Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Perjalanan Dinas (Bagian 3: Persinggahan Terakhir)
Suka
Favorit
Bagikan
10. YOGYAKARTA - 3

63. (YOGYAKARTA) EXT. JALAN RAYA - DAY


Mobil kembali berhenti di pertigaan Maguwo karena lampu lalu lintas menyala merah. Beberapa pengamen waria tampak menghampiri satu per satu mobil yang berhenti.

Para waria tampak memoles wajahnya dengan make up tebal, lipstik tebal, dan mengenakan dress terusan dengan bagian bawah di atas lutut. Juga stoking dan sepatu hak tinggi. Tangan mereka memegang kecrekan yang terbuat dari tutup botol yang ditempel pada tongkat.

Salah seorang waria tampak mendekati mobil Fitra.

Fitra dengan sigap mengangkat tangan pertanda ia tidak berniat memberikan uang.


FITRA
Saya nggak pengen terus-terusan kerja nggak bener, Bu. (menoleh sekilas) Bandelnya saya cukup di terlambat, nggak pernah upacara, atau kabur cuti.


Fitra melihat ke arah lampu lalu lintas yang masih menyala merah.


FITRA (CONT’D)
Tapi kalau … di yang lain-lain. (menggeleng) Nggak … saya nggak mau.


Christie menatap Fitra.


FITRA
Saya dibayar negara bukan untuk itu.


Tampak lampu lalu lintas masih merah.


CHRISTIE
Kamu itu orang baik, Fit.


Fitra menoleh. Kemudian menatap lagi ke depan.

Lampu lalu lintas menyala hijau. Kendaraan-kendaraan pun perlahan mulai berjalan lagi.


CUT TO


64. (YOGYAKARTA) EXT. JALAN RAYA - DAY


Mobil melaju lurus ke depan. Di kiri jalan, tampak beberapa toko oleh-oleh. Sebuah toko oleh-oleh dengan tempat parkir luas terlihat penuh oleh bus-bus wisata yang parkir.


CHRISTIE
Pak Menteri benar. Kamu sebenarnya orang baik-baik. (menoleh) Di perjalanan ini, saya melihat sisi lain dari kamu.


Fitra kembali menoleh sekilas dan kembali berkonsentrasi dengan jalan di depannya.


CHRISTIE
Kamu orang yang jujur.


FLASHES ketika Fitra menolak ongkos bengkelnya dibayarkan Christie di Cirebon.


FITRA
… saya tidak ingin mengambil yang bukan hak saya….


CHRISTIE
Saya belum pernah ketemu orang sejujur kamu yang nggak mau terima uang. (menoleh)


Fitra menoleh, lalu kembali menatap ke depan.


CHRISTIE
Kamu juga ringan tangan dan punya kepedulian tinggi.


FLASHES ketika Fitra kebingungan ingin mengembalikan jagung ketika di Tonjong. 

FLASHES ketika Fitra menawarkan memberikan tumpangan kepada ibu dan anak di Purwokerto.


CHRISTIE
Kamu juga setia kawan.


FLASHES ketika Fitra maju melangkah dan mengambil posisi push up di samping Christie ketika ditilang di Bandung.


Mobil kembali berhenti di pertigaan karena lampu lalu lintas menyala merah.

Tampak papan penunjuk jalan bertuliskan Bandara Adisucipto ke arah kanan (tanda panah).


CUT TO


65. (YOGYAKARTA) EXT. BANDARA ADISUCIPTO - DAY


Mobil tampak sudah berhenti di parkiran. 


MONTAGE:

- Fitra, Christie, dan Gya keluar. Ketiganya kemudian berjalan kaki menuju bandara melalui terowongan yang menghubungkan tempat parkir dan bandara.

- Suasana depan bandara. Tampak padat dengan banyaknya orang. 

- Tampak antrean panjang di depan pintu bandara.

- Beberapa tenant merek ternama tampak berjejer di depan bandara sebelum pintu masuk.



Fitra, Christie, dan Gya berhenti sebelum barisan antrean.

Mereka berdiri berhadap-hadapan.


CHRISTIE
(menatap Fitra) Kita pasti akan ketemu lagi, kan?


Fitra menunduk, lalu tersenyum. Namun, tidak menjawab.


CHRISTIE
(menarik napas panjang) Saya kayaknya bakalan kangen sama kamu, Fit.

FITRA
(menengadah) Saya pun sepertinya juga bakal kangen, Bu.


Christie mengulurkan tangan dan bersalaman dengan Fitra, lalu menarik Fitra hingga keduanya berpelukan.

Fitra tampak memeluk erat Christie. Begitu juga dengan Christie. Mereka agak lama berpelukan dan ketika keduanya melepas pelukan, tampak sekilas mata mereka tampak sedikit basah.

Gya kemudian bersalaman dengan Fitra dan memeluknya juga meski tidak selama Christie.


GYA
Kamu benar-benar yakin, Fit? (memincingkan mata, berusaha meyakinkan) Maksudku … itu dunia yang benar-benar berbeda, lho. Sekalipun statusmu tetap PNS.

FITRA
(mengangguk) Iya, Mbak.


CUT TO


66. (YOGYAKARTA) EXT. BANDARA ADISUCIPTO - DAY


Bandara Adisucipto tampak penuh dengan orang. Sebagian berlalu lalang, sebagian lagi tampak duduk-duduk di depan tenant, dan sebagian lainnya mulai mengantre di pintu masuk.

Christie dan Gya masih belum masuk. Mereka masih terlibat pembicaraan dengan Fitra.


FITRA
Saya tidak bilang kalau pilihan saya adalah yang paling benar, atau pilihan lainnya adalah salah. Hanya saja, saya ingin memberikan makna. (PAUSE) (menunduk) Saya tidak ingin status PNS hanya menjadi sekadar status tanpa makna.

CHRISTIE
(tersenyum) Kalau kamu yakin dengan keputusanmu, saya cuma bisa mendukung kamu. 

FITRA
(menunduk, tampak memikirkan sesuatu) Sebenarnya, udah lama juga Mas Juna meminta saya berganti pekerjaan yang lebih fleksibel. 

CHRISTIE
Berarti, dia juga setuju?

FITRA
(mengangguk) Mas Juna nggak mau saya jadi ibu rumah tangga. Katanya, sayang kalo saya di rumah aja. (tertawa) Tapi, dia juga nggak mau saya terlalu sibuk di luar. Jadi, mungkin menjadi pengajar adalah solusi terbaik.

GYA
Sudah ada bayangan mau melamar ke kampus mana?

FITRA
Yogyakarta dijuluki “Kota Pelajar” bukan tanpa sebab, Mbak. (tersenyum) Pasti ada jalan. Saya tidak berniat buruk. Saya hanya ingin mencari jalan terbaik. Lagipula … (kembali menunduk dan tersenyum) kami mulai berpikir … mungkin sudah saatnya kami menambah anggota keluarga. (menengadah, sedikit tersipu)


Christie tampak menaikkan alisnya, lalu tertawa. 


GYA
(menyambar) Kalau itu, aku dukung. Pasti!


CUT TO


67. (YOGYAKARTA) EXT. BANDARA ADISUCIPTO - DAY


Bandara semakin tampak ramai. Namun, Christie dan Gya masih bergeming dan belum beranjak menuju pintu masuk. Fitra masih menemani mereka.


GYA
Wah … aku baru sadar kenapa kalian ini memang cocok sebagai tim.

FITRA
Kenapa?

GYA
Mirip. (tampak berusaha menahan tawa) Persis. (mengacungkan jempolnya) Kamu tahu, nggak, apa yang bikin “Tragedi Jepang” itu spektakuler di kantor?

FITRA
Apa, Mbak?


Christie tampak mengernyit bingung. Sementara Gya justru melirik Christie sambil tersenyum-senyum jahil.


GYA
Dulu, pas sidang disiplin…. (kembali melirik Christie) Pak Direktur-nya Christie waktu itu marah besar.


Christie tampak memelotot menatap Gya.


GYA
Lalu … Pak Direktur ngomong begini….

CHRISTIE
(salah tingkah dan agak panik) Eh … udah … udah!


Christie menarik tangan Gya untuk menuju antrean masuk. Tetapi Gya malah tetap bergeming.

Fitra pun semakin penasaran.


FITRA
Pak Direktur ngomong apa waktu itu?

CHRISTIE
Ayo, nanti terlambat check in!

GYA
(tidak peduli) Kata Pak Direktur….

CHRISTIE
GY!

GYA
MEMANG PALING ENAK ITU KELONAN SAMA SUAMI! (keras)


Fitra sontak terbengong.

Beberapa pasang mata menatap mereka.

Christie tampak salah tingkah.

Fitra menutup mulut dengan tangan berusaha menahan tawa, tetapi tidak berhasil.


CHRISTIE
AYO! (menarik dengan keras)


Gya akhirnya menyerah. Ia mengikuti langkah Christie meski masih sambil tertawa. 

Tampak Gya yang semakin menjauh dari pandangan Fitra. Ia sesekali melambaikan tangannya ke arah Fitra. 

Christie yang menarik tangan Gya tampak membalik badan dan melambaikan tangannya juga.

Christie terus berjalan menuju pintu masuk sambil melihat ke arah Fitra. Langkahnya membuat bayangan Fitra semakin menjauh.


FADE OUT


DISSOLVE TO



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar