Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
The Gimmick Between Us (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
11. Scene 46-51

46. INT. RUMAH ANGGA - DAY

ANYA sedang mencuci piring di dapur. Lalu tampak RANTI yang sedang menonton TV dari kursi rodanya.

Terdengar suara seseorang yang membuka pintu depan.

HENNY

Halo semuanya. Eh DIANA maaf ya tante kelamaan shopping-nya. Makasih udah jagain Tante RANTI.

RANTI menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil.

DIANA

Gapapa tan. Ini kebetulan DIANA baru selesai beres-beres kok.

Telepon selular DIANA berbunyi. Tampak nomor tidak dikenal menghubunginya.

DIANA (CONT'D)

Halo? Ini siapa?

DIANA terdiam sejenak lalu Ia tampak terkejut mendengar suara orang yang berbicara di telepon.

CUT TO:

47. INT. RUMAH SAKIT - DAY

DIANA berjalan masuk ke rumah sakit dan terlihat panik. Di lobby terlihat seorang pria muda, TONO (L/22) yang sedang menunggu DIANA.

DIANA

TONO! (berpelukan) Ya ampun udah lama banget kita gak ketemu. Makasih udah kabari aku ya. Jadi Bapak ada dimana?

TONO

Baru aja masuk ruang ICU na. Tadi sebelum masuk ruangan om minta aku hubungi kamu supaya segera datang.

DIANA

Ini sebenarnya ada apa sih? Kok aku dikasih taunya mendadak?

TONO

Om SUGENG awalnya gak berani ganggu kamu na. Katanya dia masih ngerasa bersalah dan gak enak sama kamu.

DIANA

Ya gak gitu juga. Gimanapun juga dia kan bapakku. Kalo bapak kenapa-kenapa aku berhak tau dong. Jadi kenapa bapak sampai dibawa kesini ton?

TONO

Di Jogja kita udah coba berbagai cara untuk obati om SUGENG tapi mereka rekomendasikan om SUGENG ditindak disini, karena peralatannya disini lebih memadai. Apalagi penyakit jantungnya Om SUGENG udah makin parah.

Terlihat seorang wanita berumur 35 tahun yang mendekati DIANA.

ROSI

Halo na. Makasih ya udah datang.

Wajah DIANA langsung berubah kikuk. Ia hanya mengangguk pelan tanpa berkata apa-apa.

CUT TO:

48. INT. RUMAH SAKIT - RUANG TUNGGU - DAY

Wajah DIANA tampak murung. Lalu terlihat TONO Menghampiri DIANA dan duduk di sebelahnya.

TONO

Na, kamu ndak apa-apa?

DIANA

Oh gapapa kok ton.

TONO

Ngomong-ngomong Kamu selama ini gak kangen ya sama Jogja? Betah banget kayaknya di Jakarta?

DIANA

Kangen sih. Gimanapun juga masa kecilku kan di Jogja bareng kamu.

TONO

Syukurlah. Aku pikir kamu udah gak inget lagi sama aku.

DIANA

Astaga TONO. Kamu kok mikirnya gitu sih?

TONO

Habis kamu bener-bener gak ada kabarnya setelah pindah ke Jakarta. Padahal kan dulu dari TK sampe SD kelas lima kita bareng-bareng terus. Ehh Pas pindah ke Jakarta kamu malah langsung hilang tanpa jejak.

DIANA

Maaf ya ton. Jujur aku kangen banget sama Jogja. Tapi ya kamu tau sendiri lah situasinya gimana. Aku gak begitu nyaman sama Ibu tiriku. Bukannya bermaksud menyalahkan, tapi gimanapun juga salah satu alasan yang bikin Almarhum Ibu sampai depresi dulu ya gara-gara hubungan Bapak sama dia. Lagian kalo aku pindah ke jogja, siapa yang tempatin rumah Almarhum Ibu? Kalo dikontrakkan, takutnya gak terurus. Rumah ini satu-satunya peninggalan almarhum Ibu dan aku ingin jaga sebaik mungkin.

TONO

Gapapa na, aku ngerti. Yang kamu laluin itu ndak mudah.

DIANA hanya tersenyum tipis sambil mengangguk pelan.

Suasana hening sejenak. Tampak TONO sedang mencoba mengerahkan keberaniannya untuk mengatakan sesuatu.

TONO (CONT'D)

Hmmm. Ngonong-ngomong kamu udah punya pacar kah?

DIANA tampak terkejut. Ia terlihat sedang berpikir keras untuk menjawab pertanyaan TONO.

DIANA

It's Complicated ton.

TONO

Wah kayak status di FB dong. (tertawa)

DIANA

Ya begitulah (tersenyum) Kalau kamu?

TONO

Belum. Masih sendiri aja.

DIANA

Oh ya? Masa? Orang seganteng dan sebaik kamu ini masa belum punya pacar sih? Pasti ada banyak gadis-gadis Jogja yang tergila-gila sama kamu kan?

TONO

(tertawa) Ada sih beberapa yang deketin. Cuman aku aja yang belum mau.

DIANA

Kenapa?

TONO

Masih nungguin kamu soalnya.

DIANA terdiam sejenak . Ia terlihat terkejut dan salah tingkah.

TONO (CONT'D)

Canda na. Kamu langsung tegang banget sih? (tertawa)

DIANA

Dasar kamu ini (mencubit TONO)

Terlihat dokter keluar dari ruangan ICU.

DOKTER

Ada yang namanya DIANA dan TONO disini?

DIANA

Saya dok. (berdiri).

DOKTER

Pak SUGENG sudah sadar. Beliau ingin berbicara dengan kalian berdua.

DIANA dan TONO terlihat bingung. Mereka berdua lalu masuk ke ruangan iCU dan menghampiri SUGENG.

DIANA

Halo pak. Ini DIANA.

SUGENG

DIANA (memegang tangan anaknya). Gimana kabarmu nak? Bapak minta maaf (menangis) Selama ini Bapak udah tinggalin kamu sendirian disini.

DIANA

Gapapa pak. ANA udah maafin bapak. Dulu kan ANA yang gak mau pindah ke Jogja. Lagian ANA betah kok pak tinggal di jakarta.

SUGENG

Bapak udah banyak salah sama kamu dan almarhum ibumu.

DIANA

Udahlah pak. Yang lalu gak usah diungkit lagi. Sekarang yang penting itu kesehatan bapak.

SUGENG

Bapak rasa umur bapak udah gak lama lagi nak. Maka dari itu bapak berharap sebelum bapak meninggal, bapak masih sempat melihat kamu menikah, supaya nanti ada yang jagain kamu kalau bapak gak ada. Kamu sudah ada calon pendamping?

DIANA terdiam bisu dan kaku. Ia tampak sangat terkejut.

SUGENG (CONT'D)

Kalau belum ada, bapak berharap kamu mau menikah dengan TONO. Kemarin sebelum bapak berangkat dari Jogja, kedua orangtua TONO sudah memberikan restu.

DIANA dan TONO saling bertatapan. Mereka berdua tampak bingung.

DIANA

Pak, sekarang bapak istirahat aja ya. Gak usah mikirin yang lain-lain dulu.

SUGENG

Tapi nak...

TONO

Iya saya setuju sama DIANA om. Saat ini yang paling penting itu kesehatannya Om Sugeng. Kita kan udah jauh-jauh dateng kesini supaya Om Sugeng bisa lekas pulih. Om istirahat aja dulu ya.

DIANA dan TONO pergi meninggalkan ruangan ICU dengan wajah penuh kebingungan.

CUT TO:

49. INT. RUMAH SAKIT - LOBBY - DAY

Terlihat DIANA yang sedang murung dan TONO menghampirinya sambil memberikan secangkir kopi.

TONO

Ini kopi buat kamu na.

DIANA

Makasih ton.

TONO

Maaf ya masalah yang tadi. Aku bener-bener gak tahu menahu soal perjodohan ini. Bapak dan Ibuku juga gak ada kasih tau aku.

DIANA

Tapi aku masih bingung ton. Selama ini emangnya bapakku gak pernah singgung masalah perjodohan ini ke kamu?

TONO

Ya kalo singgung sih sering sebenarnya. Tapi ya selama ini aku selalu bawa bercanda aja. Lagian aku juga mikirnya kamu pasti udah punya pacar kan? Makanya pas tadi om Sugeng tiba-tiba bilang tentang rencana perjodohan kita, terus terang aku juga kaget banget.

DIANA

Untuk saat ini kita lebih baik diem aja ya ton. Aku gak tega bicara macem-macem yang bikin bapak makin drop.

TONO

Okay. (pause) Sorry ya,aku jadi gak enak sama kamu.

DIANA

Loh kok jadi kamu yang gak enak?

TONO

Iya aku gak mau kamu jadi ngerasa risih sama aku karena rencana perjodohan ini.

DIANA

Ya enggaklah ton. (tertawa) Kamu ini ada-ada aja deh.

Tampak layar TV di depan mereka memberitakan kabar kesuksesan konser drive -in ANGGA & ANYA yang memecahkan rekor penjualan tiket konser tercepat. Senyuman DIANA perlahan pudar.

TONO

ANGGA ANYA ini hebat ya. Belum ada setahun comeback udah sukses aja.

DIANA

Oh Iya. (tersenyum paksa)

TONO

Dulu kamu inget gak pas kita masih kecil, aku sama kamu sering nyanyi lagunya DUO TRALALA sambil pura-pura jadi ANGGA ANYA.

DIANA

Ya ingetlah. Kan kamu tuh yang awalnya racunin aku sama lagu-lagunya mereka. (tertawa kecil)

TONO

Kalau diinget-inget lucu banget ya. Dulu saking nge fans nya sama mereka, aku sampe bela-belain potong rambut supaya modelnya mirip kayak ANGGA (tertawa)

DIANA

(tertawa) Iya aku inget. Dan kamu sampe dimarahin papamu gara-gara potong rambut sendiri di kamar.

TONO

(tertawa) Aduh Gila banget ya aku waktu itu.

