Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
RETORIKA IBU
Suka
Favorit
Bagikan
5. 5. Rahasia Terbongkar

15.   INT. PASAR - THE NEXT DAY

Yuna dan Sandi berjalan melewati keramaian pembeli yang berlalu lalang. Suasana pasar ramai. Para pedagang menjajakan barang dagangan. Yuna dan Sandi menuju sebuah toko, mereka berbelanja bahan-bahan untuk membuat kue. Setelah membayar, Yuna memeriksa lagi barang belanjaannya.

YUNA

(memeriksa isi kantong plastic)

Tepung terigu, mentega, gula,kental manis, coklat bubuk.......

SANDI

Udah semua?

YUNA

Udah, nih kayanya.

SANDI

Yaudah. Yuk, kita balik.

YUNA

Bantu angkatlah ini!

Kau pegang yang ini, agak berat keknya.

 

Yuna memberikan belanjaannya pada Sandi. Mereka meninggalkan toko. Tak sengaja mereka berpapasan dengan pak guru.

YUNA

  Eh! itu, bapak.

Pak, Belanja juga, pak?

PAK GURU

 Eh, kalian kok. Iya belanja. Kalian berdua aja?

  Satu lagi mana?

SANDI

Si Dara bapaknya di rumah sakit, pak.

PAK GURU

 Sakit apa bapaknya?

YUNA

Katanya pingsan, pak. Tapi hari ini pulang.

Nih kami belanja untuk buat kue, nanti mau ke rumah dia.

 Yuna menunjukkan barang belanjaanya.

PAK GURU

    Oh, iya-iya. Buatlah yang enak.

Kalau gitu bapak duluan, ya.

Masih banyak nih belanjaanya.

Hati-hati kalian pulangnya.

YUNA, SANDI

Iya, pak.

Mereka berpisah. Yuna dan Sandi melanjutkan langkahnya.

CUT TO :

16.   EXT/EXT. ANAK TANGGA - PARKIRAN - CONTINUOUS

Sandi dan Yuna menuruni berjalan menuju arah parkiran.

YUNA

Eh, aku mau tanyalah sama kau.

SANDI

Tanya apa?

YUNA

  Betul kau berantem sama si Ronny?

SANDI

Enggaklah, kata siapa?

YUNA

Dara yang bilang. Kemaren kau berantem sama dia.

SANDI

Nggak berantem.

Aku Cuma mau bantu si Dara,

biar si Ronny nggak maen kasar.

Eh malah emosi dia sama aku.

YUNA

Dia pun gila, udah dulu selingkuh,

sekarang ngejar-ngejar lagi.

Emang ya laki tu sama aja.

SANDI

 (menatap Yuna)

  Janganlah kau samakan aku sama dia. 

YUNA

Oh, hahaha! Iya, iya, maaf! Jangan emosi juga kau!

Mereka tiba di depan motor Sandi. Sandi mengaitkan belanjaan Yuna di gantungan motor.

SANDI

Yaudah, yok gas kita.

Sandi menaiki dan menyalakan mesin motornya.

SANDI

Naiklah!

Yuna naik ke motor Sandi dan Mereka meninggalkan parkiran.

CUT TO :

17.   INT. RUMAH YUNA – DAPUR – DAY

 

MONTAGE :

Yuna dan Sandi tiba di rumah. Mereka langsung menuju dapur. Sandi membantu Yuna mengeluarkan barang belanjaanya. Yuna menata beberapa wadah plastik di atas meja dan memasukkan bahan-bahan yang dibelinya tadi wadah tersebut. Yuna mencampur bahan-bahan dan kemudian mengaduknya dengan mixer. Sandi membantu memasukan beberapa butir telur ke dalam adonan. Setelah adonan selesai, Yuna memasukkan adonan ke dalam cetakan dan dimasukkan ke dalam pemanggang. Mereka menunggu sampai kuenya matang. Yuna mengangkat kue yang telah matang. Ia melepaskannya dari cetakan dan kemudian memotong-motongnya. Sandi membantu Yuna memasukkan kue ke dalam wadah lalu menutupnya. Mereka meninggalkan dapur.

CUT TO :

18.   EXT. DEPAN RUMAH YUNA – CONTINUOUS

Yunda dan Sandi keluar dari rumah sambil membawa wadah makanan. Sandi menyalakan motor. Yuna naik ke motor Sandi dan mereka meninggalkan rumah.

CUT TO :

 

19.   INT. RUMAH DARA – KAMAR ORANGTUA – DAY

Dara dan ibunya membantu ayah masuk ke kamar. Keduanya menuntut ayah duduk di ranjang. Tiara berdiri di pintu kamar.

 

TIARA

Maak, Tiara pergi, ya.

 

IBU DARA

Mau kemana, kau?

 

TIARA

Mau itu... Mau pergi aja, sama kawan.

 

IBU DARA

 Oh, yaudah hati-hati.

 

TIARA

Bagi duitlah.

 

IBU DARA

Kau ya, Ra!

Lagi sibuk orang, lagi sibuk kau.

 Kau ambel di atas meja sana!

 

Tiara melongos pergi. Dara duduk di sebelah ayahnya sambil memijit-mijit tangan ayahnya. Ibu Dara duduk di sisi kaki ibunya sembari memijat jari-jari kaki ayahnya.

 

IBU DARA

Ra..

Dara menoleh ke ibunya.

DARA

          Ya, mak?

IBU DARA

Ada yang mau mamak tanya samamu.

DARA

  Apa, mak?

CUT TO :

20.   INT. RUANG TAMU – CONTINUOUS

Tiara menuju ruang tamu. Ia mengambil dompet ibunya lalu mengambil uang lima puluh ribu. Tiara meletakkan lagi dompet ibunya di atas meja. Tiara keluar rumah.

CUT TO :

21.   EXT. DEPAN RUMAH - CONTINUOUS

Tiara mondar-mandir di depan rumah. Ia melihat gawainya.

 

TIARA

Kok lama kali si butet, ini!

 

Tiara duduk di kursi depan rumah. Sandi dan Yuna tiba di depan rumah. Mereka turun dari motor dan menyapa Tiara.

 

YUNA

Eh, mau kemana, kau? Kakakmu mana?

 

Tiara tak menjawab. Ia hanya menaikkan bahunya. Sebuah sepeda motor tiba. Tiara melangkah meninggalkan Yuna dan Sandi, keduanya heran dengan sikap Tiara.

 

YUNA

Kenapa kek gitu dia?

 

SANDI

          Kan dia lagi marah sama Dara.

 

YUNA

Bisa ya, marah sama kakaknya, orang lain kena imbas.

SANDI

   Entah!

  Udah yuk, masuk aja.

Yuna melangkah ke rumah.

 

SANDI

  Eh, tunggu dulu.

 

Yuna berhenti.

YUNA

 Apa?

SANDI

Inget, ya. Kita niat kesini mau menjenguk orang sakit.

Jangan sampek nanti kau keceplosan

tentang masalah beasiswa sama mamaknya,

nggak jadi pergi kita semua.

 Yuna mengacungkan jempol.

YUNA

Beres bos!

     Yok, Kemon kita masuk!

Kedua melangkah.

CUT TO :

22.   INT. KAMAR ORANGTUA – DAY

Ibu Dara menatap ke Dara dan ayah Dara secara bergantian.

 

IBU DARA

    Kau beneran mau kuliah ke Jakarta, Dar?

Sama siapa?

SANDI, YUNA (O.S)

   Assalamu’alaikum.

DARA

   (mendengar)

 Kek ada tamunya tu.

IBU DARA

Cak kau tengoklah.

Kadang orang mau jenguk ayah.

Dara melangkah keluar kamar. Ibu Dara menatap ayah Dara.

IBU DARA

Abang tau kan tentang rencana dia?

AYAH DARA

Yaa, tau. Dia cerita sikit kemarin.

Katanya beasiswa.

IBU DARA

Kenapa abang kasih?

AYAH DARA

 kenapa harus dilarang?

IBU DARA

Yah, maksudnya...

Dara datang. Ibu Dara menghentikan pembicaraannya.

DARA

Yah, mak. Ronny sama Yuna tu di depan.

Mau jenguk ayah.

IBU DARA

Yaudah buat minumlah!

Mamak keluar ni sama ayah.

Dara pergi meninggalkan ayah dan Ibunya. Ibu Dara membantu ayah Dara bangun.

IBU DARA

 Belum selesai ya bang diskusi kita.

Ayah Dara menoleh ke ibu Dara. Ia menatap ibu Dara, lalu melangkah keluar pelan-pelan. Ibu Dara mengikutinya dari belakang.

CUT TO :

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar