Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. LOBBY GEDUNG - DAY
GALANG keluar dari gerai kopi, tangan kananya memegang coffee cup dan tangan kirinya memegang dua kantong roti.
GALANG menengok dan kemudian berjalan ke arah DIRGA. DIRGA berdiri dengan ANWAR (35).
GALANG mengangkat kantong rotinya.
DIRGA dan ANWAR bergegas berjalan ke luar gedung. GALANG masih berdiri tertegun.
INT. AREA TIM 1 - LATER
Kubikel-kubikel kosong ditinggal pemiliknya makan siang.
JANI dengan earbud di telinganya mengunyah gummy bear sambil memeriksa data di layar laptopnya. Tangannya merayap mengorek-ngorek bungkus plastik gummy bear tapi tak menemukan sisa satu pun. Menyadari itu, JANI melengos. Tiba-tiba sekantong roti diletakkan di mejanya, JANI menoleh menemukan GALANG berdiri di belakang kursinya.
Wangi butter menggelitik hidung Jani, Jani menelan air liurnya.
Senyum menggantung di bibir JANI.
GALANG menarik kursi dari kubikel sebelah lalu duduk di samping JANI.
GALANG tidak langsung menjawab, dia mengambil waktu untuk memilih kata-katanya.
GALANG mengangguk dan lega JANI mengerti. Lalu tiba-tiba JANI seperti memikirkan sesuatu yang lucu.
GALANG terkekeh sambil mengedikkan bahunya.
JANI memicingkan matanya mencoba menebak kemana arah obrolan mereka kali ini.
GALANG menjawab tanpa menunggu JANI menyelesaikan kalimatnya. Karyawan yang makan siang di luar sudah mulai kembali mengisi kubikel masing-masing.
GALANG lalu beranjak untuk kembali ke kubikelnya, meninggalkan JANI yang masih mencerna semuanya.
Berselang beberapa saat, KINAR kembali dari makan siang di luar, menghampiri JANI yang masih terdiam.
JANI kembali menghadap laptopnya dan menyanyi kecil mengikuti lagu yang sedang bermain di earbudnya.
KINAR membuka HP nya, dan membuka tab forum 'Aku Mau Mati, tapi...' meng-scroll membaca pesan-pesan sebelumnya dan mencatat beberapa username di sehelai post it. Lalu dia mengetik post baru, "Thank you udah ikutan jawab teka teki silly yang kemarin! Yang jawabannya bener adalah @hoppplenim, @loneleonell, dan @sysyphus22. Thank you udah milih buat hidup satu hari lagi".
KINAR sigap mematikan layar HP nya. JANI meletakkan kertas di meja Kinar dan menunjuk beberapa baris yang sudah sudah dia tandai.
Ekor mata JANI melihat post it yang digunakan Kinar sebelumnya, lalu dia tertawa kecil.
JANI kembali ke mejanya dan meraih telepon landline untuk membuat panggilan, tidak menyadari KINAR yang mematung setelah mendengar apa yang dikatakannya.
INT. PANTRY - DAY
KINAR baru sampai kantor pagi itu, kakinya refleks berbelok menuju pantry seperti biasa. Seperti biasa DEON sedang mengisi botolnya, KINAR mentally menepuk dahinya.
KINAR meraih botol 'K' miliknya dan menunggu.
KINAR menyerahkan botol minumnya, ini sudah jadi kebiasaan kecil mereka. KINAR memperhatikan DEON dalam diam.
DEON menutup botol KINAR dan memberikan botol yang sudah penuh pada KINAR.
DEON mengangguk, sebelum berbalik pergi matanya menangkap KINAR yang masih berdiri memperhatikannya. DEON menatap KINAR balik, dia melihat cara KINAR melihatanya berbeda dari hari-hari sebelumnya.
INT. RUANG MEETING - DAY
DIRGA, GALANG, KINAR, dan DEON duduk mengitari meja.
JANI tiba-tiba masuk dengan langkah tergesa-gesa
JANI menurut.
DIRGA memberi sinyal kepada Jani untuk bicara.
DIRGA menghela napas
JANI terlihat masih gemas, tapi tak mengatakan apa-apa.
Senyum kecil bermain di bibir GALANG. JANI yang mencuri-curi pandang ke arah GALANG juga melihatnya dan merasakan seyuman itu menular.
DIRGA memijit pelipisnya, lalu melirik jam tangannya
INT. AREA TIM 3 - DAY
JANI memeriksa kuesioner di layar laptopnya. KINAR berdiri di samping GALANG, berdiskusi sambil memeriksa beberapa slide di layar laptop GALANG.
JANI mengernyit menemukan sesuatu yang salah.
GALANG mencerna penjelasan itu.
INT. AREA TIM 3
JANI dan KINAR bediri di kiri dan kanan DEON yang sedang mengetik sesuatu.
DIRGA dengan wajah tegang dan tatapan agak kosong menghampiri area tim 3.
Tidak ada yang menjawab. Mendengar itu, DEON langsung membuka Google.
DIRGA meninggalkan area tim 3 masih dengan ekspresi yang sama. JANI dan KINAR berpandangan bingung, keduanya lalu mengintip layar laptop Deon.
Mulut JANI dan KINAR sedikit menganga.
KINAR berusaha menenangkan.
GALANG tidak merespon, JANI dapat merasakan kata-katanya menguap di antara mereka dan tak ada efeknya untuk Galang. JANI mendekati GALANG dan memutar kursi GALANG sedikit hingga sekarang JANI bisa melihat wajah GALANG.
Mata keduanya bertemu, tapi akhirnya GALANG yang pertama berpaling.
INT. WARUNG AYAM PENYET - NIGHT
TV di pojokan warung menyiarkan berita malam. Seorang penyiar perempuan membacakan berita: (...Rekaman TINDAKAN asusila beberapa tokoh masyarakat dan politik yang tersebar di dunia maya ini disinyalir berhubungan dengan kelompok ANARKIS MEMEKik yang mengklaim sebagai dalang aksi vandalisme yang terjadi beberapa bulan terakhir.)
JANI menonton siaran TV itu sambil mengunyah sepotong kol mentah. KINAR menyeruput habis es jeruknya, tapi masih terlihat tidak nyaman.
Tanpa bicara DEON meletakkan gelas es teh miliknya yang masih setengah penuh ke depan KINAR. Melihat itu, KINAR menyambar gelas itu dan tanpa aba-aba menyeruputnya habis dari sedotan yang sebelumnya digunakan DEON. JANI yang menangkap itu dari ekor matanya, otomatis mengalihkan perhatiannya dari siaran TV.
JANI memperhatikan interaksi itu dan melihat KINAR dan DEON dengan sedikit curiga. KINAR mengunyah es batu dan menyadari tatapan curiga JANI.
KINAR mencuci tangannya di mangkok kobokan.
DEON meletakkan gelas es jeruk yang baru diantarkan ke depan KINAR.
KINAR menoleh ke arah DEON yang tengah menyeruput es teh nya.
KINAR merogoh pouch miliknya dan mengeluarkan kotak obat kecil berisi beberapa tablet, membukanya dan meletakkannya di depan DEON. Tanpa bertanya, DEON menenggak semua tablet itu.
Lipatan di dahi JANI semakin dalam.
KINAR mengangguk setuju.
INT. LOBBY GEDUNG - LATER
KINAR, JANI, dan DEON berjalan menuju lift. DIRGA keluar dari salah satu lift dengan tas laptop dan blazer di tangan.
INT. AREA TIM 3 - LATER
GALANG melamun dengan earbud di telinganya, tak menyadari rekan timnya sudah kembali. JANI meletakkan jus wortel di meja GALANG, membuyarkan lamunannya.
GALANG tidak menjawab. DEON merapikan barang-barangnya dan menggendong tasnya.
DEON dan KINAR beranjak pergi.
JANI mengecek slide-slide di laptopnya dan semakin lama raut wajahnya terlihat semakin bingung. Tanpa mengalihkan pandangan dari layar, JANI mulai menanyai GALANG.
GALANG tak menjawab. JANI memeriksa beberapa slide lagi.
GALANG tak menjawab, dia menghindari mata JANI, dia tahu dia akan melihat semburat kekecewaan di mata itu.
JANI menutup rapat bibirnya ketika dia merasakan dorongan banyak hal lain berusaha keluar. JANI menatap Galang dengan kecewa tanpa bicara lagi mulai memasukkan barang-barang ke dalam tasnya, hingga akhirnya tangannya berhenti.
GALANG tersenyum pahit
JANI berhenti berbicara menyadari diskusi ini tidak akan membawa mereka kemana-mana. Reportnya sudah terlanjur dikirim.
JANI kembali menatap GALANG yang masih terduduk sedikit menunduk di kursinya, sangat jelas dia merasa sangat bersalah, dan tatapan JANI yang sebelumnya ada sedikit tatapan menyalahkan dan kecewa mulai berubah menjadi kekhawatiran
JANI akhirnya duduk dan mereka duduk terdiam untuk beberapa saat.
GALANG menoleh ke arah JANI yang menguap kecil. GALANG akhirnya bangun dan menghampiri JANI.
INT. LORONG LANTAI 11 - LATER
GALANG dan JANI berjalan bersisian dengan tas masing-masing.
GALANG tersenyum.
INT. KAMAR GALANG - LATER
GALANG menutup pintu kamarnya. Kamar yang jauh lebih kecil dan sederhana dari kamar Dipta. Dia meletakkan tas laptopnya di atas meja dan menghempaskan tubuhnya di kursi, HP nya berbunyi, Pesan Baru dari Dipta, Dipta mengirim foto dirinya memegang sebuah buku dengan judul dalam Bahasa Inggris dengan latar belakang landscape musim gurun. Dipta mengirim beberapa pesan setelahnya,
"Dipta Go International, Baby!"
"Wish you were here, bro. Susul gw ke New York kalau ada waktu".
GALANG tersenyum tulus. Dia mengetik balasan,
"Tungguin gw yang sabar di New York. Miss you, Bro!"
GALANG meletakkan HP nya di meja kerjanya, lalu melepaskan lanyard dari lehernya. Dia menatap title Research Executive di bawah namanya lekat-lekat.