Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Perempuan mendekati usia 30 tahun
Suka
Favorit
Bagikan
3. 3

20. EXT. TAMAN — MALAM

Wajah Arya semakin kesal setelah mendengarkan semua ceritanya. Salsa malah sebaliknya, ia terus tersenyum melihatnya begitu kesal dan jengkel.

Salsa
Boleh dong menyarankan kepada orang yang terdidik? Atau sekedar memberikan pilihan aja deh.
Arya
Apa?
(Ia tidak menengok wajahnya. Ia fokus menatap ke depan)
Salsa
Begini, biasanya kalo perempuan abis dinaikin itu satu bulan bisa hamil. Nah, usia satu sampai tiga bulan kandungan bisa jadi gak keliatan hamil, tapi di usia empat bulan sampai seterusnya bakal ketahuan juga.
(Salsa meminum segelas teh, lalu menghela nafasnya untuk melanjutkan pembicaraannya)
Salsa (CON'T D)
Sarannya atau pilihannya adalah...
Arya
Apa? Saya sanggup menanggung biaya untuk menggugurkan kandungannya. Berapapun saya sanggup!
(Arya bicara dengan penekanan karena merasa dalam ancaman)
Salsa
Haha, biaya yang dikeluarkan untuk menggugurkan kandungan memang tidak seberapa. Yang perlu kamu ketahui adalah biaya untuk mempertahankan reputasimu dan reputasi Diva sebagai seorang mahasiswi! Dan perlu kamu ingat, Diva ada dalam kendaliku, kamu gak akan tahu sekarang dia ada dimana sebelum kamu datang ke orang tuanya untuk melamar anaknya. Paham kan orang terdidik?
(Salsa mengatakannya dengan tenang sambil senyum-senyum)

Arya diam membisu, pandangannya terus kosong ke depan. Ia memikirkan bagaimana caranya mengatasi masalah ini.

Salsa (CON'T D)
Tidak ada lagi pilihan. Kalo kamu tidak mau tanggung jawab, aku akan sebar foto dan melaporkan ke kantor polisi. Tapi... Kalo kamu mau tanggung jawab, aku akan bantu. Termasuk bantu bicara ke ibumu. Terserah kamu, aku udah ngasih saran yang terbaik untuk semuanya. Diva juga menurutku sangat cantik, cocok untuk pasangan orang yang terdidik.

CUT TO

21. INT. RUMAH ARYA — MALAM

Salsa dan Arya berjalan mendekati ibunya di ruang TV. Salsa duduk di samping ibunya, sementara Arya masih berdiri dengan tatapan kosong karena memikirkan semua percakapan tadi dengan Salsa.

Salsa
Pulang yuk, bu. Udah malam, gak enak sama tetangga.
Susan
Loh, masih sore, Sa. Santai aja. Tetangga tante masih sodara semua, kok.
Maria
Kenapa buru-buru gitu, Sa? Emang udah ngobrol sama Aryanya?
Salsa
Udah, Bu.
Susan
Terus gimana, Sa, kamu ada kecocokan sama anak tante? Kalo ngerasa cocok secepatnya, ya! Tante sama ibumu pengen cepet-cepet momong cucu.

Arya menoleh ke arah ibunya, ia langsung duduk mendengar ibunya berbicara seperti itu. Ia juga langsung menatap Salsa menantikan Salsa akan berbicara apa kepada mereka.

Salsa
Hehe, mohon maaf, tante. Sebenarnya kami sama-sama udah punya pilihan. Tante tenang aja, barusan Mas Arya bilang mau nikah. Ya, kemungkinan satu atau dua minggu ke depan mau tunangan dulu.
Susan
Emang iya tah, Ya? Kok kamu gak bilang-bilang sama Mamah.
(Ibunya terkejut dengan ucapan Salsa)

Arya hanya menganggukkan kepalanya, ia tidak bisa mengatakan apapun.

Salsa
Mungkin Mas Arya sengaja mau bikin tante surprise.
(Salsa tersenyum kepada ibu Arya)
Salsa (CON'T D)
Ya udah tante, kami pamit dulu, ya. Udah malem.

Salsa menyalami Susan, Maria menyalami Susan dan Arya. Susan dan Arya mengantar mereka pulang sampai depan pintu.

CUT TO

22. INT. MOBIL — MALAM

Salsa merasa lega karena tugasnya menyelamatkan Diva sudah selesai, tinggal menunggu waktu yang akan ditanggalkan oleh Arya. Rahasia itu tetap ia sembunyikan kepada ibunya, ia tetap asik mendengarkan musik sambil menyetir mobilnya.

Maria
Oh iya, Sa. Ini hampir lupa.
Salsa
Lupa apa, bu? Ibu mau beli apa? Mumpung masih di jalan nih.
Maria
Enggak, bukan itu.
Salsa
Terus apa, bu?
Maria
Tadi kan kamu bilang sama-sama udah punya pasangan. Kamu jangan bikin ibu terkejut kaya Tante Susan, ya!
Salsa
Oh, itu. Iya, bu. Salsa gak bakal bikin ibu terkejut dengan memberi kabar tiba-tiba mau nikah. Salsa mau telusuri dulu dia itu cowok kaya apa, kalo cowok baik-baik baru Salsa kenalin ke ibu.
Maria
Terus cowok yang tadi kamu maksud itu baik-baik gak?
Salsa
Sejauh ini sih Salsa lihat iya, bu. Makanya nanti dulu, ya. Pasti Salsa kenalin, kok.
Maria
Kapan, Sa? Umur kamu udah...
Salsa
Iya, bu, Salsa Ngerti. Tapi kan kata ibu juga cari suami yang baik-baik, yang bertanggung jawab dan yang bisa diandalkan buat jaga Salsa. Ibu inget kan pesan itu?
Maria
Kamu ini kalo diomongin malah ngomongin balik. Gak berubah-berubah.
Salsa
Hehe, maaf, bu. Bukannya apa-apa, anak ibu ini emang selalu inget sama pesan-pesan yang disampaikan oleh ibunya. Jadi, gak mau senonoh cari calon menantunya.

CUT TO

23. INT. RUANG SALSA — SIANG

Salsa memanggil Rifki untuk menemuinya, tidak lama kemudian Rifki datang masuk ke ruangannya.

Rifki
Ada yang bisa saya bantu, Bu?
Salsa
Enggak, aku cuma mau bilang terimakasih.
(Salsa memberikan amplop ke Rifki)
Rifki
Makasih atas apa, Bu? Maaf gak usah repot-repot. Seluruh tugas yang diperintahkan sudah seharusnya saya laksanakan.
(Rifki mengembalikan amplopnya dengan mendorong diatas meja menuju arah Salsa)
Salsa
Udah terima aja. Kamu udah menyelematkanku dari orang yang salah.
Rifki
Maksudnya, Bu?
Salsa
Lelaki yang kamu ikuti waktu itu rencananya mau dijodohin sama aku, tapi berkat kerja kamu, aku merasa lega untuk menolak perjodohannya. Nah, uang itu sebagai terima kasih aja. Kamu harus terima, ya. Kan tadi kamu sendiri yang ngomong apa yang aku perintahkan harus dikerjakan.
(Salsa kembali mendorong amplop itu mendekati Rifki)
Rifki
Ooh, yang itu.
(Ia menganggukkan kepala, membenarkan dugaannya saat pertama kali diperintah untuk menyelidiki Arya)
Salsa
Iya, kamu bisa jaga rahasia ini kan?
Rifki
Tentang perjodohan ibu dengan Arya?
Salsa
Bukan, masalah itu sudah selesai. Tapi tentang perempuan yang Arya bawa itu.
Rifki
Oh, aman, Bu. Lagian gak ada kepentingannya dengan saya. Anggap saya hanya angin lalu.
Salsa
Bagus, sekarang kamu boleh keluar dan bawa amplop yang ada di depan kamu.

CUT TO

24. INT. MOBIL — SORE

Salsa baru saja masuk ke dalam mobil akan pulang ke rumahnya. Tiba-tiba ponselnya berdering, ia melihat ponselnya ternyata Gina yang menelponnya.

Salsa
Halo, ada apa, Gin?
Gina (V. O)
Aku udah ngomong sama Ardi kalo kita bakal ngumpul malam ini.
Salsa
Lah, ko mendadak banget? Aku...
Gina (V. O)
Pokoknya malam ini kamu harus dateng.
Salsa
Aku...
(Salsa kesal karena belum selesai bicara malah teleponnya ditutup oleh Gina)

Salsa melamun memikirkan untuk nanti malam, ia tak habis pikir dengan kedua temannya yang seenaknya mengatur jadwal.

Saat Salsa mau menginjak gas mobilnya, ponselnya berdering lagi, terlihat dari layar nama Sinta.

Sinta (V. O)
Assalamu'alaikum...
Salsa
Wa'alaikum salam, kenapa, Sin?
Sinta (V. O)
Besok aku balik ke Surabaya, malam ini aku mau kita harus ketemu.
Salsa
Kalian ini drama banget, sih. Tadi Gina nelfon ngabarin udah janjian sama Ardi malam ini mau ngumpul, sekarang kamu. Aku yakin kamu juga ngajaknya sama Gina sama Ardi juga.
Sinta (V. O)
Hehe, ya udah kalo kamu gak mau ketemu Ardi, kamu niatnya ketemu aku aja, deh. Seriusan besok aku pulang ke Surabaya, Sa.
Salsa
Nemuin kamu tapi ada Ardi juga disitunya ya sama aja boong, Sin.
Sinta (V. O)
Sa, please... Kali ini aja kamu mau nurutin kemauan aku.
Salsa
Sin, kan aku udah sering...
Sinta (V. O)
Udah pokoknya nanti malam harus dateng!
(Sinta menutup telponnya)

CUT TO

25. EXT. PARKIRAN — MALAM

Salsa keluar dari mobilnya, ia memainkan ponselnya mencari kontak nama Sinta lalu menelponnya.

Salsa
Kamu dimana?
Sinta (V. O)
Sini aja masuk. Aku udah sama Gina sama Ardi juga nih.

Salsa menutup telponnya dan langsung berjalan masuk ke dalam restoran.

CUT TO

26. INT RESTORAN — MALAM

Saat Salsa baru datang, Gina dan Sinta langsung menyiapkan kursi agar ia duduk di samping Ardi.

Salsa
Aku di situ aja, Sin. Gak enak bukan muhrim.
(Salsa menunjuk kursi tempat Sinta duduk)
Sinta
Justru kalo aku yang di situ lebih gak enak lagi, kan aku udah punya suami.
Gina
Nah, iya tuh. Aku juga. Udah gapapa kali, Sa. Kan gak sampe bersentuhan kulit ini.
Ardi
Sa... Sa... Dari dulu gak pernah berubah, ya. Kamu ini takut sama cowok apa gimana nih?
Salsa
Enggak, kok. Aku gak takut sama cowok.
(Salsa langsung duduk setelah mengucapkan kalimat tersebut)

Gina dan Sinta menahan senyumnya melihat tingkah temannya yang terlihat canggung. Begitu Salsa melihat kedua temannya mengedipkan mata, ia mengeluarkan ekspresi wajah yang gregetan karena merasa dikerjain.

Sinta
Yang tenang, Sa. Minum dulu, kamu baru dateng, jadi masih keliatan tergesa-gesa gitu.
Salsa
Apaan, udah tenang gini.
Gina
Tenang, kok, ngomongnya anu.
Salsa
Apa?

Belum sempat Gina bicara, ponsel miliknya berdering. Ia lihat ponselnya tertulis nama suaminya. Ia langsung berdiri berjalan menjauh untuk mengangkat teleponnya.

Ardi
Gimana kabarnya, Sa. Kita tinggal di kota yang sama tapi gak pernah ketemu, ya.
Salsa
Baik. Iya, ya. Mungkin karena memang saling sibuk kali ya. Kabar kamu sendiri gimana?
Ardi
Baik juga. Akh, gak sibuk-sibuk banget sih aku mah. Cuma karena gak ada notif dari kamu yang isinya ngajak ketemu aja.
Sinta
Haduh, bisa-bisanya baru ketemu lagi setelah sekian lama langsung lu gombalin.
(Sinta tidak melihat ke Salsa atau Ardi, ia melihat ke tas lalu mengambil ponselnya)
Salsa
Ciri-ciri buaya gini nih, Sin.
(Salsa tersenyum, seolah tak punya salah telah mengatakan cowok yang di depannya dengan sebutan buaya)

Gina belum balik lagi, terlihat ia memegang ponselnya dan menempelkannya ke telinga. Suara dering dari ponsel Sinta terdengar keras sehingga suara Ardi bicara terhenti. Sinta pun melangkah menjauh mengangkat teleponnya.

Ardi
Sampe mana tadi, Sa?
Salsa
Apanya?
Ardi
Pembicaraannya
Salsa
Gak tau, kan tadi kamu yang mau ngomong terus berhenti karena suara ponsel Sinta.
Ardi
Oh iya, ya udah lupain aja. Kamu sibuk apa, Sa?
Salsa
Kerjaan, aku nerusin usaha milik bapak. Kalo kamu?
Ardi
Masih seputar baksos, Sa. Programnya makin banyak karena yang donasi makin banyak.

INTERCUT WITH:

27. EXT. PARKIRAN — MALAM

Salsa tidak tahu yang tadi nelfon Sinta itu Gina. Sekarang Gina dan Sinta sudah di parkiran akan pulang.

Sinta
Telpon Salsa dulu, Gin. Biar dia gak nungguin kita, kasian.
Gina
Ah, gak usah. Takutnya nanti dia ikut pulang kalo kita telpon. Udah biarin aja.
Sinta
Gak, Gin. Aku yakin dia gak bakal pulang, kok. Bentar ya aku telpon dulu.

Sinta menelpon Salsa, ia loudspeaker supaya Gina ikut mendengar.

Salsa (V. O)
Kamu dimana, Sin?
Sinta
Aku ditelpon suami, disuruh pulang.
Salsa (V. O)
Loh, kan kamu bilang besok pulang ke Surabayanya.
Sinta
Iya besok, tapi suamiku sekarang udah ada di sini, Sa.
Salsa (V. O)
Hiiih, kamu ini. Terus Gina kemana? Dari tadi gak kesini-kesini. Telponan kaya masih pacaran aja lama banget.
Gina
Apa, Sa? Aku ada sama Sinta. Aku juga sama, ditelpon suami suruh pulang. Kamu lanjutin aja ya sama Ardi. Tenang, dia cowok baik-baik, kok.
Salsa (V. O)
Kalian berdua ini bener-bener, ya.
Sinta
Bener-bener apa, Sa? Bener-bener perhatian kan? Kamu tengok jendela gih, aku pamit pulangnya pake lambaian tangan aja ya?

Saat Salsa mau ngomong, Sinta menutup telponnya. Salsa dan Ardi melihat ke arah jendela, di balik jendela terlihat muka Sinta melambaikan tangannya.

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar