Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CUT TO:
128.INT. RUMAH SAKIT. RUANG PERAWATAN – MENJELANG SORE
Suasana terasa menyenangkan. Ibu Aisyah menggendong bayi Anna. Yang lainnya mengerumuni Ibu Aisyah. Sementara Anna terbaring lemah di ranjang dan Furqon berada di sisinya.
HANNA
Mbak, bayi Mbak Anna cantik sekali. Mirip Mbak Anna dan Mas Furqon!
PAK RAHMAD
Kamu itu aneh, Nduk! Lawong ini anak mereka, ya sudah pasti mirip mereka!
Semua tersenyum mendengar perdebatan Pak Rahmad dan Hanna. Lainnya sibuk dengan bayi Anna, sementara Anna dan Furqon berbincang sendiri. Anna menatap Furqon lemah.
ANNA
(tersenyum)
Khullah, terima kasih ya, sudah setia menemani Anna.
FURQON
(menggenggam tangan Anna)
Harusnya saya yang berterima kasih. Karena Humaira sudah memberikan saya bidadari yang cantik, secantik Humaira.
ANNA
Khullah, Anna amanahkan anak kita kepada Khullah. Didiklah ia menjadi wanita sholeha. Anna yakin Khullah mampu.
FURQON
Jangan berkata seperti itu! Kita akan sama-sama mendidik dan membesarkan buah cinta kita.
ANNA
(menggeleng)
Ndak, Khullah. Anna merasa sudah waktunya untuk pulang kepada pemberi kehidupan. (beat) Khullah harus bisa menjadi Abi yang sempurna. Bila perlu, carilah wanita sholeha yang mampu menjadi sosok ibu untuk anak kita!
(menangis)
Furqon menatap dalam wajah Anna. Tiba-tiba saja napas Anna menjadi tersengal. Furqon cemas dan panic. Juga dengan anggota keluarga yang lain. Fauzan segera berlari keluar guna memanggil dokter. Dokter pun masuk bersama perawat. Dokter memeriksa Anna.
EXTRAS PERAWAT
(menatap keluarga Anna)
Maaf, Bapak, Ibu semuanya, mohon keluar dulu, silahkan tunggu di luar, biarkan dokter bekerja dengan tenang.
Ibu Aisyah meletakkan bayi Anna di box. Lalu keluar bersama anggota keluarga yang lainnya. Sementara Furqon tetap berada di sisi Anna. Dokter memeriksa Anna. Anna kembali dapat bernapas dengan normal dalam kondisi lemah.
EXTRAS DOKTER
(menghela napas)
Maaf, ada yang ingin saya bicarakan dengan Tuan!
Dokter menyingkir sedikit menjauh dari Anna. Furqon mengikutinya.
FURQON
Ada apa, Dok?
EXTRAS DOKTER
Dengan terpaksa saya harus mengatakan, jika Ibu Anna mengalami emboli air ketuban. Dan ini memang sama sekali tidak terdeteksi. Lebih parahnya lagi, emboli yang dialami oleh Ibu Anna terdapat di saluran darah menuju paru-paru, maka dari itu terjadi gangguan pernapasan pada Ibu Anna.
FURQON
Lalu, tindakan apa yang akan diambil selanjutnya, Dok?
EXTRAS DOKTER
(sedih)
Kita doakan Ibu Anna. Karena kasus seperti ini sangat langka. Dan perlu Tuan ketahui, resiko terbesarnya adalah kematian.
Furqon syok. Tubuhnya mendadak menjadi lemas. Furqon menatap dalam ke arah Anna. Furqon melangkah mendekati Anna. Anna tersenyum lemah kepada Furqon. Dokter terdiam di tempat memerhatikan Furqon dan Anna.
ANNA
Khullah, Anna pengin mencium bayi kita.
Furqon mengangguk pelan, menatap perawat sebagai isyarat. Perawat mengambil bayi Anna dan meletakkannya di samping Anna. Anna tersenyum sambil menangis.
ANNA(CONT’D)
(menyentuh pipi bayi)
Bidadarinya Umi, yang sholeha ya, Nak. Dengan kelahiranmu Umi merasa sempurna.
Napas Anna perlahan mulai tersengal lagi. Furqon terus menatap Anna, sambil menghapus air mata di pipi Anna. Lalu menggenggam tangan Anna.
ANNA(CONT’D)
(meraih pipi Furqon)
Khullah, tolong berikan nama yang indah untuk anak kita. Dan Anna minta, Khullah jangan pernah bersedih atas kepergian Anna. Tetap tersenyum, dan melanjutkan dakwah. (lirih)
Furqon mengangguk, dan mengeratkan genggaman tangannya. Napas Anna semakin pendek.
ANNA(CONT’D)
Asy-hadu allaa ilaaha illallaahu wa asy-hadu anna muhammadar rosuulullah.
Anna menutup mata dengan tenang. Wajahnya memancarkan senyuman indah.
FURQON
(mengusap wajah Anna)
Innalilahi Wa innailaihi roji'un.
Furqon menatap jenazah Anna. Lalu membopong bayinya. Dokter dan perawat mengurus jenazah Anna.
CUT TO:
129.INT. RUMAH SAKIT. DEPAN RUANG RAWAT – SORE
Pak Rahmad, Ibu Aisyah, Fauzan, Amira, Hanna, sedang mencemaskan Anna. Furqon keluar dari ruang rawat sambil membopong bayinya, melangkah dengan pelan. Memasang wajah sedih. Semua menatap Furqon. Furqon menggeleng lemah. Semua berlari masuk ke dalam ruang rawat. Furqon menghela napas, menatap wajah bayi mungilnya.
FADE IN:
130.EXT. PEMAKAMAN – SIANG
Ibu Aisyah, Amira, Hanna, semua menangis. Seluruh pelayat satu per satu meninggalkan tempat pemakaman. Tinggal Furqon sendirian, berdiri menatap pusara Anna.
FLASHBACK TO:
117.INT. RUMAH FURQON. KAMAR – MALAM
Anna mendongak, membenarkan posisi duduknya, menatap Furqon sambil tersenyum.
ANNA
Anna hanya ingin mencium wangi tangan ini, serta mendoakan agar kelak dengan tangan ini akan mampu membesarkan serta membimbing buah hati kita menjadi muslim yang insyaallah selalu taat dengan perintah Allah dan RasulNya. (beat) Anna ingin Khullah bisa menjadi Abi yang sabar dalam mendidik anak kita. Seperti Khullah yang selalu sabar membimbing Anna untuk menjadi istri yang sholeha.
Furqon membalas senyum Anna.
ANNA(CONT’D)
Andai kelak Anna terlahir kembali di kehidupan selanjutnya, Anna juga ingin kembali menjadi istri yang beruntung seperti saat ini.
FLASHBACK TO:
119.EXT. PANTAI – SIANG
(adegan tanpa suara)
Furqon dan Anna berboncengan naik sepeda unta sewaan yang sudah dihias oleh pemiliknya. Anna melingkarkan tangan di perut Furqon. Mereka berkeliling pantai dengan gembira. Furqon terus mengayuh pedalnya. Anna memejamkan mata, menyandarkan kepala di punggung Furqon. Setelah Anna membuka mata, Anna melihat ada ayunan. Anna meminta Furqon berhenti. Anna duduk di ayunan, Furqon mengambil gambarnya dengan kamera ponsel. Lalu, Anna meminta orang lain mengambil gambar mereka berdua. Anna duduk di ayunan, Furqon berdiri di belakangnya.
FLASHBACK TO:
120.EXT. PANTAI. GAZEBO – MENJELANG SORE
ANNA
Anna pengin sekali menyuapi Khullah!
FURQON
Kan sudah sering.
Furqon menerima suapan Anna.
ANNA
Anna rasa, setelah melahirkan Anna Ndak akan pernah bisa seperti ini lagi.
CUT BACK TO:
131.EXT. PEMAKAMAN - SIANG
Furqon berdiri terpaku sambil menatap pusara Anna. Senyum ketegaran mengembang di wajahnya.
FURQON(V.O)
Sekarang saya paham semua yang Humaira katakan. Humaira seperti memberikan sebuah isyarat pertanda kepulangan.
Sesaat Furqon menghela napas sambil memejamkan mata, kemudian menatap bekas luka gigitan Anna di tangannya, lalu beralih ke pusara Anna.
FURQON(CONT’D/V.O)
Saya janji, saya akan menjaga amanah yang Humaira berikan. Saya akan memberikan nama yang indah untuk anak kita, Anna Khairunisa. (beat) SEMOGA ENGKAU MENJADI WANITA PENGHUNI SURGA, HUMAIRAKU.
TAMAT