DIANA

(Menarik nafas dalam) Jujur aku kangen balik lagi ke masa itu ton. Life were so simple back then.

TONO

Aku juga. Makanya sebenernya aku seneng banget kita bisa ketemu lagi. Sayang aja keadaannya pas lagi begini.

DIANA

Bukan salahmu ton. Aku justru yang makasih karena kamu udah bela-belain temenin bapak dari Jogja sampe kesini. Kamu itu emang orang paling baik dari dulu.

TONO tampak salah tingkah dan tersipu malu. DIANA menyandarkan kepalanya ke bahu TONO sambil melihat berita infotainment di TV yang menunjukkan kemesraan ANYA dan ANGGA. TONO semakin gugup, namun Ia berusaha terlihat tetap tenang.

Telepon selular DIANA berbunyi.

DIANA

Ton, gue ke depan bentar ya.

TONO

Oh okay na.

DIANA berjalan keluar. TONO tampak bingung melihat tingkah DIANA yang langsung gugup ketika menerima telepon tersebut.

CUT TO:

50. INT. KAMAR HOTEL - DAY

ANGGA terlihat sedang berbicara serius di telepon.

ANGGA

Hah? Dijodohin? Ya gak bisa gitu dong na. Kamu emangnya gak bilang ke bapakmu kalo kamu udah punya pacar?

INTERCUT:

51. EXT. RUMAH SAKIT - HALAMAN PARKIR - DAY

DIANA

Ya enggaklah. Kamu tau sendiri kan kalo situasi kita saat ini rumit banget. Kalo aku bilang punya dan dia panggil kamu, emangnya kamu bisa dateng? Ngga juga kan?

ANGGA

Ya setidaknya kamu jangan diem aja dong.

DIANA

ANGGA, posisi bapakku saat ini sedang sakit. Dia lagi lemah banget. Kan gak mungkin dong aku bikin dia tambah stress.

ANGGA

Kan kamu sendiri yang cerita ke aku kalo Bapakmu gak pernah peduli sama kamu? Dulu dia sampe tinggalin kamu sendirian di JAKARTA waktu kamu masih SMA dan dia pergi ke JOGJA sama istri barunya. Nah sekarang masa kamu bisa dengan gampangnya ikutin permintaan bapakmu?

DIANA

Loh? Siapa yang bilang aku ikutin permintaan dia? Aku kan cuman diem aja.

ANGGA

Diem itu artinya ya setuju. Jangan-jangan kamu emang beneran suka ya sama si TONO-TONO itu?

DIANA

Loh, kamu kok ngomong gitu sih? Kenapa jadi kamu yang posesif sekarang? Harusnya itu aku justru yang marah sama kamu. Di semua media keliatan banget kamu sama si ANYA udah makin lengket aja pake main tangan dan peluk-pelukan segala. Bahkan sampe di backstage juga. Lama-lama aku rasa kayaknya kamu udah beneran nyaman ya sama dia?

ANGGA

Loh loh loh? Kok kamu jadi nyerang aku sekarang?

DIANA

Lah emang bener kan? Kamu sekarang beneran suka sama dia kan?

ANGGA

Eh ini kita lagi ngomongin masalah kamu ya.

DIANA

Terus kamu maunya apa ga? Kamu mau aku bikin bapakku makin down gitu? Supaya dia cepet mati gitu?

ANGGA

Ya gak gitu dong. Maksudku..

DIANA

Jadi Maksudmu apa? Maunya kamu apa? (berteriak sambil menangis) Aku udah ikutin semua permainan kamu, ga. Aku rela lihat orang yang aku sayang mesra-mesraan sama cewek lain demi kariernya. Aku rela korbanin perasaan aku demi mimpi kamu. Kurang baik apa coba aku ga?

ANGGA

Maaf sayang. Aku gak bermaksud...

DIANA

Aku sampe rela tandatangani perjanjian untuk sangkal hubungan kita di depan orang-orang. Kamu pikir itu mudah buat aku,ga?

ANGGA

DIANA.. Kamu kan tau aku serius sama kamu. Maksudku tadi itu...

DIANA

OK Sekarang gini aja. Aku akan ikutin permintaan kamu. Aku akan langsung buka ini semua ke bapakku dan bilang ke dia kalo aku udah punya pacar yang siap nikahin aku. Apa kamu siap langsung datang sekarang di hadapan bapak dan lamar aku?

ANGGA terdiam selama beberapa detik.

DIANA (CONT'D)

Kenapa diem? Tadi Katanya kamu beneran serius sama aku? Ya udah buktiin sekarang.

ANGGA

Sayang, gak gitu juga caranya. Kamu kan tau gimana situasinya.

DIANA

Udah cukup ya ga. Sekarang terbukti kan siapa yang gak serius sama hubungan ini? (pause) Kayaknya Aku gak sanggup terusin ini semua.

ANGGA

Sayang, please...

DIANA langsung menutup teleponnya. Ia tersungkur. Suara tangisannya semakin menjadi. Terlihat beberapa orang di area parkir yang bingung melihat DIANA.

FADE TO BLACK

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar