Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. (LUAR NEGERI) INT. BANDARA — DAY
FLASHBACK
Suasana di sebuah bandara. Para calon penumpang satu per satu melewati pintu metal detector.
Fitra (perempuan, berjilbab, sekitar 28-32 tahun) tampak melewati pintu metal detector tersebut. Alarm tidak berbunyi. Tetapi salah seorang petugas bandara menyuruhnya untuk menepi.
Seorang petugas bandara wanita menghampiri Fitra.
Fitra yang kebingungan kemudian digiring menyingkir dari barisan.
Dua orang petugas laki-laki tampak mengambil koper Fitra dan membongkarnya. Beberapa barang dikeluarkan. Termasuk beberapa berkas dan buku. Kemudian, salah seorang petugas mengambil sebuah buku dan menunjukkannya ke petugas satu lagi. Petugas yang satu tampak mengamatinya sebentar, kemudian menunjukkannya ke Fitra
CU sebuah buku tentang Palestina, dengan cover seorang anak laki-laki yang tengah duduk termenung berlatar belakang retuntuhan gedung, tertulis judulnya: JALUR GAZA, TANAH TERJANJI, INTIFADA, DAN PEMBERSIHAN ETNIS.
Fitra semakin kebingungan. Toh, ia tetap mengangkat juga kedua tangannya dan meletakkannya di kepala.
Seorang petugas wanita menggeledah tubuh Fitra, sementara seorang petugas lainnya (3-laki-laki, 30-an tahun) memeriksa seluruh tubuh Fitra dengan tongkat metal detector.
Petugas yang menggeledah Fitra kemudian mengeluarkan borgol, menelikung kedua tangan Fitra ke belakang dan mengikatnya.
Fitra mulai panik dan ketakutan.
Orang-orang yang lewat tampak memelankan langkah dan menoleh ke arah Fitra.
Kedua petugas itu (2&3) kemudian membawa Fitra pergi.
FLASHBACK OFF
CUT BACK TO
2. (KUTOARJO) INT. TAHANAN - NIGHT
Sub Title: Purworejo-Yogyakarta
Fitra (perempuan, 32 tahun) tersentak. Ia menengadahkan kepalanya yang sedari tadi tertunduk. Ia sendiri masih duduk meringkuk di sel tahanan. Punggungnya menyandar pada dinding. Lututnya ditekuk hingga merapat ke dada. Kedua tangannya tampak memeluk lutut.
Suara beberapa langkah kaki membuat Fitra menajamkan pandangannya ke depan.
Tak lama, tampak Christie (perempuan, 39 tahun) digiring dua orang petugas yang mengapitnya. Matanya ditutup kain dan kedua tangannya terikat di belakang. Mereka kemudian berhenti di depan sel.
Salah satu petugas membuka pintu sel, sedangkan yang satu lagi membuka tutup mata yang membebat Christie dan ikatan di tangannya.
Begitu pintu terbuka, Christie didorong pelan masuk ke dalam sel. Kemudian pintu kembali ditutup.
Christie tampak canggung ketika melihat Fitra. Begitu juga dengan Fitra yang tampak canggung melihat Christie. Tampak wajah Christie yang sedikit lecet dan merah karena lebam.
Christie kemudian duduk di samping kiri Fitra. Keduanya terdiam.
Terlihat suasana di dalam sel, tampak Christie dan Fitra berada di balik jeruji sambil duduk menyandar pada dinding.
Main title: “PERJALANAN DINAS (3)”
CUT TO
3. (YOGYAKARTA) INT. HOTEL - NIGHT
Text: Yogyakarta
MONTAGE:
- ESTABLISH suasana ballroom sebuah hotel mewah. Tampak banyak tamu berpakaian parlente.
- Para tamu terlihat saling mengobrol. Mereka mengenakan pakaian rapi dengan kemeja putih. Sebagian kecil mengenakan jas dan batik.
- Kemudian, tampak Menteri Infrastruktur (laki-laki, 61 tahun) di antara para tamu. Wajahnya terlihat berwibawa, berambut putih, berkumis, agak gempal tetapi tegap dengan tinggi sekitar 170 cm, mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Ia tampak tengah berbicara dengan Presiden Republik Indonesia yang hanya terlihat punggungnya, juga mengenakan baju putih dan celana hitam.
- Di sisi yang lain, seorang pria dengan kemeja putih yang tampak mahal juga terlihat di antara para tamu. Ia adalah Ferdi (laki-laki, 50 tahun), Direktur Pengembangan Kota, Direktorat Jenderal Perencanaan Wilayah, Kementerian Infrastruktur. Tinggi tubuhnya sedang untuk ukuran lelaki dewasa, sekitar 165 cm. Rambutnya putih, penanda ia sudah cukup berumur. Namun, raut wajahnya masih menunjukkan kharisma. Sedikit tampan, tetapi sorot matanya terkesan licik.
- Ferdi tampak diam-diam menyingkir menuju luar ballroom.
CUT TO
4. (YOGYAKARTA) INT. HOTEL - NIGHT
Suasana di depan ruang ballroom. Tampak beberapa kursi dan meja kecil, disusun seperti meja dan kursi di kafe dengan posisi meja di tengah. Beberapa tampak duduk sambil mengudap snack, sementara di atas meja tampak cangkir-cangkir berisi kopi atau teh.
Ferdi melangkah menuju ke salah satu sudut yang sepi. Tampak meja dan kursi lowong tanpa ada yang menduduki. Ia menuju ke salah satu kursi yang menempel pada jendela.
Terlihat pemandangan depan hotel dari lantai atas. Jalan melintang dari barat ke timur. Kerlip kendaraan tampak berkilauan. Di seberang hotel tampak beberapa ruko,terlihat dari lampu-lampunya yang menyala.
Ferdi tengah menatap kosong keluar jendela ketika sebuah suara menegurnya.
Ferdi menoleh ke arah suara.
CUT TO
5. (KUTOARJO) INT. SEL TAHANAN - NIGHT
Di dalam sel tahanan. Christie tampak canggung. Begitu juga Fitra. Fitra mencoba tersenyum, dan Christie balas tersenyum juga.
Keduanya terdiam. Suasana sunyi. Sesekali terdengar deru kendaraan di kejauhan dan suara jangkrik.
Fitra akhirnya mulai bersuara.
Fitra menoleh.
Fitra menatap lekat Christie. Christie pun salah tingkah.
Fitra tak urung geli juga. Terdengar tawanya yang seperti tertahan meski hanya sebentar, kemudian terdengar helaan napas.
Christie ganti menatap Fitra.
Tampak jeruji tahanan dari luar sel, Christie dan Fitra berada di dalamnya, dan keduanya terlihat terduduk.
CUT TO
6. (YOGYAKARTA) INT. HOTEL - NIGHT
Rudi, Direktur Perencanaan Wilayah Nasional, mendekati Ferdi, kemudian duduk di hadapannya. Ia seusia Ferdi, tetapi rambutnya masih dominan hitam, meski tampak juga beberapa helai rambut putih. Raut wajahnya tampak keras dengan kumis tebal. Sorot matanya terlihat licik, sama liciknya dengan Ferdi.
Ferdi tampak terkejut melihatnya.
Tampak pemandangan di luar jendela dengan gemerlap lampu di malam hari.
INTERCUT TO Menteri Infrastruktur yang masih berbicara dengan Presiden Republik Indonesia. Tampak punggung Presiden yang membelakangi kamera.
CUT TO