Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tele - Tong
Suka
Favorit
Bagikan
5. Scene 51-67 #5
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

51. EXT. HALAMAN BALAI DESA – SORE 

Beberapa ekor kambing merumput di bawah pohon. Dua diantaranya kambing bandot.

PAMAN,PAK RT,PAK SARJU, menuntun sepeda. BIBI, BU RT, BU SARJU berpakaian kebaya jalan di belakangnya.

PAMAN

PAK RT, Bagaimana dengan rencana

minggu ini

PAK RT

Tidak ada perubahan. Sesuai dengan

apa yang sudah kita siapkan.

PAK SARJU

[Memotong]

PAK BERO jadi ikut tidak?

PAK RT

Mungkin sebentar lagi beliau

datang.

PAMAN

Kalau PAK BERO sehat, dia pasti

ikut. Apa lagi urusannya Kepala Desa.

Pemilihan Pimpinan.

Memilih untuk yang berkuasa.

Mereka berhenti dan tertawa. Terlihat di latar belakang kambing yang merumput. 

PAK RT

Kalau menurut bapak, perkembangan

ke depan ini bagaimana?

PAMAN

Apa?

Memilih pemimpin? 

PAK RT

[mengangguk]

Betul! 

PAMAN

Harus hati-hati! Jika tidak...

[ingin melenjutkan kata-katanya] 

PAK SARJU[OS]

[memotong]

Itu PAK BERO!

 

Gambar bergerak ke arah 2 ekor kambing bandot sedang adu kepala.

CUT TO:

52. EXT. KANDANG SAPI – SORE

SURYA telanjang dada, badannya berkringat. Ia sedang memindahkan

Teletong 

SURYA mengayunkan cangkulnya untuk mengisi cikrak. Ayunan yang kesekian cangkulnya mengenai kayu dan meleset mengarah ke kaki sebelah kiri. 

SURYA

Aduh!

MS/CU: Sapi-sapi di kandang menoleh. 

CUT TO:

 

53. INT. RUANG MAKAN – SORE

Di dinding Ruang makan tergantung foto PAMAN dan BIBI setengah badan, Hitam putih. PAMAN mengenakan pakaian militer dan BIBI berkebaya.

SURYA telanjang dada duduk membelakangi foto itu sambil membalut jempol kakinya yang kena cangkul. 

CU. Kaki dengan jempol yang diperban. 

CUT TO:

  

54. EXT. PEMATANG SAWAH – SORE

Deretan bebegig [orang-orangan sawah] laki-laki dan perepuan berdiri di kanan kiri pematang sawah menuju gubuk.

Satu bebegig perempuan dan satu bebegig berbentuk sapi ada di dalam gubuk.

SURYA bediri di ujung pematang menghadap ke arah gubuk. Kepalanya bermahkota jerami dan badannya hanya dililit kain sebagai pengganti celana dalam. 

DEWI SRI [OS]

Jalanlah! Terus! Lurus ke depan

Jangan menengok kebelakang!

 

SURYA berjalan dengan terpaksa, penuh ketakutan menuju gubuk.

Di kanan-kiri seperti pagar, bebegig sawah berdiri menggodanya. SURYA merasa bebegig-bebegig itu hidup. Ada yang menjulurkan kepalanya, tangannya menyentuh badan SURYA, menghalang-halangi jalan. Ada yang matanya melotot seperti ingin memakannya. Ada yang mendadak membuka mulutnya lebar. dan melompat ke pungungnya. Ada yang menahan kakinya membuat SURYA jatuh. 

BEBEGIG PEREMPUAN yang ada di gubuk berubah menjadi DEWI SRI yang sedang duduk. Pakaiannya putih bersih, ada sedikit aksesoris warna keemasan. Dan di belakangnya terdapat seekor sapi putih.

SURYA terus berjalan, tidak percaya, apa yang ada didepannya. 

DEWI SRI [OS]

Ingat!

Jangan menenggok kebelakang!

Jangan menengok kebelakang.

 

SURYA mencari gema suara itu, ia memejam dan mebuka matanya, terlihat awan aneh di atas gubuk. Ia menengok kesamping. Melihat matahari terbenam di ufuk barat. 

VO: Suara laki perempuan riuh menertawakannya.

SURYA mencari asal suara tawa itu, tanpa ia sadari ia memutar badannya. Hingga mengarah ke belakang. Hanya ada deretan bebegig berdiri tegak di tempatnya. 

SURYA kembali melihat ke arah gubuk. DEWI SRI dan sapi putih berubah menjadi bebegig yang terbakar.

SURYA lari ke gubuk. 

SURYA

DEWI kemana kamu?

Pergi kemana kamu?

 

Api membesar. Bebegig-bebegig beterbangan, berloncatan di atas kepala. Lalu terjun ke kobaran api. 

SURYA

[terus mecari]

DEWI, dimana kamu?

Kembali,kembalilah! Pergi kemana

kamu?

CUT TO:

 

 55. INT. KAMAR SURYA – MALAM 

SURYA terbaring, mengigau di tempat tidur.

SURYA.

Kembali-kembali!

Kembalilah!

 

BIBI masuk membangunkan SURYA

BIBI

SUN, bangun SUN! Bangun!

SURYA terjaga, nafasnya terengah-engah 

BIBI

Ada apa SUN? Ada apa?

 

SURYA tidak menjawab. BIBI meraba kening SURYA lalu mendudukkannya. BIBI mengambil segelas air putih. 

BIBI

Ini minum dulu SUN!

Kamu mimpi apa?

 

SURYA minum dan tidak menjawab.

CUT TO:

  

56. EXT/INT. POS RONDA 4 – SIANG 

CU. Kertas bergambar pohon kelapa, pohon jagung, pohon tebu di tempel ke dinding Pos Ronda 

Dalam rangka untuk pemilihan Lurah.

DODI memberi lem pada kertas sedangkan BADRI yang menepel-nempelkan. Pada salah satu dinding pos ronda yang nyaris penuh dengan gambar.

CTT.

Kertas bergambar pohon kelapa berwarna hijau dan hitam putih.

Kertas bergambar pohon jagung berwarna merah dan hitam putih.

Kertas bergambar pohon tebu berwarna Kuning dan hitam putih.

Semua gambar dicetak dengan mesin foto kopi.

CUT TO:

 

57. INT/EXT.WARUNG IBU SURTI – SIANG 

BADRI dan DODI menepel-nempelkan kertas dengan gambar yang sama [Scene 56] di dinding warung IBU SURTI. 

IBU SURTI sedang menakar gula pasir. Membuat kantongan gula pasir ukuran seperempat kilo gram. 

BADRI muncul dipintu. Tangannya memegang kertas yang akan di tempel. 

BADRI

BU saya ambil satu lagi.

IBU SURTI

Yang kemarin belum dibayar! 

BADRI

Iya nanti sekalian. Selesai ini

saya lunasi semuanya.

CUT TO:

 

58. INT. KAMAR SURYA – SENJA 

Surya terbaring di tempat tidur. Jari tangannya meraba-raba dibalik kain seprai. Ia mendapatkan dua buah uang logam Rp 500,- Tangannya masih meraba-raba dan terhenti. 

BIBI masuk membawa semangkuk bubur.

BIBI

SUN! Kamu makan dulu!

BIBI keluar kamar.

Surya melihat uang di tangannya lalu di kembalikan lagi ke lubang yang ada di kasur.

 CUT TO :

59. INT. RUANG MAKAN – SENJA 

BIBI menyalakan lampu meja. Terlihat makanan untuk makan

malam sudah siap.              

CUT TO: 

60. EXT. KANDANG SAPI – SENJA

BIBI menggantungkan lampu badai di kandang sapi.

CUT TO:

 

61. INT. DAPUR – SENJA 

BIBI mengantungkan lampu badai di dapur.

Tanpa diketahui Lampu itu bocor, minyaknya menetes, jatuh mengenai kaleng yang dipakai duduk oleh SURYA. [SCENE 50.] 

CU. Tetesan minyak jatuh di kaleng

CUT TO: 

62. INT. RUMAH PAK BERO – MALAM

PAMAN, PAK RT, PAK SARJU, PAK BERO dan HANSIP 2 mengadakan pertemuan diterangi lampu petromak. Gelas-gelas kopi di meja sudah tidak penuh lagi. 

PAK BERO

Bukankah PAK RT sudah menyebar

tanda gambar kita. 

PAK RT

Betul pak! Semua sudah kami

sebarkan.

Bahkan tiga hari sesudahnya, tanda

gambar kita masih ada bersama

gambar calon yang lain. 

PAMAN

Tapi kenyataanya gambar pohon kelapa

kita hilang semua.

Memang masih ada beberapa, tapi

cuma ada di Balai Desa.

Ini jelas sabotase. Ada

kesengajaan. 

PAK SARJU

Kemarin siang, saya masih melihat di…

[menguap]

Di warung BU SURTI. 

PAMAN

[Kepada HANSIP 2]

PAK JAROT, tadi malam bapak jaga?

Keliling?

HANSIP 2

[mematikan rokok]

Iya! Saya keliling jam sembilan

pak. 

PAK BERO

Malamnya? 

HANSIP 2

Malamnya saya di pos ronda 4.

PAK BERO

[Tertawa} 

PAMAN

Ada siapa saja disana? 

HANSIP 2

BADRI dan kawan-kawannya! 

PAK BERO

[Tertawa lagi] 

PAK SARJU

[Tersadar dari kantuknya] 

HANSIP 2

[Mempertegas]

Begini PAK BERO.

Saya kedatangan dua orang tamu,

dari kecamatan. Dan saya hanya

mengantarkan mereka ke sana. 

PAK BERO

Bagus! Bagus.

[Masih tertawa] 

PAMAN

Dua motor tadi malam! 

HANSIP 2

Betul pak! 

PAMAN

Bukannya mereka empat orang? 

HANSIP 2

Saya kurang tahu. Tapi yang bertemu

dengan saya cuma dua orang.  

PAMAN

Cara-cara seperti ini masih saja

berlaku.

Mau jadi apa kampung kita?

PAK RT, PAK JAROT… 

PAMAN berhenti bicara, melihat PAK SARJU. PAK BERO membangunkan PAK SARJU. 

PAMAN

Kita semua harus bangun. Bersihkan

mental-mental seperti itu. 

Terdengar suara ledakan dikejauhan. 

PAK RT

Suara apa itu?

 

Mereka terdiam. Tidak lama kemudian.

VO: Suara titir kentongan. Juga terdengar teriakan kebakaran.

HANSIP 2 lari keluar, diikuti PAK RT, PAMAN, PAK BERO dan PAK SARJU. 

CUT TO:

INTER CUT

Sisa-sisa dapur yang terbakar

CUT TO:

 

63. INT/EXT. TERAS RUMAH – SIANG

Mulut dan hidung SURYA ditutup denga kain. Tangan kirinya memegang pisau dapur.

SURYA tertatih-tatih mengangkat kasur tua ke luar rumah. melalui pintu, yang terlalu sempit. Kapuk-kapuk berserakan, juga uang koin berjatuhan dari robekan kasur di beberapa tempat.

SURYA mengumpulkan koin dan gulungan uang kertas, lalu dimasukan ke dalam kaleng.[kaleng Yang bocor di SCENE 49]

SURYA mencari simpanan uangnya di dalam kasur. Ada yang di ambil dari lubang kasur yang sudah ada. Ada yang di ambil dengan cara merobek kasur dengan pisau, setelah lebih dahulu ia merabanya. 

Uang-uangnya di lemparkan ke dalam kaleng. Ada yang masuk ada yang berserakan. Semakin lama robekan di kasur semakin banyak. Kapuk-kapuk bertebaran. 

Ternyata uang yang di tabung di dalam kasur cukup banyak. Kaleng itu hampir penuh dengan uang pecahan koin dan pecahan uang kertas.

CUT TO: 

64. EXT. PADANG RUMPUT TEPI SAWAH – SIANG 

Terdengar bunyi kaleng terpukul dari baling-baling sawah. 

SURYA, EDU, dan MAMED. Berpakaian sehari-hari. Mereka mengangkat bambu untuk ditegakkan. Pada ujung bambu terdapat baling-baling sawah dan boneka Petruk yang sudah diperbaiki.

SURYA, EDU, MAMED

Satu, dua tiga.

Tiang bambu berdiri tegak bersebelahan dengan dua tiang baling-baling yang lain.

SURYA

Ayo putar ke kanan sedikit!

Ya cukup, cukup!

 

Tiga baling-baling berputar ditiup angin. Boneka Petrukpun bergerak. Diiringi ketukan-ketukan suara kaleng dari baling-baling yang ada disebelahnya.

CUT TO:

65. EXT/INT. RUANG KERJA SURYA – SIANG

Ruangan itu terdapat satu meja dan dua kursi. Diatas meja ada tabung A yang sudah jadi [tinggi 30 cm, diameter 20 cm], alat tulis, kertas bergambar fotokopi alat pembuat biogas. 

Pada dinding ruangan itu tertepel gambar sebuah alat pembuat biogas ukuran besar. Dilengkapi dengan keterangannya.

Tabung A - Untuk menampung bahan baku.

Tabung B - Untuk menampung gas.

Corong  - Untuk memasukan bahan baku

Selang  - Untuk menyalurkan gas.

Kran    - Untuk membuka dan menutup gas.

 

Pada bagian samping bawah ada gambar kotoran ternak.

MCU-FOLLOW

Dua karton merah dan putih yang di pegang SURYA. Ia melangkah. Kenudia terlihat MAMED jongkok memotong ganbarnya dan EDU duduk menggaris, membuat gambar

SURYA berdiri antara MAMED da EDU

CUT TO: 

CU. Karton di gelar SURYA

IN MUSIC. Dinamis

SURYA bangun dan berjalan ke arah meja.

CU. Tangan MAMED mengunting karton

MCU. EDU menggaris, membuat gambar persegi panjang.

CU.Tangan SURYA mencari-cari gambar fotokopi tabung biogas diantara kertas-kertas di meja.

MS. EDU elanjutkan embuat gambar persegi panjang 10cmx25cm dua buah

SURYA kembali lagi membawa kertas fotokopi bergambar tabung biogas. ia duduk di lantai.

SURYA

EDU tolong [menunjuk penggaris]

EDU

[mengulurkan penggaris lalu berdiri]

EDU - berjalan mengambil gunting di samping MAMED

MAMED - Bangun berjalan OUT FRAME

SURYA - Mulai membuat gambar persegi panjang 45cmx30cm

EDU - kembali ketempatnya, lalu memotong satu gambarna.

MAMED IN FRAME - membawa panci kecil berisi lem sagu. ke tempatnya.

SURYA - Mengambil gunting di samping EDU dan menggunting gambarnya.

EDU - Membentuk karton yang sudah potongan menjadi pipa

MAMED - Bangun membawa lem dan corong yang sudah dibuatnya menghampiri EDU dan SURYA

Mereka memberi lem pada hasil kerjanya asing-masing.

SURYA - Membuat tabung

EDU - Mebuat pipa

MAMED - Merapikan corong yang sudah jadi

CTT

CU. Ekspresi wajah dan ekspresi kerja/gambar diperlukan cukup banyak. Untuk membuat SCENE ini menjadi dinamis.

SURYA, EDU dan MAMED merakit apa yang sudah dibuat sesuai dengan gambar yang ada di dinding.

Lalu SURYA menutup tabung B.

                                                CUT TO:    

66. EXT. JALANAN TEPI SAWAH – SIANG

LS. pedati tanpa dinding membawa alat penghasil biogas. SURYA, EDU, MAMED di atas pedati terlihat riang gembira.Pak Tani dilatar depan ataupun belakang sedang engolah sawah. 

Pada salah satu pipa di ikat kain berwarna kuning kemerahan. Seperti bendera ketika tertiup angin.

SURYA memutar-mutar selang yang berbuku-buku sehingga menimbulkan bunyi.

MAMED meniup tromped yang dibuat dari daun kelapa. EDU bergantian dengan SURYA memutar-mutar selang.

MONTASE

- Pedati berjalan dengan latar belakang petani yang sedang mencangkul dan sapi yang sedang membajak. 

- Pedati berjalan dengan latar belakang sawah, sudah menghijau.

- Pedati berjalan dengan latarbelakang padi, sudah menguning. 

CUT TO:

 

67. EXT/INT. TEMPAT RAMAL – SIANG

CU. Barisan kartu remi berjejer rapi dalam posisi terbuka

Tukang ramal meraup dan mengocoknya lalu menyodorkan kartu yang berada di tangannya.

Terlihat beberapa orang dan pasangan ingin meramal. mereka duduk setengah lingkaran

Ternyata PAMAN dan BIBI duduk di depan TUKANG RAMAL, lalu PAMAN mengambil satu kartu.

TUKANG RAMAL

Saya harap bapak nyakin dengan isi

ramalan ini!

Karena kalau bapak tidak nyakin,

Maka ramalan saya juga tidak ampuh.

PAMAN

Ya! Saya nyakin.

 

TUKANG RAMAL menatap ke arah PAMAN sambil menimang-nimang kartu yang diambil PAMAN. Dengan posisi tertutup

TUKANG RAMAL

Sekali lagi saya bertanya.

Apa bapak nyakin dengan ramalan saya?

[merubah intonasinya]

Perlu bapak ketahui,

Selama saya menjadi peramal.

Klien saya selalu kembali lagi

untuk mengucapkan teriakasih!

Kenapa?

Karena ramalan saya tidak pernah

mleset.

 

Kartu pilihan PAMAN di letakan tertutup di meja.

TUKANG RAMAL sengaja membesar-besarkan suaranya supaya klien yang lain mendengar jelas apa yang diucapkannya. 

BIBI dengan siku tangannya menyenggol pinggang PAMAN.

BIBI

Yakin pak. Yakin saja! Nggak ada

ruginya kan? 

PAMAN

Iya! Iya. Saya sudah yakin!

 

TUKANG RAMAL tersenyum, menjabat tangan PAMAN sambil melirik klien yang lain.

TUKANG RAMAL

Tolong sebutkan. Nama lengkap

bapak!

PAMAN

JOYO SOEPARMAN.

 

TUKANG RAMAL membuka kartu yang diambil PAMAN. Terlihat As hati.

TUKANG RAMAL

Wah! Kartu bagus!

Dalam minggu-minggu ini. Mimpi

bapak bakal terwujud.

 

TUKANG RAMAL kembali meminta PAMAN untuk mengambil satu kartu lagi.

TUKANG RAMAL

[membuka kartu]

Sepuluh waru.

Artinya, bapak akan mendapatkan

kemakmuran atau kesuksesan!

 

TUKANG RAMAL meminta PAMAN untuk mengambil kartu yang terakhir. 

TUKANG RAMAL

Ini kartu terakhir.

Jika kartu ini mendukung kartu

sebelumnya.

Berarti, jalan tol.

Jika kartu ini, tidak mendukung.

Berarti, jalan tolnya bergelombang-

     gelombang.   

BIBI gelisah. Tetapi PAMAN tetap tenang. TUKANG RAMAL membuka kartu. Terlihat tuju waru.

TUKANG RAMAL

[membuka kartu]

Tuju waru!

Tujuan atau rencana bapak akan

berhasil.

Hanya di jalan tolnya terdapat

gelombang.

Tetapi tidak perlu cemas.

Karena kartu pertama adalah As!

Bisa mengatasi gelombang-gelombang

yang bakal terjadi.

 

TUKANG RAMAL meletakan kartu pilihan terakhir disebelah kartu pilihan sebelumnya.

CU. As hati, sepuluh waru dan tuju waru.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar