Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 15
INT. PANGGUNG KOMEDI KLUB - DAY
TITLE : 2024
Gerry terdiam dengan wajah sedikit muram. Setelah selesai dengan lamunannya, Gerry kembali memasang wajah berserinya.
Gerry
Wuufff, 30 menit kemudian petugas medis datang. Sayangnya gak semua orang bisa diselamatkan, atau walaupun ada yang terselamatkan...
Gerry kembali berhenti untuk menenggak air dari gelas yang telah disediakan untuk acara Stand-upnya.
Gerry
Sorry, tenggorokan gue kering. Nah sampe dimana tadi? Oh ya, ada yang berakhir dengan kaki yang pincang selamanya, ada yang kehilangan beberapa gigi, ada juga yang berakhir lumpuh sepenuhnya. Kehancuran itu bukan cuman di fisik, tapi juga berasa di psikis para korbannya.
SCENE 16
INT. DEPAN ISTANA NEGARA - NIGHT
TITLE : 2021
Mobil-mobil ambulan mulai berdatangan ke lokasi bencana itu. Suara sirine memenuhi pendengaran para demonstran yang dipenuhi luka.
Naya tak kuasa menahan air matanya. Di tangannya Naya memeluk erat kamera Cantika. Ipung mengelus pundak Naya, wanita itu terguncang.
Gerry duduk sambil mengompres luka di kepalanya, di sampingnya Hayati juga melakukan hal yang sama.
Gerry
Wow, sajak kosong yang efektif.
Hayati
Gerry jangan mulai!
Keduanya terdiam. Hayati memperhatikan sekelilingnya, puluhan orang masih terkapar kesakitan.
Hayati
Tenaga medis yang dikirim kesini terlalu sedikit, ada banyak orang yang belum ditanganin.
Gerry
Hayati.
Hayati mengalihkan pandangannya kepada Gerry.
Gerry
Gak usah kaget gitu. Mereka baru aja ngebocorin kepala kita, gak ngasih pengobatan memadai buat mahasiswa seharusnya gak lebih dari hal sepele.
Hayati terdiam. Gerry tersenyum tapi kali ini senyumannya sedikit berbeda, sebuah emosi terlihat di antara lengkungan di bibirnya.
SCENE 17
INT. RUANG PERTEMUAN ORGANISASI MAHASISWA TRISAKTI - DAY
TITLE : 2021
Naya memasuki ruangan yang sama tapi kali ini atmosfir ruangan itu terasa lebih dingin. Semuanya sudah berada di dalam ruangan itu kecuali Cantika.
Naya duduk di kursi kosong yang tersedia tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Suasana ruangan itu masih hening. Semuanya enggan untuk membicarakan peristiwa dua hari yang lalu. Sampai akhirnya Ipung memutuskan untuk memulai pembicaraan dengan sebuah pertanyaan.
Ipung
Gimana keadaan Cantika?
Naya masih terdiam. Wajahnya menunjukkan wajah muram, rasanya ekspresi itu menunjukkan keputusasaan dan kehilangan mendalam.
Naya mengehal nafas sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Ipung.
Naya
Cantika lumpuh. Kemungkinan dia buat bisa kembali normal bisa jadi mustahil, dia juga kena trauma berat. Jadi mungkin kalian gak akan ngeliat dia dalam waktu dekat.
Semua orang terkejut dengan perkataan Naya. Mereka ingin sekali menghibur sang kakak yang tengah bersedih tetapi mereka tau bahwa mereka tidak pantas. Mereka semua sadar kalau apa yang terjadi pada Cantika adalah kesalahan mereka.
Naya
Tapi kalian tenang aja, rekaman yang kalian minta Cantika buat aman. Rekaman itu udah gua kirim ke seluruh media yang ada di negeri ini. Kalian tinggal tunggu hasilnya, rencana kita tetep jalan tanpa ada cacat.
Naya mulai menitikkan air mata. Ekspresinya berubah emosional dengan cepat.
Naya
ANJING! KALO GUA TAU HARGA YANG HARUS DIBAYAR SEMAHAL INI, GUA GAK...GUA GAK AKAN…
Naya berusaha untuk menahan tangisnya. Rasa duka yang besar itu bukan hanya dirasakan oleh Naya, tetapi setiap orang yang ada di ruangan itu merasakan rasa sakit yang sama.
Rasa sesak yang ada di dada pada setiap orang di dalam ruangan itu terlihat jelas. Hayati berusaha untuk menenangkan Naya yang semakin histeris.
Naya
Cantika ngorbanin segalanya buat perjuangan ini. Kenapa gak gua aja? Kenapa gak gua yang berkorban?
Hayati memekul Naya, menenggelamkan kepalanya kedalam pelukan Hayati. Naya terus menangis.
SCENE 18
INT. RUANG RAWAT INAP CANTIKA - DAY
TITLE 2021
1 minggu kemudian
Seseorang orang mengetuk pintu ruangan Cantika. Naya bangkit dari posisinya dan membukakan pintu ruangan itu.
Di depan sudah ada Ipung, Gerry, Hayati, Dio, dan Saka. Mereka semua membawakan kantung-kantung berisi beragam makanan.
Ipung, Gerry, Hayati, Dio, dan Saka
Halo Cantika, Naya.
Cantika tersenyum begitu juga dengan Naya.
Naya
Halo semuanya, pada bawa apaan nih?
Cantika
Disuruh masuk dulu kali kak.
Ipung
Tuh, masa adek lo lebih punya tata krama ama yang tua. Kalo cuman si bocah Gerry yang kesini sih gakpapa.
Ipung mengatakan kalimatnya sambil menempeleng kepala Gerry.
Gerry
Diem kampret!
Naya mempersilahkan teman-temannya untuk masuk. Cantika berusaha untuk menegakkan posisi duduknya tetapi Cantika terlihat kesulitan, Cantika butuh Hayati dan Naya untuk menegakkan punggungnya dan itu membuat Cantika sedih.
Cantika
Syukur kalian baik-baik aja. Jujur aku lumayan iri tau, satu minggu lumpuh dan aku udah ngerasain rasanya gak berdaya.
Cantika mengatakan kalimatnya sambil tersenyum sedangkan yang lainnya tidak.
Cantika
Eh tapi maksud aku bukan begitu kok. Mungkin ini emang udah takdir aku, lagi pula yang namanya musibah emang selalu dateng ke semua orang kan?
Semua orang masih terdiam.
Cantika
Oh iya, kalian bawa apa? Kebetulan aku belum makan siang.
Cantika meraih semua barang bawaan tamunya dari tangan mereka. Wajah Cantika yang terus ceria membuat suasana kembali membaik sedikit demi sedikit.
Naya
Jadi kalian mau apa selain ngejenguk Cantika? Soalnya biasanya kalian kan dateng di hari libur.
Ipung
Lu bisa keluar dulu gak? Biar kita omongin diluar.
Naya mengerutkan keningnya.
Naya
Emangnya kenapa kalo disini? Bukannya biasanya kita ngomongin semuanya rame-rame?
Ipung mengusap wajahnya merasa frustasi, tanpa berbicara lebih lanjut Ipung meraih tangan Naya dan membawanya keluar.
Ipung
Bentar doang kok.
Cantika juga mulai merasa kebingungan yang sama.
Cantika
Ada apa sih? Jangan bilang ada hadiah kejutan?
Gerry
Woy Cantika, gak usah nebak. Biarin tetep jadi surprise aja oke?
Cantika semakin merasa senang.
Dio
Bener juga, kalo gak salah kan pamali kalo hadiah kejutan ternyata ketahuan.
Hayati
Nah makanya itu, tunggu aja oke? Katanya lo mau makan, nih buka punya gue dulu.
Cantika membuka bingkisan yang dibawa Hayati.
Hayati
Tada~ Cheese Cake kesukaan lo.
Wajah Cantika terlihat lebih hidup. Hayati, Gerry, dan Dio terus mencoba untuk mengalihkan perhatian Cantika sekaligus menjaganya untuk tetap senang, sayang sekali Saka tidak memiliki niat yang sama dengan teman-temannya.
Cantika mulai menyuapkan potongan kue itu ke mulutnya. Wajah Cantika terlihat semakin hidup, senyumannya merekah.
Gerry
Nih gue bawa brownis.
Hayati
Idih singkirin aja brownis lo, lo gak liat apa Cantika suka makanan gue.
Gerry
Terus kalo dia suka terus dia gak boleh makan makanan laen?
Dio menyuapkan sebuah cup cake ke mulut Cantika.
Dio
Jelas-jelas enakan cup cake buatan mamah gue.
Cantika
Enak. Serius enak banget. Ini cup cake buatan tante? Kok bisa seenak ini? Lembut lagi.
Cantika mengunyah cup cake miliknya dengan bersemangat.
Hayati
Curang. Mana boleh bawa masakan mamah lo, mamah lo kan ahli pastry.
Dio
Sejak kapan bawa bingkisan ada peraturannya.
Suasana ruangan rawat itu berbanding terbalik dengan suasana yang dialami oleh Ipung dan Naya di luar.
Ipung
Gue gak bisa basa-basi jadi gue bakal langsung ke intinya.
Ipung menghela nafas sedangkan Naya menunggu perkataan Ipung yang selanjutnya dengan nafas yang tertahan.
Ipung
Kemungkinan gak akan ada stasiun televisi atau media massa manapun yang mau naikkin vidio yang kita kirim.
Naya terdiam. Wajahnya menunjukkan wajah terkejut.
Naya
Lu udah pastiin semuanya?
Ipung
Udah.
Naya
Media massa banyak loh, lagi pula vidio yang kita kirim termasuk berita eksklusif kan?
Wajah Naya menunjukkan rasa putus asa.
Ipung
Mereka bilang mereka gak bisa ambil resiko. Katanya saat-saat begini bakal sangat sulit naikkin berita seberat itu, semuanya ngeluarin alesan yang beragam. Ada yang gak mau naikkin karena takut sama pemerintah, ada yang bilang gak bisa naikkin karena takut memecah belah dan memulai kericuhan massal.
Air mata mulai menggenangi pelupuk mata Naya. Pandangannya mengabur karena cairan bening yang menghalangi netra milik Naya.
Ipung
Rencana kita bubar. Tanpa media rencana kita bubar semua, semuanya gak berguna. Gue minta maaf, buat sekarang ini semua pengorbanan adek lo sia-sia. Itu bukan salah lo atau adek lo, itu salah gue. Gue yang cacat, gue yang gak bisa ngejaga adek-adek gue.
Air mata mengaliri wajah Naya. Ipung berlutut di depan Naya, meminta maaf dengan seluruh hatinya.
Ipung
Gua minta maaf, gua minta maaf.
Naya
Boleh gue kasih tau Cantika?
Ipung
Pilihannya ada di lu.
Naya mengangguk sambil mengusap jejak-jejak air mata di wajahnya. Naya mencoba untuk menenangkan dirinya sebelum memasuki ruangan Cantika dan yang lainnya.
Ipung mengelus pundak Naya, mencoba untuk menguatkan wanita itu. Dengan satu dorongan pintu ruangan itu terbuka, semua pandangan tertuju kepada Naya dan Ipung yang beru saja memasuki ruangan.
Hayati, Gerry, Dio, dan Saka terlihat cemas sedangkan Cantika tampak kebingungan karena walaupun Naya memasang senyuman lebar di wajahnya, Naya tidak bisa menutupi matanya yang terlihat sendu.
Cantika
Kakak kenapa? Kok nangis? Bang Ipung, itu kakak kenapa?
Naya berjalan mendekati tepi ranjang Cantika. Naya berada di posisi berlutut sambil mengelus kepalanya, senyuman palsu masih menggantung di wajah Naya.
Naya
Kakak gak kenapa-kenapa kok.
Naya menatap mata Cantika yang masih bertanya-tanya. Naya mengingat memori-memori masa kecil mereka, ingatan-ingatan itu menyerbu pikiran Naya secara bersamaan.
Saat ketika Naya kecil membantu Cantika yang terjatuh, saat ketika Naya dan Cantika berbagi sebuah es krim, saat Cantika kecil tersenyum lebar, saat Naya membangunkan Cantika yang masih pulas tertidur untuk berangkat kuliah, saat ketika Naya membantu memilihkan pakaian untuk Cantika, saat ketika Cantika tersenyum dengan sepenuh hati.
Naya
Siapa yang kakak coba bohongin? Kakak gak baik-baik aja. Maafin kakak.
Naya menarik Cantika ke dalam pelukannya. Air mata mengaliri pipi Naya bersamaan dengan isak tangis yang mulai mengisi ruangan itu.
Yang lainnya jelas tidak dapat menentukan respon yang lebih tepat selain memberikan ruang untuk sang kakak beradik itu.
Cantika
Kakak kenapa? Kasih tau aku.
Naya yang masih terisak mencoba untuk menenangkan dirinya dan mulai memberikan penjelasan tetapi Naya tidak kuat. Sangat sulit baginya untuk menyampaikan informasi semenyakitkan itu dan dengan kondisi sesulit ini.
Naya
Cantika, rencana kita gagal. Rencana kita buat ngeblow-up demonstrasi lewat media gak jalan. Semua media yang kita kirim gak mau naikin bukti-bukti yang kita punya.
Cantika melepas pelukan itu. Cantika sama sekali tidak mengerti dengan informasi yang disampaikan oleh kakaknya.
Cantika
Maksudnya? Maksud kakak gimana sih?
Naya hanya bisa menundukkan wajahnya sambil terus meminta maaf kepada adiknya.
Cantika
Media, semuanya? Kita kirim ke puluhan media lho. Gak mungkin mereka semua... oh atau jangan-jangan ini bercanda? Bercandanya gak lucu ah, kak ini bercanda kan? Kak Naya jawab! Bang Ipung kenapa kakak gak mau jawab? Bang, kalian semua juga jawab!
Cantika meraih remot televisi dimeja. Televisi di ruangan itu menyala, Cantika dengan cepat mulai memeriksa setiap saluran memastikan bahwa berita soal demonstrasi beberapa hari yang lalu telah disiarkan tetapi hasilnya nihil.
Cantika mulai mengerti, Cantika tersenyum kecut. Air mata menggenang dipelupuk mata wanita itu.
Cantika
Berita-berita ngeliput soal artis-artis dan kekayaannya, hal-hal viral, kehidupan public figure... kak.
Naya mengangkat kepalanya. Sekarang netranya memandang lurus ke wajah adik kesayangannya. Cantika menunjuk ke arah televisi yang tengah menayangkan acara pernikahan seorang artis.
Cantika
Apa mereka tau kalo kita masih berjuang?
Naya kembali memeluk Cantika yang menangis histeris.
Cantika
Buat apa kak? Seno temen satu fakultas aku gagar otak buat apa kak? Tangan Kirman si anak akuntansi remuk buat apa kak? Aku lumpuh buat apa kak?
Ipung, Hayati, Gerry, Dio, dan Saka memutuskan untuk meninggalkan ruangan itu untuk memberikan ruang bagi Naya dan Cantika.
Hayati menitikkan air mata, Ipung memutuskan untuk duduk di lantai koridor rumah sakit, Gerry mengusap wajahnya, Dio menghantam tembok-tembok disekelilingnya, Saka masih memasang wajah biasa dan berdiri tegak layaknya tiada hal yang terjadi.
SCENE 19
INT. RUANG PERTEMUAN ORGANISASI MAHASISWA TRISAKTI - DAY
TITLE : 2021
Cantika berada di atas kursi roda, Naya tengah membawanya melewati koridor-koridor kampus menuju ruang pertemuan mereka.
Dio yang sudah menunggu kedatangan kedua wanita itu dengan sigap membantu Naya dan Cantika. Dengan perlahan mereka memasuki ruangan itu.
Hayati
Halo Cantika, Naya, masuk.
Semua orang tau betul bahwa Cantika semakin lama semakin murung. Rasanya senyuman sudah tidak lagi ada di wajah Cantika.
Ipung
Duduk Nay.
Naya mendaratkan bokongnya diatas kursi. Naya mencoba untuk memasang senyuman tetapi wajahnya yang kelelahan sama sekali tidak bisa disembunyikan.
Ipung
Cantika gimana kabarnya?
Naya
Lumpuh.
Naya menjawab pertanyaan yang ditujukan untuk adiknya dengan nada datar.
Cantika
Ish kakak kenapa sih? Aku gakpapa kok bang Ipung.
Cantika memasang senyuman itu lagi, senyuman yang mereka lihat di ruang rawat kemarin.
Gerry
Oke kalo gitu langsung mulai aja pertemuannya Pung.
Gerry mempersilahkan Ipung untuk memulai pertemuan itu.
Ipung
Oke, karna semuanya udah disini pertemuannya gue mulai.
Saka
Gak biasanya lo ngadain pertemuan mendadak gini. Emangnya mau ngomongin apa?
Saka meluncurkan pertanyaan secara langsung.
Ipung
Gue seneng lo nanya. Kali ini gue bakal ngebahas soal rencana pembubaran organisasi mahasiswa kita, atau setidaknya penonaktifan dalam kurun waktu cukup lama.
Saka terkejut.
Saka
Hah? Lo bercanda? Emangnya siapa yang setuju ngelakuin hal bodoh begitu?
Gerry
Gue setuju.
Hayati
Saka, lo bisa gak sih dengerin dulu?
Saka sama sekali tidak menerima perkataan teman-temannya.
Saka
Biar gua tebak. Lo semua jadi pengecut cuman gara-gara satu rencana kita gagal.
Ipung
Bukan gitu bro. Kita semua liat pake mata kepala kita sendiri, situasinya lagi gak kondusif buat gerak. Kita sama sekali gak dapet apa-apa tapi kita kehilangan terlalu banyak.
Saka mengusap wajahnya gusar. Dengan satu gerakan Saka bangkit dari tempat duduknya, Dio bergerak ke dekat Saka untuk menjaga pergerakannya.
Dio
Saka, dinginin pala lo!
Saka
Diem lu banci! Selama ini lu anggep diri lu laki? Padahal selama ini yang lu lakuin cuman ngumpet sambil kencing dicelana.
Dio
Maksud lo apa hah?
Dio mencengkeram kerah pakaian Saka tapi Saka sama sekali tidak gentar.
Saka
Maksud gue adalah kemana lu pas waktu itu ricuh? Ngamanin orang kok gak balik-balik? Lu sendiri cabut duluan kan ke tempat aman? Lu pikir gua gak tau? Lu itu gak lebih dari bencong gak bernyali.
Gerry menarik Dio dan membawanya keluar dari ruangan itu untuk menghindari perkelahian. Dio sama sekali tidak melawan, justru dia hanya berdiam diri.
Gerry
Jangan ribut sendiri bangsat!
Hayati
Oke semuanya tenang! Kita gak bisa lanjutin pembicaraannya kalo lo semua gak tenang.
Saka mencoba untuk menekan amarahnya tetapi kekesalannya masih memuncak.
Saka
Sekarang kasih gua satu alesan bagus kenapa gua harus berhenti berjuang.
Naya
Karena kita gak bisa terus-terusan ngebiarin korban berjatuhan, apalagi kalo semua korbannya dari pihak kita.
Saka menghantamkan tinjunya ke meja.
Saka
Yang namanya perjuangan ya selalu ada pengorbanan.
Naya
Iya tapi kalo udah berkorban kita butuh hasil. Kita udah coba tapi ujung-ujungnya gerakan kita gak lebih dari usaha bunuh diri. 2 orang meninggal Saka! Puluhan orang luka berat.
Saka
Bukan itu kan yang sebenernya lu permasalahin? Yang lu permasalahin itu Cantika kan? Cuman gara-gara Cantika lu mau nutup semua usaha kita?
Naya
Cantika lumpuh. Adek gua lumpuh gara-gara rencana kita yang gagal. Seharusnya dia masih baik-baik aja sekarang, kalo aja dia gak ikut-ikutan rencana dan organisasi tolol ini dia masih bisa jalan.
Saka
Lu berlebihan. Cantika masih hidup tapi lagak lu kayak orang paling sedih di dunia.
Ipung
Saka mulut lu.
Naya
Anjing. Dia lumpuh, umur dia masih 20 tahun dan seharusnya dia gak ngabisin seumur hidupnya di atas kursi roda. Dia yang berjuang paling berat dari kita semua dan sekarang lo bilang pengorbanannya bukan apa-apa? Monyet!
Naya bersiap untuk melayangkan tinjunya kepada Saka.
Cantika
Kak... udah, udah.
Cantika terisak sambil menutupi kedua telinganya.
Naya melepaskan cengkeramannya.
Naya
Cantika ayo pulang.
Naya mendorong kursi roda Cantika untuk keluar dari ruangan itu. Tepat sebelum Naya meninggalkan ruangan itu dia berbalik.
Naya
Terserah kalian masih mau lanjut atau enggak tapi gue udah punya cukup penyesalan. Gue keluar.
Naya membanting pintu ruangan itu. Ruangan itu menjadi senyap, Saka melemparkan tubuhnya ke atas kursi.
Hayati
Lo udah keterlaluan. Gua juga cabut dari organisasi.
Hayati juga meninggalkan ruangan itu, meninggalkan Saka dan Ipung. Keduanya sama sekali tidak berbicara, mereka membiarkan ruangan pertemuan itu dilahap oleh kesunyian.
SCENE 20
INT. PANGGUNG COMEDY CLUB - DAY
TITLE : 2024
Gerry
Intinya gua dan beberapa temen gua mutusin buat cabut dari organisasi itu kecuali dua orang. Organisasi Mahasiswa Trisakti masih bergerak dengan kampus-kampus lain dalam demonstrasi yang berakhir ricuh selama setahun penuh.
Gerry menuangkan kopi ke dalam cangkirnya.
Gerry
Nah setelah kejadian itu gua dan temen-temen gua ngejalanin hidup masing-masing. Semuanya milih jalan yang berbeda.
Gerry menyeruput kopinya.
Gerry
Ahhh. Oke sekarang kita lompat satu tahun, disini ada yang bisa kasih tau gua kejadian apa yang paling mengguncang Indonesia di tahun 2022? Selain Coki Pardede jadi mualaf tentunya.
Semua penonton tertawa.
Gerry
Gua tau kalo kejadian itu adalah kejadian positif tapi gue masih bingung sumpah. Dari sekian banyak artis-artis non-muslim si kampret yang jadi mualaf.
Tawa para penonton semakin pecah.
Gerry
Tapi ini serius, kalo aja kalian bisa liat respon pertama kali gue pas denger berita itu.
Gerry melakukan reka ulang terhadap ekspresinya. Penonton sama sekali tidak berhenti tertawa.
Gerry
Sumpah itu reaksi murni gue, gue sama sekali gak lebih-lebihin. Waktu itu temen gue ngasih tau gue kayak 'bro lu udah tau blom kalo ada artis yang jadi mualaf?' Gue jawab gak tau tuh, siapa emangnya? Terus si bangsat dengan santainya bilang 'itu yang biasa bareng Tretan, siapasih namanya? Ah si Coki.' Terus gue ngeluarin ekspresi yang tadi.
Gerry mengeluarkan ekspresinya.
Gerry
Lu bilang apa bangsat? 'Iya si Coki Pardede jadi mualaf.' Si manusia tuna moral itu jadi mualaf?
Semua orang tertawa. Ruangan itu dipenuhi dengan tawa-tawa para pengunjung dan juga tawa dari Gerry.
Gerry
Oke, oke sekarang kita serius. Hal yang paling mengguncang Indonesia di sepanjang tahun 2022 adalah perang saudara di Kalimantan.