Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
12. INT. RUANG INAP – DAY
Dara hampir tiba di depan ruang inap. Seorang dokter keluar dari ruang ayahnya dirawat. Dara berhenti sejenak menunggu dokter itu pergi. Setelah Dokter pergi Dara melangkah masuk ke ruangan. Ibu Dara menoleh. Dara merebahkan diri di sofa dan melepas tasnya.
IBU DARA
Nggak jadi pulang?
DARA
Nggak!
(menghela napas)
Tadi dokter ngapain, mak?
IBU DARA
Periksa.
Dara bangkit dari duduknya dan mendekati ibunya yang ada di dekat ranjang ayah. Dara menatap ke wajah ayahnya yang tertidur.
DARA
Jadi ayah kekmana sekarang?
IBU DARA
Alhamdulillah, kata dokter udah lebih sehat.
Besok bisa pulang.
Nanti palingan check aja yang rutin.
Gula ayah tinggi kali kata dokter.
DARA
Kalo gula keknya emang dari dululah.
Laen apa lagi mak ada dibilang dokter?
IBU DARA
Ya, paling makananlah disuruh pantang.
Minuman, kek kopi.
Air putih aja ayah nggak bisa banyak-banyak minum.
DARA
Kok kek gitu? Tuh gara-gara ginjal, mak?
IBU DARA
Iyaa, kan fungsi ginjal ayah cuma
lima belas persen lagi sisanya. Jadi nggak kuat tampung dia.
Dara mengangguk-angguk.
DARA
Jadi si Tiara mana, mak?
IBU DARA
Nggak tahu, dari tadi nggak balek-balek dia.
Mana mamak mau pulang. Belum mandi dari pagi.
DARA
Yaudah, mamak pulanglah dulu.
Biar ayah Dara yang jaga.
Sekalian tu mamak telpon si Tiara.
Abes nangis dia tadi.
IBU DARA
Nangis kenapa?
DARA
Biasalah, sama si Ronny tu!
IBU DARA
(mengernyit)
Diapain dia sama si Ronny?
DARA
Mamak tanyak ajalah sama dia sendiri.
IBU DARA
Oh, yaudah. Kalau kek gitu mamak pulang dululah, ya?
Jagain ayah, ya.
DARA
Iya, mak. Hati-hati, ya.
Dara bangkit. Ia membantu ibunya membawakan tas dan mengantar ibunya sampai ke depan pintu ruang inap. Dara mencium tangan ibunya.
IBU DARA
Assalamu’alaikum.
DARA
Wa’alaikumsalam.
Ibu Dara pergi. Dara menutu pintu dan hendak kembali duduk di sofa.
AYAH DARA
Dar...
(suaranya memelas)
Dara menoleh ke arah ranjang, ia berjalan mendekat.
DARA
Eh, ayah udah bangun. Kenapa, yah?
AYAH DARA
Minum.
DARA
Oh, iya.
Dara membantu membenarkan bantal supaya lebih tegak, kemudian membantu ayahnya bersandar. Dara mengambil botol minum air mineral. Dara menuangkannya ke gelas. Ia memberikan air itu kepada ayahnya.
DARA
Ni, yah! Pelan-pelan minumnya.
Ayah Dara meminumnya.
CUT TO :
13. EXT. LORONG RUMAH SAKIT – CONTINUOUS
Ibu dara menutup pintu ruangan. Ia berjalan menyusuri Lorong rumah sakit. Kepalanya celingak-celinguk.
IBU DARA
Mana anak itu. Kutelpon ajalah dulu.
Ibu Dara merogoh tasnya. Tiara datang menghampiri. Yuna menyapa dengan cara mengagetkan ibunya Dara.
TIARA
Mak!
IBU DARA
(kaget)
Astaghfirulallahalaziiim!!
Alamak jang, anak ini!
Ibu Dara menepuk pundak Tiara. Mengurut dadanya.
IBU DARA
Ih, kau ya! Copot jantung aku!
TIARA
Kaget mamak rupanya?!
IBU DARA
Menurut kau?!
TIARA
Maaf ya mak kalau kekgitu.
Tiara mencium tangan Ibunya.
IBU DARA
Yaudah kumaafin. Trus kau dari mana?
TIARA
Dari taman tadi aku.
IBU DARA
Kau nangis, ya?
Ibu Dara memperhatikan wajah mata Tiara yang sembab.
Tiara
Mana Ada! Nggak ada aku nangis.
Tiara mengelap-ngelap wajahnya.
IBU DARA
Kakak kau bilang kau nangis.
Diapain kau sama Si Ronny?
Tiara terdiam, ia membuka mulutnya ingin berbicara.
IBU DARA (CONT’D)
Udahlah, kau nggak usah deket-deket lagi sama dia.
