Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
siapa sebenarnya kalian?
Suka
Favorit
Bagikan
3. three
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

Bang Randy

Abang tinggal sendirian, keluarga Abang udah lama meninggal sejak Abang lulus Smp.

Ucap Bang Randy sedih tapi ia berusaha menahan kesedihannya dengan tersenyum ke arah Ali.

Ali

Eh! Maaf Bang, saya ikut berduka.

Kaget Ali serasa ikut bersedih juga ☹

Bang Randy

Iya gak apa kok.

ucap Bang Randy seraya tersenyum ramah 😊.

 

SC.16 EXT Depan toko – Sore

Cast: Ali, Bang Randy dan Pak pemilik toko.

 

 

Waktu berputar cepat. Hingga waktu telah menunjukan pukul 17:05 WIB. Ali segera pamit ke pemilik toko sembako.

Ali

Permisi pak saya mau pamit pulang duluan.

Pemilik toko

Iya silahkan dek, terima kasih ya atas kerjasamanya, kerja kamu sangat bagus.

Ucap Pak pemilik toko tersenyum bangga ke Ali. Ali membalas senyum kepada Pak pemilik toko, ketika Ali mau pergi ia teringat ingin bertanya terlebih dahulu.

Ali

Ohiya, Pak. Saya lupa mau nanya nama Bapak siapa ya?

Pemilik toko

Nama saya Pak Ardi.

 

Ali

Oh, Pak Ardi saya pamit dulu, Assalamu’alaikum…

 

Pak Ardi

Wa’alaikumussalam, hati-hati dijalan.

Ucap Pak Ardi sambil melambaikan tangan ke Ali.

Ketika sedang berjalan, tiba-tiba ada sebuah motor menghampiri Ali dan ternyata dia adalah Bang Randy.

Bang Randy

Ayo Al, pulang bareng. Abang anterin nih.

 

Ali

Gak usah lah Bang ngerepotin, mending jalan kaki aja, rumah ku deket sini kok Bang.

Bang Randy

Halah gak usah malu-malu, udah ikut aja.

Akhirnya Ali naik motor Bersama Bang Randy.

 

SC.17 INT Dirumah – Sore

Cast: Ali dan Ibu.

 

Sore itu pada pukul 16:00, Ibu membersihkan kamar anak tercintanya. Disana ia melihat sebuah buku yang terbuka lebar, ia penasaran lalu mendekatinya dan membacanya sambil menghelus lembaran itu.

Tak berselang lama…

Setetes air bening jatuh dari mata lembut seorang Ibu, ia menghela nafasnya.

Ibu

Kamu harus sabar, nak. Sabar menahan beban berat ini.

Tiba-tiba ada suara ketukan pintu dari luar

Ali

Assalamu’alaikum, bu.

Ucap Ali sambil mengetuk pintu. Ibu pun tersentak kaget dan cepat-cepat menghapus air matanya, lalu ia segera membukakan pintu untuk Ali dan berkata.

 

Ibu

Waalaikumussalam, kok tumben, Al pulangnya sore banget?

 

Ali

Hehehehe, maaf bu lupa waktu mainnya.

Ucap Ali sambil menunduk seraya tersenyum dan mencium punggung tangan Ibunya.

 

SC.18 INT Dirumah – Malam

Cast: Ali dan Ibu.

Ibu

Ali, ayo makan, nak!

Ali

Iya, sebentar, Bu.

Ali pun datang dan duduk disebelah Ibu.

Ibu

Maaf ya Al, Ibu baru selesai masaknya. Karena cucian baju pelanggan Ibu menumpuk. Selesai nyuci, ada lagi yang datang.

Ali

Iya bu, tak apa. Lagipula Ali belum lapar kok.

Ucap Ali sambil tersenyum kepada Ibu. Ibu ikut tersenyum bangga karena memiliki anak yang peduli dan pengertian.

Ibu

Ali, Ibu mau nanya sama kamu.

Ucap Ibu lembut seraya menggenggem tangan Ali.

Ali

Tinggal tanya aja, Bu. Kenapa emang?

Tanya Ali dengan wajah penasaran.

Ibu

Sebenarnya, kamu masih marah sama Ayah ya?

Ucap Ibu dengan merendahkan nada suaranya. Saat Ali mendengar nama Ayah disebut, seketika wajah Ali tak antusias lagi untuk mendengarkan pertanyaan Ibu.

 

Ali

Untuk apa Ibu tanya begitu?

Ibu

Ibu hanya mau tau perasaanmu, Al. Ibu tau kamu pasti sedih karena kejadian 8 tahun lalu.

Ali sedih tetapi ia tak mau terlihat lemah di hadapan Ibunya.

Ali

Ibu, aku memang sedih. Tapi, yang merasakan itu tak cuma aku. Pasti Ibu juga sedih, karena Ibu yang paling merasakan kesedihan itu daripada aku, Bu. Asal Ibu tau, aku benci sama orang yang telah membuat kita berdua sakit hati, terutama untuk Ibu!. Ibu tau siapa orangnya?, itu AYAH, Bu!. Ayah memang gak punya perasaan ke kita!. Aku benci sama orang yang seperti itu, aku benci.

Tak terasa air mata mengalir di pipi Ali. Ia tak sanggup untuk menampung air mata kesedihan yang ia derita.

Ali

Apa Ibu sadar, bahwa kita menderita seperti ini gara-gara siapa lagi kalau bukan karena Ayah!

Ali memukul meja dengan keras yang mampu membuat Ibu terkejut. Ali melihat Ibu yang tengah menahan tangisnya.

Ibu

Sabar nak, sabar! Mungkin Allah sengaja menakdirkan kita seperti ini, semua dibalik ujian kita pasti ada hikmahnya Al.

Ali

Hikmah apaan, Bu. Yang ada kita selalu menderita menahan beban berat seperti ini!

Tanpa disadari, Ali berteriak di hadapan Ibu. Ibu tak bisa menahan air matanya lagi.

Ibu

Sabar Ali.

Ali

Sabar apaan bu? Sabar, sabar dan sabar. Tetapi hidup kita tetap begini begini saja. Tidak ada yang berubah.

Ali menangis… air mata membasahi kedua pipinya. Dan ia tersadar.

Ali

Maaf Bu, maafin Ali. Aku terlalu terbawa emosi, AKU TERLALU EGOIS!.

Sesal Ali dengan wajah yang bersalah. Lalu Ali buru-buru berdiri dan pergi meninggalkan Ibu sendiri di meja makan yang sedang menangis.

 

SC.19 INT Kamar – Malam

Cast: Ali.

 

Ali menangis tersedu-sedu dikamarnya, ia tak sanggup menahan beban seperti ini terus menerus.

Ali

Kenapa harus aku yang merasakan penderitaan seperti ini?

Ali sesegukan lalu mengacak-acak kamar.

 

Ali

Aku benci hidup!.... kenapa aku harus hidup di dunia yang menyakitkan seperti ini?

Ali menahan tangisnya dan menghempaskan tubuh di kasur lalu menghela nafas untuk menenangkan emosinya.

Tak lama kemudian ia pun tertidur.

 

SC.20 INT Rumah Randy – Malam

Cast: Bang Randy.

 

Randy

Goool…

Randy sedang asyik menonton sepak bola kesukaannya pada dini hari pukul 02:00 WIB. Tiba-tiba tenggorokannya kering lalu ia kedapur berniat mengambil segelas air dingin dikulkas. Kemudian ia kembali duduk di depan televisi dan ia meletakkan gelasnya di atas meja.

Tap.

Pandangannya terpaku oleh sebuah bingkai kecil yang berada di samping gelas. Di dalam bingkai kecil tersebut terdapat foto keluarga yang ia sayangi. Disitu ia melihat Mama, Papa dan adiknya yang bernama Ammar dan Nayla. Randy tersenyum Bahagia mengingat kenangan di masa lalunya yang amat ia cintai.

Randy

 Mama, Papa, Ammar, Nayla I love you are. Sayangnya semua itu telah sirna dalam sekejap…

 

 

Randy

Ali, kamu seperti Ammar. Kalau kamu tau, aku sangat ingin memanggilmu “Adik..” seperti adikku yang kucintai. Aku akan cerita semua kenangan terakhirku Bersama keluarga dan juga akan ku ceritakan semua saat tragedi kereta tabrakan berlangsung.

Randy tersenyum, ia senang dapat berjumpa dengan orang yang memiliki sifat sepertinya. Lalu ia melanjutkan menonton sepak bola kesukaannya setelah itu ia baru bergegas tidur untuk mengistirahatkan otaknya dan tubuhnya.

SC.21 INT Sekolah – Pagi

Cast: Ali, Siswi, Thoriq, Raka, Rafa dan Hasbi.

 

Pagi itu Ali berjalan memasuki kelasnya yang berada di ujung. Tiba-tiba…

DOR!. Ali terkejut.

Thoriq

Yaelah kamu kagetan?...EH!, kok mukamu pucet Al?

Ali

Iya, lagi sensitive nih. Aku juga gak tau Riq, kok mukaku pucet ya?

Thoriq

Lah? Kan mukamu sendiri.. masa gak tau kenapa. Emangnya kemarin kamu ngapain aja Al?

Ali

Aku kemarin kerja seharian Riq.

Jawab Ali dengan mengatur nafasnya yang tiba-tiba sesak.

Thoriq

Nah, kamu sakit ya?

Ali

Entah lah…

Thoriq

Ya udah yok ke kelas mu!

Ajak Thoriq dengan merangkul tubuh Ali. Sesaat sampai di pintu kelas,

BRUAK.

 

Rafa dan Hasbi

Hahahaha..

Raka

Makanya, jalan tuh yang bener..hahahaha

Thoriq

ALI! Kamu gak apa apa kan?

Ali

Gak apa kok

Thoriq

Apaan sih kalian tuh!

Marah Thoriq kepada mereka bertiga.

Hasbi

Ya lu yang apaan?, ini urusan Ali bukan urusan lu!

Thoriq

Siapa pun Ali, dia tetaplah sahabat gua!

Bantah Thoriq dengan tegas.

Ali

Dah dah gak usah berantem!

Rafa

Eh Ali, lu tuh dah lemah!, masih aja bisa ngoceh.

Raka

Hahahaha... kita sekarang punya panggilan khusus buat lu. Mau tau?, lu itu cocok dipanggil LEMAH!

Rafa & Hasbi

Iya lu tuh lemah!

Thoriq hanya bisa diam menahan emosinya yang mungkin bisa melukai orang lain. Sedangkan Ali hanya meringis kesakitan. Tanpa diketahui, Raka memukul kaki Ali menggunakan tongkat besi pada bagian yang tajam dengan keras. Hingga Ali menahan sakit dengan kesabaran yang cukup banyak karena mengeluarkan cairan kental bewarna merah pekat.

 

Thoriq

RAKA! Keterlaluan ya lu. Senaknya aja nendang orang.

 

Raka

Diem lu! Ikut campur aja.

Tiba-tiba datang seorang perempuan berambut hitam Panjang.

Siswi

Eh! Lu orang gak usah aneh-aneh sama dia!

Ujar siswi tersebut seraya menunjuk ke Ali.

Hasbi

Lah siapa elu? Dateng-dateng kok ngurusin hidup orang. Gaje lu!

Siswi

Lu yang gaje! Napa juga nyakitin anak orang?

Sementara itu Raka dan Rafa berbisik-bisik.

Rafa

Ka, itu cewek yang gua maksud.

Raka

Itu?

Raka seakan tak percaya pada Rafa.

Rafa

Iya, cantik gak?

Raka

Ah… biasa aja tuh! Cantik apanya?

Tapi emang cantik deng. Pikir Raka.

PLAK!

Rafa & Raka tersentak kaget, lalu mereka melihat pipi Hasbi yang berwarna merah, karena habis ditampar oleh Siswi tersebut. Mereka berdua menelan ludah. Seketika siswi itu membawa Ali ke UKS Bersama Thoriq.

 

Siswi

Awas aja kalian jika masih mengganggu Ali!

Ancam siswi itu kepada mereka bertiga.

 

 

SC.22 INT UKS – Pagi

Cast: Siswi, Ali dan Thoriq.

 

Sesampai nya di UKS, siswi itu menyuruh Ali untuk duduk, dan ia segera mengambil kotak p3k di atas meja yang sudah disediakan oleh sekolah.

Siswi

Thoriq, tolong bersihkan darah yang di kaki Ali dengan kapas sama alkohol!

Perintah siswi itu lantas memberikan sebungkus kapas kepada Thoriq. Lalu Thoriq mulai membersihkan darah di kaki Ali.

Thoriq

Maaf li, ini pasti sakit.

Ali mencoba menahan rasa sakit yang luar biasa. Untuk menahan agar tak terasa sakit, ia menggigit bibirnya dengan kuat dan memalingkan mukanya agar menutupi raut wajah kesakitan.

Setelah Thoriq bersihkan, lalu siswi itu mengolesi luka Ali dengan obat merah lalu membungkusnya menggunakan kain perban dari kotak p3k.

Ali

Kamu siapa?

Tanya Ali dengan tatapan cool.

Siswi

lu gak perlu tau nama gue. Yang terpenting gue anak kelas sepuluh A.

Semua terdiam.

Siswi

Udah selesai!

Ali masih menatap siswi itu dengan tatapan heran.

 

Siswi

Ada apa?

Seketika Ali tersadar dan salah tingkah. Thoriq yang melihat itu ingin rasanya tertawa tetapi ia menahannya.

TING…TING…

Bel masuk telah berbunyi, Thoriq mengajak siswi itu untuk ke kelas.

 

Thoriq

Ali, kamu disini dulu ya, kakimu masih gak kuat untuk berjalan.

Ali

Enggak mau Riq, aku mau belajar aja di kelas.

Thoriq

Jangan dulu Al, kondisi kakimu masih sakit.

Ali

Aku gak mau ketinggalan pelajaran Riq.

Thoriq

Tapi…

Kata-kata Thoriq terpotong oleh perkataan siswi misterius itu.

Siswi

Dah lah Riq, terserah dia. Ikuti saja kemauannya. Lagipula kalau kesusahan dia sendiri yang bakal bingung.

Ali hanya melirik ke arah perempuan itu. Lalu Ali di rangkul oleh Thoriq dan membawanya menuju kelas Ali sedangkan perempuan itu pergi ke kelasnya sendiri.

 

SC.23 INT Kampus – Pagi

Cast: Randy, Azzam, Pak Haris dan Teman-teman.

 

 

Pagi itu Randy terburu-buru sebab bangunnya kesiangan akibat bergadang untuk menonton sepak bola.

Sesampainya di kampus, ia berlari menuju kelasnya sebelum terlambat masuk.

Saat sampai di depan pintu kelas, ia berhenti sejenak untuk menghilangkan rasa lelahnya. Ketika menoleh ke dalam kelas, ia tercengang karena seluruh isi kelas sedang melihat dirinya.

 

Randy

Apaan nih, ngapa pada ngeliatin gua?

Heran Randy yang masih berada di pintu. Lalu segera saja ia merapihkan rambutnya dan juga membenarkan pakaiannya yang masih miring-miring sebab tadi terburu-buru.

Azzam

Jangan GR dulu, bro. Emangnya kita kita ngeliatin lu?

Randy bingung dengan ucapan Azzam, kalo bukan gua terus siapa?.

Randy

Maksudnya?

Azzam

Liat tuh belakang lu!

Karena penasaran, Randy menuruti apa yang temannya suruh.

Saat menghadap kebelakang, Randy melihat seseorang, lalu ia melihatnya dari bawah ke atas.

Memakai sepatu hitam?, celana jeans?, baju bewarna biru muda bergaris putih?. Hmm ini biasanya penampilan Pak Haris… ah mana mungkin Pak Haris dah dateng, langsung liat mukanya aja lah. Batin Randy.

TAP, Randy menatap muka orang tersebut, ternyata benar orang itu adalah Pak Haris, Dosen fisika mereka. Randy masih melihat muka sangarnya bapak itu, kemudian sambil menyengir ia berkata.

Randy

Em..ma, maaf Pak.

Lalu Randy bergegas menepati tempat duduknya yang sambil diiringi tawaan teman-temannya.

SC.24 INT Rumah Ali – Siang

Cast: Ibu Ali,

 

Ibu sedang menyapu halaman depan sambil menyabuti rumput yang sudah panjang. Dibalik rumput itu Ibu mendapati selembar sobekan kertas yang sudah di kusut. Kemudian Ibu  membukanya lalu membacanya.

Aku benci jadi anak broken home kayak gini. Kenapa aku benci? Sebab anak broken home tidak pernah mendapatkan kebahagiaan dan kasih sayang dari bapaknya maupun ibunya. Jikalau mendapatkannya paling hanya sebatas salah satu dari mereka. Aku ingin menjadi orang yang sukses. walau terdapat sebuah masalah besar dalam hidupku, aku takkan menyerah begitu saja.

Lalu dibalik lembaran berikut nya terdapat tulisan indah lagi.  

Sekarang aku Bahagia walau hanya sekedar Bersama Ibu. Meskipun begitu aku tetap akah menyempurnakan bahagiaku dengan menjadi anak yang selalu berbakti pada Ibu.

LOVE YOU IBU… 😊

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)