Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ibu tersenyum lantas menghapus air mata yang membanjir sejak tadi, kemudian lembaran tersebut ia lipat dan ia simpan ke dalam saku, berniat memberi tahu Ali nanti. Lalu ia melanjutkan aktivitas yang dikerja kan tadi. Tetapi mengapa kertas itu dibuang begitu saja?, batin ibu.
SC.25 EXT Jalan - Siang
Cast: Ali dan Thoriq.
Ali
Huhh fisika dapet PR mulu… materinya aja gak nyambung gimana mau ngerjain PRnya?
Thoriq
Bener Al, aku juga gak nyambung. Truss gimana kabar kakimu? Dah bisa jalan nih?
Ali
Iya Alhamdulillah Riq.
Thoriq
Mereka memang benar-benar gak punya hati sama kamu, terus kenapa kamu diemin aja Al?
Ali
Kamu tau Al? salah satu mottoku dalam kehidupan ialah takkan pernah menyakiti orang lain meskipun orang itu terus menyakitiku.
Jelas Ali sambil berjalan tergopoh-gopoh. Thoriq menggangguk seolah paham.
Thoriq
Al, kamu bawa jam gak? Jam berapa sih sekarang tuh?
Ucap Thoriq seraya melirik jam yang dipakai Ali saat ia ingin melihat pukul berapa sekarang.
Ali
Pukul 11.00!
Thoriq
Tau.
Ali
Iyalah kan kamu tadi ngelirik.
Thoriq hanya cengar cengir.
Thoriq
Tumben ya guru-guru pada rapat jam seginian. Kan biasanya kalo rapat tu pas waktu kita pulang!
Ali
Ya… mungkin mau ngebahas tentang fasilitas sekolah.
Ali melihat Thoriq yang sedang memperhatikan perempatan depan mereka dari kejauhan.
Ali
Ngeliat apa Riq?
Thoriq
Liat mobil itu geh Al!
Suruh Thoriq dengan raut wajah tegang.
Ali
Kenapa mobilnya?
Thoriq
Mobil itu kayaknya remnya blong deh. Coba perhatiin, mobil itu tetep berkecepatan tinggi padahal sebentar lagi bakal ngelewatin perempatan
Ali
Trus kita suruh ngapain? kita gak bisa buat apa apa Riq!
Mereka bingung harus bagaimana, tiba-tiba sebuah motor berkecepatan tinggi berjalan berlawanan arah dari mobil tadi. Akhirnya mereka hanya bisa berpasrah.
GUSRAK…
Ternyata dugaan mereka benar, mobil yang mereka lihat tadi menabrak pohon karena untuk menghindari tabrakan dengan motor. Tetapi mobil itu berkecepatan sangat kencang hingga orang yang berada di dalamnya terpental keluar. Segera saja mereka berdua menolong orang yang kecelakaan barusan sedangkan orang yang mengendarai motor tadi kabur begitu saja.
Ali
Kita harus gimana Riq? Orang ini pendarahan banyak!
Seketika segerombol orang datang menyelamatkan nyawa orang kecelakaan. Dan ada seseorang menawarkan tumpangannya untuk menuju Rumah sakit terdekat.
Thoriq
Ayo kita bawa kerumah sakit sebulum orang ini kehilang banyak darah pada kepalanya!
Lalu mereka munuju rumah sakit menggunakan mobil tumpangan Bersama Pak supir, Ali dan Thoriq.
SC.26 INT Rumah sakit – Siang
Cast: Ali, Thoriq, Pak Dokter, Pak Supir dan Orang kecelakaan.
Sesampainya di Rumah sakit, bapak itu dibawa ke ruangan UGD, Ali dan Thoriq menunggu di luar sementara itu pihak Rumah sakit berudaha menghubungi keluarga korban. Akan tetapi belum ada jawaban dari keluarga korban. Karena merasa kasihan, Ali dan Thoriq mununggu bapak itu hingga keluarganya datang.
Thoriq
Al, yok pulang!
Ali
Kita tunggu aja dulu, sampe keluarganya dateng aja.
Thoriq
Kan kita gak kenal bapak itu, ngapain ditungguin?
Ali
Riq, Ibuku pernah bilang “tolonglah orang yang membutuhkan pertolongan meskipun tak kenal”
Thoriq
Tapikan kita gak tau dia orang baik, atau malah bisa jadi orang jahat
Ali
Mau dapet pahala gak?
Thoriq
Ya maulah! Sapa juga yang gak mau dapet pahala
Ali
Nah makanya kita tunggu aja, niat karna Allah. Insya Allah dapet pahala.
Thoriq hanya meng-iyakan omongan Ali kemudian mengangguk pasrah.
30 menit berlalu…
Akhirnya Pak Dokter keluar dari ruang UGD, kamipun berdiri lalu menanyakan kondisi korban.
Ali
Dok gimana kondisi bapak itu?
Pak Dokter menghela nafas panjang, sangat menyakitkan bila Pak Dokter menjawab pertanyaan Ali. Tetapi, bagaimana pun Pak Dokter harus memberi tahunya. Pak Dokter menunduk dalam lalu berbicara.
Pak Dokter
Maaf dek, pasien membutuhkan darah tujuh kantong. Karena, bekas jahitan bapak itu terbuka lalu mengalami pendarahan hebat.
Kami berdua tercengang tak percaya dengan ucapan Pak Dokter.
Thoriq
Emang golongan darah korban apa Dok?
Pak Dokter
Golongan darah korban ialah AB, sangat sulit untuk menemukan orang yang memiliki golongan darah itu!.
Ali
Apakah di rumah sakit menyediakannya?
Pak Dokter
Rumah sakit hanya menyediakan satu kantong.
Thoriq
Berarti pasien membutuhkan 6 kantong lagi ya Dok?
Pak Dokter
Iya dek.
Mereka berdua bingung harus mencari golongan darah yang sama. Sangat sulit untuk mencari yang AB sebab itu golongan darah langka.
Ali
Tentang itu akan saya pikirkan lagi Pak!
Pak Dokter
Baik dek, tetapi jangan lama-lama sebab semakin banyak darah yang keluar semakin banyak pula kantong yang di butuhkan.
Ali dan Thoriq mengangguk pelan lantas tersenyum pada Pak Dokter. Kemudian Pak Dokter berlalu.
Ali
Riq, kita nyari orang yang punya golongan darah AB dimana ya? Sedangkan aku aja gak tau golongan darahku apa!
Thoriq
Yakin gak tau?
Ali
Iya…ooh paling golongan darahku itu z!
Thoriq
Lah, mana ada golongan darah z, ngawur.
Ali
Lah pas pelajaran golongan darah tu ada yang nanya sama guru!
SC.27 INT Kelas – Pagi
Cast: Okta, Bu Sri dan teman-teman.
Flashback on. saat pelajaran biologi.
Ali
Pas itu pelajaran biologi tentang materi golongan darah. Nah, udah selesai jelasin, Bu Sri nanya ama kita,
Bu Sri: Ada yang belum jelas?
Semua hening gak ada yang nanya kecuali Okta. dia bilang,
Okta: Bu, emang z itu golongan darah juga ya soalnya si Devi bilang kalo golongan darah dia itu z?!!
Bu Sri: iya…
Okta: ooo gitu, Bu…
Abis tu Bu Sri ngekek, Riq. Temen-temennya juga ikut ketawa. Tapi disitu aku gak nyambung. Kenapa Bu Sri ketawa?
Flashback off.
Ali
Nah.. gitu ceritanya Riq.
Thoriq
Lah kamu gak paham kenapa mereka semua ketawa?
Ali
Enggak.
Jawab Ali santai.
Thoriq
Itu karna golongan darah z tu gak ada Ali!
Ali hanya bisa menahan senyum malunya di hadapan Thoriq.
Thoriq
Gimana kalo kita tes aja.
Ali
Tes untuk liat golongan darah kita apa, gitu?
Thoriq mengangguk lalu pergi ke ruangan lab di rumah sakit itu Bersama Ali. Dan mengecek golongan darah mereka.
Setelah selesai diperiksa oleh Dokter, hasilnya langsung diberi kepada mereka.
Ali
Riq, golongan darahmu apa?
Thoriq
Golongan darah ku A. kamu?
Ali
Emmm, golongan darahku AB.
Thoriq terkejut mendengarnya.
Thoriq
AB?
Ali mengangguk tak percaya. Kemudian ia buru-buru mencari Dokter.
Thoriq
Mau kemana Al?
Ali tak menghiraukannya, ia cepat-cepat berlari ke ruangan Dokter sekarang berada.
Thoriq
Al!
Teriak Thoriq yang tidak juga dijawab oleh Ali. Dengan cepat juga Thoriq mengikuti kemana perginya Ali.
Dan ternyata Ali pergi keruangan Dokter, sementara itu Thoriq hanya mengintip dari jendela dan untungnya suara mereka bisa didengar Thoriq.
SC.28 INT Ruangan Dokter – Siang
Cast: Ali dan Pak Dokter.
Ali
Dok, apakah golongan darahku cocok sama pasien kecelakaan tadi?
Pak Dokter
Kemungkinan besar cocok!
Ali
Tolong biarin saya aja yang ngedonorin darah buat pasien itu.
Pak Dokter
Tetapi, apakah adik sanggup mendonorkan darah sebanyak enam kantong?
Ali
Saya siap Dok.
Jawab Ali tegas dan percaya diri. Demi keselamatan bapak itu saya siap berkorban!. Batin Ali.
Pak Dokter
Oke, adik silahkan tunggu di ruangan nomor 021 D untuk di ambil darahnya dan saya akan segera menyusul!
Ali
Baik, Dok!
SC.29 INT Lorong Rumah sakit – Siang
Cast: Ali dan Thoriq.
Ali mau mendonorkan darahnya?. Batin Thoriq tak terduga. Seketika pintu ruang Pak Dokter terbuka lalu keluar lah Ali. Langsung saja Thoriq menarik tangan Ali dan membawa nya ke suatu tempat.
Thoriq
Al, kamu serius mau donorin arah kamu?
Ali
Sangat serius!
Thoriq
6 kantong? Itu banyak Al. Emang kamu tau apa resiko nya?
Ali
Gak tau, tapi entah kenapa aku ngerasa pengen banget ngebantu Bapak itu.
Ucap Ali penuh keyakinan. Thoriq hanya bisa menarik nafas panjang dan mensupport temannya .
Thoriq
Ok, kalo gitu mau mu, semoga berhasil kawan.
Ucap Thoriq sambil tersenyum dan menepuk bahu Ali.
Ali
Terima kasih, riq.
Ali tersenyum kepada Thoriq, lalu ia meninggal kan Thoriq sendirian disana.
SC.30 INT Dijalan – Siang
Cast: Randy.
Panas matahari selalu menyengat kulit Randy disaat mengendarai motornya. Ia baru saja pulang dari kampusnya dan berniat pergi kerumah sebentar lalu segera berangkat ke toko lagi tak sabar untuk bertemu dengan Ali.
Tiba-tiba ia mendapat firasat buruk lalu menghentikan motornya di pinggir jalan raya.
Randy
Kok perasaan gua gak enak ya?, Gua dapet firasat buruk apaan nih pas cuacanya kayak gini pula!
Randy mengelilingkan pandangannya lalu melihat seorang bapak dan anaknya sedang bermain bareng. Anak itu mengukir senyum di wajahnya. Randy mengingat pengalaman seperti itu dulu. Dan seketika bapak dan anak itu menghilang entah kemana. Randy tersadar.
Randy
Fyuuhhh dah lah untuk apa aku nginget masa lalu lagi, lagipula dah gak bakal bisa balik ke pengalaman kayak gitu lagi kan. Dan juga gua dah gak ada sodara disini kecuali Ali yang dah gua anggep sebagai adek.
Langsung saja ia mengendarai motornya untuk pulang kerumah dan beristirahat sebentar.
SC.31 INT Rumah Rafa – Siang
Cast: Rafa, Raka, Mama Rafa dan Hasbi.
Mom’sky berjalan menuju kamar Rafa yang disana Raka dan Hasbi sedang bermain gitar
Mom’sky
Afa sayang…. Ajakin temen-temenmu untuk makan dulu ya…
Perintah Mom’sky dengan nada suara lebay.
Rafa
Iya mom’skyku yang cantik….
Jawab Rafa masih dengan menahan rasa sabar…
Mom’sky pun berlalu pergi menuju meja makan untuk mengisi perutnya yang lapar Bersama dengan pap’sky Rafa.
Tak lama dari itu, Rafa datang lalu disusul oleh Raka dan Hasbi untuk menikmati makan siang juga. Raka yang melihat hidangan itu langsung bergegas mengambil piring kemudian mengisinya dengan ayam, ikan, nasi dan sambal, segera saja Raka meludeskannya, ia sangat menikmati hidangan keluarga Rafa.
Hasbi
Raka, inget ini di rumah orang bukan di rumahmu! Jangan malu-maluin napa.
Raka melirik Hasbi dengan tatapan tidak mengenakkan.
Rafa
Udah… gak apa-apa nikmatin aja makanannya dan juga puas-puasin tuh makannya mumpung ada disini.
Raka
Nah kan yang punya aja gak sewot kok lu malah sewot!
Hasbi
Iyain aja deh biar cepet selesainya. Mau makan dulu lah. Dah laper nih, nanti diabisin sama lu duluan.
Mom’sky menggelengkan kepala saat melihat temannya Rafa yang sudah sangat kelaparan. Sementara itu Pap’sky Rafa tersenyum lalu melanjutkan makannya lagi.
SC.32 INT Ruangan 021 D – Siang
Cast: Ali dan Pak Dokter.
Sebelum mendonor darah Ali harus menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Pak Dokter terlebih dahulu.
Pak Dokter
Nama adik siapa?
Ali
Nama saya Ali, Dok!
Pak Dokter
Umur adik berapa?
Ali
Umur saya 17 tahun
Balas Ali dengan senyumannya. Yaelah nanyanya gini doang? Mudah boss… pikir Ali
Pak Dokter
Terus adik lagi enggak sakit kan?
Ali
Enggak kok Dok.
Pak Dokter
Siip bagus bagus. Terus berat badan adik berapa?
Ali
Serius Pak Dokter nanya berat badan saya?
Pak Dokter
Yaiyalah masa saya bohongin kamu.
Ali tercengar cengir.
Ali
Berat badan saya eum… oh iya 54.
Pak Dokter
Oke, baik silahkan adik berbaring dahulu.
Ali
Pak Dokter mau ngambil darah sekarang?
Pak Dokter
Iya sebaiknya adik menenangkan diri dahulu.
Lalu Pak Dokter langsung mengambil darah Ali hingga 6 kantong.
SC.33 Kantin – Siang
Cast: Thoriq.
Siang itu, cuaca sangat panas, Thoriq pergi kekantin yang berada di seberang Rumah sakit untuk membeli minuman dingin yang akan membuat tenggorokannya segar.
Thoriq
Aku senang memiliki sahabat kaya Ali. Dia rela mengorbanin darahnya demi nyelamatin orang yang kehilangan banyak darah. ya, walau enggak dia kenal.
Thoriq memperhatikan daun yang bergerak sebab ditiup angin kencang.
Thoriq
Aku bisa belajar banyak darinya… dia selalu ngajak aku dalam kebaikan kaya sabar, selalu nolong orang dan juga jangan bales kejahatan orang. Ali tuh orangnya baik banget, tapi kenapa Raka, Rafa sama Hasbi keliatannya benci sama Ali?
Kemudian Thoriq bangkit dari duduknya dan balik lagi ke Rumah sakit dan menuju ruang 021 D berniat melihat Ali dan memberikan sebotol air dingin.
SC.34 EXT Dijalan – Siang
Cast: Olivia dan Pak supir.
Saat baru saja pulang sekolah, Olivia mendapat kabar bahwa Papanya kecelakaan. Cepat cepat ia mencari taksi untuk pergi ke Rumah sakit hingga ia membawa semua buku pelajarannya.
Olivia
Ayo, Pak cepetan….
Pak supir
Iya, ini sudah paling cepet non.
Olivia
Ya udah yang penting jangan nyampe terlambat ke Rumah sakitnya.
Raut wajah Olivia sudah mulai panik. Ia tak menyangka kalau Papanya mengalami kecelakaan. Oliv sedih mendengar kabar itu. Pa, kalau papa tau, papalah orang yang Oliv sayangi. Dari kecil hingga dewasa papa mengurusku. Maafin kesalahan Oliv pa, maaf.
Saat itu juga kepala Oliv pusing dan tiba-tiba ada suatu ingatan memori yang masuk keotaknya. Akhh ini sakit banget kepala gue. Bisik Oliv.
Ingatan memory yang masuk ke otak Oliv seakan membuatnya teringat akan tragedi di kereta. Apakah gue pernah ngalamin kecelakaan di kereta?. Batin Oliv.