Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tele - Tong
Suka
Favorit
Bagikan
2. Scene 12-22 #2
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

12. EXT/INT. RUMAH TANTE SUSI – SIANG

Kaca jendela pecah diterjang batu. Dua ekor anjing menyalak. BUDI yang memegang ketapel kaget, begitu juga SURYA. Mereka lari ketakutan.

TANTE SUSI keluar rumah, kepalanya penuh dengan rolan rambut.

TANTE SUSI

He! Siapa yang melempar rumahku?

Kurang ajar! Jangan lari!

 

TANTE SUSI menjijing daster, lari kejalanan. Diikuti kedua anjingnya

 

TANTE SUSI

Berhenti. Jangan lari! Siapa yang

akan ganti jendelaku?

Dasar anak-anak. Kurang ajar

[kepada anjingnya]

Moli, Bobin. Anak-anak bandel itu

memang tidak tahu adat.

Mangga masih muda-muda dirontokin.

 

TANTE SUSI dengan terburu-buru segera melipat ujung dasternya dan memasukan mangga-mangga yang jatuh ke lipatan dasternya.

         

TANTE SUSI

Moli, Bobin ayo masuk!

 

INTER CUT

PENJUAL BALON [35 thn]. Badannya berotot seperti tentara. Dengan mengendarai sepeda menyusuri jalan tepi sawah. Balon-

balon yang diikat dibelakang beranyun-anyun.

CUT TO:

 

13. TEMPAT BERMAIN - BAWAH POHON – SIANG                     

SURYA dan BUDI dari balik rerimbunan sedang bermain panah-panahan dari daun alang-alang dengan latar belakang perbukitan. 

Daun alang-alang dipotong pada pangkal dan ujungnya, diambil bagian yang kaku. Dua lembar daun disisi tulang daunnya dirobek +/- 5 cm. Tulang daunnya diselipkan di antara jari telunjuk dengan jari tengah, mengarah keluar dan daunnya ditarik kedalam. Ketika kedua sisi daun ditarik cepat tulang daun akan meluncur.

Terlihat daun talas berbentuk hati itu sudah tertancap dua anak panah dari daun alang-alang.

BUDI mengarahkan anak panahnya. Konsentrasi, menahan napas.

lalu diluncurkan.

BUDI

Ah..! Anginnya terlalu kecang. 

SURYA

Kok, anginnya yang salah?

[Sambil mengarahkan anak panah]

Konsentrasi BUD! Nih, lihat!

 

SURYA meluncurkan anak panahnya.

 

SURYA

Ah..! Gagal.

Gara-gara kamu BUD! Aku ikut-ikut

gagal. 

BUDI

Kok! Aku yang disalah?

SURYA

[Tertawa]

SURYA sambil tertawa mengambil anak panah, dan memandang BUDI yang lagi konsentrasi.

VO. Terdengar suara trompet balon yang dipencet berulang-ulang. 

BUDI meluncurkan anak panahnya.

 

BUDI

Hah..! Berhasil... Berhasil.

[menari] 

SURYA

Baru berhasil satu sudah joget-joget.

Nih! Untuk yang ketiga kalinya.

 

SURYA mengarahkan anak panahnya, konsentrasi, lalu diluncurkan. 

Anak panah tepat mengenai sasaran.

MS/CU. Anak panah menusuk daun talas.

CUT TO

 

Tiga orang ANAK-ANAK [7-8 thn], dua laki-laki, satu perempuan. Lari membuntuti PENJUAL BALON yang kemudian berhenti di bawah pohon besar.

ANAK 1

Aku mau yang bisa bunyi PAK. 

ANAK 2

Aku beli yang pistol-pistolan. 

ANAK 3

Aku juga mau yang pistol-

pistolan PAK. 

PENJUAL BALON

Yang pistol-pistolan Cuma satu.

Tapi, sebentar! Bapak buatkan

dulu ya?

 

INTER CUT

SURYA dan EDU mengintip dari balik rerimbunan, melihat mereka dan balon-balon di boncengan sepeda. 

PENJUAL BALON Dengan pompa tangan, mengebungkan balon panjang untuk membuat pisto-pistolan.

ANAK-ANAK memainkan balon yang dibelinya, Anak 3 menunggu pistol-pistolan yang sedang dibuat, sesekali memukul-mukul balon yang diikat di boncengan sepeda

 CUT TO

INTER CUT

SURYA mengarahkan anak panah daun alang-alang ke sebuah balon.

SURYA

Nih! Yang merah

 

Balon merah meledak. 

ANAK-ANAK kaget. Tapi kemudian tertawa.

PENJUAL BALON menengok ke kanan-kiri lalu ke atas

PENJUAL BALON

Mataharinya panas sekali.

 

INTER CUT 

SURYA dan BUDI menahan tawa. 

Kemudian BUDI mengarahkan anak panah daun alang-alang. Kesebuah balon

BUDI

Nih! Yang kuning.

 

ANAK 1 melihat SURYA dan BUDI dibalik rerimbunan 

Balon kuning meledak. PENJUAL BALON kaget.

 

PENJUAL BALON

Kok! Lagi lagi pecah?

[merasa ada yang tidak wajar] 

ANAK-ANAK

[Tertawa, sambil menunjuk ke arah

SURYA dan BUDI]

Itu PAK! Itu PAK.

 

PENJUAL BALON melihat ke rerimbunan lalu beranjak sambil membawa pompa tangan menghampiri SURYA dan Budi.

PENJUAL BALON mengacukan pompanya.

PENJUAL BALON

[Menahan marah]

Ternyata kamu berdua. Kalau nggak

punya uang jangan merusak dagangan

orang. 

SURYA

[ketakutan]

Tidak Pak! Saya tidak merusak. 

BUDI

Iya Pak! 

PENJUAL BALON

Tapi kamu memecahkan dua balon. 

BUDI

[Menengok ke arah SURYA]

PENJUAL BALON

Itu balon yang mahal. Punya uang

berapa kamu? 

BUDI

[Menggeleng]

PENJUAL BALON

Kamu? 

SURYA

Sanya juga tidak punya uang Pak! 

PENJUAL BALON

Sini kamu berdua!

 

PENJUAL BALON menggiring SURYA dan BUDI, lalu menyuruh mereka duduk berlantai tanah.

PENJUAL BALON mencari sesuatu dari dalan tasnya.

PENJUAL BALON

Sekarang kamu berdua harus membantu saya. 

SURYA DAN BUDI

[Diam]

 

PENJUAL BALON mengeluarkan dua lusin balon yang masih kempes. Satu bungkus diletakan dihadapan SURYA dan satu bungkus diletakan dihadapan BUDI.

PENJUAL BALON

Ayo! Tiup balon-balon ini!

 

Melihat itu SURYA dan BUDI hanya bengong, lalu saling memandang.

PENJUAL BALON

[Mengacungkan pompa tangan]

Ayo tiup semuanya!

 

Dengan terpaksa SURYA dan BUDI meniup balon satu persatu. Ada yang menggelembung dan ada yang pecah di depan wajah.

 

CTT.

Gabar meniup balon dibuat CUT TO CUT. Baik yang menggelembung maupun yang pecah. 

Setiap SURYA dan BUDI istirahat, PENJUAL BALON mengangkat pompa tangannya.

PENJUAL BALON

[menghardik]

Tiup semuanya!

 

Selang berikutnya PENJUAL BALON mengancam dengan pistol- pistolan dari balon yang diarahkan ke wajah mereka berdua.

SURYA melihat beberapa kali todongan pistol balon, di mata SURYA salah satu todongan Pistol balon itu adalah pistol betulan.

POV. SURYA. Pistol balon menjadi pistol betulan. 

Mereka berdua kelelahan. Wajahnya SURYA merah sembam. Matanya berkaca-kaca. Ia melihat balon warna-warni yang sudah ditiupnya lama kelamaan menjadi kabur. 

CU. Kumpulan balon warna-warni semakin lama semakin kabur menjadi putih kekuningan.

DISSOLVE TO:

INTER CUT

CU. Warna putih kekuningan berlahan menjadi jelas. Ternyata telur-telur ayam kampung di dalam sangkarnya.

CUT TO:

INTER CUT

Telur pecah, jatuh di atas penggorengan.

CUT TO

  

14. EXT. KANDANG SAPI – PAGI         

PAMAN meberi makan ke lima sapinya. 

SURYA berada diantara kaki sapi, wajahnya terhalang susu sapi. Ia memerah susu dan sekali-kali mengarahkan putting susu ke mulutnya.

PAMAN membawa sekop dan sapu lidi menghampiri SURYA.

PAMAN

SUN, nanti siang jangan lupa

memberi makan sapi.

Jangan terlambat!

 

SURYA terbatuk karena ada air susu yang masuk kehidungnya.

PAMAN

Hari ini kan libur, PAMAN mau ke pasar,

sekalian nanti PAMAN carikan

buku yang kamu minta.

 

SURYA berdiri sambil mengusap mulutnya, lalu mengangkat susu hasil perahan.

SURYA

PAMAN, tapi buku itu harus dapat! 

PAMAN

Iya, nanti dicari sampai dapat.

 

PAMAN mengangkat susu hasil perahan dan pergi ke dapur.

SURYA mengambil sekop dan sapu lidi.

CUT TO

 

15. INT. RUANG KELAS – SIANG

Di papan tulis terdapat 2 buah gambar hanger baju sebagai timbangan. Gambar 1. Ujung keduanya terdapat gambar balon yang belum ditiup. Posisi lurus/seimbang. 

Gambar 2. Hanger baju miring ke kanan. Pada ujung kiri terdapat gambar balon kepes. Pada ujung kanan terdapat gambar balon yang sudah ditiup. Posisi miring ke kanan.

IBU GURU

Anak-anak lihat gambar di depan.

Perhatikan. Apa perbedaan gambar

satu dan gambar dua?

[diam sesaat]

Semua benda yang ada

di bumi ini mempunyai berat, bahkan

udara sekalipun.

 

SURYA mengulang ucapan ibu guru sambil meneruskan gambar di bukunya.

SURYA

[Bicara pada dirinya sendiri]

Semua benda yang ada di bumi ini

mempunyai berat, bahkan udara

sekalipun.

 

SURYA mengambar. Gambar 1. Sebuah roti, bentuknya sepeti keong berbuku-buku mengerucut ke atas dengan keterangan, teletong garis strip. Berat

Gambar 2. Seperti awan/seperti rambut kribo, yang diberi mata dan mulut. Dengan keterangan. Udara garis strip. Berat

SURYA myenyodorkan gambarnya ke teman sebelah. Mereka bertiga tertawa

BUDI meniup balon yang akan dipergunakan buat praktek.

IBU GURU memegang sebuah hanger baju yang sudah di beri tali. Dan salah satu ujung tergantung balon kempes.

BUDI mengikatkan balon yang ditiupnya pada ujung hanger yang lain.

IBU GURU

Anak-anak coba perhatikan

timbangan ini.

 

MURID-MURID maju ke depan

IBU GURU

Coba lihat ini

 

Posisi hanger miring. Posisi berat berada di balon yang ditiup.

IBU GURU

Ketika kita mencoba dengan balon

yang belum ditiup. Posisi

timbangan... 

MURID-MURID

Lurus!

IBU GURU

Ya! Seimbang. Sekarang salah satu

balon diberi udara. Posisinya... 

MURID-MURID

Miring! ke balon yang ditiup. 

IBU GURU

Lebih berat balon yang sudah ditiup

bararti udara memiliki... 

MURID-MURID & IBU GURU

Berat!

IBU GURU

Jelas? 

MURID-MURID

Jelas Bu! 

RATIH

IBU GURU, saya mau bertanya! 

IBU GURU

Ya. Apa pertanyaanmu RATIH? 

RATIH

Udara mempunyai berat. Tapi kenapa

asap itu selalu naik?

SURYA

[seperti baca puisi]

Ada asap pasti ada api.

Kecuali asapnya, es batu.

 

Semua murid tertawa mendengar ucapan SURYA.

IBU GURU

Semua udara, asap atau gas. Jika

terkena panas akan menjadi ringan,

sehingga bergerak ke atas.

IBU GURU [OS]

Karena bergerak ke atas, maka

terjadilah kekosongan ruang di bawah.

Ruang kosong itu akan diisi oleh

udara yang lebih dingin dari udara

di sekitarnya.

Maka terjadilah pergerakan. Itu

yang disebut angin, dan begitu

seterusnya.

CTT. Suara IBU GURU menjadi latar pembuka [SCENE 16.]

CUT TO:

 

16. EXT. HALAMAN RUMAH – SORE

Asap mengepul ke atas dari kertas-kertas dan daun kering terbakar pada galian tanah, sebagai tempat sampah. 

RATIH menyapu, EDU dan BUDI mengumpulkan peralatan gunting, arit, golok, gergaji serta potongan-potongan bambu. Mereka selesai membuat lampion terbang.

SURYA menuangkan minyak tanah kedalam kaleng kecil yang

bersumbu kemudian di letakkan pada kerangka lampion bagian bawah.

SURYA

BUDI ambilkan korek api!

 

Mereka mengelilingi lapion. BUDI menyerahkan korek api kepada SURYA. Dengan hati-hati SURYA menyalakan sumbunya.

Wajah mereka gelisah menunggu, apakah lapion itu akan bergerak naik?

RATIH

Kok nggak bergerak - gerak. 

BUDI

Sabar. Kita tunggu. 

EDU

Jangan-jangan keberatan rangkanya. 

RATIH

Jangan-jangan keberatan kaleng.

 

SURYA serius memperhatikan perubahan setiap detiknya.

EDU

Nah itu! Sudah mulai goyang.

RATIH

Ya. Sudah goyang-goyang. 

BUDI

Kita berhasil.

 

SURYA masih serius memperhatikan.

Tapi mendadak angin meniup kencang. Lapion terguling dan api membakar lampion.

CUT TO:

 

17. EXT. KANDANG SAPI – SIANG

Terdengar lenguhan sapi, dan anak-anak ayam bersama induknya mencari cacing. 

SURYA memakai topi bola plastik [bola plastik SCENE 08], bergambar peta dunia, Ia duduk di atas potongan kayu, memperhatikan teletong yang berasap. Di sampingnya terdapat sebuah ember hitam berisi air untuk minum sapi.

Sesaat SURYA menatap matahari yang bersinar. Lalu melihat kedalam ember.

CU. Matahari di dalam ember.

DISSOLVE TO:

18. INT. PERPUSTAKAAN SEKOLAH - RAK BUKU - SIANG. 

CU. Gambar matahari di cover buku/di dalam buku.

SURYA membuka halaman demi halaman. Menemukan buku tentang kompos,ia pisahkan. Kemudian mengambil buku yang lain di buka-buka lagi, lalu dikembalikan ke dalam rak. Begitu berulang kali. Sampai ia menemukan beberapa buku lagi yaitu,

Buku tentang Balon gas/Lampion terbang, Buku/majalah tentang Persejataan dan buku tentang Biogas.

CUT TO:

19. INT. PERPUSTAKAAN SEKOLAH - MEJA REGISTRASI – SIANG

PENJAGA PERPUSTAKAAN Wajahnya berjambang tebal. Ia menghirup kopi lalu meneruskan membaca sebuah novel remaja.

Di sudut meja terdapat sebuah globe besar.

SURYA dari dalam menghampiri meja.

SURYA

Pak. Saya pinjam buku-buku ini. 

P.PERPUSTAKAAN

Banyak sekali kamu pinjam buku? 

SURYA

Penting pak! Penting.

P. PERPUSTAKAAN

Empat buku? Mau buat bungkus kacang

Apa?

Peraturannya, satu anak satu buku.

Tahu? Itupun hanya bisa dibawa tiga

hari.

P. PERPUSTAKAAN Menunjukan tiga Jarinya. Jari tengahnya memakai cincin

besar. SURYA hanya diam. Memegang dan memutar-mutar globe 

P. PERPUSTAKAAN menatapnya. Lalu memerintah SURYA dengan tangannya untuk mengembalikan buku.

SURYA dengan malas mengembalikan buku ke tempatnya.

RATIH dan DEWI masuk

RATIH & DEWI

Selamat siang pak! 

P. PERPUSTAKAAN

Siang.

Tasnya itu titipkan di sini! 

DEWI

Oh iya! Lupa pak.

P. PERPUSTAKAAN

Sudah banyak, buku-buku yang tidak

kembali.

 

Terdengar beberapa buku jatuh dari atas rak.

P. PERPUSTAKAAN

Apa itu? 

SURYA [OS]

Maaf pak! Saya. 

P. PERPUSTAKAAN

Susun kembali yang rapi! Jangan salah susunannya! 

SURYA [OS]

Baik Pak!

 

RATIH dan DEWI melihat SURYA di balik rak buku.

 

CUT TO

 

20. INT. PERPUSTAKAAN SEKOLAH - RAK BUKU - SIANG.

RATIH dan DEWI datang membatu SURYA merapikan buku yang terjatuh.

SURYA

RATIH, DEWI kamu berdua tolong

aku ya? 

DEWI

Memang ada apa? Serius sekali.

RATIH

Takut diomelin PAK BREWOK ya?

 

SURYA mengajak ke sudut ruangan.

SURYA

[berbisik]

Aku mau pinjam buku-buku ini. Tapi

aku hanya boleh pinjam satu. 

DEWI

Memang begitu peraturannya kan! 

SURYA

Sstt! Ini penting. Aku minta

tolong.

RATIH, kamu pinjam buku ini.

[Buku tentang balon gas]

DEWI, kamu pinjam buku yang ini.

[Buku tentang pupuk kompos] 

DEWI

Aku nggak bisa!

Adikku nangis-nangis minta komik

DONALD BEBEK.

 

SURYA terdiam sesaat. Lalu melihat ke empat buku ditangan dan dipilihnya Lalu buku/majalah yang bergambar persenjataan di letakan di rak begitu saja.

CUT TO:

 

21. EXT. HALAMAN SEKOLAH – SIANG 

Lonceng sekolah berbunyi, tanda waktu istirahat sudah habis anak-anak kembali masuk kelas. SURYA, RATIH, DEWI keluar dari perpustakaan.

SURYA

[Hendak berjalan ke arah lain]

RATIH mana bukunya? 

RATIH

Loh! Kamu nggak masuk lagi?

[menyerahkan buku] 

SURYA

Aku mau belajar di rumah 

DEWI

Tas kamu? 

SURYA

Ada di warung.

 

SURYA bergegas pergi sambil mengeluarkan satu buku tentang biogas dari balik bajunya.

CUT TO:

 

22. INT. RUANG MAKAN – MALAM

Lampu minyak menerangi meja makan. Di dinding terlihat foto hitam putih PAMAN berpakaian militer bersama BIBI bepakaian kebaya.

PAMAN dan SURYA sedang makan malam. Pada suapan terakhir SURYA terbatuk.

 

PAMAN

Kalau makan jangan terburu-buru! 

BIBI

[datang, meletakan teh] Pelan-pelan SUN!

Pelan-pelan! 

SURYA

[minum air putih lalu beranjak]

PAMAN

Mau kemana SUN? 

SURYA

Ada PR PAMAN.

PAMAN

Sebentar! PAMAN mau ngomong. 

SURYA

[kebali mendekat] 

PAMAN

PAMAN dengar, akhir-akhir ini!

Kamu sering bolos sekolah.

Kenapa? 

SURYA

Tidak apa-apa PAMAN 

PAMAN

[Sambil minum teh] Tidak bisa

begitu. Harus ada alasannya!

 

SURYA diam, sementara BIBI membereskan meja makan.

BIBI

Jujur saja SUN.

PAMAN nggak apa-apa!

[beranjak ke dapur]

SURYA

Bosan PAMAN. Pelajarannya

membosankan. 

PAMAN

Jadi kamu malas sekolah?

SURYA

Tidak PAMAN. 

PAMAN

Benar? 

SURYA

Benar PAMAN! 

PAMAN

PAMAN ingatkan!

Jangan diulangi lagi! 

SURYA

Iya PAMAN. 

PAMAN

Sudah! Sekarang kerjakan PR mu

 

SURYA masuk ke kamar. BIBI kembali ke meja makan membawa pisang

BIBI

SUN ini pisangnya? 

PAMAN

Sudah biarkan!

[mengambil gelas teh] Apa gara-gara

aku tidak membelikan buku.

Dia marah. 

BIBI

Tapi di kamarnya ada buku yang

ia inginkan. 

PAMAN

Oh ya?

[meletakan gelas di meja]

 

MS/CU.Gelas diletakan di atas meja. Dengan posisi gelas di

dalam frame gambar, disebelah kanan.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar