Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tunggal, Ika, dan Ikan-Ikan di Kedung Mayit
Suka
Favorit
Bagikan
14. 14
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator


1.     INT. TERAS - SIANG


Rumah papan di pinggir jalan. Sampah berserakan. Ada kursi panjang di emperan. Gentho duduk merokok. Rudi Sempok muncul dari samping rumah. Napas terengah-engah. Gentho kaget lalu berdiri.


RUDI SEMPOK

Tho, kamu sedang diincar. Cepat pergi dari sini! Lari! Cepat lari!


GENTHO

Ada apa? Kamu ini kenapa?


RUDI SEMPOK

Ada yang mencarimu. Cepat lari! Pergi dari tempat ini!


GENTHO

Siapa yang mencariku?


RUDI SEMPOK

Tidak tahu. Rambutnya cepak! Orang itu berkeliaran di Lokalisasi Silir. Menanyakan kamu. Kamu harus segera pergi dari sini! Kalau tidak, kamu pasti mati.


GENTHO

Aku tak akan ke mana-mana.


RUDI SEMPOK

Pembunuhan misterius itu beneran ada, Tho! Bukan bohongan!


Gentho mengerutkan kening. Tampak berpikir


GENTHO

Maksudmu apa?


RUDI SEMPOK

Sebelum kamu keluar dari Nusa Kambangan minggu lalu, banyak teman kita yang telah jadi korban. Kepala Mulyono bolong segede gelindingan bakso. Terus, dada Supri diterjang puluhan peluru. Lalu, mayat Mardi ditemukan di tempat sampah. Mayat Joko ditemukan di selokan. Tubuhnya bolong-bolong seperti saringan air. Udin hilang. Tak ada kabarnya sampai sekarang. Juga….


GENTHO

Kena apa mereka?


RUDI SEMPOK

Kok, kena apa? Ya, kena petrus, Ditembak pembunuh misterius. Modar.


GENTHO

Aku tidak takut mati. Aku tak akan ke mana-mana.


RUDI SEMPOK

Lho, kamu ini piye to? Kalau kamu tetap di sini, kamu pasti mati! Selamatkan dirimu! Pergi sejauh-jauhnya! Asal jangan ke neraka. Susah ngirim suratnya.


Gentho berdiri. Memandang kejauhan.


GENTHO

Aku tak peduli. Aku tak akan ke mana-mana. Di sini saja.


RUDI SEMPOK

Tho, Petrus itu bukan guyonan! Jangan kamu sepelekan! Semua korbannya benar-benar dihabisi. Dibasmi seperti kecoak!


GENTHO

Kalau Petrus itu begitu menggerikan, mengapa kamu ke sini? Tidak segera lari?


RUDI SEMPOK

Aku memang akan segera pergi. Aku belum ingin mati. Aku ke sini untuk memperingatkan kamu.


GENTHO

Sana pergi! Aku di sini saja!


RUDI SEMPOK

Kamu itu bagaimana? Sudah tak bela-bela lari seperti dikejar setan. Tapi kamu justru tak peduli. Apa yang kamu tunggu di tempat ini?


GENTHO

Aku sudah menemukan yang aku cari.


RUDI SEMPOK

Apa? Menemukan apa? Rumah yang akan kamu rampok? Merampoknya ditunda dulu. Pikirkan keselamatanmu.


GENTHO

Yang ini lebih bernilai dibanding emas dan permata.


RUDI SEMPOK

Apa? Perempuan?


GENTHO

Bukan. Kau tahu sendiri. Sejak kehilangan Ika, aku tak lagi doyan perempuani.


Gentho terdiam. Matanya memandang ke kejauhan.


GENTHO

Aku telah menemukan anakku.


Rudi Sempok memandang Gentho. Menyentuh lengan.


RUDI SEMPOK

Anakmu?


Gentho mengangguk


GENTHO

He eh….


RUDI SEMPOK

Anak yang bertahun-tahun kamu cari itu?


Gentho kembali mengangguk. Bibirnya tersenyum.


GENTHO

Sembilan tahun. Akhirnya kutemukan. Wajahnya mirip ibunya. Terutama mata dan hidung. Rambut dan kulit mirip aku.


RUDI SEMPOK

Kamu yakin itu anakmu?


GENTHO

Sangat yakin. Pada pantatnya ada tato. Dulu kutato waktu diajak ibunya mengunjungi aku di dalam penjara. Inisial nama bapak dan ibunya. T dan I. 

Gentho menggambar kedua huruf itu di udara.


GENTHO\

Tunggal-Ika. Kalau dia jongkok, galur pada belahan pantat itu akan membentuk huruf A. Sehingga tiga huruf itu bisa dibaca “ta-i”.


Gentho tertawa.


GENTHO

Aku yakin tato seperti itu hanya satu-satunya di dunia ini.


RUDI SEMPOK

Bagaimana dengan Ika?


Gentho tersenyum masam. Wajahnya sedih.


GENTHO.

Ika sudah kurelakan. Hanya itu yang bisa kulakukan. Aku sudah menunggu sembilan tahun. Tak pernah ada kabar berita. Mungkin Ika sudah bahagia dengan laki-laki lain. Laki-laki yang bukan bajingan….


RUDI SEMPOK

Walau hanya kenal sebentar, aku yakin Ika perempuan setia. Pasti telah terjadi apa-apa.


Gentho mengangguk-angguk


GENTHO

Aku juga menduga seperti itu.


RUDI SEMPOK

Rencanamu apa?


GENTHO

Aku akan memulai hidup baru. Membahagiakan anakku.


Gentho duduk.


GENTHO

Masa depan adalah misteri. Padanya mungkin berupa kepedihan. Bisa juga berujud keindahan. Siapa yang tahu?


RUDI SEMPOK

Kita memang tak tahu masa depan yang menanti.


GENTHO

Pertemuan dengan anakku adalah tanda. Isyarat. Aku harus mengakhiri semua kegilaan ini. Aku memang bukan Sunan Kalijaga yang bertemu Sunan Bonang yang mengujiku dengan kolang-kaling emas. Namun, lubang pantat itu pun ujian juga.


Gentho tertawa getir. Matanya berkaca-kaca,


GENTHO

Untungnya aku cermat dan teliti. Sehingga tidak sampai memangsa lubang pantat anakku sendiri.


RUDI SEMPOK

Anak itu tahu kalau kamu bapaknya?


Gentho menggeleng.



GENTHO

Belum. Kemarin aku menengoknya. Tapi tak mengatakan apa-apa. Tidak ada yang senang punya bapak bajingan. Aku belum berani menyatakan diri sebagai bapaknya. Mungkin pada waktunya nanti.


Gentho terdiam. Mengelus-ngelus rambut.


GENTHO

Semoga tak lama lagi. Aku ingin mengajaknya pergi. Pergi sejauh mungkin dari kota yang memuakkan ini.


RUDI SEMPOK

Mau ke mana?


Gentho menggeleng.


GENTHO

Belum tahu. Tidak dalam waktu dekat ini. Demi Ika, aku harus mengakhiri semua. Tadi pagi saat bangun tidur, aku berjanji kepada Ika. Di mana pun saat ini berada. Di dalam kubur sekali pun. Aku ingin pensiun jadi bajingan. Bosan keluar-masuk penjara. Dosaku sudah banyak.


RUDI SEMPOK

Semoga Ika damai di mana pun saat ini.


GENTHO

Aku akan merawat anakku. Mengentaskan dari jurang kemiskinan. Memberi rumah tinggal layak. Dipenuhi bunga. Pagar bambu bercat putih memagari halaman depan. Kamar tidur tiga. Ruang keluarga luas. Agar leluasa saat kami main gelut-gelutan.


Gentho tertawa.

Rudi Sempok menghela napas.


RUDI SEMPOK

Terserah kamu kalau begitu.


Rudi Sempok merogoh kantong celana. Mengambil uang.


RUDI SEMPOK

Sedikit uang dari aku. Terimalah! Sekadar buat makan.


Rudi Sempok memasukkan ke kantong baju Gentho.


GENTHO

Tidak perlu! Aku masih ada duit.


RUDI SEMPOK

Jangan ditolak! Jumlahnya tak seberapa. Belum bisa menebus nyawaku yang pernah kau selamatkan.


GENTHO

Terima kasih. Kamu sendiri mau lari ke mana?


RUDI SEMPOK

Mungkin Sumatera.


GENTHO


Hati-hati! Semoga selamat sampai tujuan!


Rudi Sempok menyalami Gentho


RUDI SEMPOK

Kamu juga. Jangan mati dulu! Aku masih ingin ketemu.


Gentho tertawa.


GENTHO

Aku belum akan mati dalam waktu dekat ini.


FADE OUT


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar