Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. AREA TIM 3 - DAY
DEON membuka sebuah tab di HP nya menampilkan sebuah forum online dengan header 'Aku Mau Mati, tapi...'. Dia membaca sebuah post yang baru dipost beberapa jam lalu. Profile Picture pengirim post itu hanya huruf K berwarna putih dengan background hitam. Deskripsi profile itu juga hanya huruf K. Jumlah post: 37. Post yang baru dikirim itu berbunyi, "Kemarin cowok yang gw anggap baik banget bilang, Men sucks. Itu bikin gw penasaran apakah cowok baik ini ujung-ujungnya bakal ketahuan dalemnya brengsek juga. Another silly reason buat gak mati hari ini."
Dari layar HP nya, mata DEON berpindah pada sosok KINAR di seberang ruangan yang sedang tersenyum lebar mengobrol dengan OB kantor.
DEON menoleh dan pelan-pelan menangkupkan HP nya di atas meja.
GALANG mengangguk dan berbalik pergi.
DEON kembali membuka HP nya dan mulai mengetik, "Seseorang yang gw tahu in real life kayaknya suicidal juga dan gw otomatis mikir gw bakal sedih kalau dia pergi. Kira-kira apa yang bakal dia pikirin kalau dia tahu gw suicidal juga?"
Di seberang ruangan, obrolan yang berawal dari dua orang, kini bertambah personil, beberapa karyawan bergabung mengerubungi KINAR yang menceritakan sesuatu yang membuat mereka tertawa.
INT. COFFEE SHOP - DAY
Setengah tempat duduk di kafe itu terisi, JANI duduk sendiri sambil mengetik sesuatu di laptopnya di tempat duduk paling pojok. Gelas kopi di mejanya sudah hampir habis.
Tiba-tiba JANI berhenti mengetik, mengernyit seperti menyadari ada yang salah. Dia menyentuh earbud bluetooth di telinganya, lalu mengecek HP nya dan melihat notifikasi low battery dari earbudnya.
Kita mendengar apa yang didengar JANI, tidak terdengar suara musik, tapi suara lemah orang-orang di sekitarnya yang dipendam fitur noise cancelling. Sayup-sayup dia mendengar percakapan dalam bahasa Inggris.
Framing lebih lebar menunjukkan GALANG dan seorang pria dengan fitur kaukasia duduk mengobrol dekat meja JANI.
LOUIS (29) menyeruput kopinya, sebelum melanjutkan kata-katanya,
GALANG terdiam menatap gelas kopinya mencerna ucapan LOUIS.
LOUIS berhenti berbicara dan memperhatikan ekspresi GALANG, sebelum melanjutkan.
Pertanyaan retorika itu berhasil membuat GALANG mengangkat pandangannya kembali pada LOUIS. Di belakang mereka, JANI juga sudah tak lagi mengetik dan pelan-pelan melepaskan salah satu earbud-nya dan fokus mendengarkan percakaan mereka.
JUMP CUT TO:
LOUIS menyandar di kursinya, meraih gelas kopinya
GALANG mengangguk-angguk
LOUIS menyeruput kopinya.
JANI melihat notifikasi pesan di HP nya, 'Pesan baru dari Mba Shell'. Dia menutup laptopnya pelan dan menghabiskan kopinya sebelum beranjak dari tempat duduknya, dia berusaha agar tidak terlalu menarik perhatian. LOUIS dan GALANG lanjut mengobrol.
INT. RUANG KERJA SHEILA - LATER
SHEILA (32) mengecek sesuatu di laptonya, dia melepaskan kaca matanya sebelum mulai berbicara pada KINAR yang duduk di depannya.
SHEILA memperhatikan wajah KINAR yang sedikit pucat.
SHEILA mengangguk. KINAR keluar dari ruangan itu. Berselang beberapa saat JANI menengokkan kepalanya ke ruangan itu, masih menenteng laptopnya.
JANI duduk dan melirik dokumen di meja SHEILA.
SHEILA menyerahkan dokumen itu. JANI membaca cepat isi dokumen itu.
JANI mengecek halaman-halaman berikutnya dari dokumen itu.
JANI mengangkat kepalanya, menunggu penjelasan lebih lanjut
JANI melengos.
INT. RUANG MEETING - DAY
Semua researcher Insignia memenuhi ruang meeting itu. Beberapa orang yang tidak mendapat tempat duduk berdiri menyandar dinding. Di kepala meja, SUNAK (37), laki-laki India menyilangkan tangannya di depan dada. LOUIS duduk di sampingnya. Tidak ada yang bersuara.
Tidak ada yang langsung menjawab, setelah setiap detik berlalu, mood terasa semakin menegang. Ketika seseorang mengangkat tangan, beberapa otang terlihat bernafas lega. LOUIS mengangguk ke arah orang itu, memberi sinyal untuk bicara
Tidak ada yang bersuara, mood berat kembali menggantung di udara
LOUIS melirik GALANG yang memainkan pulpen di tangannya.
Sepersekian detik GALANG terlihat terkejut, tapi dia segera menyesuaikan ekspresinya agar terlihat tenang. JANI melirik GALANG menunggu apa yang akan dikatakannya.
Beberapa orang mengangguk-ngangguk mendengar penjelasan GALANG. Sementara JANI menatap GALANG dengan tatapan merendahkan
JANI menatap LOUIS dan GALANG bergantian mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.
INT. LORONG LANTAI 11 - DAY
LOUIS menenteng tas laptopnya dan menekan tombol lift untuk turun. GALANG beberapa langkah di belakangnya.
LOUIS menoleh.
LOUIS menepuk bahu GALANG sambil tersenyum lebar. Pintu lift terbuka.
LOUIS masuk lift dan meninggalkan GALANG yang masih berdiri di lorong.
INT. LIFT - LATER
LOUIS menunggu hingga pintu lift tertutup sempurna sebelum melepaskan senyum lebarnya. Wajahnya datar dan berubah dingin.
CUT TO:
INT. COFFEE SHOP - NIGHT (FLASHBACK)
COFFEE SHOP itu terlihat lengang, hanya tiga kursi terisi, beberapa saat sebelum last order.
LOUIS duduk sendiri, ada NODA KOPI pada LENGAN KEMEJA biru mudanya, kita melihat kembali wajah dinginnya.
LOUIS memegang menu coffe shop itu, seorang waiter berdiri di sampingnya. WAITER itu laki-laki usia 20-an dengan senyum tak lepas dari bibirnya.
LOUIS menyerahkan menu di tangannya pada pelayan itu. Seorang pelanggan yang hendak keluar berjalan melewati mereka.
Waiter itu berbalik dan berjalan menuju counter.
END OF FLASHBACK