Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Perempuan mendekati usia 30 tahun
Suka
Favorit
Bagikan
9. 9

59. INT. KEDAI KOPI (RUANG KANTOR) — MALAM

Rifki sedang sibuk dengan komputernya melihat data pengeluaran & pemasukan bulan ini. Ferdi memainkan ponselnya melihat beranda Instagram yang hampir isinya berita tentang Ardi semua.

Ferdi
Gila, lagi rame banget berita tentang Ardi.
Rifki
Ardi siapa lagi? Artis apa selebgram?
Ferdi
Lah, lu gak tau?
Rifki
Kan gue udah sering bilang ke lu, kalo gue muak dengan berita-berita yang tersebar begitu aja.
Ferdi
Ini beda bro. Dia tuh pendiri PK DONASI. Nah, dia sama anggota lainnya tersangka sebagai penyelewengan dana dan pencucian uang.
Rifki
Serius?
(Rifki membalikkan badannya melihat ke Ferdi)
Ferdi
Lu lagi ngadep komputer. Lu cek aja sendiri sono di google, pasti keluar.

Rifki langsung mengetik kata kunci Ardi PK DONASI di google. Ia mengeklik hasil pencarian yang teratas. Ia membacanya sampai selesai dan melihat foto sosok Ardi dengan sangat fokus.

Rifki
Fer, gue kenal banget muka ini.
(Rifki menoleh ke Ferdi)
Ferdi
Iya gue juga kenal, Ardi kan namanya?
Rifki
Gue serius. Itu cowok calonnya Salsa.
Ferdi
Lu serius?
(Ferdi bangun dari kursi berjalan mendekati Rifki)
Rifki
Ngapain gue boong.
Ferdi
Pasti dia terpuruk banget. Tapi ini artinya lu masih ada kesempatan buat dapetin dia.
Rifki
Maksud lu?
Ferdi
Kalo lu masih pengen sama dia, sekarang juga lu deketin dia. Ya, untuk saat ini lu hibur dia karena pasti dia terpuruk banget.
Rifki
Caranya?
Ferdi
Ya ampun... Makanya lu jadi cowok ada nakalnya dikit ngapa. Deketin cewek aja masih nanya gimana caranya. Pantes aja sampe sekarang lu gak nikah-nikah.
Ferdi (CON'T D)
Gini, dalam posisi seperti sekarang ini gak mungkin dia megang hp buat bales chat. Jadi, jalan satu-satunya buat tahu posisi dia ada dimana adalah telpon. Buruan telpon!

Rifki mengambil ponselnya di kantong. Ia mencari kontak Salsa lalu menelponnya sambil di loudspeaker.

Rifki
Asamu'alaikum...
Gina (V.O)
Wa'alaikum salam...
Rifki
Kok suaranya beda, ya. Kamu abis nangis, Sa?

Ferdi geleng-geleng kepala sambil tersenyum mendengar Rifki berbicara seperti itu.

Gina (V.O)
Ini bukan Salsa, mas. Saya Gina, temannya Salsa.

Ferdi menepuk pundak Rifki sambil menahan tawa karena kepolosan temannya.

Rifki
Salsanya kemana emang?
Gina (V.O)
Salsa dirawat di rumah sakit, mas. Sekarang dia lagi istirahat, makanya yang angkat telponnya saya.
Rifki
Sakit apa, mbak?
Gina (V.O)
Tadi pingsan. Ada apa, mas? Kalo mau nanti saya sampaikan ke Salsanya setelah bangun.
Rifki
Oh, gapapa, mbak. Nanti saya ngomong langsung aja.

Rifki mematikan teleponnya. Ferdi di sampingnya mengeluarkan tawanya yang sempat tertunda.

Ferdi
Ada-ada aja kelakuan bosku ini.
Rifki
Lu malah ngetawain mulu. Ini gue harus gimana lagi?
Ferdi
Dia pingsan karena syok melihat berita tentang calon suaminya. Kalo lu berani, samperin aja kesana. Lu chat minta alamat rumah sakit dan ruangannya.

Rifki langsung mengetik meminta alamat rumah sakit.

CUT TO

60. INT. IGD — MALAM

Salsa baru bangun, Gina mengambil makanan.

Salsa
Om Fadil sama Bi Eva kemana, Gin?
Gina
Om Fadil ke ibumu, Bi Eva sholat isya.
(Gina membawa makanan, siap menyuapi Salsa)
Salsa
Aku mau lihat ibu, Gin.
(Bangun dari tiduran)
Gina
Jangan dulu, Sa. Kamu harus banyak istirahat dan makan dulu.
Salsa
Aku udah sehat, Gin. Kamu tahu sendiri kan, badanku udah berasa seger, kok.
Gina
Tapi, Sa...
Salsa
Aku anak satu-satunya, Gin. Aku harus stay nemenin ibu apalagi dalam kondisi seperti ini.
Gina
Ya udah deh kalo itu maunya. Tapi... aku mohon kamu makan dulu, ya.
(Gina mendekatkan sendok ke mulut Salsa)
Salsa
Makasih ya, Gin. Biar aku makan sendiri aja. Aku udah bisa, kok. Serius, badanku gak selemah tadi.

Gina memberikan makanannya ke Salsa lalu mengambil minum untuk setelah makan.

INTERCUT WITH:

61. INT. RUMAH SAKIT — MALAM

Rifki berjalan mendekat ke Satpam lalu membuka pesan dari Salsa.

Rifki
Permisi, Pak. Mau nanya, kalo ruang IGDnya sebelah mana, ya.
Satpam
Itu, mas.
(Satpam menunjukkan ruang IGD)
Rifki
Oh, iya. Tadi gak fokus ke sekeliling, jadi gak baca tulisan ruang IGDnya. Makasih, Pak.
Satpam
Iya gapapa, mas. Banyak yang gitu, kok. Mungkin karena fokusnya ke yang sakit.

Rifki berjalan menghiraukan perkataan Satpam, ia masuk ke ruang IGD.

CUT TO

62. INT. IGD — MALAM

Rifki berdiri melihat Salsa dan Gina saling bertatapan. Salsa dan Gina menoleh ke arahnya.

Salsa
Loh, kamu kesini. Perasaan saya gak nyuruh kamu kesini. Tau dari siapa, Ki?

Rifki bingung harus bilang apa. Ia diam kaku.

Gina
Aku yang balas chat dia. Tadi pas kamu tidur juga dia telpon aku angkat, Sa. Selesai telpon dia chat minta alamat sama ruangannya.
Salsa
Oh gitu... Emang ada apa sampe nyusul kesini, Ki?
Rifki
Enggak, bu. Kan ibu atasan saya, wajarlah kalo saya jenguk saat ibu sakit.
Salsa
Berapa kali coba saya bilang, jangan panggil aku ibu kalo di luar kerjaan.
Salsa (CON'T D)
Gin, ayo antar aku ke ruangan ibu.
(Salsa berdiri)

Rifki bengong mendengar Salsa minta diantar. Ia masih berdiri melihat Gina berjalan menggandeng Salsa ke dekat pintu.

Gina
Mas masih mau disini?
(Gina menengok ke belakang)
Rifki
Emang mau kemana?
Salsa
Ruangan ibu, Ki. Ibuku juga dirawat di rumah sakit ini.

Rifki tidak berkata apa-apa, ia ikut berjalan mengikuti mereka.

CUT TO

63. INT. DEPAN RUANGAN MARIA — MALAM

Salsa menangis melihat kondisi ibunya di jendela, di sampingnya ada Fadil yang selalu menguatkan. Salsa tak tega karena melihat tubuh ibunya dipasang alat bantu nafas.

Salsa
Om, ibu masih bisa bertahan, kan?
Fadil
Bisa, Sa. Kita doakan aja, ya. Kamu jangan nangis mulu. Kalo ibu bisa lihat kamu, ibumu juga pasti nangis lihat anaknya yang cantik ini nangis.

Rifki, Bi Eva dan Gina duduk di kursi. Mereka saling diam melihat Salsa dan Fadil.

Rifki
Mbak, emang ibunya sakit apa?
Gina
Jantung. Beliau kaget kayanya karena denger calonnya Salsa terus langsung pingsan.
Rifki
Oh... Kasian, ya. Cobaannya datang bertubi-tubi.
Gina
Iya, mas. Bantu doa buat ibunya dan Salsa, ya.

Fadil mendekati Bi Eva sedangkan Salsa masih melihat ibunya. Rifki langsung mendekati Fadil lalu menyalaminya.

Fadil
Temennya Salsa?
Rifki
Karyawannya, Pak.
Fadil
Siapa namanya, mas?
Rifki
Rifki, Pak.
Fadil
Bi, temenin Salsa, ya. Saya harus pulang, anak saya yang kecil demam juga.
Bi Eva
Iya, Pak.
Fadil
Oh iya, Ki. Kamu juga temenin Salsa, ya. Kalo dia butuh apa-apa bantuin.
Rifki
Siap, Pak.

Fadil pergi keluar, Bi Eva, Gina dan Rifki mendekati Salsa yang masih melihat ibunya.

Bi Eva
Jangan nangis mulu, neng. Kita doain aja semoga cepet sembuh.
Gina
Iya, Sa. Kamu bisa pingsan lagi kalo begini terus. Kamu sholat aja dulu, gih. Minta sama Tuhan. Kan kamu belum sholat isya.
Rifki
Iya bener, Sa. Mau bareng tah? Aku juga belum sholat isya.

Salsa akhirnya mau diajak sholat. Ia berjalan sejajar dengan Rifki namun tidak bicara apa-apa.

CUT TO

64. INT. MASJID — MALAM

Salsa dan Rifki sudah selesai berwudhu lalu masuk ke dalam masjid. Salsa memakai mukenanya di belakang Rifki.

Rifki
Mau berjamaah, Sa?
Salsa
Iya, Ki. Gak boleh tah?
Rifki
Boleh, kok.

Mereka sholat berjamaah, suara bacaan Rifki terdengar merdu. Setelah sholatnya selesai, Rifki berdoa untuk kesembuhan ibunya Salsa dan di belakangnya, Salsa ikut mengamini.

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar