Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
MIMPI ITU TLAH SIRNA HARAPKU HANYA TINGGAL SIA-SIA SEMUANYA SUDAH TIADA BERGUNA MIMPI ITU LEBUR HANCUR BERKEPING-KEPING
BUKAN MEMBERESKAN, AKU MALAH MERATAPNYA DIAM TAK BERGEMING
SIAPA YANG KUSALAHKAN? AKU YANG EGOIS ATAU TAKDIR YANG SEDANG BERJALAN
Premis
SEORANG PEREMPUAN YANG BERCITA-CITA UNTUK KULIAH KE LUAR KOTA, NAMUN TIDAK MENDAPAT RESTU IBUNYA KARENA KONDISI SANG AYAH YANG SAKIT-SAKITAN
Pengenalan Tokoh
Dara pulang diantar oleh Ronny di depan rumah. Kemudian bergegas masuk ke rumah. Ia mendengar percakapan di ruang makan. Ibu Dara sedang menasehati Ayah Dara tentang kondisinya yang sakit-sakitan. Dara memutuskan langsung masuk ke kamar. Ia menemukan selebaran beasiswa yang akan diberikan pada ayah dan ibunya. Ia ingin minta izin agar bisa mengikuti seleksi beasiswa tersebut.
Dara mendapat telepon dari Ronny. Ada barangnya yang ketinggalan. Dara kesal, Ronny hanya mencari-cari kesempatan untuk bisa bertemu lagi dengannya. Ia menuliskan puisi di buku catatannya. Tiba-tiba ia mendengar ada suara teriakan minta tolong. Dara bergegas keluar. Ia kaget saat mendapati ayahnya terjatuh di ruang makan.
Esok harinya, Sandi bertanya soal beasiswa studi ke luar kota. Dara tampak tidak antusias, Sandi merasa ada sesuatu yang terjadi pada Dara. Ia bertanya tapi Dara tak menceritakannya. Dara ingin pulang bersama Sandi sampai di halte bis, tapi datang dan memaksa Dara masuk ke mobilnya. Dan terjadilah pertikaian kecil di antara ketiganya.
Di rumah sakit, Ronny meminta maaf pada Dara, tapi Dara memperingati Ronny agar ia jangan ikut campur dengan kehidupan Dara, termasuk dalam hal pertemanan dan urusan beasiswa yang akan di daftarkan Dara, karena Ronny hanyalah mantannya. Dara juga mengeluhkan hal tersebut pada ibunya. Tapi ibunya mengatakan bahwa Dara cocok dengan Ronny. Dara mengatakan bahwa gara-gara ide ibunya itu Dara dan Tiara bertengkar sekarang.
Sepulangnya ayah Dara dari rumah sakit, Sandi dan Yuna menjenguk ayah Dara di rumah. Ibu Dara sempat menyinggung soal beasiswa tersebut pada Yuna dan Sandi, dan membuat Sandi tak enak. Ibu Dara mengatakan ia tak menyetujui anaknya ikut bersama Yuna dan Sandi.
Dara gundah, ia bingung dari siapa ibunya tahu soal beasiswa itu. Saat Ronny menelpon, ia mengaku bahwa ialah yang mengadu pada ibu Dara. Dara sangat marah dan memblokir kontak Ronny.
Keesokan harinya, Dara ditinggal oleh Tiara berangkat sekolah. Dara yang tak pernah naik bis menuju halte bis. Saat akan berangkat, Ronny menariknya agar turun. Ronny mengatakan Dara tak dapat lari darinya sekalipun Dara sudah memblokirnya. Dara. Dara berteriak minta tolong pada kernet bis. Ronny dihajar habis-habisan oleh kernet bis itu.
Sesampainya di sekolah, Dara memutuskan tidak masuk ke kelas. Ia tidak punya Hasrat untuk belajar. Dara memutuskan ke kantin dan tertidur disana. Sikap Dara diadukan pada pak guru. Pak guru datang ke kantin dan menanyakan apa yang terjadi pada Dara. Dara mengatakakan ia sedang bingung, di satu sisi ia ingin sekali mencoba beasiswa itu, tapi di sisi lain ia juga takut akan kehilangan.
Pak guru mengatakan bahwa Dara tak perlu takut, Takdir itu di tangan Tuhan. Harusnya Dara berdoa untuk kesembuhan ayahnya, bukan berpikir hal yang buruk tentang ayahnya, itu sama saja seperti mendoakan ayahnya agar cepat mati. Dara merasa tertampar.
Dara mencari Yuna dan Ronny yang khawatir padanya. Dara mengatakan ia akan tetap lanjut bersama temannya. Dan ia meminta bantuan pada Yuna dan Ronny untuk melakukan sesuatu.
Dara pulang sekolah dan tiba di rumah. Ia mendengar perdebatan antara ayah dan ibunya di ruang makan. Dara mengurungkan niatnya masuk ke kamar dan memilih keluar rumah menuju halaman belakang. Disana Tiara sedang duduk sambil mendengarkan musik. Tiara sedang menenangkan diri.
Dara mencoba untuk bicara pada Tiara. Tapi Tiara enggan berbicara. Dara terus mengganggu Tiara, akhirnya Tiara mau berbicara pada Dara. Tiara mengatakan ia sedih karena ayahnya tak pernah mau mendengarkan ibunya. Sementara Dara justru membela ayahnya, ia mengatakan bahwa ayah juga punya perasaan. Tiara mengatakan Dara terlalu memikirkan dirinya dan beasiswa itu dan Dara berdalih bahwa Tiara juga menginginkan hal yang jika ia punya kesempatan di tahun depan. Perdebatan mereka tak berakhir disitu. Tiara dan Dara saling tuduh. Tiara menuduh Dara mengambil Ronny darinya. Dara yang terpancing emosi mengatakan Tiara tak pantas mengucapkan itu, karena jelas-jelas ia berselingkuh duluan dengan Ronny dan menyakiti hatinya.
Pertengkaran antara ayah Dara dan Ibu Dara juga antara Dara dengan Tiara membuat suasana makan malam mereka menjadi hening. Ayah Dara tak mau makan. Tiba-tiba pak guru, Sandi dan Yuna datang. Mereka membawakan martabak manis ketika berkunjung. Martabak itu dimakan dengan lahap oleh ayah Dara. Hal itu membuat ibu Dara merasa tersinggung.
Pak guru juga menyampaikan maksudnya datang adalah untuk memberitahu bahwa beasiswa yang selama ini diperdebatkan adalah rekomendasi sekolah. Dara harus mengikutinya. Jika tidak adik-adik kelasnya akan terancam tidak bisa ikut. Hal itu menjadi pertimbangan ibu Dara. Keributan antara ayah dan ibu Dara terjadi lagi menjelang tidur.
Ayah Dara memutuskan untuk tidur di ruang tamu. Saat tengah malam Dara ingin keluar menyelimuti ayahnya, tapi ia mendapati ibunya telah menyelimuti ayahnya dan mereka berbaikan malam itu juga.
Esoknya, ibu berkata pada Dara bahwa ia mengizinkan Dara untuk mengikuti tes tersebut. Dara senang bukan main. Ia mengajak Tiara berbaikan dan mengajak Tiara ikut bersamanya untuk makan bersama di luar. Dan mereka pergi untuk makan mi bersama .
Kesenangan tersebut ternyata hanya sekejap mata. Dara mendapat kabar dari ibunya bahwa ayahnya tiba-tiba sesak dan pingsan lagi. Kebahagiaan itu sirna. Sampai seminggu kemudian, ayah Dara juga belum sadarkan diri.
Dara yang gundah hatinya harus mengikuti tes. Saat keluar dari parkiran rumah sakit. Tiara berteriak memanggil Dara yang sudah pergi dengan Sandi dan pak guru. Dara berhenti dan menuju Tiara. Dengan tersedu Tiara mengatakan bahwa ayahnya telah tiada. Hati Dara sangat terguncang.
Setelah kepergian ayahnya, Dara hanya bisa melamun di pojok kamar dengan air mata yang terus menetes. Dara tak sengaja menemukan selebaran beasiswa yang dulu pernah ia tunjukkan pada ayahnya. Dara sedih lagi. Air matanya kembali menetes. Dara meremas selebaran tersebut dan melemparkannya sembarang ke dinding. Dara keluar dari kamarnya dan menutup pintu.