Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SC.35 INT Ruangan 021 D – Siang
Cast: Ali, Thoriq dan Pak Dokter.
Saat selesai mengambil darah Pak Dokter menyuruh Ali untuk istirahat dahulu sebelum pulang.
Pak Dokter
Adek istirahat dulu ya disini.
Ali mengangguk paham.
Tak berselang lama Thoriq datang dan masuk ke ruangan itu.
Thoriq
Nih untukmu.
Kata Thoriq sambil menyodorkan aqua.
Ali
Makasih Riq.
Kemudian Ali langsung meminum aqua itu.
Thoriq
Gimana rasanya Al?
Ali
Sh.. ya gitu lah Riq, nyampe tempat tusukan jarumnya lo bengkak sama memar.
Thoriq
Ooo paling karena kebanyakan darah yang diambil!
Ali
Iya paling..dah lah Riq, aku dah ikhlas kok.
Thoriq tersenyum bangga.
Thoriq
Ya udah yang penting kmu gak papa.
Ali mengangguk seraya bangun dari baringnya.
Thoriq
Kamu mau kemana?
Ali
Pulang lah. Kan aku mau berangkat kerja lagi.
Thoriq
Lebih baik gak usah berangkat deh Al, soalnya….
Kata-kata Thoriq terpotong,
Ali
Riq… aku cuma mau ngebahagiain Ibu aja…
Thoriq menunduk.
Thoriq
Oke.. itu terserah kmu Al, aku cuma khawatir aja sama kondisimu.. tetapi pas kerja hati-hati ya! Jangan sampai kecapean.
Ali tersenyum lantas mengangguk.
Ali
Yaudah ayo pulang, liat tuh dah jam 12:25 WIB.
Thoriq
Ayo.
SC.36 EXT Depan Rumah sakit – Siang
Cast: Ali, Thoriq, dan Olivia.
Saat Oliv udah turun dari taksi dan membayarnya, segera saja ia berlari untuk masuk menemui Papanya. Tetapi…
BRAK…
Buku buku Oliv terjatuh berantakan. Seketika orang yang menabrak Oliv tadi membantu memunguti bukunya. Tap. Mata Oliv menatap indah mata orang yang menabraknya tadi. Tak disangka saat orang itu melihat Wajah Oliv, mereka berpandangan sebentar. Oliv sangat terkejut.
Olivia
Ali?
Ali
Ka, kamu yang bantuin aku di UKS kan?
Tiba-tiba jantung Ali berdegup kencang. Kemudian segera Ali mengambil salah satu buku disana, ia melihat terdapat tulisan tangan yang bertuliskan nama.
Ali
Olivia Adriclistry?
Seketika hening, lalu mencoba mengganti topik pembicaraan. Dan mengembalikan buku itu kepada orangnya.
Ali
Em… ke, kenapa kamu ke sini ?
Tutur Ali dengan terbata bata.
Olivia
Papa gue baru aja kecelakaan. Maaf ya gak ada waktu buat ngobrol, gue lagi buru-buru.
Olivia langsung berlari masuk ke rumah sakit. Sedangkan Ali melihat gadis itu sejenak lalu berpikir kenapa aku deg-degan?. Batinnya. Kemudian ia dan Thoriq menunggu taksi lewat untuk pulang ke rumah.
SC.37 INT Rumah – Siang
Cast: Ali dan Ibu.
Ali
Assalamu’alaikum, Bu.
Ibu
Waalaikumussalam, masuk nak. Ayo makan pasti kamu udah laper.
Ali
Iya bu bentar.
Ali pergi ke kamarnya terlebih dahulu untuk mengganti pakaian seragamnya. Lalu menuju meja makan menyusul Ibunya.
Ibu
Al, kok mukamu pucet?
Ali
Paling aku lagi laper bu…
Bohong Ali, Demi Ibunya.
Ibu
Oh ya udah ayo makan.
Ali pun segera makan, ia memang sudah lapar ketika di Rumah sakit tadi.
Setelah makan, Ali pamit kepada Ibunya untuk pergi mengerjakan PR, akan tetapi sebenernya Ali pergi ke toko lagi untuk bekerja.
Ibu
Tunggu Al.
Lalu Ibu merogoh sakunya dan mendapati sesuatu. Segera saja Ibu ambil kemudian diberikan kepada Ali.
Kertas apa?. Desis Ali
Kemudian ia buka dan ternyata itu lembaran sobekan dari buku catatan hariannya. Ali mencoba mengingat ingat mengapa kertas ini bisa berada di tangan Ibunya.
Ali
Kok ini bisa sama Ibu?
Ibu
Iya, tadi Ibu menemukain itu di rumput Panjang yang mau ibu babat.
Ali mencoba mengingat lagi.
SC.38 INT dirumah – Malam
Cast: Ali.
Flashback on.
Saat sebelum tidur, Ali sedang emosi lalu pergi ke halaman sambil membawa buku catatan hariannya dan menuliskan sesuatu disana.
Ali
Akh.. aku benci.
Kemudian saking emosinya, Ali menyobek kertas itu lalu merematnya hingga airmata Ali yang sudah banjir jatuh di kertas itu dan Ali langsung membuangnya. Lantas menuju kamar untuk mengistirahatkan otaknya.
Flashback off.
Ali
Oh iya bu, aku langsung pergi ya.
Ibu
Iya, hati-hati nak. Pulang nya jangan kesorean.
Ali mengangguk angguk.
SC.39 INT Toko – Siang
Cast: Ali dan Bang Randy.
Bang Randy
Kok mukamu keliatan gak semangat Al?
Ali
Iya nih lagi lemes…
Bang Randy
Oh iya kok tumben kamu berangkatnya telat 5 menit?.
Ali
Maaf bang, saya tadi ada urusan.
Bang Randy
Urusan apa emang?.
Ali
Panjang lah Bang ceritanya.
Bang Randy mengangguk seolah paham. Kemudian Ali melanjutkan pekerjaannya.
Bagi Ali, satu jam berlalu dengan sangat lama. Tiba-tiba kepala Ali terasa pusing. Tetapi, Ali tetap menjalankan tugasnya dengan sangat baik walaupun kondisi tubuhnya yang tidak mendukung.
Sementara itu, Bang Randy memperhatikan Ali dari jauh.
Bang Randy
Kalo kamu gak kuat istirahat aja dulu!!
Ali
Emang siapa yang kuat?
Bang Randy
Ya kamulah.
Ali
Lah aku lo kuat, liat nih aku masih bisa ngangkat barang seberat ini!!
Bang Randy
Kamu gak usah sok kuat deh ngangkat barang berat-berat. Kasian lo mukamu, keliatan banget kalo gak kuat, Hahaha.
Ejek Bang Randy dengan wajah ngece.
Tiba-tiba Ali terjatuh karena tubuhnya yang lemah dan sok kuat. Bang Randy yang melihatnya tertawa sejenak lalu menolongnya. Kemudian meminta izin kepada pemilik toko untuk membawa Ali pulang kerumahnya.
SC.40 INT Rumah Randy – Sore
Cast: Ali dan Bang Randy.
Setelah 30 menit kemudian, Ali siuman dari pingsannya. Lalu, dia terkejut kerena dirinya berada disuatu tempat yang asing.
Setelah itu ia melihat seseorang datang kepadanya, ternyata orang itu adalah Bang Randy.
Ali
Dimana ini Bang?
Bang Randy
Di rumah Abang.
Ucap Bang Randy sambil membawa obat-obatan untuk Ali.
Bang Randy
Benerkan kata Abang kalo kamu tu udah gak kuat…
Ali hanya diam.
Bang Randy
Kamu tuh kenapa sih coba cerita aja sama Abang, sebelum kamu ke toko kamu pergi kemana aja?
lalu akhirnya Ali bercerita.
Ali
Sebenernya tadi tuh sebelum ke toko, aku pergi ke Rumah Sakit dulu, Bang. untuk nganterin korban kecelakaan. Terus, keluarganya sih udah dikabarin, tapi gak dateng-dateng. Makanya aku sama Thoriq nunggu dulu di Rumah Sakit. Nah, abis itu kata Dokter si korban butuh banyak darah yang bergolongan AB. Jadi sebab golongan darahku AB, ya aku harus siap untuk mendonorkan darahku, karena golongan darah AB itu langka dan demi keselamatan si korban juga Bang.
Cerita Ali dengan panjang lebar.
Saat Ali bercerita, wajah Bang Randy sangat antusias untuk mendengarkannya.
Bang Randy tersenyum pada Ali
Bang Randy
Niat kamu baik Al. berarti kamu langsung ambil darah?
Ali
Iya, Bang.
Angguk Ali sambil beranjak duduk tetapi…
Ali
Akh… masih sakit kepalakku.
Bang Randy
Dah tiduran aja, gak usah banyak gerak.
Lalu Bang Randy memberikan obat dan segelas air putih kepada Ali
Bang Randy
Nih minum dulu.
Segera Ali meminum obat yang diberi Bang Randy.
Bang Randy
Emang ngambil darahnya berapa banyak?
Sahut Bang Randy dengan penasaran.
Ali
6 kantong Bang!
Sontak Bang Randy bangkit dari duduknya.
Bang Randy
Hah.. 6 kantong tuh banyak banget, Al!
Ali
Tau, Bang.
Bang Randy
Pantes kamu tadi pingsan… soalnya kan kemarin kamu kecapean dan juga pas sebelum donorin darah, kamu tu belum makan!. Kamu gak tau? kalo satu hari sebelumnya kecapean trus juga belum makan bisa berisiko pingsan Al.
Ali
Iya Bang maafin Ali. Ali mikirnya Cuma mau bantuin orang aja. Kasian lho Bang, jahitannya ada yang kebuka.
Sedih Ali. Ia membuang nafas.
Bang Randy
Iya Abang juga tau kamu mau bantuin, tapi liat kondisi diri juga Al.
Ali
Iya Bang, Ali janji gak bakal ngulangin kesalahan Ali lagi.
Bang Thoriq tersenyum.
Bang Randy
Yaudah, lupain aja tentang itu. Kita ganti topik aja. Oiya, bentar ya, Abang mau ngisi gelasnya dulu.
Kemudian pergi kebelakang. Akan tetapi saat sampai dipintu kamar, ia berhenti sejenak. Mendadak Bang Randy teringat akan niatnya tadi malam. Lalu ia membalikkan pandangannya pada Ali. Ia melihat Ali sedang melihat bekas luka tusukan jarum tadi siang. Bang Randy terharu melihat Ali telah menolong nyawa orang.
Pasti orang itu berhutang budi banyak pada Ali. Gumam Bang Randy. Kemudian Bang Randy kembali pada pandangan awal. Ia menghembuskan nafasnya. Aku kangen adik… Ali, semoga kamu mau kalau aku memanggilmu dengan sebutan Adik… desisnya. Dengan segera Bang Randy pergi mengisi gelas itu dengan air lagi.
Saat balik ke kamar, akhirnya Bang Randy mengungkapkan perasaannya yang ia derita selama ini.
Bang Randy
Al...
Panggil Bang Randy sembari mengambil bingkai kecil yang berada di ruang keluarga lalu duduk di samping Ali
Ali
Kenapa Bang?
Imbuh Ali dengan wajah penasaran. Kayaknya Bang Ali mau ngungkapin sesuatu deh! Keliatan banget dari mukanya. Lirih Ali.
Bang Randy
Ini keluaraga Abang.
Tutur Bang Randy lantas menghelus foto itu dengan tulus. Ali penasaran dengan foto itu lalu ia mendekati Bang Randy dan melihat bingkai indah itu.
Bang Randy
Abang kangen sama mereka semua…
Ali merasa kasihan dengan Bang Randy.
Ali
Aku juga sebenernya kangen sama Ayah tapi, aku juga benci Ayah..
Sontak Bang Randy terkejut.
Bang Randy
Emang Ayahmu kenapa?
Ali menghela nafas.
Ali
Ayah pergi ninggalin Ibu sama aku, Bang.
Bang Randy
Maksudnya?
Ali
Ayah pergi dari rumah pas aku kelas 2 sd.
Ternyata yang merasakan derita ini bukan hanya aku. Ali lebih sedih dibandingkan aku, aku taka da apa apanya. Rintih Bang Randy seraya menggengam erat tangan Ali.
Bang Randy
Kamu harus sabar, kita mengalami hal yang sama. Kita harus menahan beban berat ini Bersama-sama.
Ali terdiam seperti memikirkan sesuatu.
Bang Randy
Al, Bang Randy udah menganggap kamu seperti adik sendiri.
Ali melihat wajah Bang Randy dengan serius.
Bang Randy
Kamu tau mengapa?
Ali menggelengkan kepalanya dan menatap Bang Randy dengan serius lagi.
Bang Randy
Abang ingin cerita sama kamu, Al. saat saat terakhir aku berbicara sama mereka.
Papar Bang Randy yang tengah menatap wajah keluarganya satu persatu.
Ali
Cerita aja Bang. Gak papa lagipula Ali juga udah nganggep Bang Randy seperti Abangku sendiri.
Bang Randy tersenyum Bahagia. Makasih, Al. Gumamnya.
Bang Randy
Jadi begini ceritanya…
SC.41 EXT Stasiun – Malam
Cast: Nayla, Mama, Papa, Ammar dan Randy.
Flashback on. 5 tahun lalu…
Nayla
Bang Randy, doain kita ya biar selamat sampe sananya.
Randy
Pasti dong, Nay.
Papa
Randy. Papa, Mama, Ammar sama Nayla pergi dulu ya… nanti pas pulang Papa bawain oleh-oleh buat kamu.
Randy mengangguk tersenyum.
Mama
Jaga kesehatan terus ya, insya Allah kita balik lagi dua minggu kedepannya.
Randy
Iya, ma.
Ammar
Dada mas, jangan lupa jagain mainan Ammar ya!
Ucap Ammar, adik Randy yang paling kecil berusia 6 tahun.
Randy
Iya dek.
Ujar Randy sambil mencubit pipinya yang tembem. Kemudian mereka semua masuk ke dalam kereta lantas melambaikan tangannya. Randy pun membalas lambaian tangan mereka. Tak lama, keretanya pun berjalan. Setelah itu Randy pulang kerumahnya.
Sorenya, Randy menyetel televisi dan membuka berita. Disana ia melihat berita terbaru lalu melihat dua kereta meledak sebab sehabis tabrakan.
Randy
Kok perasaanku udah gak enak ya?
kemudian ia memperhatikan keretanya, ia tersentak kager karena salah satu dari kereta itu adalah kereta yang ditumpangi keluarganya. Randy shock mendengar berita itu. Air mata Randy tak tertahan lagi untuk dia tampung. Akhirnya ia menangis tersedu-sedu. Setelah kondisinya sudah agak baikan ia langsung menuju Rumah sakit dimana korban korban di evakuasi.
Disana akhirnya Randy menemukan keluarganya, ia melihat banyak bekas luka pada tubuh adiknya, si Ammar lalu Mamanya yang masih pendarahan di kepalanya sedangkan Nayla tulang lehernya patah dan kondisi Papanya yang sangat sedih juga yaitu kulit kepalanya dari mata hingga mulut tersobek. Randy tak kuasa melihat keluarganya terjadi kecelakan yang mengenaskan. Randy langsung berlari ke bawah pohon di taman Rumah sakit. Disitu ia menangis kencang.
Randy
Kenapa kalian ninggalin aku?
Tangis Randy hingga sesegukan tak tahan membawa beban seberat ini.
Randy
Aku gak mau kalian jadi kayak gini. Aku cuma mau kalian selamat aja…
Ketika itu pikiran Randy berubah. Ia berpikir lebih baik aku pergi saja dari sini pasti juga mereka gak ada yang bisa diselamatkan lagi.
Langsung saja Randy pulang kerumah lalu membereskan barang-barangnya dan pergi dari tempat tinggalnya untuk selamanya dan mencari kehidupan yang baru lagi.
Randy
Mulai sekarang aku udah gak punya keluarga lagi. Dan sekarang saatnya aku untuk pergi dari rumah.
Seketika pandangannya tertatap di sebuah bingkai kecil dan terdapat keluarga Bahagia disana. Randy pun mengambil bingkai itu dan menyimpannya dalam kopernya sebagai kenangan terakhir.
Flashback off.
Bang Randy
Jadi gitu ceritanya…
Sedih Bang Randy.
Ali merasa ada yang ganjal dari cerita yang diceritakan Bang Randy.
Ali
Kulit muka Papa Bang Randy sobek dari mata ke mulut?
Bang Randy
Iya Al.
Tadi aku liat muka orang yang kecelakaan. Dan muka itu persis muka Papa Bang Randy. Apakah itu benar Bang Randy?. Rajuk Ali
Bang Randy
Kenapa Al?
Ali
eh, gapapa Bang.
Senyum Ali dengan memasang muka meyakinkan.