Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
12. EXT/INT. RUMAH TANTE SUSI – SIANG
Kaca jendela pecah diterjang batu. Dua ekor anjing menyalak. BUDI yang memegang ketapel kaget, begitu juga SURYA. Mereka lari ketakutan.
TANTE SUSI keluar rumah, kepalanya penuh dengan rolan rambut.
TANTE SUSI
He! Siapa yang melempar rumahku?
Kurang ajar! Jangan lari!
TANTE SUSI menjijing daster, lari kejalanan. Diikuti kedua anjingnya
TANTE SUSI
Berhenti. Jangan lari! Siapa yang
akan ganti jendelaku?
Dasar anak-anak. Kurang ajar
[kepada anjingnya]
Moli, Bobin. Anak-anak bandel itu
memang tidak tahu adat.
Mangga masih muda-muda dirontokin.
TANTE SUSI dengan terburu-buru segera melipat ujung dasternya dan memasukan mangga-mangga yang jatuh ke lipatan dasternya.
TANTE SUSI
Moli, Bobin ayo masuk!
INTER CUT
PENJUAL BALON [35 thn]. Badannya berotot seperti tentara. Dengan mengendarai sepeda menyusuri jalan tepi sawah. Balon-
balon yang diikat dibelakang beranyun-anyun.
CUT TO:
13. TEMPAT BERMAIN - BAWAH POHON – SIANG
SURYA dan BUDI dari balik rerimbunan sedang bermain panah-panahan dari daun alang-alang dengan latar belakang perbukitan.
Daun alang-alang dipotong pada pangkal dan ujungnya, diambil bagian yang kaku. Dua lembar daun disisi tulang daunnya dirobek +/- 5 cm. Tulang daunnya diselipkan di antara jari telunjuk dengan jari tengah, mengarah keluar dan daunnya ditarik kedalam. Ketika kedua sisi daun ditarik cepat tulang daun akan meluncur.
Terlihat daun talas berbentuk hati itu sudah tertancap dua anak panah dari daun alang-alang.
BUDI mengarahkan anak panahnya. Konsentrasi, menahan napas.
lalu diluncurkan.
BUDI
Ah..! Anginnya terlalu kecang.
SURYA
Kok, anginnya yang salah?
[Sambil mengarahkan anak panah]
Konsentrasi BUD! Nih, lihat!
SURYA meluncurkan anak panahnya.
SURYA
Ah..! Gagal.
Gara-gara kamu BUD! Aku ikut-ikut
gagal.
BUDI
Kok! Aku yang disalah?
SURYA
[Tertawa]
SURYA sambil tertawa mengambil anak panah, dan memandang BUDI yang lagi konsentrasi.
VO. Terdengar suara trompet balon yang dipencet berulang-ulang.
BUDI meluncurkan anak panahnya.
BUDI
Hah..! Berhasil... Berhasil.
[menari]
SURYA
Baru berhasil satu sudah joget-joget.
Nih! Untuk yang ketiga kalinya.
SURYA mengarahkan anak panahnya, konsentrasi, lalu diluncurkan.
Anak panah tepat mengenai sasaran.
MS/CU. Anak panah menusuk daun talas.
CUT TO
Tiga orang ANAK-ANAK [7-8 thn], dua laki-laki, satu perempuan. Lari membuntuti PENJUAL BALON yang kemudian berhenti di bawah pohon besar.
ANAK 1
Aku mau yang bisa bunyi PAK.
ANAK 2
Aku beli yang pistol-pistolan.
ANAK 3
Aku juga mau yang pistol-
pistolan PAK.
PENJUAL BALON
Yang pistol-pistolan Cuma satu.
Tapi, sebentar! Bapak buatkan
dulu ya?
INTER CUT
SURYA dan EDU mengintip dari balik rerimbunan, melihat mereka dan balon-balon di boncengan sepeda.
PENJUAL BALON Dengan pompa tangan, mengebungkan balon panjang untuk membuat pisto-pistolan.
ANAK-ANAK memainkan balon yang dibelinya, Anak 3 menunggu pistol-pistolan yang sedang dibuat, sesekali memukul-mukul balon yang diikat di boncengan sepeda
CUT TO
INTER CUT
SURYA mengarahkan anak panah daun alang-alang ke sebuah balon.
SURYA
Nih! Yang merah
Balon merah meledak.
ANAK-ANAK kaget. Tapi kemudian tertawa.
PENJUAL BALON menengok ke kanan-kiri lalu ke atas
PENJUAL BALON
Mataharinya panas sekali.
INTER CUT
SURYA dan BUDI menahan tawa.
Kemudian BUDI mengarahkan anak panah daun alang-alang. Kesebuah balon
BUDI
Nih! Yang kuning.
ANAK 1 melihat SURYA dan BUDI dibalik rerimbunan
Balon kuning meledak. PENJUAL BALON kaget.
PENJUAL BALON
Kok! Lagi lagi pecah?
[merasa ada yang tidak wajar]
ANAK-ANAK
[Tertawa, sambil menunjuk ke arah
SURYA dan BUDI]
Itu PAK! Itu PAK.
PENJUAL BALON melihat ke rerimbunan lalu beranjak sambil membawa pompa tangan menghampiri SURYA dan Budi.
PENJUAL BALON mengacukan pompanya.
PENJUAL BALON
[Menahan marah]
Ternyata kamu berdua. Kalau nggak
punya uang jangan merusak dagangan
orang.
SURYA
[ketakutan]
Tidak Pak! Saya tidak merusak.
BUDI
Iya Pak!
PENJUAL BALON
Tapi kamu memecahkan dua balon.
BUDI
[Menengok ke arah SURYA]
PENJUAL BALON
Itu balon yang mahal. Punya uang
berapa kamu?
BUDI
[Menggeleng]
PENJUAL BALON
Kamu?
SURYA
Sanya juga tidak punya uang Pak!
PENJUAL BALON
Sini kamu berdua!
PENJUAL BALON menggiring SURYA dan BUDI, lalu menyuruh mereka duduk berlantai tanah.
PENJUAL BALON mencari sesuatu dari dalan tasnya.
PENJUAL BALON
Sekarang kamu berdua harus membantu saya.
SURYA DAN BUDI
[Diam]
PENJUAL BALON mengeluarkan dua lusin balon yang masih kempes. Satu bungkus diletakan dihadapan SURYA dan satu bungkus diletakan dihadapan BUDI.
PENJUAL BALON
Ayo! Tiup balon-balon ini!
Melihat itu SURYA dan BUDI hanya bengong, lalu saling memandang.
PENJUAL BALON
[Mengacungkan pompa tangan]
Ayo tiup semuanya!
Dengan terpaksa SURYA dan BUDI meniup balon satu persatu. Ada yang menggelembung dan ada yang pecah di depan wajah.
CTT.
Gabar meniup balon dibuat CUT TO CUT. Baik yang menggelembung maupun yang pecah.
Setiap SURYA dan BUDI istirahat, PENJUAL BALON mengangkat pompa tangannya.
PENJUAL BALON
[menghardik]
Tiup semuanya!
Selang berikutnya PENJUAL BALON mengancam dengan pistol- pistolan dari balon yang diarahkan ke wajah mereka berdua.
SURYA melihat beberapa kali todongan pistol balon, di mata SURYA salah satu todongan Pistol balon itu adalah pistol betulan.
POV. SURYA. Pistol balon menjadi pistol betulan.
Mereka berdua kelelahan. Wajahnya SURYA merah sembam. Matanya berkaca-kaca. Ia melihat balon warna-warni yang sudah ditiupnya lama kelamaan menjadi kabur.
CU. Kumpulan balon warna-warni semakin lama semakin kabur menjadi putih kekuningan.
DISSOLVE TO:
INTER CUT
CU. Warna putih kekuningan berlahan menjadi jelas. Ternyata telur-telur ayam kampung di dalam sangkarnya.
CUT TO:
INTER CUT
Telur pecah, jatuh di atas penggorengan.
CUT TO
14. EXT. KANDANG SAPI – PAGI
PAMAN meberi makan ke lima sapinya.
SURYA berada diantara kaki sapi, wajahnya terhalang susu sapi. Ia memerah susu dan sekali-kali mengarahkan putting susu ke mulutnya.
PAMAN membawa sekop dan sapu lidi menghampiri SURYA.
PAMAN
SUN, nanti siang jangan lupa
memberi makan sapi.
Jangan terlambat!
SURYA terbatuk karena ada air susu yang masuk kehidungnya.
PAMAN
Hari ini kan libur, PAMAN mau ke pasar,
sekalian nanti PAMAN carikan
buku yang kamu minta.
SURYA berdiri sambil mengusap mulutnya, lalu mengangkat susu hasil perahan.
SURYA
PAMAN, tapi buku itu harus dapat!
PAMAN
Iya, nanti dicari sampai dapat.
PAMAN mengangkat susu hasil perahan dan pergi ke dapur.
SURYA mengambil sekop dan sapu lidi.
CUT TO
15. INT. RUANG KELAS – SIANG
Di papan tulis terdapat 2 buah gambar hanger baju sebagai timbangan. Gambar 1. Ujung keduanya terdapat gambar balon yang belum ditiup. Posisi lurus/seimbang.
Gambar 2. Hanger baju miring ke kanan. Pada ujung kiri terdapat gambar balon kepes. Pada ujung kanan terdapat gambar balon yang sudah ditiup. Posisi miring ke kanan.
IBU GURU
Anak-anak lihat gambar di depan.
Perhatikan. Apa perbedaan gambar
satu dan gambar dua?
[diam sesaat]
Semua benda yang ada
di bumi ini mempunyai berat, bahkan
udara sekalipun.
SURYA mengulang ucapan ibu guru sambil meneruskan gambar di bukunya.
SURYA
[Bicara pada dirinya sendiri]
Semua benda yang ada di bumi ini
mempunyai berat, bahkan udara
sekalipun.
SURYA mengambar. Gambar 1. Sebuah roti, bentuknya sepeti keong berbuku-buku mengerucut ke atas dengan keterangan, teletong garis strip. Berat
Gambar 2. Seperti awan/seperti rambut kribo, yang diberi mata dan mulut. Dengan keterangan. Udara garis strip. Berat
SURYA myenyodorkan gambarnya ke teman sebelah. Mereka bertiga tertawa
BUDI meniup balon yang akan dipergunakan buat praktek.
IBU GURU memegang sebuah hanger baju yang sudah di beri tali. Dan salah satu ujung tergantung balon kempes.
BUDI mengikatkan balon yang ditiupnya pada ujung hanger yang lain.
IBU GURU
Anak-anak coba perhatikan
timbangan ini.
MURID-MURID maju ke depan
IBU GURU
Coba lihat ini
Posisi hanger miring. Posisi berat berada di balon yang ditiup.
IBU GURU
Ketika kita mencoba dengan balon
yang belum ditiup. Posisi
timbangan...
MURID-MURID
Lurus!
IBU GURU
Ya! Seimbang. Sekarang salah satu
balon diberi udara. Posisinya...
MURID-MURID
Miring! ke balon yang ditiup.
IBU GURU
Lebih berat balon yang sudah ditiup
bararti udara memiliki...
MURID-MURID & IBU GURU
Berat!
IBU GURU
Jelas?
MURID-MURID
Jelas Bu!
RATIH
IBU GURU, saya mau bertanya!
IBU GURU
Ya. Apa pertanyaanmu RATIH?
RATIH
Udara mempunyai berat. Tapi kenapa
asap itu selalu naik?
SURYA
[seperti baca puisi]
Ada asap pasti ada api.
Kecuali asapnya, es batu.
Semua murid tertawa mendengar ucapan SURYA.
IBU GURU
Semua udara, asap atau gas. Jika
terkena panas akan menjadi ringan,
sehingga bergerak ke atas.
IBU GURU [OS]
Karena bergerak ke atas, maka
terjadilah kekosongan ruang di bawah.
Ruang kosong itu akan diisi oleh
udara yang lebih dingin dari udara
di sekitarnya.
Maka terjadilah pergerakan. Itu
yang disebut angin, dan begitu
seterusnya.
CTT. Suara IBU GURU menjadi latar pembuka [SCENE 16.]
CUT TO:
16. EXT. HALAMAN RUMAH – SORE
Asap mengepul ke atas dari kertas-kertas dan daun kering terbakar pada galian tanah, sebagai tempat sampah.
RATIH menyapu, EDU dan BUDI mengumpulkan peralatan gunting, arit, golok, gergaji serta potongan-potongan bambu. Mereka selesai membuat lampion terbang.
SURYA menuangkan minyak tanah kedalam kaleng kecil yang
bersumbu kemudian di letakkan pada kerangka lampion bagian bawah.
SURYA
BUDI ambilkan korek api!
Mereka mengelilingi lapion. BUDI menyerahkan korek api kepada SURYA. Dengan hati-hati SURYA menyalakan sumbunya.
Wajah mereka gelisah menunggu, apakah lapion itu akan bergerak naik?
RATIH
Kok nggak bergerak - gerak.
BUDI
Sabar. Kita tunggu.
EDU
Jangan-jangan keberatan rangkanya.
RATIH
Jangan-jangan keberatan kaleng.
SURYA serius memperhatikan perubahan setiap detiknya.
EDU
Nah itu! Sudah mulai goyang.
RATIH
Ya. Sudah goyang-goyang.
BUDI
Kita berhasil.
SURYA masih serius memperhatikan.
Tapi mendadak angin meniup kencang. Lapion terguling dan api membakar lampion.
CUT TO:
17. EXT. KANDANG SAPI – SIANG
Terdengar lenguhan sapi, dan anak-anak ayam bersama induknya mencari cacing.
SURYA memakai topi bola plastik [bola plastik SCENE 08], bergambar peta dunia, Ia duduk di atas potongan kayu, memperhatikan teletong yang berasap. Di sampingnya terdapat sebuah ember hitam berisi air untuk minum sapi.
Sesaat SURYA menatap matahari yang bersinar. Lalu melihat kedalam ember.
CU. Matahari di dalam ember.
DISSOLVE TO:
18. INT. PERPUSTAKAAN SEKOLAH - RAK BUKU - SIANG.
CU. Gambar matahari di cover buku/di dalam buku.
SURYA membuka halaman demi halaman. Menemukan buku tentang kompos,ia pisahkan. Kemudian mengambil buku yang lain di buka-buka lagi, lalu dikembalikan ke dalam rak. Begitu berulang kali. Sampai ia menemukan beberapa buku lagi yaitu,
Buku tentang Balon gas/Lampion terbang, Buku/majalah tentang Persejataan dan buku tentang Biogas.
CUT TO:
19. INT. PERPUSTAKAAN SEKOLAH - MEJA REGISTRASI – SIANG
PENJAGA PERPUSTAKAAN Wajahnya berjambang tebal. Ia menghirup kopi lalu meneruskan membaca sebuah novel remaja.
Di sudut meja terdapat sebuah globe besar.
SURYA dari dalam menghampiri meja.
SURYA
Pak. Saya pinjam buku-buku ini.
P.PERPUSTAKAAN
Banyak sekali kamu pinjam buku?
SURYA
Penting pak! Penting.
P. PERPUSTAKAAN
Empat buku? Mau buat bungkus kacang
Apa?
Peraturannya, satu anak satu buku.
Tahu? Itupun hanya bisa dibawa tiga
hari.
P. PERPUSTAKAAN Menunjukan tiga Jarinya. Jari tengahnya memakai cincin
besar. SURYA hanya diam. Memegang dan memutar-mutar globe
P. PERPUSTAKAAN menatapnya. Lalu memerintah SURYA dengan tangannya untuk mengembalikan buku.
SURYA dengan malas mengembalikan buku ke tempatnya.
RATIH dan DEWI masuk
RATIH & DEWI
Selamat siang pak!
P. PERPUSTAKAAN
Siang.
Tasnya itu titipkan di sini!
DEWI
Oh iya! Lupa pak.
P. PERPUSTAKAAN
Sudah banyak, buku-buku yang tidak
kembali.
Terdengar beberapa buku jatuh dari atas rak.
P. PERPUSTAKAAN
Apa itu?
SURYA [OS]
Maaf pak! Saya.
P. PERPUSTAKAAN
Susun kembali yang rapi! Jangan salah susunannya!
SURYA [OS]
Baik Pak!
RATIH dan DEWI melihat SURYA di balik rak buku.
CUT TO
20. INT. PERPUSTAKAAN SEKOLAH - RAK BUKU - SIANG.
RATIH dan DEWI datang membatu SURYA merapikan buku yang terjatuh.
SURYA
RATIH, DEWI kamu berdua tolong
aku ya?
DEWI
Memang ada apa? Serius sekali.
RATIH
Takut diomelin PAK BREWOK ya?
SURYA mengajak ke sudut ruangan.
SURYA
[berbisik]
Aku mau pinjam buku-buku ini. Tapi
aku hanya boleh pinjam satu.
DEWI
Memang begitu peraturannya kan!
SURYA
Sstt! Ini penting. Aku minta
tolong.
RATIH, kamu pinjam buku ini.
[Buku tentang balon gas]
DEWI, kamu pinjam buku yang ini.
[Buku tentang pupuk kompos]
DEWI
Aku nggak bisa!
Adikku nangis-nangis minta komik
DONALD BEBEK.
SURYA terdiam sesaat. Lalu melihat ke empat buku ditangan dan dipilihnya Lalu buku/majalah yang bergambar persenjataan di letakan di rak begitu saja.
CUT TO:
21. EXT. HALAMAN SEKOLAH – SIANG
Lonceng sekolah berbunyi, tanda waktu istirahat sudah habis anak-anak kembali masuk kelas. SURYA, RATIH, DEWI keluar dari perpustakaan.
SURYA
[Hendak berjalan ke arah lain]
RATIH mana bukunya?
RATIH
Loh! Kamu nggak masuk lagi?
[menyerahkan buku]
SURYA
Aku mau belajar di rumah
DEWI
Tas kamu?
SURYA
Ada di warung.
SURYA bergegas pergi sambil mengeluarkan satu buku tentang biogas dari balik bajunya.
CUT TO:
22. INT. RUANG MAKAN – MALAM
Lampu minyak menerangi meja makan. Di dinding terlihat foto hitam putih PAMAN berpakaian militer bersama BIBI bepakaian kebaya.
PAMAN dan SURYA sedang makan malam. Pada suapan terakhir SURYA terbatuk.
PAMAN
Kalau makan jangan terburu-buru!
BIBI
[datang, meletakan teh] Pelan-pelan SUN!
Pelan-pelan!
SURYA
[minum air putih lalu beranjak]
PAMAN
Mau kemana SUN?
SURYA
Ada PR PAMAN.
PAMAN
Sebentar! PAMAN mau ngomong.
SURYA
[kebali mendekat]
PAMAN
PAMAN dengar, akhir-akhir ini!
Kamu sering bolos sekolah.
Kenapa?
SURYA
Tidak apa-apa PAMAN
PAMAN
[Sambil minum teh] Tidak bisa
begitu. Harus ada alasannya!
SURYA diam, sementara BIBI membereskan meja makan.
BIBI
Jujur saja SUN.
PAMAN nggak apa-apa!
[beranjak ke dapur]
SURYA
Bosan PAMAN. Pelajarannya
membosankan.
PAMAN
Jadi kamu malas sekolah?
SURYA
Tidak PAMAN.
PAMAN
Benar?
SURYA
Benar PAMAN!
PAMAN
PAMAN ingatkan!
Jangan diulangi lagi!
SURYA
Iya PAMAN.
PAMAN
Sudah! Sekarang kerjakan PR mu
SURYA masuk ke kamar. BIBI kembali ke meja makan membawa pisang
BIBI
SUN ini pisangnya?
PAMAN
Sudah biarkan!
[mengambil gelas teh] Apa gara-gara
aku tidak membelikan buku.
Dia marah.
BIBI
Tapi di kamarnya ada buku yang
ia inginkan.
PAMAN
Oh ya?
[meletakan gelas di meja]
MS/CU.Gelas diletakan di atas meja. Dengan posisi gelas di
dalam frame gambar, disebelah kanan.
CUT TO: