Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Putra Putri Korporasi
Suka
Favorit
Bagikan
6. End Of Day

INT. AREA TIM 3 - DAY

GALANG membaca artikel berita di layar HP nya sambil berjalan ke kubikelnya.

LAYAR HP: Korban mengaku kepalanya ditutup tas spunbond ketika penyiksaan dilakukan. Luka terdiri dari luka akibat benda tumpul dan tajam. Namun detail masih menunggu pemeriksaan medis menyeluruh. Rumah korban sebelumnya menjadi sasaran vandalisme kelompok MEMEKik. Hal ini menyimbulkan keresahan dari korban vandalisme MEMEKik lainnya.

JANI duduk di kubikelnya, mendengarkan orang yang berbicara di ujung telepon dengan penuh perhatian.

JANI
Jadi proses QC sudah selesai semua?
(beat) Hari ini data udah siap dianalisa ya? (beat) Ok. Makasih Pak.

JANI meletakkan gagang telepon pada tempatnya. Dia melepas kacamatanya dan memijit dahinya.

KINAR
Gak ada yang salah di datanya ya Jan?
JANI
Iya, tim QC udah lampu hijau datanya bisa dianalisa. Tapi isu Memekik masuk Top 3 kekhawatiran masyarakat itu rada aneh.

KINAR membaca portal berita di laptopnya

KINAR
Berita soal orang yang diculik dan disiksa ini serem banget, Jan.
JANI
Kejadian itu kan baru kemarin, survey kita udah kelar 3 hari yang lalu.

KINAR berputar-putar di kursinya sambil menggigit-gigit kukunya.

DIRGA berjalan ke area tim 3, melihat itu JANI segera menghampirinya.

JANI
Pak, saya mau diskusi soal Projek Babylon, datanya aneh banget.
DIRGA
Babylon itu projek buat konten rutin di situs kita aja, jangan terlalu dipikirin, Jan.
JANI
Tapi Pak-
DIRGA
Kalau datanya udah Ok, analisanya udah kelar langsung masukin situs kita aja. Gak ada yang bayar kita buat bikin itu. Kita masih punya BANYAK tanggung jawab yang lain.
Tim, nanti jangan lupa kumpul di ruang meeting, kita tunggu hasil quick count sama-sama.

DIRGA beranjak pergi. JANI memegang kepalanya, perasaannya tidak enak.

INT. RUANG MEETING - DAY

GALANG duduk sendiri di ruang meeting, mata tak bergeser dari layar laptopnya, tangannya terlipat di dada, lututnya bergerak-gerak cemas.

LOUIS menengok ke dalam ruang meeting dan tertawa melihat muka tegang GALANG.

LOUIS
Galang, are you ok?
GALANG
Do I look ok?
LOUIS
I shouldn't ask, but it's D-Day! We have done our best, tenang saja. If this fails, we will go down together. You know, tenggelam sama-sama.
GALANG
Sure
LOUIS
Good Luck! Bye!

LOUIS sudah menghilang sebelum GALANG merespon. GALANG kembali melihat prediksi Insignia berdampingan dengan prediksi lembaga survei lain di layar laptopnya dan kembali meringis.

INT. RUANG MEETING - LATER

LAYAR TV menayangkan suasana beberapa TPU yang sudah menyelesaikan penghitungan suara.

DIRGA dan seluruh anggota tim 3 duduk mengitari meja. Semua terdiam dan tampak serius.

DIRGA
What are the odds? Jujur, kalau disuruh taruhan pun saya akan betting against us.
DEON
Saya juga Pak.
DIRGA
Iya kan?!

DIRGA mengecek handphone-nya, hasil quick count sudah keluar. DIRGA memicingkan matanya memastikan matanya tidak salah lihat.

DIRGA
Mata saya gak salah lihat kan ini?
JANI
Enggak kok Pak.
DIRGA
Gal, tanggung jawab kamu!

GALANG masih membelalak tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

DIRGA tiba-tiba tertawa. Ekspresi anggota tim lain juga terlihat sumringah.

DIRGA
Gal, kamu mau saya traktir apa, saya kasih!

GALANG masih belum bersuara.

LOUIS dan beberapa karyawan lain masuk ke ruang meeting dan semua orang memberikan selamat pada satu sama lain.

LOUIS menghampiri GALANG

LOUIS
We did it!

GALANG tersenyum

GALANG
I can't believe it.
LOUIS
Me too. Don't forget to ask for big bonus. I know I will! This is BIG deal, this is just put us in national stage with national reputation.
KINAR
Guys, Insignia trending di twitter!

Semua serentak mengecek HP masing-masing.

KARYAWAN 1
Twitter seperti biasa emang paling cepet. Sentimennya kelihatan positif sih.
JANI
Tapi ini kayak TERLALU CEPAT gak sih? Dalam beberapa menit udah trending?

LOUIS melirik JANI dan sudut bibirnya yang tersenyum lebar sedikit turun mendengar observasi JANI.

DIRGA
Itu karena ini extraordinary banget! Prediksi kita doang yang bener, bayangkan! Hmm, bisa naikin harga riset nih kayaknya kita. (beat) Anyway, good job guys! Kalau kerjaan udah kelar cepet pulang lah, jangan kerja terus.

DIRGA bangun dan keluar dari ruang meeting.

INT. AREA TIM 3 - DAY

JANI dan GALANG berjalan menuju Area Tim 3. KINAR berdiri di samping DEON yang sedang memperhatikan layar laptopnya dengan serius.

JANI
Pagi guys!

JANI meletakkan tasnya.

KINAR
Jan, lihat sini deh!

JANI menurut. Penasaran, GALANG juga ikut merumbungi meja DEON.

DEON membuka halaman twitter, dan menunjuk #MEMEKikBerbahaya trending dengan kursornya.

DEON
Topik ini kebanyakan ngutip hasil survei kita yang bilang memekik top 3 kekhawatiran masyarakat.
JANI
Oh, No.
KINAR
Pas banget tadi malem ada kejadian penusukan bupati cabul itu lho.
JANI
Yang diblow up narasi itu aja, atau ada call to action nya?
DEON
Nuntut polisi lebih tegas.
GALANG
Represi.

JANI menelan ludah.

INT. RUANG MEETING - NIGHT

Area kantor lain sudah kosong, beberapa lampu sudah dimatikan. Dua kotak Pizza dengan isi masing-masing tinggal setengah dan enam coffee cup tergeletak sembarangan di atas meja ruang meeting. Tak kentara lagi coffee cup mana punya siapa.

Tidak terdengar suara selain detak jam di dinding yang menunjukkan jam 01.45. JANI, GALANG, KINAR, dan DEON duduk di depan laptop masing-masing, berkonsentrasi mendengarkan sesuatu dengan headphone atau earbud masing-masing.

Dengan sedikit kesal, GALANG melepas earbudnya. JANI menoleh ke arah GALANG, dan GALANG menggeleng. Setelah beberapa saat JANI pun melepas earbudnya. Berselang beberapa saat lagi, KINAR dan DEON juga melakukan hal yang sama.

GALANG melihat satu persatu muka lelah teman-temannya. Melihat tak ada yang bicara, GALANG paham bahwa semua anggota timnya, seperti dirinya, juga tidak menemukan apa-apa.

GALANG
Itu rekaman ke-10 yang kita cek. Jadi in total, kita berempat udah cek 40 rekaman secara acak dan semua data yang diinput udah sesuai sama rekaman interviewnya. Gw rasa buat malam ini kita pulang dulu.
JANI
Tapi 40 orang itu bahkan gak nyampe 1% dari jumlah responden projek ini.
GALANG
Jan, yang kita cek ini kan juga on top of 5% rekaman yang udah dicek sama tim QC.
JANI
Tapi bisa aja tim QC nya gak bener ngeceknya.
GALANG
Jadi lo mau kita cek berapa banyak?
(BEAT) Projek team kita bukan cuma projek lo ini. Deon masih stress soal projek baru OG, besok siang gw dan Kinar ada presentasi proposal, sorenya ada deadline report-
JANI
(Memotong Galang) Projek Gw? Jadi lo gak nganggep projek ini projek lo?

GALANG menatap JANI, wajahnya memerah, dia menghela napas dalam-dalam mencoba menenangkan dirinya, sebelum mulai berbicara lagi.

GALANG
That's not the point, Jan. Semua orang di ruangan ini tahu kalau hasil survei Babylon kemarin beda banget sama ekspektasi lo dan lo ngerasa datanya aneh. Tapi kita udah cek sebisa kita dan so far memang surveinya udah dilaksanakan dengan bener.
JANI
Tapi gw belum yakin 100%. Kalau ternyata ada yang miss gimana? (setengah berbisik) I am afraid I am not a good researcher...
DEON
You are definitely not a good researcher.

Semua sontak menoleh ke arah DEON.

DEON
Lo udah menyalahi prinsip utama seorang researcher yang harus netral. Harusnya kalau lo mau kritis, ya harusnya semua projek lo sebelumnya lo cek kayak gini. Kenapa lo baru ribet ngecekin sampai segininya sekarang pas hasil surveinya beda sama yang lo mau?
JANI
Gw takut...

Suara JANI bergetar, dan tak seorangpun di ruangan itu pernah mendengar JANI serapuh itu.

JANI
Gw ngerasa hasil kerja kita dipake jadi alasan buat menekan suatu gerakan. Gw gak tahu MEMEKik sejahat itu atau gak. Tapi yang hari ini cuma terjadi di twitter, kita gak tahu bakal jadi apa besok...

KINAR merangkul JANI. Badan JANI tiba-tiba bergetar hebat dan air mata mengalir deras. KINAR memeluk JANI yang terus menangis.

KINAR
Jan, lo kenapa?

KINAR, GALANG, dan DEON bertukar pandang tak mengerti apa yang terjadi.

JUMP CUT TO:

INT. RUANG MEETING - LATER

JANI duduk dikelilingi ketiga temennya. KINAR masih merangkulnya. JANI sudah tidak sesegukan, tapi air mata masih sesekali mengalir.

JANI
Sorry, kalian pasti kaget.

KINAR meremas pundak JANI menenangkan.

JANI
Gw gak yakin gw siap nyeritain ini ke kalian, tapi... gw rasa ini waktunya. (beat / Jani hampir menangis lagi)
Bapak gw dokter- beliau seneng banget jadi dokter, nolong orang. Tapi satu waktu ada prosedur yang beliau salah lakukan- pasiennya meninggal.

KINAR mulai ikut menangis dan merangkul JANI lebih erat.

JANI
Beliau orang baik, hatinya halus, dia gak kuat nahan rasa bersalah. Ketika proses pengadilan, dia bunuh diri...

KINAR dan DEON saling mengecek reaksi satu sama lain mendengar itu, sampai akhirnya DEON memalingkan mukanya merasakan air mata tak bisa lagi dibendung.

Air mata mengambang di mata GALANG, dia menatap JANI tak bisa membayangkan rasa sakit yang dirasakan perempuan itu.

INT. MOBIL GALANG - NIGHT

JANI melihat ke luar jendela, tak bicara apa-apa. GALANG fokus menyetir, juga tak mencoba membuka percakapan.

EXT. KAWASAN BARAT JAKARTA - DAY

Establish shot area pemukiman pinggiran Jakarta. Jalanan sempit, namun lengang. Rumah berdempetan, tapi lingkungan sepi.

JANI dan Interviewer 1 (Wanita, 25 tahun) dan Supervisor 1 (Wanita, 31 tahun) keluar dari halaman salah satu rumah. Pemilik rumah mengantarkan mereka sampai ke depan pagar.

INTERVIEWER 1
Makasih banyak Bu, atas waktunya.
PEMILIK RUMAH
Iya, sama-sama.

Ketiganya berjalan menyusuri jalan yang lengang. JANI mengelap dahinya yang berkeringat.

SUPERVISOR 1
Mau lanjut ikut interview lagi, Mba Jani?
JANI
Hari ini udah dulu Mba. Panasnya lumayan ya hari ini.
SUPERVISOR 1
Ngaso dulu di taman deket kantor kita dulu yuk Mba, sekalian makan siang.

JANI memeriksa jam tangannya

JANI
Udah lama gak ngaso di taman itu, tukang es kelapa muda yang enak itu masih ada Mba?
SUPERVISOR 1
Masih dong, sama makan mie ayam nih pas banget.

EXT. TAMAN - DAY

JANI duduk di salah kursi taman, memperhatikan 6 balita bermain dengan satu orang dewasa mengawasi mereka.

JANI
Saya setiap kesini selalu lihat anak kecil main di taman, memang ada preschool ya sekitar sini?
SUPERVISOR 1
Bukan preschool Mba Jani, tapi ada yayasan. (berbisik) Yang ngurus korban-korban gitu Mba, ada yg kena KDRT, tapi banyaknya korban perkosaan.
JANI
Kenapa harus bisik-bisik Mba?
SUPERVISOR 1
Ada yang bilang yayasan ini ada hubungannya sama Memekik, Mba.

JANI terhenyak.

JANI
Sejak kapan kalau ngomongin Memekik harus bisik-bisik, Mba?

Supervisor itu merasa tidak nyaman melanjutkan percakapan tersebut, dia melihat area sekitar mereka, mengecek tidak ada yang mendengarakan. Sampai akhirnya dia berbisik lebih lemah lagi

SUPERVISOR 1
Udah ada orang Memekik yang ditangkep, Mba.

INT. KANTOR INTERVIEWER - DAY

JANI melihat hujan deras di luar. Cuaca panas tadi ternyata pertanda hujan besar akan turun.

JANI melihat sekeliling area kantor itu mencari sesuatu yang dia bisa lakukan. Tidak banyak orang di kantor itu. Jika tidak ada briefing, hanya ada beberapa supervisor yang bekerja di kantor itu. Beberapa ruangan yang ditata seperti ruangan kelas yang biasa digunakan untuk briefing kosong.

Satu ruangan dipenuhi material riset yang sudah selesai dilaksanakan. Ada kuesioner, showcards, photocards, semua material itu tidak boleh dibuang sembarangan.

JANI melihat-lihat tumpukan itu dan tulisan MEMEKik di salah satu tumpukan material itu dengan cepat menarik perhatiannya. Itu adalah tumpukan material Babylon. Dia memperhatikan tumpukan showcard bekas pakai itu, Q27a versi A tertera di pojok halaman itu. Tanpa mencari, dia menemukan showcard dengan tulisan Q27a versi B. Dia membandingkan keduanya dan dahinya mengernyit. Dia kemudian memeriksa tumpukan itu dengan lebih hati-hati, mencari sesuatu. Tak lama kemudian dia menemukan apa yang dicarinya. JANI meletakkan showcard Q27a versi a,b,c, dan d di hadapannya. Lalu membandingkan keempatnya dan wajahnya memucat, tangannya bergetar.

JUMP CUT TO:

INT. KANTOR INTERVIEWER - DAY

JANI melihat hujan yang masih deras di luar, tapi kini dengan napas yang cepat. Dia tidak bisa menenangkan dirinya sejak dia menyadari ada yang salah dengan showcard Babylon.

JANI melihat mobil yang familiar berhenti di depan kantor itu. GALANG berlari di bawah hujan dan masuk ke kantor itu. GALANG terlihat lega melihat JANI. Tapi JANI sebaliknya, wajahnya mengeras ketika melihat GALANG.

GALANG
Jan, kenapa HP lo gak aktif?
JANI
Ngapain lo kesini?

GALANG memperhatikan JANI, mencoba menemukan petunjuk apakah JANI sudah tahu apa yang baru saja terjadi.

CUT TO:

INT. AREA TIM 3 - DAY (FLASHBACK)

GALANG, KINAR, dan DEON duduk di kubikel masing-masing.

KINAR mengecek pesannya yang belum dibalas Jani. Dia kemudian mengecek twitter. MEMEKik trending. KINAR mengklik link itu dan wajahnya berubah panik. Dengan tangan bergetar, JANI menelepon Jani dan hanya mendengar nada sibuk. DEON menenteng sebuah dokumen dan menghampiri KINAR untuk berdiskusi.

DEON
Kin, kenapa tangan lo gemeter?
KINAR
Jani, Jani gak bisa ditelepon
DEON
Jani kan lagi ikut interview, mungkin sengaja HP nya dimatiin.
KINAR
Anggota memekik yang ditangkap tadi malam, meninggal di kantor polisi, Deon. Gimana- gimana kalau JANI baca berita itu dan nyalahin diri sendiri-

KINAR sudah mulai menangis

DEON
Tenang, Kin.

GALANG yang mendengar percakapan itu menyambar kunci mobilnya dan berlari keluar, tangannya menelpon JANI, tak ada yang menjawab. Dia mencoba nomor lain.

GALANG
Mba Ambar?... Jani lagi sama Mba?..Dimana sekarang?... Ok, makasih.

END OF FLASHBACK.

GALANG
HP lo gak bisa dihubungi Jan, makanya gw jemput lo kesini.

JANI tidak menjawab, dia hanya mengambil empat lembar showcard yang sudah dia pisahkan dan memberikannya pada GALANG. GALANG kebingungan, tapi dia menerima showcard itu dan memeriksanya.

JANI
Kenapa Memekik posisinya ada di urutan atas di semua versi showcard itu, Gal...kalau gini pantes banyak yang milih Memekik...tapi ini cara survei yang salah!
GALANG
Tapi seinget gw yang gw kirim urutannya gak gini...
JANI
Tapi itu showcard yang tim interviewer pake, kalau bukan dari file yang lo kirim, terus dari mana?
(beat) Kita harus rilis klarifikasi sebelum masalah memekik ini makan korban-

JANI berhenti bicara ketika melihat air muka GALANG berubah dari khawatir menjadi penuh rasa takut. GALANG menutup matanya, menyadari implikasi dari kesalahan yang dibuatnya di showcard itu.

Terdengar suara orang mengobrol makin mendekat di belakang mereka. Dua orang supervisor yang dari tadi berkerja di kantor belakang sepertinya membereskan ruangan depan. Suara keduanya mengobrol kini lumayan terdengar oleh GALANG dan JANI.

SUPERVISOR 1
...gak nyampe 24 jam lo orang memekik itu di kantor polisi, udah mati aja-
SUPERVISOR 2
Ih itu diapain coba? Itu Ibu Hajah lho katanya. Hari ini ada dua anggota lagi lo yang ditangkep. Gak masuk berita tapi, cuma rame di WAG, serem pokoknya.
SUPERVISOR 1
Tapi itu tahu orang memekik gimana caranya coba, gak mungkin bawa-bawa kartu anggota kan
SUPERVISOR 2
Ya polisi sih punya cara sendiri, gak kayak kita ngecek responden pake KTP SIM aja...

Percakapan itu berangsur tak terdengar lagi, kedua supervisor itu kembali ke kantor belakang.

Ekspresi JANI yang sebelumnya dingin berubah menjadi panik, akhirnya mengerti kenapa ekspresi wajah Galang berubah.

GALANG sekarang berdiri dengan tatapan kosong. JANI menghampirinya dan kedua tangannya memegang wajah Galang

JANI
Gal, lihat gw Gal. Galang!

GALANG pelan-pelan mengalihkan pandangannya pada wajah JANI yang berurai air mata.

GALANG
Gimana caranya gw hidup abis ini, Jan...
JANI
Jangan ngomong gitu, please... Gw gak bisa- Gw sayang lo Gal, sayang banget, please....

JUMP CUT TO:

INT. KANTOR INTERVIEWER - DAY

Hujan sudah mulai reda. JANI dan GALANG duduk bersisian. kedua kanan JANI memegang tangan kanan Galang erat.

GALANG
Gw anter lo pulang yuk, mumpung hujan reda.

JANI menatap GALANG lekat.

GALANG
I am not going to do IT.

TANGAN GALANG menyeka pipi Jani. JANI menyandarkan kepalanya ke pundak GALANG.

JANI
Tunggu sebentar lagi...

JANI menutup matanya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar