Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Wanita Surga script
Suka
Favorit
Bagikan
9. SCENE 104 - 114

CUT TO:

104.INT. RUMAH SAKIT. DEPAN RUANG OPERASI – SIANG

Semua keluarga duduk sambil terus berdzikir. Anna datang bersama Hanna. Anna menghampiri Ibu Aisyah dan Amira.

ANNA

(cemas)

Apa yang terjadi dengan suami Anna, Bue?

Ibu Aisyah bangkit, memeluk Anna, mengelus punggung Anna.

IBU AISYAH

Kamu yang tenang ya, Nduk.

Laila menghampiri Anna, memegang satu bahu Anna.

LAILA

Kiyai Furqon baik-baik saja, Ustadzah.

Anna melepas pelukan Ibu Aisyah, menatap Laila.

LAILA(CONT’D)

(tersenyum)

Semua ini berkat kemustajaban doa seorang istri yang sholeha.

Pintu ruang operasi terbuka lebar. Semua mata tertuju ke sana. Team medis membawa Furqon keluar dari ruang operasi. Seluruh keluarga mengikuti dari belakang.

CUT TO:

105.INT. RUMAH SAKIT. DEPAN RUANG ICU – SORE

Team medis membawa Furqon masuk ruang ICU. Dokter Firman berdiri di pintu bersama Anna dan keluarganya.

ANNA

(cemas)

Apa saya bisa menemui suami saya, Dok?

DOKTER FIRMAN

Tentu saja! Tapi untuk sementara waktu pasien masih belum siuman. Jika ada anggota keluarga lain yang ingin menjenguk, bisa secara bergantian. Agar tidak mengganggu ketenangan pasien. 

Dokter Firman pergi. Anna terdiam, menunduk sambil mengelus perutnya yang buncit sambil tersenyum karena merasakan bayinya bergerak.

CUT TO:

106.INT. RUMAH SAKIT. RUANG ICU – MALAM

Anna masuk, menutup pintu. Terdengar berbagai bunyi dari alat-alat medis. Ada beberapa pasien yang masih koma, juga dua orang perawat jaga. Dua perawat tersenyum sambil mengangguk ketika melihat Anna datang. Anna membalas anggukan mereka. Anna menuju ke Furqon. Furqon belum sadar. Di badannya masih menempel alat-alat medis, sementara kepalanya terbungkus kain perban. Anna berdiri di sisi Furqon. Anna mencium punggung tangan Furqon sambil menangis.

ANNA

Anna yakin, Khullah mampu melewati masa kritis ini.(lirih)

FADE IN:

107.INT. RUMAH SAKIT. DEPAN RUANG ICU – SIANG

Anna, Fauzan, dan Ibu Aisyah duduk bersama. Beberapa orang perawat dan keluarga pasien lain hilir mudik. Dokter Firman setengah berlari masuk ke dalam ruang ICU. Ke tiganya bangkit dan merasa heran ditambah cemas. 

ANNA

Kira-kira ada apa ya, Mas? Kenapa Dokter Firman terburu-buru sekali?

FAUZAN

Kita tunggu saja, An. Pasti kalo ada apa-apa sama Furqon, Dokter akan kasih tau kita!

Seorang perawat keluar dari ruang ICU, mengahmpiri mereka.

EXTRAS PERAWAT

Maaf, dengan Ibu Anna?

ANNA

Iya, Sus.

EXTRAS PERAWAT

(tersenyum)

Alhamdulillah suami Ibu sudah siuman, dan sekarang Dokter Firman meminta Ibu untuk masuk ke dalam!

Anna tersenyum di balik cadar. Melakukan sujud syukur dengan mata berkaca-kaca penuh bahagia. Lalu berdiri dan memeluk Ibu Aisyah. Ibu Aisyah dan Fauzan juga tersenyum bahagia.

CUT TO:

108.INT. RUMAH SAKIT. RUANG ICU – SIANG

Anna masuk. Ada beberapa pasien koma. Dokter Firman sedang memeriksa Furqon, sementara satu orang perawat bertugas mencatat hasil pemeriksaan. Furqon sudah siuman. Anna mendekat ke Furqon. Anna berdiri di sisi Furqon berseberangan dengan Dokter Firman. Tatapan Furqon bertemu dengan tatapan Anna.

DOKTER FIRMAN

(tersenyum, beralih ke Anna)

Nah, Tuan Furqon, ini istrinya sudah datang!

Perawat meninggalkan Dokter Firman dan Furqon. Furqon masih menatap Anna dengan lemah. Furqon lupa ingatan. Suaranya sudah terdengar, tapi lemah.

FURQON

Nama Adinda siapa? (lirih)

Anna terkejut, beralih menatap Dokter Firman. Dokter Firman memahami Anna.

DOKTER FIRMAN

Ibu tenang saja. Ini sudah biasa terjadi pada setiap orang yang menjalani operasi tumor di kepala. Namanya gangguan ingatan jangka pendek. Biasanya pasien akan mengalami hal yang sama dengan penderita Alzheimer. Dan ini hanya sementara, perlahan ingatannya akan kembali pulih seperti sedia kala. Yang penting, Ibu Anna senantiasa mendukung dan membantu beliau untuk kembali mengingat.

Anna dan Furqon saling menatap.

ANNA

Pasti, Dok. Saya akan selalu bersama beliau, dan membantu beliau mengingat kembali. (beat)

(beralih ke Dokter Firman)

O ya, saya juga ingin mengucapkan banyak terima kasih ke Dokter karena selama ini sudah merawat suami saya dengan baik.

DOKTER FIRMAN

Saya hanya seorang dokter. Saya rasa harusnya saya yang berterima kasih kepada Ibu Anna. Karena berkat doa seorang istri yang sholeha, operasi yang saya lakukan kepada Tuan Furqon bisa berhasil. Allah benar-benar menunjukkan mu'jizatnya yang nyata di hadapan kami semua sebagai team medis. (beat)

(tersenyum)

Kalo begitu, saya permisi dulu ya, Bu. 

Anna mengangguk, Dokter Firman meninggalkan ruangan.

Anna menghela napas, menatap Furqon dalam.

ANNA

(menyentuh dada sendiri)

Khullah, ini saya Anna. Anna Khairunisa, istri Khullah!

Furqon mencoba mengingat. Anna memerhatikan Furqon.

FURQON

(sedikit ingat)

Anna Khairunisa, gadis cerdas santrinya Abah.(lirih)

Anna terharu, matanya berkaca-kaca sambil tersenyum di balik cadarnya.

ANNA

(mengangguk)

Iya. Anna santrinya Abah.

FURQON

(setengah belum yakin)

Anna istri saya?

Anna mengngguk semangat, menggegam tangan Furqon.

ANNA

Iya, Anna istri Khullah!

FURQON

(bingung)

Khullah? Siapa Khullah?

ANNA

Anna biasa memanggil suami Anna dengan sebutan Khullah. Dan Khullah selalu memanggil Anna, Humaira.

FURQON

(mengingat)

Humaira? (beat) Saya ingat Humaira!

Anna semakin terharu,sedikit membungkuk lalu menempelkan tangan Furqon dipipinya. Anna terharu karena dapat kembali mendengar suara Furqon.

ANNA

(menangis)

Anna rindu sekali dengan kalimat indah itu.

FADE IN:

109.INT. RUMAH SAKIT. RUANG PERAWATAN – SIANG

(adegan tanpa suara)

Furqon duduk di ranjang. Anna, Kiyai Abdullah, Pak Rahmad, Fauzan, Ibu Aisyah, Amira, Hanna, Laila, dan Akmal berdiri di sekitarnya. Anna mencoba memperkenalkan kembali orang-orang itu kepada Furqon. Terlihat tawa di antara mereka. 

FADE IN:

110.INT. KANTOR FURQON. RUANG KERJA – PAGI

Anna menggantikan tanggung jawab Furqon di kantor jasa travel haji dan umroh. Anna sibuk di depan laptop, dibantu beberapa karyawan Furqon.

CUT TO:

111.INT. RUMAH SAKIT. RUANG RAWAT – SIANG

(adegan tanpa suara)

Furqon dibantu oleh fisioterapis berlatih menggerakkan tangan dan kaki. Anna menemaninya, menyemangatinya.

CUT TO:

112.INT. PESANTREN. KELAS SANTRIWATI – SORE

(adegan tanpa suara)

Anna mengajar, menjelaskan pelajaran, berjalan mondar mandir di hadapan para santriwati. Memegang buku materi. Sesekali sambil memegangi pinggangnya yang pegal karena hamilnya sudah semakin besar.

CUT TO:

113.INT.RUMAH SAKIT. RUANG RAWAT – MALAM

Suasana begitu hening. Furqon tidur pulas. Anna sibuk dengan laptopnya, Ibu Aisyah duduk bersama Anna di sofa pojok ruangan. Ibu Aisyah memerhatikan Anna sambil menghela napas dan menggeleng.

IBU AISYAH

Nduk, lebih baik kamu istirahat dulu!

ANNA

(perhatian penuh ke laptop)

Iya, Bue. Nanti Anna istirahat.

IBU AISYAH

Nduk! Mbok ya jangan terlalu diporsir begitu. (beat) Besok lagi kerjanya. (menekan)

Anna menghela napas, menghentikan pekerjaannya, tersenyum kepada Ibu Aisyah.

ANNA

Iya, Bue. Pekerjaan Anna sudah selesai kok!

Anna menutup laptopnya.

ANNA(CONT’D)

O ya, Bue. Terima kasih, ya, Bue sudah membantu Anna menjaga Ustadz Furqon. 

(tersenyum)

Ibu Aisyah meraih pundak Anna, mendekap Anna, sambil mengelus kepala Anna.

IBU AISYAH

Kamu Ndak perlu berterima kasih sama Bue! Justru harusnya Bue yang berterima kasih sama kamu, Nduk. Karena kamu sudah bisa menjadi istri yang baik untuk Nak Furqon. Sama saja artinya kamu berusaha memberikan surganya Allah untuk Bue dan Bapak.

ANNA

(menatap kosong ke arah Furqon)

Bue benar, selain mencari surganya Allah untuk diri Anna sendiri, Anna juga ingin mengantarkan Bue dan Bapak ke surga.

Anna bangkit dari dekapan Ibu Aisyah. Anna memegang pipi Ibu Aisyah dengan satu tangan. Lalu menatap Ibu Aisyah dengan mata berkaca-kaca serta tersenyum.

ANNA(CONT’D)

Anna sadar betul, Anna belum bisa membahagiakan kalian di dunia. Tapi, seenggaknya Anna ingin bisa membahagiakan kalian di akherat.

Ibu Aisyah terharu, matanya berkaca-kaca, lalu menangis. Anna tersenyum sambil meghapus air mata ibunya.

ANNA(CONT’D)

Bue jangan nangis. Bisa-bisa Anna juga menangis loh, Bue!

IBU AISYAH

(memegang ujung kepala Anna)

Bue menangis karena Bue bangga sama kamu, Nduk!

ANNA

(tersenyum)

Anna juga bangga punya ibu seperti Bue!

Anna memeluk erat Ibu Aisyah.

FADE IN:

114.EXT/INT. RUMAH FURQON. TERAS – MENJELANG SIANG

Kadir membukakan pintu mobil untuk Furqon dan Anna. Furqon dan Anna keluar dari mobil. Setelahnya, Kadir mengambil barang-barang dibagasi. Ibu Aisyah dan Hanna menyambut kedatangan Furqon dan Anna. Anna membimbing Furqon melangkah ke teras dengan pelan.

HANNA

(sumringah)

Alhamdulillah, akhirnya Mas Furqon pulang!

Furqon tersenyum, mengedarkan mata ke seluruh area rumah dan pesantren.

IBU AISYAH

Sebaiknya kamu bawa Nak Furqon ke kamar, Nduk!

ANNA

(mengangguk)

Inggih, Bue.

Semuanya memasuki rumah.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar