71. INT. RUANGAN SALSA — PAGI
Salsa masih membungkukkan badan dengan menempelkan wajahnya ke meja dan terus mengeluarkan air matanya. Ia merenung akan kejadian demi kejadian selama ini yang menimpanya.
Semakin dipikirkan ia merasa semakin membuat semuanya hancur begitu saja. Ia bangun menyingkirkan semua barang-barang yang ada meja secara berontak. Rifki yang sejak tadi ada di balik pintu begitu mendengar suara barang-barang berjatuhan dan suara teriakan Salsa langsung masuk tanpa permisi.
Rifki
Sa... Kamu jangan gini...
Salsa
Aku capek dengan semuanya Ki...
(Salsa berbicara dengan nada tinggi sambil menangis sejadi-jadinya)
Rifki
Sabar, Sa...
Salsa
Sampai kapan? Aku sudah bersabar atas apa yang ibu rasakan. Kenapa Tuhan malah menambah ujian seperti ini?
Rifki
Istighfar, Sa... Kamu gak boleh bicara seperti itu. Kamu kaya gak bertuhan aja. Ingat, Tuhan gak akan memberikan cobaan dengan melampaui batas kemampuan hambanya.
Salsa
Terus kalau sudah begini harus gimana? Harus nunggu keajaiban datang?
(Salsa berbicara nada tinggi sambil menatap Rifki sinis)
Rifki
Sabar, Sa... Kita pikirkan dengan pikiran yang jernih. Jangan nyerah! Aku akan bantu dan akan selalu siap ada di sampingmu. Aku janji!
Salsa
Kamu mau bantu? Haha... Bantu apa? Bantu doa? Makasih, Ki.
Rifki
Aku akan bantu kamu menjalani kehidupan ini. Aku akan bantu membuat ibumu senang melihat putrinya menikah dan melewati setiap cobaan yang menimpa putrinya.
Salsa
Haha... Lucu kamu, Ki. Kamu mau menafkahi dari mana? Kerjaan kamu saja sekarang udah gak ada. Kamu mau menghidupi keluarga dengan cara apa?
Rifki
Kedai kopi yang aku bilang ke kamu kerja, itu milikku. Kalau kamu gak percaya tanya aja ke semua pegawai di sana.
Rifki (CON'T D)
Aku akan cerita lebih lengkap saat waktunya tepat. Sekarang aku mohon kamu jangan sedih memikirkan bagaimana ke depannya. Kita hadapi satu-satu. Mulai sekarang aku akan selalu di sampingmu. Ayo sekarang kita ke rumah sakit lagi, kita fokus ke ibumu.
Salsa
Tapi, Ki...
Rifki
Udah... Ayo...
(Rifki mendekati Salsa, menarik tangannya agar segera bangkit dari duduknya)
CUT TO
72. INT. RUMAH SAKIT — SIANG
Rifki dan Salsa langsung berjalan menuju ruangan ibunya. Saat tepat di depan ruangan, dokter sedang berbicara dengan Bi Eva.
Salsa
Gimana ibu saya, dok?
Dokter
Mohon maaf, pasien terpaksa harus dipindahkan ke ruangan ICU karena keadaannya semakin tidak baik.
Salsa
Lakukan yang terbaik untuk ibu saya, dok.
Dokter
Iya, mbak. Doakan saja, tapi kalau sampai empat hari di ICU tidak ada perubahan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Mendengar ucapan dokter, Salsa spontan diam dan kembali mengeluarkan air matanya.
Rifki
Usahakan semaksimal mungkin, dok.
Dokter
Pasti, mas. Pihak keluarga juga doakan, ya. Semoga ada keajaiban.
Dokter berjalan meninggalkan Salsa, Rifki dan Bi Eva untuk persiapan pindah ruangan. Salsa terlihat semakin lemah, ia dituntut Bi Eva agar duduk.
CUT TO
73. INT. RUMAH SAKIT (DEPAN RUANG ICU) — SIANG
Salsa, Rifki dan Bi Eva masih saling diam memandangi pintu bertuliskan ICU.
Rifki
Sa, Bi, makan dulu yuk...
Salsa
Enggak, Ki. Sok kamu aja duluan.
Bi Eva
Neng harus makan.
Rifki
Iya, Sa. Ayo makan dulu, bibi juga ikut makan yah.
Bi Eva
Gantian aja, mas. Mas aja dulu sama Neng Salsa.
Salsa akhirnya mau diajak makan setelah Bi Eva mau bergantian untuk menunggu ibunya.
Di kantin rumah sakit, Salsa hanya memesan nasi dengan lauk ayam goreng dan sedikit sambal.
Rifki
Sa, apa yang kamu inginkan saat ini?
Salsa
Melihat ibu sehat kembali.
Rifki
Bener?
Salsa
Iyalah, Ki.
Rifki
Dokter kan mau berusaha semaksimal mungkin dengan ilmu dan alat medisnya. Dokter juga menganjurkan kita untuk membantu dengan doa.
Salsa
Iya, terus?
Rifki
Aku mau izin dan ngajak kamu.
Salsa
Izin dan ngajak apa?
Rifki
Aku hafal Al-Qur'an. Guruku pernah bilang kalau Al-Qur'an itu bisa jadi penawar segala penyakit baik penyakit hati atau pun dzohir.
Rifki (CON'T D)
Aku mau izin boleh gak kalo aku semaan atau baca Al-Qur'an dekat ibumu? Dan sekaligus ngajak kamu ikut baca saat aku istirahat. Jadi, saat aku ngerasa kecapekan kamu lanjutin bacaan Al-Qur'annya, jangan sampai putus sampai khatam.
Salsa
Emangnya kamu gapapa, Ki? Kan Al-Qur'an itu bacaannya gak sedikit loh.
Rifki
Gapapa, Sa. Dulu saat masih di pondok aku sering ikut semaan.
Salsa
Ya udah, kita izin ke dokter dulu, ya.
Rifki
Iya, Sa. Kalo bisa dimulai malam ini juga. Malam rabu kan sekarang?
Salsa
Iya, Ki. Abis makan aku langsung ke dokter deh.
CUT TO
74. INT. RUANG ICU — MALAM
Dokter memberikan izin untuk membacakan Al-Qur'an tapi hanya satu orang di dalam ruangan.
Salsa melihat Rifki melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dari jendela, air matanya menetes, ia melambungkan harapan kesembuhan ibunya kepada Tuhan dengan ikhtiar medis, ayat-ayat Al-Qur'an dan doa-doa yang dilangitkan.
Bi Eva ikut menangis melihat Salsa yang dari kecil ia urus kini menanggung beban yang tak pernah dibayangkan.
Bi Eva
Jangan nangis mulu, neng. Duduk aja yuk.
(Bi Eva memegang tangan kiri Salsa)
Salsa
Iya, Bi.
Bi Eva
Ayo, Neng. Neng istirahat, berdiri mulu kan capek. Nanti kalo Mas Rifki udah ngerasa capek kan Neng Salsa yang bakal masuk gantiin baca Al-Qur'annya.
Salsa menuruti Bi Eva, ia duduk dan menghentikan tangisannya.
CUT TO
75. INT. DEPAN RUANGAN ICU — MALAM
Hari ke tiga di ICU, pembacaan Al-Qur'an sudah dua puluh lima juz. Salsa pesimis karena belum ada juga tanda-tanda kebaikan akan ibunya. Ia keluar setelah membaca Al-Qur'an sambil meneteskan air matanya.
Salsa
Ini hari ke tiga, Ki. Belum ada kabar baik.
Rifki
Sabar, Sa. Kita masih punya waktu satu malam lagi. Dokter juga sama. Semoga ada keajaiban.
Salsa
Iya, Ki. Semoga.
Bi Eva
Neng jangan nangis mulu, Tuhan pasti ngasih yang terbaik buat kita.
Rifki
Iya, Sa. Segala cara udah kita usahakan, Tuhan pasti ngasih yang terbaik, kita terima aja apapun pemberianNya ya. Aku masuk dulu ya.
Rifki masuk lalu melanjutkan pembacaan Al-Qur'an.
CUT TO
76. INT. ICU — MALAM
Dua jam setelah masuk di ruangan ICU, pembacaan Al-Qur'an telah khatam. Rifki melanjutkan dengan membaca doa Khotmil Qur'an lalu di sambung dengan doa berbahasa Indonesia untuk kesembuhan ibunya.
Rifki
Ya Allah... Engkau Maha Pemaaf, aku mohon maafkan segala kesalahan tante Maria, barangkali itu yang membuatMu memberikan ujian ini kepadanya.
Ya Allah... Engkau Maha Pemberi, aku mohon beri kesembuhan kepada tante Maria.
Setelah doa itu, ia membisikkan ke telinga ibunya.
Rifki
Tante cepat sadar dan sehat lagi, ya. Anak tante sudah banyak sekali menanggung ujian demi ujian. Insya Allah, aku, Muhammad Rifqi akan melamar anak tante, bukan hanya karena ingin membantunya melewati setiap ujian, tapi karena cinta juga yang entah kapan tumbuhnya. Dengan modal cinta itu, aku akan menemani dan membantu sebisa mungkin. Sungguh, Salsa akan sangat senang jika pernikahannya disaksikan langsung oleh ibunya, aku pun sama senangnya.
Saat Rifki bangun berdiri dan menatap seluruh tubuhnya, tiba-tiba jari telunjuk Maria bergerak dan matanya terbuka secara perlahan. Ia pandangi sekeliling ruangan, pandangannya terhenti saat memandang wajah Rifki lalu menunjuk dengan telunjuknya, Rifki langsung mendekatinya sambil menyapanya dengan senyuman.
Rifki
Alhamdulillah... Akhirnya tante melihatku. Aku Rifki, aku yang akan menikahi putri tante yang cantik, cerdas dan kuat menghadapi cobaan. Aku panggilin putri tante, ya. Pasti dia seneng banget liat tante udah sadar.
Rifki berjalan keluar.
CUT TO
77. INT. DEPAN RUANGAN ICU — MALAM
Rifki mendekati Salsa yang sedang duduk membungkuk.
Rifki
Sa, ibumu udah sadar...
Salsa
Serius, Ki?
(Salsa terkejut langsung membangunkan tubuhnya)
Rifki
Serius, Sa. Kamu masuk, gih. Tadi aku ngomong mau manggil kamu, tapi jangan terlalu banyak diajak ngobrol dulu kayanya. Aku mau panggil dokter ya.
Salsa langsung masuk ke ICU melihat kondisi ibunya.
CUT TO
78. INT. ICU — MALAM
Salsa tersenyum haru mengeluarkan air matanya melihat ibunya menatap wajahnya.
Salsa
Ibu...
(Salsa menggenggam tangan ibunya)
Salsa (CON'T D)
Ya Allah, terimakasih atas segala keajaiban yang telah engkau berikan.
Salsa (CON'T D)
Bu, maafin semua salah Salsa ya. Gara-gara Salsa ibu sampe gak sadar berhari-hari.
Dokter masuk ke ruangan ICU, Salsa bangun dari duduknya mempersilahkan dokter memeriksa.
Dokter
Sungguh keajaiban Tuhan. Ibu sabar dulu ya, jangan terlalu banyak gerak, kalo kondisinya semakin membaik ibu bisa cepat pulang.
Salsa
Serius, dok?
Dokter
Iya, mbak. Doakan selalu ibunya ya.
CUT TO