Udah putus kelen, kan?
Biar kakak kau aja. Emang jatah dianya tu.
Tiara mengangguk.
IBU DARA (CONT’D)
Yaudah kalau kek gitu. Lupain aja dia.
TIARA
Mak, tapi kenapa harus...
IBU DARA
Ah, udahlah yok!
Mau pulang nggak?
Mamak mau pulang ni.
Tiara mengangguk, ia putus asa. Matanya berkaca-kaca.
IBU DARA
Ini tas kau.
Tiara mengambil tas yang ada pada ibunya. Ia memakainya. Tiara dan Ibu Dara pergi meninggalkan Lorong.
CUT TO :
14. INT. RUANG INAP - DAY
Dara meletakkan gelas yang diberikan ayahnya di atas meja. Ia melangkah menuju sofa.
AYAH DARA
Dar...
Dara menoleh, ia menghentikan langkah dan kembali ke ayahnya.
DARA
Kenapa, yah? Mau minum lagi?
Ayah Dara menggeleng. Ia mengambil tangan Dara dan menggenggamnya.
AYAH DARA
Maafin ayah, ya.
DARA
Kenapa ayah minta maaf?
AYAH DARA
(menghela napas)
Ayah sekarang jadi beban untuk semua orang.
Untuk mamak kau, untuk kau, sama adek kau.
DARA
Eh, ayah kok ngomong kekgitu?
(menggeleng)
Nggak, nggak! Nggak ada beban-beban.
Kita kan keluarga, nggak mungkinlah beban.
Yang namanya udah sakit, kan dikasih Allah.
Bukan kita yang mau.
AYAH DARA
Maksud ayah, kalau ayah nggak sakit, kau nggak harus kekgini.
Deket-deket sama si Ronny cuma karena mamak bilang dia udah baik sama kita.
Kau nggak perlu musuhan sama adek kau.
Kalau ayah sehat, udah ayah tonjok dia,
kenapa berani main-mainin anak perempuan orang kek gitu.
Dulu kau disakitin trus dia pacaran sama adek kau.
Sekarang adek kau diputusin trus kau yang didekatinya lagi.
Dimana otak dia coba?!
(menghela napas)
Ayah mau bilang ke mamak sebenarnya.
Tapi taulah mamak kau kekmana.
DARA
Udah-udah lah, yah. Ayah jangan marah-marah!
Pingsan lagi nanti.
(terkekeh)
Ayah Dara tersenyum.
AYAH DARA
Bercanda aja anak, nih.
DARA
Yah, Dara mau bilang sesuatu, boleh?
AYAH DARA
Boleh, bilanglah.
DARA
Dara... mau ikut beasiswa dan kuliah ke Jakarta.
DARA
Oh ya? Baguslah.
Dara menuju sofa. Ia merogoh tasnya. Ia mengambil selebaran di tasnya. KETUKAN PINTU TERDENGAR. Ayah dan Dara menoleh ke arah pintu.
AYAH DARA
Cak kau buka bentar!
DARA
Iya.
Dara meletakkan selebaran beasiswa di atas meja dan melangkah ke arah pintu, ia membuka pintu. Ronny masuk. Wajah Dara tampak kaget. Mereka saling menatap tajam untuk beberapa detik.
RONNY
Boleh abang masuk?
DARA
Masuklah.
Ronny masuk melangkah masuk. Dara menutup pintu. Suasana menjadi hening.
RONNY
Om, gimana sekarang?
AYAH DARA
Udah enakan.
Ronny mengangguk. Ronny melangkah ke sofa. Ia merebahkan diri disana. Ia melihat selebaran tersebut. Ronny membacanya.
RONNY
Punya siapa, nih? Serius adek mau ke Jakarta.
Tapi mamak adek nggak kasih, kan?
Dara menarik selebaran yang ada di tangan Ronny.
DARA
Bukan urusan kau, ya!
Dara menuju sisi ranjang ayahnya. Ronny beranjak bangun. Ia melihat Ayah Dara menatapnya tajam hingga akhirnya Ronny mengurungkan niatnya. Ronny kembali duduk. Ia diam sejenak. Lalu bangkit lagi.
RONNY
Yaudahlah, ya om. Ronny balik dulu.
Kalau ada apa-apa nanti suruh Dara aja yang hubungi Ronny.
Dara menatap kesal Ronny.
DARA
Ogah!
AYAH DARA
Yaudah, pulanglah kau sana.
Hati-hati, ya.
RONNY
Iya, om. Besok Ronny jemput.
Ronny menatap Dara.
AYAH DARA
Kok tau kau om bisa pulang besok?
RONNY
Dikasih tahu sama tante tadi.
AYAH DARA
Ooo..
Ronny keluar dari ruang inap.
CUT TO :