Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
51. EXT. HALAMAN BALAI DESA – SORE
Beberapa ekor kambing merumput di bawah pohon. Dua diantaranya kambing bandot.
PAMAN,PAK RT,PAK SARJU, menuntun sepeda. BIBI, BU RT, BU SARJU berpakaian kebaya jalan di belakangnya.
PAMAN
PAK RT, Bagaimana dengan rencana
minggu ini
PAK RT
Tidak ada perubahan. Sesuai dengan
apa yang sudah kita siapkan.
PAK SARJU
[Memotong]
PAK BERO jadi ikut tidak?
PAK RT
Mungkin sebentar lagi beliau
datang.
PAMAN
Kalau PAK BERO sehat, dia pasti
ikut. Apa lagi urusannya Kepala Desa.
Pemilihan Pimpinan.
Memilih untuk yang berkuasa.
Mereka berhenti dan tertawa. Terlihat di latar belakang kambing yang merumput.
PAK RT
Kalau menurut bapak, perkembangan
ke depan ini bagaimana?
PAMAN
Apa?
Memilih pemimpin?
PAK RT
[mengangguk]
Betul!
PAMAN
Harus hati-hati! Jika tidak...
[ingin melenjutkan kata-katanya]
PAK SARJU[OS]
[memotong]
Itu PAK BERO!
Gambar bergerak ke arah 2 ekor kambing bandot sedang adu kepala.
CUT TO:
52. EXT. KANDANG SAPI – SORE
SURYA telanjang dada, badannya berkringat. Ia sedang memindahkan
Teletong
SURYA mengayunkan cangkulnya untuk mengisi cikrak. Ayunan yang kesekian cangkulnya mengenai kayu dan meleset mengarah ke kaki sebelah kiri.
SURYA
Aduh!
MS/CU: Sapi-sapi di kandang menoleh.
CUT TO:
53. INT. RUANG MAKAN – SORE
Di dinding Ruang makan tergantung foto PAMAN dan BIBI setengah badan, Hitam putih. PAMAN mengenakan pakaian militer dan BIBI berkebaya.
SURYA telanjang dada duduk membelakangi foto itu sambil membalut jempol kakinya yang kena cangkul.
CU. Kaki dengan jempol yang diperban.
CUT TO:
54. EXT. PEMATANG SAWAH – SORE
Deretan bebegig [orang-orangan sawah] laki-laki dan perepuan berdiri di kanan kiri pematang sawah menuju gubuk.
Satu bebegig perempuan dan satu bebegig berbentuk sapi ada di dalam gubuk.
SURYA bediri di ujung pematang menghadap ke arah gubuk. Kepalanya bermahkota jerami dan badannya hanya dililit kain sebagai pengganti celana dalam.
DEWI SRI [OS]
Jalanlah! Terus! Lurus ke depan
Jangan menengok kebelakang!
SURYA berjalan dengan terpaksa, penuh ketakutan menuju gubuk.
Di kanan-kiri seperti pagar, bebegig sawah berdiri menggodanya. SURYA merasa bebegig-bebegig itu hidup. Ada yang menjulurkan kepalanya, tangannya menyentuh badan SURYA, menghalang-halangi jalan. Ada yang matanya melotot seperti ingin memakannya. Ada yang mendadak membuka mulutnya lebar. dan melompat ke pungungnya. Ada yang menahan kakinya membuat SURYA jatuh.
BEBEGIG PEREMPUAN yang ada di gubuk berubah menjadi DEWI SRI yang sedang duduk. Pakaiannya putih bersih, ada sedikit aksesoris warna keemasan. Dan di belakangnya terdapat seekor sapi putih.
SURYA terus berjalan, tidak percaya, apa yang ada didepannya.
DEWI SRI [OS]
Ingat!
Jangan menenggok kebelakang!
Jangan menengok kebelakang.
SURYA mencari gema suara itu, ia memejam dan mebuka matanya, terlihat awan aneh di atas gubuk. Ia menengok kesamping. Melihat matahari terbenam di ufuk barat.
VO: Suara laki perempuan riuh menertawakannya.
SURYA mencari asal suara tawa itu, tanpa ia sadari ia memutar badannya. Hingga mengarah ke belakang. Hanya ada deretan bebegig berdiri tegak di tempatnya.
SURYA kembali melihat ke arah gubuk. DEWI SRI dan sapi putih berubah menjadi bebegig yang terbakar.
SURYA lari ke gubuk.
SURYA
DEWI kemana kamu?
Pergi kemana kamu?
Api membesar. Bebegig-bebegig beterbangan, berloncatan di atas kepala. Lalu terjun ke kobaran api.
SURYA
[terus mecari]
DEWI, dimana kamu?
Kembali,kembalilah! Pergi kemana
kamu?
CUT TO:
55. INT. KAMAR SURYA – MALAM
SURYA terbaring, mengigau di tempat tidur.
SURYA.
Kembali-kembali!
Kembalilah!
BIBI masuk membangunkan SURYA
BIBI
SUN, bangun SUN! Bangun!
SURYA terjaga, nafasnya terengah-engah
BIBI
Ada apa SUN? Ada apa?
SURYA tidak menjawab. BIBI meraba kening SURYA lalu mendudukkannya. BIBI mengambil segelas air putih.
BIBI
Ini minum dulu SUN!
Kamu mimpi apa?
SURYA minum dan tidak menjawab.
CUT TO:
56. EXT/INT. POS RONDA 4 – SIANG
CU. Kertas bergambar pohon kelapa, pohon jagung, pohon tebu di tempel ke dinding Pos Ronda
Dalam rangka untuk pemilihan Lurah.
DODI memberi lem pada kertas sedangkan BADRI yang menepel-nempelkan. Pada salah satu dinding pos ronda yang nyaris penuh dengan gambar.
CTT.
Kertas bergambar pohon kelapa berwarna hijau dan hitam putih.
Kertas bergambar pohon jagung berwarna merah dan hitam putih.
Kertas bergambar pohon tebu berwarna Kuning dan hitam putih.
Semua gambar dicetak dengan mesin foto kopi.
CUT TO:
57. INT/EXT.WARUNG IBU SURTI – SIANG
BADRI dan DODI menepel-nempelkan kertas dengan gambar yang sama [Scene 56] di dinding warung IBU SURTI.
IBU SURTI sedang menakar gula pasir. Membuat kantongan gula pasir ukuran seperempat kilo gram.
BADRI muncul dipintu. Tangannya memegang kertas yang akan di tempel.
BADRI
BU saya ambil satu lagi.
IBU SURTI
Yang kemarin belum dibayar!
BADRI
Iya nanti sekalian. Selesai ini
saya lunasi semuanya.
CUT TO:
58. INT. KAMAR SURYA – SENJA
Surya terbaring di tempat tidur. Jari tangannya meraba-raba dibalik kain seprai. Ia mendapatkan dua buah uang logam Rp 500,- Tangannya masih meraba-raba dan terhenti.
BIBI masuk membawa semangkuk bubur.
BIBI
SUN! Kamu makan dulu!
BIBI keluar kamar.
Surya melihat uang di tangannya lalu di kembalikan lagi ke lubang yang ada di kasur.
CUT TO :
59. INT. RUANG MAKAN – SENJA
BIBI menyalakan lampu meja. Terlihat makanan untuk makan
malam sudah siap.
CUT TO:
60. EXT. KANDANG SAPI – SENJA
BIBI menggantungkan lampu badai di kandang sapi.
CUT TO:
61. INT. DAPUR – SENJA
BIBI mengantungkan lampu badai di dapur.
Tanpa diketahui Lampu itu bocor, minyaknya menetes, jatuh mengenai kaleng yang dipakai duduk oleh SURYA. [SCENE 50.]
CU. Tetesan minyak jatuh di kaleng
CUT TO:
62. INT. RUMAH PAK BERO – MALAM
PAMAN, PAK RT, PAK SARJU, PAK BERO dan HANSIP 2 mengadakan pertemuan diterangi lampu petromak. Gelas-gelas kopi di meja sudah tidak penuh lagi.
PAK BERO
Bukankah PAK RT sudah menyebar
tanda gambar kita.
PAK RT
Betul pak! Semua sudah kami
sebarkan.
Bahkan tiga hari sesudahnya, tanda
gambar kita masih ada bersama
gambar calon yang lain.
PAMAN
Tapi kenyataanya gambar pohon kelapa
kita hilang semua.
Memang masih ada beberapa, tapi
cuma ada di Balai Desa.
Ini jelas sabotase. Ada
kesengajaan.
PAK SARJU
Kemarin siang, saya masih melihat di…
[menguap]
Di warung BU SURTI.
PAMAN
[Kepada HANSIP 2]
PAK JAROT, tadi malam bapak jaga?
Keliling?
HANSIP 2
[mematikan rokok]
Iya! Saya keliling jam sembilan
pak.
PAK BERO
Malamnya?
HANSIP 2
Malamnya saya di pos ronda 4.
PAK BERO
[Tertawa}
PAMAN
Ada siapa saja disana?
HANSIP 2
BADRI dan kawan-kawannya!
PAK BERO
[Tertawa lagi]
PAK SARJU
[Tersadar dari kantuknya]
HANSIP 2
[Mempertegas]
Begini PAK BERO.
Saya kedatangan dua orang tamu,
dari kecamatan. Dan saya hanya
mengantarkan mereka ke sana.
PAK BERO
Bagus! Bagus.
[Masih tertawa]
PAMAN
Dua motor tadi malam!
HANSIP 2
Betul pak!
PAMAN
Bukannya mereka empat orang?
HANSIP 2
Saya kurang tahu. Tapi yang bertemu
dengan saya cuma dua orang.
PAMAN
Cara-cara seperti ini masih saja
berlaku.
Mau jadi apa kampung kita?
PAK RT, PAK JAROT…
PAMAN berhenti bicara, melihat PAK SARJU. PAK BERO membangunkan PAK SARJU.
PAMAN
Kita semua harus bangun. Bersihkan
mental-mental seperti itu.
Terdengar suara ledakan dikejauhan.
PAK RT
Suara apa itu?
Mereka terdiam. Tidak lama kemudian.
VO: Suara titir kentongan. Juga terdengar teriakan kebakaran.
HANSIP 2 lari keluar, diikuti PAK RT, PAMAN, PAK BERO dan PAK SARJU.
CUT TO:
INTER CUT
Sisa-sisa dapur yang terbakar
CUT TO:
63. INT/EXT. TERAS RUMAH – SIANG
Mulut dan hidung SURYA ditutup denga kain. Tangan kirinya memegang pisau dapur.
SURYA tertatih-tatih mengangkat kasur tua ke luar rumah. melalui pintu, yang terlalu sempit. Kapuk-kapuk berserakan, juga uang koin berjatuhan dari robekan kasur di beberapa tempat.
SURYA mengumpulkan koin dan gulungan uang kertas, lalu dimasukan ke dalam kaleng.[kaleng Yang bocor di SCENE 49]
SURYA mencari simpanan uangnya di dalam kasur. Ada yang di ambil dari lubang kasur yang sudah ada. Ada yang di ambil dengan cara merobek kasur dengan pisau, setelah lebih dahulu ia merabanya.
Uang-uangnya di lemparkan ke dalam kaleng. Ada yang masuk ada yang berserakan. Semakin lama robekan di kasur semakin banyak. Kapuk-kapuk bertebaran.
Ternyata uang yang di tabung di dalam kasur cukup banyak. Kaleng itu hampir penuh dengan uang pecahan koin dan pecahan uang kertas.
CUT TO:
64. EXT. PADANG RUMPUT TEPI SAWAH – SIANG
Terdengar bunyi kaleng terpukul dari baling-baling sawah.
SURYA, EDU, dan MAMED. Berpakaian sehari-hari. Mereka mengangkat bambu untuk ditegakkan. Pada ujung bambu terdapat baling-baling sawah dan boneka Petruk yang sudah diperbaiki.
SURYA, EDU, MAMED
Satu, dua tiga.
Tiang bambu berdiri tegak bersebelahan dengan dua tiang baling-baling yang lain.
SURYA
Ayo putar ke kanan sedikit!
Ya cukup, cukup!
Tiga baling-baling berputar ditiup angin. Boneka Petrukpun bergerak. Diiringi ketukan-ketukan suara kaleng dari baling-baling yang ada disebelahnya.
CUT TO:
65. EXT/INT. RUANG KERJA SURYA – SIANG
Ruangan itu terdapat satu meja dan dua kursi. Diatas meja ada tabung A yang sudah jadi [tinggi 30 cm, diameter 20 cm], alat tulis, kertas bergambar fotokopi alat pembuat biogas.
Pada dinding ruangan itu tertepel gambar sebuah alat pembuat biogas ukuran besar. Dilengkapi dengan keterangannya.
Tabung A - Untuk menampung bahan baku.
Tabung B - Untuk menampung gas.
Corong - Untuk memasukan bahan baku
Selang - Untuk menyalurkan gas.
Kran - Untuk membuka dan menutup gas.
Pada bagian samping bawah ada gambar kotoran ternak.
MCU-FOLLOW
Dua karton merah dan putih yang di pegang SURYA. Ia melangkah. Kenudia terlihat MAMED jongkok memotong ganbarnya dan EDU duduk menggaris, membuat gambar
SURYA berdiri antara MAMED da EDU
CUT TO:
CU. Karton di gelar SURYA
IN MUSIC. Dinamis
SURYA bangun dan berjalan ke arah meja.
CU. Tangan MAMED mengunting karton
MCU. EDU menggaris, membuat gambar persegi panjang.
CU.Tangan SURYA mencari-cari gambar fotokopi tabung biogas diantara kertas-kertas di meja.
MS. EDU elanjutkan embuat gambar persegi panjang 10cmx25cm dua buah
SURYA kembali lagi membawa kertas fotokopi bergambar tabung biogas. ia duduk di lantai.
SURYA
EDU tolong [menunjuk penggaris]
EDU
[mengulurkan penggaris lalu berdiri]
EDU - berjalan mengambil gunting di samping MAMED
MAMED - Bangun berjalan OUT FRAME
SURYA - Mulai membuat gambar persegi panjang 45cmx30cm
EDU - kembali ketempatnya, lalu memotong satu gambarna.
MAMED IN FRAME - membawa panci kecil berisi lem sagu. ke tempatnya.
SURYA - Mengambil gunting di samping EDU dan menggunting gambarnya.
EDU - Membentuk karton yang sudah potongan menjadi pipa
MAMED - Bangun membawa lem dan corong yang sudah dibuatnya menghampiri EDU dan SURYA
Mereka memberi lem pada hasil kerjanya asing-masing.
SURYA - Membuat tabung
EDU - Mebuat pipa
MAMED - Merapikan corong yang sudah jadi
CTT
CU. Ekspresi wajah dan ekspresi kerja/gambar diperlukan cukup banyak. Untuk membuat SCENE ini menjadi dinamis.
SURYA, EDU dan MAMED merakit apa yang sudah dibuat sesuai dengan gambar yang ada di dinding.
Lalu SURYA menutup tabung B.
CUT TO:
66. EXT. JALANAN TEPI SAWAH – SIANG
LS. pedati tanpa dinding membawa alat penghasil biogas. SURYA, EDU, MAMED di atas pedati terlihat riang gembira.Pak Tani dilatar depan ataupun belakang sedang engolah sawah.
Pada salah satu pipa di ikat kain berwarna kuning kemerahan. Seperti bendera ketika tertiup angin.
SURYA memutar-mutar selang yang berbuku-buku sehingga menimbulkan bunyi.
MAMED meniup tromped yang dibuat dari daun kelapa. EDU bergantian dengan SURYA memutar-mutar selang.
MONTASE
- Pedati berjalan dengan latar belakang petani yang sedang mencangkul dan sapi yang sedang membajak.
- Pedati berjalan dengan latar belakang sawah, sudah menghijau.
- Pedati berjalan dengan latarbelakang padi, sudah menguning.
CUT TO:
67. EXT/INT. TEMPAT RAMAL – SIANG
CU. Barisan kartu remi berjejer rapi dalam posisi terbuka
Tukang ramal meraup dan mengocoknya lalu menyodorkan kartu yang berada di tangannya.
Terlihat beberapa orang dan pasangan ingin meramal. mereka duduk setengah lingkaran
Ternyata PAMAN dan BIBI duduk di depan TUKANG RAMAL, lalu PAMAN mengambil satu kartu.
TUKANG RAMAL
Saya harap bapak nyakin dengan isi
ramalan ini!
Karena kalau bapak tidak nyakin,
Maka ramalan saya juga tidak ampuh.
PAMAN
Ya! Saya nyakin.
TUKANG RAMAL menatap ke arah PAMAN sambil menimang-nimang kartu yang diambil PAMAN. Dengan posisi tertutup
TUKANG RAMAL
Sekali lagi saya bertanya.
Apa bapak nyakin dengan ramalan saya?
[merubah intonasinya]
Perlu bapak ketahui,
Selama saya menjadi peramal.
Klien saya selalu kembali lagi
untuk mengucapkan teriakasih!
Kenapa?
Karena ramalan saya tidak pernah
mleset.
Kartu pilihan PAMAN di letakan tertutup di meja.
TUKANG RAMAL sengaja membesar-besarkan suaranya supaya klien yang lain mendengar jelas apa yang diucapkannya.
BIBI dengan siku tangannya menyenggol pinggang PAMAN.
BIBI
Yakin pak. Yakin saja! Nggak ada
ruginya kan?
PAMAN
Iya! Iya. Saya sudah yakin!
TUKANG RAMAL tersenyum, menjabat tangan PAMAN sambil melirik klien yang lain.
TUKANG RAMAL
Tolong sebutkan. Nama lengkap
bapak!
PAMAN
JOYO SOEPARMAN.
TUKANG RAMAL membuka kartu yang diambil PAMAN. Terlihat As hati.
TUKANG RAMAL
Wah! Kartu bagus!
Dalam minggu-minggu ini. Mimpi
bapak bakal terwujud.
TUKANG RAMAL kembali meminta PAMAN untuk mengambil satu kartu lagi.
TUKANG RAMAL
[membuka kartu]
Sepuluh waru.
Artinya, bapak akan mendapatkan
kemakmuran atau kesuksesan!
TUKANG RAMAL meminta PAMAN untuk mengambil kartu yang terakhir.
TUKANG RAMAL
Ini kartu terakhir.
Jika kartu ini mendukung kartu
sebelumnya.
Berarti, jalan tol.
Jika kartu ini, tidak mendukung.
Berarti, jalan tolnya bergelombang-
gelombang.
BIBI gelisah. Tetapi PAMAN tetap tenang. TUKANG RAMAL membuka kartu. Terlihat tuju waru.
TUKANG RAMAL
[membuka kartu]
Tuju waru!
Tujuan atau rencana bapak akan
berhasil.
Hanya di jalan tolnya terdapat
gelombang.
Tetapi tidak perlu cemas.
Karena kartu pertama adalah As!
Bisa mengatasi gelombang-gelombang
yang bakal terjadi.
TUKANG RAMAL meletakan kartu pilihan terakhir disebelah kartu pilihan sebelumnya.
CU. As hati, sepuluh waru dan tuju waru.
CUT TO: