15. INT. RUMAH ANISA — DAY - TAHUN 2016
Anisa berdiri didepan pintu masuk rumahnya
Anisa melihat sekeliling rumahnya yang sudah dia tinggalkan selama sepuluh tahun tampak jauh lebih bagus
Tiba-tiba pintu terbuka
IBU RINI
(Terkejut)
Nisa ...
ANISA
(Terisak)
Ibu ...
Anisa meraih tangan ibunya dan menciumnya lalu memeluk ibunya
Anisa dan Ibu Rini melepas rindu dengan saling memeluk lalu mengusap air mata
IBU RINI
Kamu kemana saja Nisa? Tidak pernah kirim kabar ke Ibu
ANISA
Maafkan Nisa bu tidak pernah kirim kabar ke ibu
Anisa mengikuti Ibunya yang menarik dirinya untuk masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi tamu
ANISA
Ibu sehatkan?
IBU RINI
(Tersenyum)
Ibu sehat Nis, kamu sendiri?
ANISA
(Menggenggam tangan Ibu Rini)
Nisa sehat bu
IBU RINI
Alhamdulilah kalau kamu sehat dan baik-baik saja
(Melihat kearah luar)
Kamu datang sediri? Mana Dimas?
Anisa terkejut
Ibu Rini tersenyum dan membelai rambut Anisa lalu menggenggam tangan Anisa
IBU RINI
Mungkin ibu bukan seorang panutan yang baik mengingat masa lalu ibu, tapi kepergianmu yang tanpa pamit dan hanya meninggalkan selembar surat tentu tetap membuat ibu sedih dan khawatir dengan keadaanmu
ANISA
(Terisak)
Maafkan Nisa bu
Ibu Rini tersenyum dan mengusap air mata Anisa
IBU RINI
Tapi kedatangan keluarga Dimas beberapa bulan setelah kepergianmu sedikit membuat ibu tenang dan lega
ANISA
(Terkejut)
Mereka tidak menyakiti ibu kan?
IBU RINI
(Tersenyum dan Menggeleng)
Mereka hanya ingin agar ibu memintamu untuk meninggalkan Dimas dan pulang. Mereka tidak akan berani macam-macam dengan ibu karena takut dengan omongan orang-orang kalau tahu Dimas lebih memilih bersamamu daripada keluarganya sendiri
ANISA
Nisapun telah meminta mas Dimas untuk pulang dan kembali pada keluarganya, tapi dia keras kepala dan lebih memilih hidup susah dengan Nisa bu.
IBU RINI
Mereka menyakitimu waktu itu?
ANISA
(Menggeleng)
Mas Dimas selalu menjagaku, sampai-sampai dia berkelahi dengan Ramdan, kakaknya demi membela Nisa bu
IBU RINI
Dia lebih memilih berjuang bersama orang yang dicintai dan disayanginya, meski dia tahu hidupnya tak akan sama lagi dan tak akan mudah karena keluarganya sudah memutuskan hubungan dengannya.
Anisa Tersipu
IBU RINI
Semejak awal ibu sudah yakin, Dimas orang yang tepat untukmu , yang akan menjagamu. Meskipun hidup dalam gelimangan harta dan kehormatan orang tuanya, dia tetap mau berhubungan dengan kita
(Heran)
Lalu kenapa dia tidak ikut bersamamu Nis? Kalian baik-baik saja kan?
Anisa mengangguk lalu mengeluarkan Handphonenya
Anisa menunjukkan pada Ibu Rini video youtube Dimas
ANISA
Mas Dimas sekarang sedang di Filipina dengan rekan-rekannya bu, untuk keperluan pekerjaan. Anisa ingin beristirahat sebentar
IBU RINI
Syukurlah kalau kalian baik-baik saja, ibu juga senang kalian sudah sukses sekarang
ANISA
Ibu masih bekerja di warung makan Mang Ujang?
IBU RINI
Sudah lama warung makan ditutup Nis, ibu sekarang membantu mas Ahmad di kebun sayur miliknya
ANISA
Mas Ahmad?
IBU RINI
(Tersenyum)
Suami Ibu Nis, Ibu menikah lagi
ANISA
(Terkejut dan tersenyum bahagia)
Ibu ...
IBU RINI
Ibu tidak tahan dengan sifat mas Rudi yang terkadang kasar dengan Ibu, puncak semuanya saat mas Rudi ingin Ibu bekerja lagi di tempat karaoke
Jujur pada ibu Nis, apa mas Rudi pernah berbuat kasar padamu?
ANISA
(Ragu sejenak lalu tersenyum)
Hanya kata kata kasar bu yang kadang Nisa terima darinya
IBU RINI
Maafkan Ibu ya Nis, membuat masa kecilmu ........
ANISA
Ibu ...
Yang penting ibu sudah bahagia sekarang, begitu juga Nisa
Anisa mendekapnya pundak ibunya, lalu mereka berdua tersenyum
CUT TO
16. INT. GERBONG KERETA API — NIGHT - 2016
Anisa melangkah menyusuri gerbong kereta, Setelah menemukan tempat duduknya, segera di letakkan ransel nya ke kabin atas dan kemudian duduk mendekat kearah jendela
Anisa menyalakan kamera besarnya
Anisa tersenyum melihat potret dirinya bersama ibunya, ayah tirinya dan Nando adik tirinya yang sempat dia abadikan sebelum berpisah dengan mereka.
Anisa menyandarkan kepalanya sambil menatap foto Dimas di kameranya
Anisa mematikan kameranya dan menaruh di pangkuannya
Anisa menyalakan handphonenya lalu menghidupkan mode pesawat
Badan Anisa ikut bergerak saat tiba tiba kereta mulai berjalan perlahan meninggalkan stasiun Bandung
Anisa tersenyum sebelum memejamkan matanya
CUT TO