46. EXT. HALAMAN DEPAN KANTOR — PAGI
Salsa dan semua pekerjanya berkumpul merayakan ulang tahun perusahaan.
Salsa
Assalamu'alaikum...
Semua yang hadir menjawab salam.
Salsa (CON'T D)
Hari ini tepatnya ulang tahun ke dua puluh tahun perusahaan ini, saya sangat berterimakasih kepada semua bapak-bapak, ibu-ibu, mas-mas dan mbak-mbak yang sudah setia, jujur dan bekerja dengan baik di perusahaan ini.
Salsa (CON'T D)
Selain itu, ada sedikit informasi yang perlu diketahui. Lima bulan awal saya menggantikan bapak, perusahaan ini sempat goyah. Hal itu membuat saya memberanikan diri mengambil dana pinjaman ke bank. Dan Alhamdulillah berkat kegigihan semuanya dalam bekerja, hari ini pinjaman itu sudah selesai. Lagi-lagi saya ucapkan terimakasih kepada semuanya.
Para pekerja bertepuk tangan karena salut kepada Salsa yang menyembunyikan masalahnya dan bisa mengatasinya.
Salsa (CON'T D)
Yang terkahir, saya minta doanya ke semuanya. Insya Allah kalau Allah berkehendak bulan depan saya akan menikah.
Lagi-lagi semuanya bertepuk tangan dan tersenyum, hanya Rifki yang di bagian paling belakang yang biasa saja mendengar kabar tersebut.
CUT TO
47. INT. RUANGAN SALSA — SIANG
Salsa mengirim pesan ke Rifki agar segera ke ruangannya. Tiga menit kemudian terdengar suara ketukan pintu.
Salsa
Masuk, Ki.
Rifki masuk dan langsung menghadap ke Salsa.
Rifki
Ada apa, bu?
Salsa
Beliin makan siang, ya. Nih, uangnya.
(Salsa memberikan uangnya)
Rifki
Siap, bu.
Rifki sudah berjalan beberapa langkah, tapi ia balik lagi ke Salsa.
Rifki
Oh iya, bu...
Salsa
Apa, Ki?
Rifki
Selamat, ya.
Salsa
Oh, iya, Ki. Makasih, ya. Kamu harus dateng! Minta libur kerja di kedai kopinya.
Rifki
Insya Allah, bu. Ya udah saya pamit mau beli makanannya ya, bu.
CUT TO
48. INT. RUANG TV — MALAM
Salsa keluar dari kamarnya mendekati ibunya yang sedang nonton TV.
Salsa
Sibuk amat, bu. Sampe ada Salsa gak nengok sama sekali.
Maria
Eh, iya nih. Kamu udah makan belum, Sa?
Salsa
Udah, bu. Salsa pengen ngasih tau ibu sesuatu.
Maria
Apa, Sayang?
Salsa
Jadi selama ini tuh Salsa gak bilang ke ibu kalo perusahaan punya pinjaman di bank.
Maria
Apa?
Salsa
Ih, ibu jangan motong dulu. Alhamdulillah udah beres, bu. Dan Insya Allah bulan depan Salsa menikah, bu. Lelaki yang waktu itu kesini mau serius sama Salsa.
Maria
Alhamdulillah... Akhirnya ibu mau momong cucu juga.
(Maria memeluk Salsa dengan wajah tersenyum gembira)
Salsa
Iya, doain ya, bu. Sasa juga pengen banget menikah, tapi baru kali ini ada lelaki yang kelihatan tulusnya. Selain itu juga karena Salsa gak mau melimelibatkan hutang perusahaan kepada suami Salsa.
Maria
Iya, sayang. Maafin ibu ya sampe gak tau kalo kamu punya masalah itu. Lain kali cerita ke ibu, ya.
Sura dering telepon menghentikan kemesraan salsa dengan ibunya. Ia langsung melihat ponsel yang ada di meja. Nama Sinta tertera di sana dan Salsa langsung mengangkatnya.
Sinta (V.O)
Akhirnya... Aku seneng banget pas baca pesan dari kamu, Sa.
Salsa
Hey, hey... Bukannya assalamu'alaikum dulu, ini malah...
Sinta (V.O)
Oh iya. Assalamu'alaikum, ukhti. Sorry, ini bentuk ekspresi saking senengnya denger kabar sobatku yang mau nikah.
Salsa
Ukhti, sejak kapan kamu manggil begituan?
Sinta (V.O)
Bodo amat. Kok kamu ngeselin banget ya, Sa? Serius ini aku seneng banget.
Salsa
Haha, iya, iya, Sin. Doain selalu, ya.
CUT TO
49. INT. RUMAH SALSA — MALAM
Keluarga besar Ardi dan keluarga besar salsa berkumpul menyaksikan tunangan.
Guntur
Saya selaku pamannya mewakili Ardi ingin menyampaikan niat baik untuk melamar putri Ibu Maria.
Salsa terlihat tegang mendengarkan kalimat tersebut, tapi Sinta dan Maria duduk di sampingnya sambil memegang erat tangannya.
Berbeda dengan Ardi, wajahnya yang tenang penuh keyakinan siap menjadi suami Salsa.
Fadil
Saya pun sebagai pamannya Salsa tidak keberatan atas niat baiknya keluarga Pak Guntur. Apalagi mereka berdua sudah saling suka. Dan saya harap untuk disegerakan.
Guntur
Ardi menginginkan pernikahannya dilaksanakan bulan depan tepatnya tanggal 17 Mei bersamaan dengan ulang tahun Ardi, gimana menurut keluarga Pak Fadil? Jika merasa keberatan bisa mundur lagi beberapa waktu.
Fadil
Insya Allah keluarga kami siap.
Guntur
Syukurlah kalau begitu. Nah, untuk mahar dan biaya lainnya gimana, Pak?
Fadil
Untuk itu, kami sebagai orang tua tinggal menuntunnya saja. Saya yakin mereka berdua sudah saling diskusi mengenai hal itu.
Guntur
Baiklah, saya ucapkan terimakasih kepada keluarga Ibu Maria karena sudah menerima Ardi dengan lapang dada.
Fadil
Sama-sama, Pak. Silakan hidangannya dinikmati. Mohon maaf bila kurang berkenan hidangannya.
Keluarga Ardi mengambil makanannya lebih dulu, lalu keluarga Salsa mengambil makanannya untuk menemani makan.
Salsa yang semula terlihat tegang kini berubah menjadi tenang. Ia makan sambil sesekali tersenyum menatap wajah Ardi.
CUT TO
50. INT. RUANGAN SALSA — SIANG
Salsa memainkan ponselnya melihat foto-foto wedding yang dikirimkan oleh Sinta. Malam itu setelah tunangan, Sinta merekomendasikan Salsa wedding organizer yang dulu ia pakai.
Tiba-tiba ponselnya berdering keluar nama Ardi lalu langsung mengangkatnya.
Ardi (V.O)
Assalamu'alaikum...
Salsa
Wa'alaikum salam, gimana, mas?
Ardi (V.O)
Eh, manggilnya mas. Aku manggilnya apa dong?
Salsa
Iiih, kamu tuh nyebelin banget. Harusnya seneng dipanggil mas, ini malah ngeledekin.
Ardi (V.O)
Loh, malah kamu lagi. Iya ya, harusnya seneng dan gak komplain biar manggilnya mas terus.
Salsa
Ah, udahlah, kan emang sudah seharusnya manggil mas mulai sekarang. Hitung-hitung latihan jadi istri.
Ardi (V.O)
Iya, iya, sayang. Oiya, gimana, udah ada yang cocok sama WO-nya?
Salsa
Belum, mas. Masih pilih-pilih. Maklumin ya karena cewek kan selalu pengennya yang terbaik.
Ardi (V.O)
Iya, sayang. Aku percayai semuanya. Nanti misal udah ada yang cocok kabarin aja, ya. Langsung aku transfer ke pihak WO-nya.
Salsa
Jangan... Biar aku aja yang bayarin, mas. Aku udah janji pengen semuanya aku yang nanggung. Mas cukup mahar aja, ya.
Ardi (V.O)
Gak boleh gitu ah, harusnya aku yang bayarin semuanya. Biayanya gak sedikit loh.
Salsa
Sama biaya menafkahi belum ada apa-apanya, mas. Kan nanti mas bakal menafkahi seumur hidup. Jadi, izinin aku bayar semuanya sendiri, ya? Ibu juga ngizinin kok.
Ardi (V.O)
Ya udah, deh. Tapi kalo ada kekurangan ngomong aja, ya. Jangan sungkan-sungkan.
Salsa
Iya, mas. Ya udah, ya. Mas jangan lupa makan siang.
CUT TO
51. INT. WEDDING ORGANIZER — PAGI
Ardi dan Salsa melihat foto album yang tersedia, di depannya ditemani oleh pemilik WO.
Rehan
Barangkali mas dan mbaknya mau pagi pake adat, sore dan malamnya pake konsep modern kami siap.
Ardi
Gimana, Sa. Kamu mau kaya gitu?
Salsa
Boleh, mas. Tapi nanti keluargamu gimana?
Ardi
Gapapa, ibu gak bakal nolak, kok.
Ardi dan Salsa memilih yang disarankan oleh pemilik WO. Mereka melanjutkan foto untuk KUA dan foto prewedding untuk undangan.
Foto pertama menggunakan pakaian putih sendirian dengan menggunakan background biru. Ardi yang pertama difoto, setelah selesai dilanjutkan oleh Salsa.
Setelah foto untuk persyaratan KUA selesai, mereka ganti baju menggunakan pakaian adat Jawa karena keduanya sama-sama keturunan Jawa. Salsa dan Ardi disuruh menghadap ke depan sambil memegang buket bunga masing-masing kemudian foto selanjutnya saling membelakangi.
Jack
Yang terakhir coba saling menghadap. Sambil memegang bunga ini.
Jack memberikan buket bunga yang ukurannya lebih besar dari yang mereka pegang. Dan bunga yang sedang dipegangnya ia ambil
Jack (CON'T D)
Gini, ya. Masnya pegang di atas, mbaknya dibawahnya. Nempel sedikit gapapa, ya. Banyaknya kalo udah halal aja.
(Jack mengarahkan tangan keduanya)
Ardi dan Salsa saling tersenyum malu. Selain karena ucapan fotografer, juga karena baru kali ini mereka saling bertatapan dengan jarak yang begitu dekat.
Jack (CON'T D)
Tolong senyumnya yang natural, ya. Jangan malu-malu.
Jak (CON'T D)
Nah, iya gitu. Tahan, ya. Satu, dua, tiga. Oke bagus. Sekarang coba pasang ekspresi ketawa.
Ardi dan Salsa memasang ekspresi ketawa. Jak langsung memfotonya dengan hasil yang maksimal.
CUT TO
52. EXT. DEPAN RUMAH — MALAM
Ardi membuka pintu mobil untuk Salsa. Salsa keluar sambil tersenyum dan mengucapkan terimakasih.
Ardi
Aku langsung cabut gapapa, kan?
Salsa
Kenapa, mas? Gak mau mampir dulu, ngopi atau ngeteh dulu gitu?
Ardi
Enggak, gak enak udah malem. Temen-temen juga udah nungguin.
Salsa
Loh, mas pulang aja, istirahat. Kita udah seharian loh. Mas pulang aja, ya.
Ardi
Ternyata begini rasanya udah diterima, ya.
Salsa
Maksudnya, mas?
Ardi
Aku kira kamu akan selalu dingin kaya es batu. Ternyata perhatiannya sama dengan ibu.
Salsa tersenyum malu mendengar kata-katanya.
Salsa
Ya dulu memang gak ada ikatan, jadi aku jaga jarak. Kalo sekarang jaga jarak ya gak baik, mas.
Ardi
Ya udah aku pulang dulu, ya. Salamin ke ibu. Mau masuk dulu takutnya ibu udah tidur.
(Ardi melangkahkan kakinya)
Salsa
Eh, Mas... Mas...
Ardi
Apa lagi, sayang? Masih kangen?
Salsa
Makasih, ya.
Ardi
Buat?
Salsa
Makasih udah mau nganterin dan makasih udah mau menerima semua pilihanku, baik riasan ataupun yang lainnya terkait dengan pernikahan kita.
Ardi
Justru aku yang makasih karena kamu mau direpotin. Aku gak tau lagi harus naro muka dimana kalo orang lain tau kamu yang bayarin semua persiapan pernikahan kita.
Salsa
Hust... Tenang aja, orang lain gak akan tahu.
CUT TO