Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Wanita Surga script
Suka
Favorit
Bagikan
2. SCENE 11 - 23

FADE IN:

11.INT. PESANTREN. RUANG KELAS SANTRIWATI – SIANG

Anna berada di muka kelas. Dia menulis kata “SANTRI” di whiteboard. Melangkah dari kiri ke kanan, lalu sebaliknya sambil menatap para santriwati yang duduk di hadapannya, ia menyampaikan materi pembelajaran. Di hadapannya terdapat beberapa EXTRAS SANTRIWATI.

ANNA

Ada yang tahu, apa yang dimaksud dengan santri?

Salah seorang EXTRAS SANTRIWATI tunjuk tangan. Anna langsung terfokus kepadanya.

EXTRAS SANTRIWATI

Santri itu … Ya kami!

(beat)

ANNA

Santri … tentu setiap muslim tahu siapakah santri dan apa ciri khasnya. (beat) Pondok pesantren dihuni oleh para santri. Di dalam pesantren, santri dapat melaksanakan ajaran Islam, seperti berpuasa, shalat, serta bagaimana berhubungan social dengan orang lain, sehingga keutamaan berilmu dalam Islam bisa lebih maksimal.

INSERT:

Di pojok luar kelas, tepatnya dari jendela kaca, LAILA (28) memerhatikan Anna. 

CUT TO:

12.EXT. PESANTREN. KORIDOR DEPAN KELAS – SIANG

Santriwati berhambur keluar. Anna juga keluar dari kelas sambil membawa buku di tangannya.Laila melangkah mendekat ke pintu kelas. Anna berhenti di ambang pintu. Suasana pesantren cukup ramai dengan kegiatan outdor santri. Ada yang sedang menyapu koridor depan kelas, ada juga yang sedang bermain bola di halaman pesantren.

LAILA

(tersenyum)

Assalamu’alaikum.

ANNA

(mengangguk)

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Maaf, ada yang bisa saya bantu?

LAILA

Perkenalkan, saya Laila.

ANNA

O … jadi ini yang namanya Ustadzah Laila? Saya Anna. Anna Khairunisa.

LAILA

Saya tahu. Istri Kiyai Furqon, kan?

Anna mengangguk malu. Keduanya berjalan di koridor menuju ruang kantor pengurus pesantren.

LAILA(CONT’D)

O ya, tadi … saya sempat melihat Ustadzah Anna mengajar. Sepertinya … Ustadzah Anna sudah terbiasa mengajar, ya?

ANNA

Sebenarnya saya masih sangat baru dalam dunia mengajar. (beat) Dulu, saya hanya sebagai santriwati. Bahkan, sampai saat kuliah pun saya masih menjadi santriwati. Dan setelah selesai kuliah, saya baru mulai mengajar. Kurang lebih satu bulan yang lalu.

LAILA

MasyaaAllah, baru satu bulan tapi sudah seperti berpengalaman, ya? 

(tersenyum)

Saya saja yang sudah bertahun-tahun mengajar di pesantren ini, Ndak selancar dan Ndak semahir Ustadzah Anna!

ANNA

(tersipu)

Ustadzah Laila bisa saja! O ya, kemarin kami sudah menerima undangan dari Ustadzah. Selamat ya.

LAILA

Ustadzah Anna dan Pak Kiyai jangan sampai Ndak datang ya.

ANNA

InsyaaAllah. O ya, calon suami Ustadzah Laila orang sini saja atau orang jauh?

LAILA

Orang Jakarta, tapi bekerja di sini.

Keduanya berhenti sejenak di depan pintu kantor. 

ANNA

Jauh sekali. Apa beliau mengajar di pesantren juga? Maaf, saya masih baru dan belum banyak mengenal orang di pesantren ini.

LAILA

Bukan, Ustadzah. Beliau bertugas di Puskesmas!

ANNA

Jadi beliau seorang dokter? 

Laila mengangguk sambil tersenyum.

ANNA(CONT’D)

MasyaaAllah, beruntung sekali Ustadzah Laila bisa memiliki calon suami seorang Dokter.

Keduanya melanjutkan langkah memasuki ruang kantor.

CUT TO:

13. INT. KANTOR TRAVEL HAJI. RUANG KERJA FURQON – SIANG

Furqon duduk di meja kerja. Sibuk dengan laptopnya. Tiba-tiba merasakan sakit kepala. Dia melihat arlojinya sudah pukul 14.00. Furqon menutup laptopnya, lalu meninggalkan ruangan.

CUT TO:

14. INT. RUMAH FURQON. RUANG TENGAH – MENJELANG SORE

Furqon datang dari ruang depan sambil memijat kening, lalu duduk di sofa depan TV. Kiyai Abdullah keluar dari kamarnya. 

KIYAI ABDULLAH

(mendekat ke Furqon)

Kamu kenapa, Fur?

FURQON

Sakit kepala, Bah.

Kiyai Abdullah duduk di samping Furqon.

KIYAI ABDULLAH

Sudah berobat belum?

FURQON

Cuma kecape’an saja kok, Bah. Nanti juga sembuh sendiri.

KIYAI ABDULLAH

Semua juga butuh ikhtiar, Fur. Apalagi kata istrimu akhir-akhir ini sering sakit kepala.

FURQON

Iya, Bah. Nanti saya minum obat dari Apotek.

Furqon bersandar, memejamkan mata sambil memijat-mijat keningnya pelan.

KIYAI ABDULLAH

(menghela napas)

Lusa, rencananya Abah mau kembali ke Kairo.

Furqon terkejut. Menarik badannya ke depan. Menoleh kepada ayahnya.

FURQON

Cepat sekali, Bah? Kenapa Abah Ndak tinggal di sini saja?

KIYAI ABDULLAH

Ndak bisa, Fur. Masih banyak pekerjaan yang harus Abah selesaikan di sana.

Tiba-tiba Anna datang, menenteng tas di tangannya, baru pulang dari pesantren, berdiri di ambang pintu ruang tengah.

ANNA

(terkejut)

Abah mau kembali ke Kairo?

Anna melangkah mendekat, lalu duduk di sudut sofa. 

ANNA(CONT’D)

Apa harus secepat ini, Bah? Bahkan, Anna baru beberapa hari saja bisa tinggal bersama Abah.

KIYAI ABDULLAH

Iya, An. Abah masih banyak pekerjaan yang belum diselesaikan. Ada beberapa jadwal dakwah yang harus Abah lakukan. Mahasiswa di sana juga sangat membutuhkan Abah.

FURQON

Kalo begitu, lusa kami antar Abah ke bandara.

KIYAI ABDULLAH

Ndak usah, kalian kan sibuk. Fokus saja ke pekerjaan.

ANNA

(beralih ke Furqon)

Bukankah Ustadz lusa juga ada jadwal mengisi pengajian di pesantren Tahfidzul Qur’an?

FURQON

Iya, ada. Tapi malam.

KIYAI ABDULLAH

Kalau Ndak salah, lusa juga hari pernikahannya Laila, kan? (beat) Lebih baik kalian hadiri walimah di sana. Biar Abah diantar sama Kadir saja!

Ketiganya saling melempar pandang.

CUT TO:

15.INT. RUMAH FURQON. RUANG MAKAN – MALAM

Furqon baru selesai makan. Anna membereskan piring kotor.

ANNA

Tadi siang, Anna bertemu dengan Ustadzah Laila di pesantren.

 (membawa piring kotor ke sink)

ANNA(CONT’D)

(kembali ke meja makan)

Beliau meminta kita untuk datang ke walimatulnya. 

(mengambil gelas kotor)

Mata Furqon selalu mengikuti gerak Anna.

FURQON

Memangnya beliau masih mengajar?

Anna kembali ke meja makan, lalu duduk.

ANNA

Sepertinya masih. O ya, calon suaminya seorang dokter, kerjanya di Puskesmas dekat sini!

FURQON

Syukurlah, sebagai teman kita harus ikut senang, karena Ustadzah Laila mendapat jodoh bukan orang sembarangan.

Anna menggenggam tangan Furqon sambil tersenyum dan mengangguk.

FADE IN:

16.INT. MASJID – SIANG

Laila sudah melangsungkan akad nikah dengan AKMAL,29. Furqon dan Anna mendekati mereka yang berdiri di serambi, sedang menyalami para keluarga dan tamu undangan. Furqon dan Akmal saling jabat tangan. Anna dan Laila berpelukan.

FURQON

(tersenyum)

Baraakalahu laka wa baaraka alaika wa jamaa bainakumaa fii khoir.

AKMAL

(tersenyum)

Aamiin

ANNA

Ustadzah Laila, selamat ya. 

LAILA

Terima kasih ya, Ustadzah.

 (mengedarkan pandangan)

O ya, kok Kiyai besar Ndak kelihatan? Apa beliau Ndak datang ke sini?

FURQON

Tadi … sebelum kami ke sini, Abah sudah lebih dulu berangkat ke bandara. Beliau harus segera kembali ke Kairo.

Laila terlihat kecewa.

ANNA

Beliau juga menitip salam untuk Ustadzah Laila dan suami.

LAILA

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Mereka semua terlihat bersuka cita. Berfoto bersama.

CUT TO: 

17.INT. RUMAH FURQON. RUANG KERJA – MALAM

Furqon sibuk dengan pekerjaannya di laptop. Anna datang dan berdiri di balik pintu, menatap Furqon sambil menggeleng. Lalu melangkah mendekat kepada Furqon.

ANNA

Khullah, ini sudah malam. Istirahat dulu. Dilanjutkan besok saja!

Furqon masih terus menatap laptop, sambil terus mengetik.

FURQON

Ndak bisa, Humaira. Kerjaan ini harus selesai malam ini. Soalnya besok pagi harus sudah ada laporannya.

ANNA

(mendengus)

Tapi ini sudah malam! Anna Ndak mau kesehatan Khullah menurun karena kecape’an!

Furqon menghentikan aktivitasnya, beralih menatap Anna sambil tersenyum.

FURQON

Sepuluh menit lagi, ya.

ANNA

Ya sudah. Anna tunggu sepuluh menit. Lewat dari itu belum selesai, Anna Ndak mau tau. Khullah tetap harus istirahat. (tegas)

Anna melihat pada jam dinding sudah pukul 22.15. Lalu Anna duduk di sofa, Furqon melanjutkan pekerjaannya. Furqon melihat jam dinding menunjukkan pukul 23.00. Furqon menutup laptopnya. Lalu bangkit mendekat ke Anna. Menatap wajah Anna yang sudah terlelap. Lalu membopong Anna, dibawa keluar.

CUT TO:

18. INT. RUMAH FURQON. KAMAR – MALAM

Furqon membopong Anna, merebahkannya di ranjang. Furqon juga naik ke ranjang, duduk di samping Anna. Lalu mencium kening Anna. Furqon memasang selimut untuknya dan Anna, lalu tidur.

FADE IN:

Turning Point

19.EXT. RUMAH FURQON. HALAMAN BELAKANG – PAGI

Furqon dan Anna duduk bersama. Furqon menyeruput kopi, setelah itu meletakkan cangkirnya kembali.

FURQON

Saya perhatikan, selama berada di sini Humaira Ndak pernah menelepon Bapak dan Bue. Apa Humaira Ndak kangen dengan mereka?

Anna tertunduk. Wajahnya sedih.

ANNA

Seorang wanita yang telah memiliki tanggung jawab besar sebagai seorang istri, kosekwensi terbesarnya adalah merasakan kerinduan terhadap orang tuanya. Bagitu juga dengan Anna.

(menoleh ke Furqon)

Khullah kan tau, Bapak Ndak punya Hp. Jadi, gimana Anna mau menelepon mereka?

Furqon menghela napas, tersenyum, sambil memainkan Hpnya.

FURQON

O ya, gimana suasana ngajar di pesantren?

ANNA

(tersenyum)

Alhamdulillah, suasananya menyenangkan.

Hp Anna berdering. Anna mengambil Hp dari saku gamisnya. Nama Fauzan tertera di layar Hp. 

ANNA(CONT’D)

(menoleh ke Furqon, tersenyum)

Mas Fauzan!(sedikit berbisik)

Anna menyentuh tombol hijau di layar Hpnya.

ANNA(CONT’D)

Assalamu’alaikum, Mas.

INTERCUT:

20.EXT. SEKOLAH. PARKIRAN – PAGI

Fauzan turun dari motor, membuka jaketnya dan meletakkannya di stang motor, lalu melangkah menuju ruang guru sambil ngobrol dengan Anna.

FAUZAN

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Apa kabar, Nduk?

ANNA(O.S)

Alhamdulillah, kabar Anna baik, Mas. Mas sendiri gimana?

FAUZAN

Alhamdulillah, Mas juga baik. Maafkan Mas, ya, Ndak pernah nelepon kamu!

INTERCUT:

21.EXT. RUMAH FURQON. HALAMAN BELAKANG – PAGI

Anna masih teleponan dengan Fauzan, sesekali tersenyum menatap Furqon.

ANNA

Ndak apa-apa, Mas. O ya, Mbak Amira mana?

FAUZAN(O.S)

Mbakmu ada di rumah. Ini Mas sudah di sekolah.

ANNA

(bibir bergetar, menangis)

Salam buat Mbak Amira dan si kembar. Salam juga buat Bapak, Bue, dan Hanna. Sampaikan Anna kangen sama semuanya!

INTERCUT:

22.INT. SEKOLAHAN. RUANG GURU – PAGI

Fauzan masih teleponan, lalu duduk dan meletakkan tasnya di atas meja kerjanya.

FAUZAN

Sudah … Ndak usah nangis! Nanti Mas sampaikan salammu ke semuanya. 

ANNA(O.S)

Iya, Mas.

FAUZAN

Yo wes, salam buat suamimu. Maaf, Mas Ndak bisa ngobrol lebih lama lagi. Sebab Mas harus masuk ke kelas.

INTERCUT:

23.EXT. RUMAH FURQON. HALAMAN BELAKANG - PAGI

ANNA

Inggih, Mas. Assalamu’alaikum.

FAUZAN(O.S)

Wa’alaikumussalam warahmtullahi wabarakatuh.

Anna menutup teleponnya. Furqon tersenyum menatap Anna sambil menggenggam tangan Anna. Anna menghapus air matanya.

ANNA

(heran)

Aneh, padahal baru saja kita ngomongin soal telepon. Kok tau-tau Mas Fauzan menelepon ya, Khullah?

Furqon garuk-garuk kepala, wajahnya belingsutan. Tatapan Anna beralih ke tangan Furqon yang memegang Hp. Furqon cengengesan. 

ANNA(CONT’D)

(tersenyum)

Terima kasih ya, Khullah!

Furqon mengangguk, tersenyum sambil mengusap genggaman tangan Anna.

FURQON

InsyaaAllah, kalo saya sudah Ndak terlalu sibuk, kita main ke rumah Bapak dan Bue.

Anna tersenyum sambil mengangguk pelan. Sakit kepala Furqon kambuh. Furqon memijat keningnya. Anna merasa khawatir.

ANNA

Sakit kepala lagi ya, Khullah?

FURQON

(memegangi kening)

Iya, nih. Tiba-tiba sakit.

ANNA

Kita ke dokter, ya!

FURQON

Ndak perlu, saya mau istirahat saja. Nanti juga sembuh sendiri!

Furqon bangkit, lalu masuk ke dalam rumah. Anna masih duduk sambil menatap punggung Furqon penuh dengan kekhawatiran. 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar