79. INT. RUMAH — SIANG
Rifki, Bi Eva dan Salsa yang mendorong Maria menggunakan kursi roda berjalan menuju ruang tengah.
Salsa
Ibu mau apa? Sebagai rasa syukur atas kesembuhan ibu, Salsa akan turutin apapun kemauan ibu.
(Salsa jongkok memandangi ibunya yang duduk di kursi roda)
Bi Eva langsung mengambil minuman untuk mereka bertiga, sementara Rifki masih berdiri di samping sofa karena belum dipersilahkan duduk.
Maria
Hmmm... Apa ya?
Maria (CON'T D)
Eh iya lupa gak mempersilahkan duduk. Silahkan duduk, mas.
Salsa
Eh iya, Ki. Seriusan lupa. Duduk gih, Ki.
Rifki
Iya, tante.
Maria
Ibu mau pernikahan kalian secepatnya deh.
Secara spontan Salsa langsung membalikkan badannya lalu saling menatap tajam.
Maria
Kalo gak bisa berarti kamu...
Rifki
Bisa tante bisa...
Salsa
Iya bisa, bu...
Maria
Hehe... Padahal cuma mancing. Tapi alhamdulilah kalo emang bisa, kan lebih cepat lebih baik.
Bi Eva
Betuuuuul... Biar tiap malam Neng Salsa tidurnya ada yang nemenin ya, bu. Hehe...
(Bi Eva langsung nyaut sambil membawa minuman)
CUT TO
80. INT. RUMAH SALSA — PAGI
Salsa sedang bercermin dengan menggunakan gaun pengantinnya. Ibunya berjalan mendekatinya, ia terkesima melihat putrinya yang terlihat sangat cantik menggunakan gaun pengantin.
Maria
Subhanallah... Kamu terlihat sangat cantik, nak.
Salsa
Makasih, bu. Mirip ibu dulu gak?
Maria
Hmmm... Kayanya sama seratus persen deh. Hehe...
Maria (CON'T D)
Kamu di sini dulu ya, keluarnya nanti setelah akad nikah. Bentar lagi juga Sinta sama Gina masuk kesini nemenin kamu.
Salsa
Iya, bu.
Maria
Ya udah, ibu keluar dulu ya. Udah mau mulai nih akadnya.
Maria berjalan keluar, saat mendekati pintu langkahnya terhenti dan memandangi wajah putrinya kembali.
Salsa
Bu...
Salsa berjalan mendekati ibunya lalu memeluk erat tubuh ibunya sambil meneteskan air matanya.
Maria
Kenapa sayang?
Salsa
Ibu ridho kan Salsa menikah dengan Mas Rifki?
Maria
Ibu sangat meridhoi pernikahan dengannya, Sa. Ibu yakin Rifki laki-laki yang baik dan penuh tanggung jawab.
Salsa
Ridhoi kami berdua dan doakan selalu ya, bu.
Maria
Iya, sayang, selalu.
Maria keluar kamar, Sinta dan Gina masuk.
Sinta
Waaah, kamu cantik banget, Sa.
Gina
Iya ih, pangling.
Salsa
Emangnya kalo gak make up gak cantik?
Sinta
Maksudnya makin cantik, Sa.
Salsa
Hehe... Makasih, Sin. Makasih, Gin. Makasih juga udah mau datang dan nemenin ya.
CUT TO
81. EXT. DEPAN RUMAH — PAGI
Rifki sudah duduk di depan penghulu Kyainya sendiri waktu di pesantren, di sampingnya ada para saksi. Ibunya dan ibunya Salsa duduk berdekatan.
Pembawa acara sudah membacakan susunan acara yang lainnya, tinggal akad nikahnya yang akan di mulai.
Penghulu
Sudah siap?
Rifki
Insya Allah, Kyai.
Penghulu
Jangan Insya Allah, harus siap. Siapnya jangan siap membaca akad nikahnya aja ya. Harus siap segalanya. Siap mendidik karena lelaki ini sebagai imam, siap menafkahi karena itu berkewajiban, siap menjaga dan siap yang lainnya. Beneran siap?
Rifki
Siap, Kyai.
Penghulu
Oke, pake Bahasa Arab ya?
Rifki
Iya, Kyai.
Penghulu
Bismillahirrahmanirrahiim... Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka Salsabila binti Yusuf alal mahri adawaati sholaati hallan.
Rifki
Qobiltu nikahaha watazwijaha bil mahril madzkuri hallan
Para saksi mengatakan sah. Acara dilanjutkan dengan doa.
Setelah selesai Rifki dipertemukan dengan Salsa, Salsa berjalan digandeng Sinta dan Gina. Salsa mendekati Rifki lalu mencium tangan Rifki sambil menunduk, Rifki tangan kirinya memegang kepala Salsa sambil membacakan doa.
Mereka berdua kemudian sungkem kepada orangtuanya masing-masing di tempat pelaminan.
Rifki
Bu, ridhoi kami berdua...
(Ia jongkok memegang tangan mertuanya lalu lalu mencuci kakinya dengan air bunga)
Salsa
Bu, ridhoi kami berdua...
(Salsa pun sama dengan Rifki)
Mereka bergantian meminta ridho ke mertuanya lalu setelah selesai foto bersama.
CUT TO
82. INT. KAMAR — MALAM
Rifki masih menggunakan sarung, kemeja dan pecinya, Salsa masih menggunakan mukenanya. Mereka duduk di atas kasur.
Salsa
Mas mau minum enggak?
Rifki
Enggak, neng. Aku manggilnya neng ya kaya Bi Eva. Hehe.
Salsa
Hehe iya seenaknya aja mas.
Rifki
Mau langsung?
Salsa
Langsung apa, mas?
Rifki
Malam pertama. Eh...
Salsa
Enggak
Rifki
Loh, kenapa? Neng lagi haid?
Salsa
Enggak.
Rifki
Terus kenapa neng?
Salsa
Neng mau tau dulu cerita yang mas pernah janjikan. Kan mas pernah janji mau cerita kenapa mau kerja dan nyamar jadi OB di perusahaan.
Rifki
Oh iya ya.
Salsa
Selesai cerita aku kasih deh malam pertamanya. Hehe...
Rifki
Jadi begini, kenapa mas mau lakuin itu karena mas berhutang budi ke ayahmu. Dulu, waktu mas masih awal-awal nerusin kedai kopi milik bapak, kasusnya itu sama seperti kamu neng. Jadi sempat mau berhenti karena gak mampu bayar kontrak tanah yang dibangun tempat kedainya.
Rifki (CON'T D)
Nah, di fase itu ayahmu nolongin. Bukan cuma ngasih buat bayar kontrak tapi malah ngasihnya buat beli tanahnya.
Rifki (CON'T D)
Ayahmu itu pelanggan kopi di kedai, beliau nolongin karena waktu itu kedai tutup selama seminggu. Ayahmu cari tahu ketemu dengan mas, mas ceritain semuanya. Eh tiba-tiba beliau ngasih uang buat beli tanah tersebut agar kedai kopi tetap berjalan.
Rifki (CON'T D)
Jadi, dari situ mas berjanji akan membalas semua kebaikan ayahmu sebisa mungkin. Eh gak taunya berjodoh putrinya yang cantik ini.
(Rifki menyentuh hidung Salsa dengan jari telunjuknya)
Rifki (CON'T D)
Jangan khawatir ya, neng. Mas akan bantu agar usaha milih ayahmu tetap berjalan. Kan resesi paling lama satu tahun, kita sabar dulu selama itu. Nanti kita bangun lagi dengan orang-orang yang dulu kerja di situ. Mas yakin mereka akan mau kerja lagi.
Salsa
Hehe... Iya, mas. Tapi tolong mas jangan nyamar jadi OB lagi karena orang-orang yang kerja udah tahu pas kondangan tadi siang.
Rifki
Nyamarnya jadi apa dong?
Salsa
Ya gak perlu nyamar, mas. Atau gini aja deh, kita tukeran. Mas di usaha milik ayah, aku di kedai.
Rifki
Boleh, boleh.
Salsa
Kita bareng-bareng belajar, ya.
Rifki
Iya sayang. Ngomong-ngomong dari tadi ngobrol mulu, udah malem nih, kapan mau mulainya sayang?
Salsa
Eeeeh, masih inget ternyata. Ya udah ayo kita ganti baju dulu pake baju dinas. Masa mau pake beginian?
Rifki
Yuk, gas ganti baju...
SELESAI