikit ragu, Dimas mulai menceritakan kepada Nina dan Raka tentang masa lalunya dengan Anisa, dari awal perjuangan mereka di Jakarta hingga perpisahannya dengan Anisa di bandara Ngurah Rai dua tahun lalu.

Ada sedikit tawa dan senyuman di wajah Dimas saat dirinya menceritakan setiap detik kebahagian di masa lalunya dengan Anisa. Namun wajahnya akan tergambar kepedihan saat dirinya membuat luka dan kecewa di hati Anisa.

RAKA DAN NINA MENANGIS MENDENGAR CERITA DIMAS

Dimas memandang Nina lalu berganti ke arah Raka

DIMAS

Sekarang katakan padaku dimana Anisa berada?

Nina menyeka airmatanya

Nina memandang Dimas lalu mengalihkan pandangan kepada Raka

Raka mengangguk pada Nina

Nina mendekat kearah Dimas yang bingung namun tetap diam.

Setelah saling berhadapan, Nina memandang ke arah tangan kanan Dimas, memegangnya dengan erat lalu dengan terisak, dibimbingnya tangan Dimas kearah dadanya, dan membiarkan tangan itu merasakan detak jantungnya. Mereka saling bertatapan.

Dimas tampak kebingungan walaupun dirinya tetap menuruti kemauan Nina.

DIMAS

(Memandang Raka dan Nina bergantian)

Apa maksud semua ini?

Kedua tangan Nina menekan lembut tangan Dimas kedadanya, air matanya tak berhenti jatuh kepipinya, sambil masih menatap kearah wajah Dimas

NINA

Detak jantung ini adalah detak jantung Anisa. Yang kamu rasakan berdetak ditelapak tanganmu saat ini adalah detak jantung milik Anisa

Dengan tiba-tiba, Dimas menarik tangannya dari dada Nina lalu berjalan menjauhinya. Dipandanginya mereka berdua dengan tatapan aneh

DIMAS

(Nada tinggi)

Apa maksud kalian? Kalian sudah gila?

Raka melangkah mendekat ke arah Nina, digenggamnya tangan Nina. Mereka berdua hanya terdiam, menyaksikan Dimas yang sedang meluapkan emosinya yang gagal mencerna maksud Nina

Dimas kesal, lalu berjalan mengambil tasnya dan bermaksud pergi meninggalkan mereka berdua

NINA

(Terisak menatap Dimas dan menarik lengannya)

Anisa sudah meninggal Satu tahun lalu di Australia karena sebuah kecelakaan
Dia menyerahkan gelang itu kepadaku sesaat sebelum dia tak sadarkan diri dan koma
Aku penerima donor jantungnya

Dimas berpaling kearah Nina yang masih memegang erat lengannya. Tiba-tiba Dimas kehilangan keseimbangan dan jatuh tersungkur di tanah. Dimas mulai menangis.

DIMAS

Kalian berbohong kan, katakan padaku kalau kalian berbohong

Raka menghampiri Dimas, mencoba meraih lengannya namun ditepis oleh Dimas.

Nina berjongkok dihadapan Dimas

NINA

Kamu sendiri yang bilang kepada kami, kalau gelang itu adalah gelang milik Anisa, yang hanya ada satu didunia ini, karena kamu yang merangkainya sendiri untuknya

DIMAS

(Berteriak sambil terisak)

Kamu berbohong, Anisa sudah berjanji padaku akan kembali
Kamu bohong
Katakan padaku kalau kamu berbohong dan Anisa masih hidup dan akan datang kesini

Dengan sabar, Raka membimbing Dimas untuk berdiri lalu duduk dan diikuti Nina

Raka dan Nina menenangkan Dimas yang tampak breakdown

NINA

Kalau hati kamu sudah siap, aku akan meceritakan apa yang menimpa Anisa dua tahun lalu

RAKA

Maafkan kami, bukan maksud kami membuatmu bersedih dan berduka seperti ini, tapi kami harus mencari kebenaran tentang siapa yang mengantui Nina dalam mimpinya selama beberapa bulan ini

Dimas memandang Raka dalam diam

NINA

Panjang ceritanya, Bagaimana dan kenapa kita bisa sampai disini. Dan semuanya ini berawal dari Anisa

Mereka terdiam dalam hening, tidak menghiraukan hiruk pikuk orang orang di sekitar mereka yang mulai pulang

Dimas memandang lama gelang milik Anisa yang sedang dia putar putar ditangannya lalu menitikkan air mata kembali

Dimas memandang Nina dan mengangguk padanya

SUARA LAGU SENDU

Nina menggenggam lembut tangan Dimas, dari mulutnya perlahan meluncur cerita tentang kejadian kecelakaan hari itu yang menimpa Anisa hingga bagaimana Anisa meninggal dan tidak dapat dikenali sampai saat ini.

Rakapun menceritakan saat beberapa bagian tubuh Anisa didonorkan termasuk jantungnya untuk menyelamatkan nyawa Nina

Tiba tiba Dimas berlari menuju arah semak-semak karena merasa mual dan akhirnya muntah disana

Raka segera menghampirinya dan memberinya tisu, lalu dengan sabar dia usap punggung Dimas sampai dia selesai

Dimas bangkit berdiri, dikuti Raka dan Nina

DIMAS

(Tiba-tiba berteriak kearah lautan luas)

Anisa ...

Nina dan Raka serta beberapa pengunjung terkejut

DIMAS

Itu bukan Anisa, itu bisa siapa saja. Kalian tidak mengenalinya

NINA

(Menggenggam tangan Dimas)

Tapi karena Anisa kita bisa sampai disini, karena Anisalah pertemuan ini bisa terjadi
Tidak lama setelah aku menerima jantung Anisa, aku mulai bermimpi tentangmu dan tentang tempat ini walau itu samar samar
Mimpi mimpi itu tak pernah berhenti, semakin hari semakin jelas wajah sesosok yang selalu muncul dimimpiku

(Menunjukkan lukisan wajah Dimas pada Dimas)

Wajahmu
Perasaanku selalu merasa sedih dan pedih bahkan sampai menangis setelah bermimpi tentangmu, padahal aku tak mengenalmu

Dimas menatap sendu Nina

DIMAS

(Lirih)

Anisa telah berjanji padaku akan kembali

Dimas berjalan kearah ujung tebing dan terisak disana

Nina mendekati Dimas

NINA

Anisa sudah kembali Dimas, dia telah memenuhi janjinya padamu, rasakanlah detak jantungnya

Dimas menangis dan tangisnyapun semakin menjadi jadi ketika Nina mengarahkan tangannya ke dadanya dan akhirnya dia bisa merasakan detak jantung Nina

Raka pun ikut menangis melihat kejadian didepannya. Kemudian dikeluarkannya sebuah kotak kayu dari tasnya dan menghampiri Nina dan Dimas

RAKA

Ini abu jenasah Anisa. Maaf, waktu itu aku harus mengambil keputusan mengkremasinya agar suatu hari bisa aku serahkan pada keluarganya

Wajah Dimas tampak terkejut dan bingung menatap kotak kayu lalu beralih ke Nina dan Raka

Dimas Shock melihat kotak kayu berisi abu jenasah Anisa

Segera Dimas pergi meninggalkan Nina dan Raka

Raka mencegah Nina yang hendak mengejarnya

RAKA

Beri dia waktu sayang. Kesedihan ini terlalu banyak baginya untuk dia tanggung hari ini

Raka memeluk Nina yang menangis dan menenangkannya sambil memegang kotak itu.


CUT TO


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar