Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CUT TO:
115.INT.RUMAH FURQON. KAMAR – MENJELANG SIANG
Furqon dan Anna memasuki kamar. Anna membuka cadarnya. Lalu Anna sibuk membuka tirai jendela, serta menyusun bantal di ranjang. Sementara Furqon berdiri di balik pintu sambil mengedarkan mata, memerhatikan setiap sudut ruang, mencoba mengingat tapi merasa sulit.
ANNA
(menyusun bantal)
Sebaiknya Khullah istirahat dulu!
Furqon tak menjawab. Dia masih terus mencoba untuk mengingat. Anna mendekatinya.
ANNA(CONT’D)
Jangan dipaksa kalo memang belum mampu.
FURQON
Humaira, maaf jika sampai saat ini saya belum bisa mengingat semuanya.
Anna meletakkan jari telunjuknya di muka bibir Furqon.
ANNA
Sutss! (beat)
(tersenyum)
Jangan terus-terusan meminta maaf! Ini adalah yang terbaik, cepat atau lambat Khullah akan kembali ingat semuanya.
FADE IN:
116.INT. RUMAH FURQON. KAMAR – SIANG
Anna menyusun bantal lalu duduk selonjor di atas ranjang. Ibu Aisyah berdiri di depan pintu kamar yang sedikit terbuka.
IBU AISYAH
(dari celah pintu)
Nduk!
Anna menoleh ke arah sumber suara.
ANNA
(tersenyum)
Eh, Bue! Sini, masuk saja!
Ibu Aisyah melangkah masuk, lalu duduk di tei ranjang, tepat dekat kaki Anna. Ibu Aisyah menatap wajah pucat Anna.
ANNA(CONT’D)
Ada apa, Bue?
IBU AISYAH
Ndak apa-apa, Nduk. Bue Cuma pengin melihat keadaanmu saja.
Ibu Aisyah memijat kaki Anna.
ANNA
(menghela napas, tersenyum)
Bue, menjelang waktu melahirkan, Anna mau minta maaf sama Bue. Selama ini Anna sering melakukan kesalahan sama Bue dan Bapak.
Ibu Aisyah terus memijat kaki Anna sambil menatap wajah Anna.
ANNA(CONT’D)
Anna juga mau berterima kasih, berkat doa Bapak dan Bue, Anna bisa menjadi seperti sekarang ini.
Ibu Aisyah mengangguk sambil tersenyum. Anna memajukan badannya lalu memeluk Ibu Aisyah. Ibu Aisyah terkejut, tapi tidak bisa berkata apa-apa. Ia terharu atas perlakuan Anna. Mereka berpelukan cukup lama. Anna merenggangkan pelukannya.
ANNA(CONT’D)
Bue, rasanya melahirkan itu seperti apa sih?
IBU AISYAH
Rasanya memang sakit, Nduk. Tapi Cuma sebentar. Kalo bayinya sudah lahir sakitnya hilang.
ANNA
Bue, doakan Anna ya! Anna pengin bisa merasakan kebahagiaan yang sama kayak Bue, bahagia bisa menjadi seorang ibu.
IBU AISYAH
Pasti, Nduk. Tanpa kamu minta, doa Bue selalu menyertaimu, Nduk. Kamu harus yakin, dan jangan takut!
Ibu Aisyah tersenyum. Ibu Aisyah dan Anna saling menatap dalam.
CUT TO:
117.INT. RUMAH FURQON. KAMAR – MALAM
Hujan deras, samar-samar terdengan gemuruh petir. Furqon dan Anna selesai shalat isya. Mereka duduk di atas sajadah. Anna mencium punggung tangan Furqon sangat lama. Furqon mengelus ujung kepala Anna.
FURQON
(heran)
Ada apa? Kenapa Humaira mencium tangan saya sangat lama?
Anna mendongak, membenarkan posisi duduknya, menatap Furqon sambil tersenyum.
ANNA
Anna hanya ingin mencium wangi tangan ini, serta mendoakan agar kelak dengan tangan ini akan mampu membesarkan serta membimbing buah hati kita menjadi muslim yang insyaallah selalu taat dengan perintah Allah dan RasulNya. (beat) Anna ingin Khullah bisa menjadi Abi yang sabar dalam mendidik anak kita. Seperti Khullah yang selalu sabar membimbing Anna untuk menjadi istri yang sholeha.
Furqon membalas senyum Anna.
ANNA(CONT’D)
Andai kelak Anna terlahir kembali di kehidupan selanjutnya, Anna juga ingin kembali menjadi istri yang beruntung seperti saat ini.
FURQON
Allah sudah menjaminkan bagi umat yang taat kepada-Nya berupa surga yang kekal. (beat) Insyaallah, jika kita selalu berusaha untuk taat menjalankan kewajiban kepada Allah, kita akan dipertemukan dan dipersatukan oleh-Nya di surga.
ANNA
(tersenyum)
Aamiin. (lirih)
Anna memeluk Furqon erat. Kemudian Furqon mendekap Anna, mengecup ujung kepala Anna. Anna menangis tanpa diketahui Furqon.
ANNA(CONT’D)
(masih dalam dekapan)
Khullah!
FURQON
Hem!
ANNA
Maaf, kalo Anna belum bisa jadi istri yang baik dan sempurna.
Furqon sedikit menunduk, merasa aneh dengan ucapan Anna, tapi menepiskannya. Anna menghapus air matanya sendiri.
FADE IN:
118.EXT. PANTAI – SIANG
Suasana pantai lumayan ramai. Seluruh anggota keluarga berkumpul di gazebo, menikmati makan siang. Anna merasa gembira. Anna menatap jauh kelautan lepas.
ANNA
MasyaaAllah, pantainya indah sekali!
FAUZAN
(duduk bersandar)
Bilang terima kasih sama suamimu yang sudah membawa kita ke sini!
Anna menoleh ke Furqon yang duduk di sampingnya.
ANNA
Terima kasih, ya!
Furqon mengangguk sambil tersenyum. Anna melihat banyak pengunjung pantai bermain sepeda.
ANNA(CONT’D)
Khullah, kita naik sepeda yuk!
PAK RAHMAD
(posesif)
Kamu Ndak usah aneh-aneh, Nduk! Inget, perutmu itu ada isinya yang mesti dijaga.
IBU AISYAH
Iya, Nduk. Bener opo kata Bapakmu!
Anna menghela napas, menunduk kecewa. Amira mengetahui kekecewaan Anna.
AMIRA
Biarkan saja Anna menikmati masa ngidamnya, Pak!
PAK RAHMAD
Tapi Nduk Anna itu kan lagi hamil besar.
AMIRA
Justru karena lagi hamil, kepenginannya mesti dituruti. Biar cucu Bapak Ndak ngiler kalo sudah lahir nanti.
HANNA
Bener tuh, Pak, yang dibilang Mbak Amira! Memangnya Bapak mau anaknya Mbak Anna nanti ileran?
PAK RAHMAD
(mengalah)
Yo wes, sana, tapi hati-hati, ya?
ANNA
(bersemangat)
Inggih, Pak!
Anna menarik tangan Furqon, lalu meninggalkan keluarga mereka di gazebo.
119.EXT. PANTAI – SIANG
(adegan tanpa suara)
Furqon dan Anna berboncengan naik sepeda unta sewaan yang sudah dihias oleh pemiliknya. Anna melingkarkan tangan di perut Furqon. Mereka berkeliling pantai dengan gembira. Furqon terus mengayuh pedalnya. Anna memejamkan mata, menyandarkan kepala di punggung Furqon. Setelah Anna membuka mata, Anna melihat ada ayunan. Anna meminta Furqon berhenti. Anna duduk di ayunan, Furqon mengambil gambarnya dengan kamera ponsel. Lalu, Anna meminta orang lain mengambil gambar mereka berdua. Anna duduk di ayunan, Furqon berdiri di belakangnya.
CUT TO:
120.EXT. PANTAI. GAZEBO – MENJELANG SORE
Furqon dan Anna duduk berdua di gazebo berbeda dari keluarganya. Di gazebo yang lain, Pak Rahmad dan yang lainnya masih menikmati suasana pantai dengan bercengkerama, berfoto-foto. Anna mengaduk makanan di piring yang ada di hadapannya. Anna menyodorkan makanan ke mulut Furqon.
ANNA
Anna pengin sekali menyuapi Khullah!
FURQON
Kan sudah sering.
Furqon menerima suapan Anna.
ANNA
Anna rasa, setelah melahirkan Anna Ndak akan pernah bisa seperti ini lagi.
Ada kesedihan di mata Anna. Furqon menyadari itu. Furqon menggenggam tangan Anna.
FURQON
(tersenyum)
Jangan sedih! Saya Ndak keberatan jika nantinya Humaira Ndak menyuapi saya lagi. Karena saya tau, tangan ini akan sibuk menyuapi anak kita.
Anna dan Furqon saling menatap, lalu Anna memeluk Furqon.
INSERT
Hanna mengambil foto Furqon dan Anna yang sedang berpelukan dengan kamera handphone.
CUT TO:
121.INT. RUMAH FURQON. KAMAR – DINI HARI
Furqon dan Anna selesai melaksanakan shalat tahajud. Furqon sedang berdoa. Anna merasakan kontraksi.
ANNA
(meringis)
Astaghfirullahal’adzim.(lirih)
Furqon membalik badan, terkejut mendapati Anna meringis kesakitan. Furqon cemas sekali.
FURQON
(panic)
SubhannaAllah! Humaira kenapa?
ANNA
(menahan sakit)
Sakit, Khullah!
Furqon bangkit, langsung membopong Anna, membawanya keluar.
CUT TO:
122.INT. RUMAH FURQON. RUANG TENGAH – TENGAH MALAM
Furqon membopong Anna keluar dari kamar. Berteriak panic memanggil semua anggota keluarganya. Sementara Anna semakin merasa kesakitan.
FURQON
Bapak, Bue, Mas Fauzan! (berseru)
Fauzan,Pak Rahmad, Ibu Aisyah, Amira, dan Hanna keluar dari kamar masing-masing.
IBU AISYAH
(panic)
Ya Allah, Nduk Anna! Pak! Nduk Anna, Pak!
Furqon terus melangkah menuju garasi dari pintu samping ruang makan. Seluruh anggota keluarga mengikuti dari belakang dengan panic.
CUT TO:
123.EXT/INT. RUMAH FURQON. GARASI – TENGAH MALAM
Furqon keluar dari pintu samping sambil membopong Anna. Semua anggota keluarga mengikuti. Fauzan membukakan pintu mobil untuk Furqon dan Anna. Furqon merebahkan Anna di Jok tengah.
FURQON
Mas,kita ke rumah sakit. Sampeyan yang nyetir mobilnya!
Furqon masuk ke mobil mendampingi Anna. Fauzan dan Amira di depan. Mobil keluar dari garasi, dan pergi. Pak Rahmad, Ibu Aisyah, dan Hanna justru semakin panic.
HANNA
Terus kita gimana, Pak?
PAK RAHMAD
Waduh! Piye iki, Bue?
Ibu Aisyah memukul lengan Pak Rahmad.
IBU AISYAH
Owalah piya to, Pak! Ya Bapak cari bantuan. Coba ke pesantren, barangkali Mas Kadir ada di sana!
PAK RAHMAD
Oh yo iyo!
Pak Rahmad pergi.
IBU AISYAH
(beralih ke Hanna)
Nduk, kamu bantu Bue menyiapkan perlengkapan bayi dan baju ganti untuk Mbakmu!
HANNA
(mengangguk,panic)
Inggih, Ayo, Bue!
Ibu Aisyah dan Hanna kembali masuk ke dalam rumah.
CUT TO:
124.INT. RUMAH SAKIT. RUANG BERSALIN – MENJELANG PAGI
Suasana ruangan tegang. Anna masih merasakan kontraksi hebat. Anna berkeringat. Furqon berdiri di sisinya. Beberapa perawat sibuk dengan tugasnya. Karena merasa kesakitan, Anna menggigit bibirnya. Furqon melihat itu.
FURQON
(berseru)
Humaira jangan menggigit bibir!
ANNA
(meringis)
Sakit, Khullah!
Furqon mengulurkan tangannya ke depan mulut Anna.
FURQON
Gigit ini saja!
Anna menggeleng sambil meringis kesakitan.
FURQON(CONT’D)
Ndak apa-apa. Rasa sakit Ndak akan sebanding dengan sakit yang sedang Humaira rasakan!
Awalnya Anna ragu. Rasa sakit dirinya semakin dahsyat. Anna menggigit atas pergelangan tangan Furqon. Furqon meringis, mengatupkan gigi-giginya, menahan sakit.
FURQON(CONT’D)
(menahan sakit)
La ilaha illallahul 'adzimul halim. La ilaha illallahu rabbul 'arsyil 'adzim. La ilaha illallahu rabbus samawati wal ardli wa rabbul 'arsyil 'adzim. (lirih)
CUT TO:
125.INT.RUMAH SAKIT.DEPAN RUANG BERSALIN – MENJELANG PAGI
Pak rahmad, Fauzan, Ibu Aisyah, Amira, dan Hanna, mencemaskan Anna.
FADE IN:
126.INT.RUMAH SAKIT. RUANG BERSALIN – SIANG
12 Jam kemudian. Anna belum juga melahirkan. Dokter sedang memeriksa Anna. Anna masih merasa kesakitan. Wajahnya semakin pucat.
EXTRAS DOKTER
(beralih ke Furqon)
Maaf, Pak! Sepertinya kita tidak bisa menunggu lagi. Bayi Bapak dan Ibu belum juga lahir. Kita harus segera mengambil tindakan. Kasihan ibunya sejak semalam sudah kesakitan.
FURQON
Lakukan apa saja yang terbaik, Dok. Asalkan istri dan anak saya selamat.
CUT TO:
127.INT.RUMAH SAKIT. RUANG OPERASI – SIANG
Anna sedang menjalani operasi secar. Anna dalam kondisi sadar. Furqon menemani Anna, menggenggam tangan Anna. Team medis bekerja dengan serius.
FURQON
La ilaha illallahul 'adzimul halim. La ilaha illallahu rabbul 'arsyil 'adzim. La ilaha illallahu rabbus samawati wal ardli wa rabbul 'arsyil 'adzim. (lirih)
Bayi Anna lahir dan menangis, Anna turut menangis. Furqon tersenyum, mencium kening Anna. Extras perawat memberikan bayi yang sudah dibedong kepada Furqon. Furqon mengadzaninya. Lalu Furqon mendekatkan bayinya ke wajah Anna. Anna mencium pipi bayinya sambil menangis haru.