Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Nge-Band! 104
Suka
Favorit
Bagikan
6. Bagian 6
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. HALAMAN - PANTI ASUHAN - SIANG

Mereka berlima berdiri di depan Mobil. Terlihat Pintu Bagasi Mobil terbuka. Widy terkejut melihatnya.

WIDY

Kalian serius?

Ia melihat Bagian-bagian Drum, Gitar, Bass dan Keyboard. Ada juga Amplifier-amplifier berukuran Sedang dan Sound System.

BUNGA

Kita mau manggung di sini, boleh, kan?

HAYLEY

Kami pikir gak ada salah kami hibur anak-anak panti.

WIDY

Mereka pasti seneng banget.

MOMO

Ini ide Pia.

Mereka semua melihat Pia. Pia tersenyum dan malu.

CUT TO:

INT. RENTAL BAND - SORE

Mereka selesai bermain. Mereka meminum Air Mineral.

BUNGA

Geng. Kita cuma bantuiin bersih-bersih panti aja, gak ada yang lain gitu?

HAYLEY

Orang Tua Momo nyumbang sembako. Karena Widy gak mau kita bantuiin uang. Kita harus cari yang lain.

Mereka semua berpikir.

PIA

Gimana kalau kita manggung di Panti.

Mereka melihat Pia. Pia terkejut.

BUNGA

Ide bagus, Pia.

PIA

Tapi yang jadi masalah kita gak punya Alat-alat buat di bawa. Mungkin Kak Bunga sama Kak Hayley gak masalah. Tapi aku sama Kak Momo?

Mereka melihat Momo --

MOMO

Aku ada set drum di rumah. Aku bisa bawa ke panti.

Mereka terkejut mendengarnya.

PIA

Serius. Kak Momo bener-bener anak orang kayak.

BUNGA

Bener. Baru kali ini aku punya temen anak orang kaya.

Mereka berdua mengangguk bersama-sama.

HAYLEY

Tapi kita ada masalah lagi. Kita gak punya Mobil buat kesana. Mobil Momo gak muat buat alat-alat sama Kita.

MOMO

Aku punya Mobil lagi. Kalau ada yang bisa nyetir pakai aja.

Mereka terkejut mendengarnya. Bunga langsung mendekati Momo --

BUNGA

MOMO! ANGKAT AKU JADI SAUDARA KAMU DONG! PIA! AYO KITA JADI SAUDARANYA MOMO!

Pia mengangguk dengan keras. Ia mendekati mereka berdua. Hayley tersenyum mendengarnya.

HAYLEY

Bunga bisa bawa Mobil. Tapi Pia gak ada gitar sama kita gak ada Keyboard.

BUNGA

Pia bisa pakai gitar aku kalau mau.

Pia terkejut mendengarnya.

BUNGA

Kenapa? kamu gak mau?

pia

Aku mau... tapi serius gak apa-apa?

BUNGA

Oke. Kalau Keyboard. Bos aku ada. Tapi rental.

Mereka melihat Momo. Momo tersenyum kecil.

INT. TOKO MUSIK - SORE

Momo berdiri di depan Sivia yang terkejut melihat Kartu di depannya.

MOMO

Aku mau rental Keyboard. Bisa, kak?

Sivia melihat Momo. Ia mengangguk.

MOMO

Geng. Apalagi yang kurang. Biar sekalian kita rental.

Mereka berpikir.

PIA

Soundsystem buat Drum, kak?

MOMO

Itu aku ada. Yang lain?

HAYLEY

Kita perlu Ampli juga. Aku sama Bunga cuma punya satu. Kurang satu.

MOMO

Oke. Sekalian itu, kak.

Sivia mengangguk. Ia tersadar --

SIVIA

BUNGA! CEPET AMBILIN KURSI BUAT PELANGGAN KITA!

Bunga tersadar, ia berlari dengan cepat mengambil Kursi --

SIVIA

Ada lagi?

MOMO

Gak, Kak.

Sivia dengan sopan menunduk dan menunjukan arah dengan kedua tangannya --

SIVIA

Silahkan ke sini, Kakak untuk melakukan pembayarannya.

Mereka berdua berjalan ke Kasir. Hayley dan Pia hanya tersenyum melihat mereka.

EXT. HALAMAN - PANTI ASUHAN - SIANG

Mereka berlima bersiap-siap. Anak-anak panti duduk di depan mereka. Kasih yang menggandeng Wahyu dan Asri juga berdiri tak jauh dari mereka.

Mereka berlima berkumpul.

BUNGA

Geng. Nyadar gak sih ini penampilan pertama kita.

Mereka semua mengangguk.

HAYLEY

Gak tahu kenapa aku gugup banget.

PIA

Aku gak yakin bisa main bagus apa, gak.

Momo mengatur nafasnya, pelan-pelan.

WIDY

Aku cuma mau bilang makasih sama kalian. Serius. Tapi aku yakin kita pasti bawaiin lagu ini.

BUNGA

Bener geng. Kita udah sering latihan pakai lagu ini. Kita cuma perlu main kayak biasa. Karena apa? karena kita ngeband buat nikmatin musik dan senang-senang. Oke.

HAYLEY

Jangan lupa tujuan kita jadi pro.

Mereka semua mengangguk. Mereka semua berpencar, kembali ke posisi mereka masing-masing.

Anak-anak bertepuk tangan. Mereka saling melihat, mereka mengangguk satu sama lain.

Momo memainkan Bass Drumnya --

Hayley dan Pia bersamaan memaikan senar Bass dan Gitar mereka --

Intro lagu terdengar, mereka bertiga bermain secara bersamaan --

Suara mereka hilang --

Terdengar suara Tuts Keyboard Widy --

BUNGA

Hari ini kudendangkan... lagu yang ingin ku nyanyikan... terkenang semua kenangan yang telah ku alami...

Mereka semua saling melihat satu sama lain. Mereka tersenyum --

Tangan Pia dengan cepat berpindah Kunci, ia terlihat bersemangat --

PIA (V.O)

Akhirnya. Aku bisa ngeband beneran di depan orang-orang dan bareng Kak Bunga.

Tangan Hayley dengan cepat menekan Kunci Senar. Ia terlihat tenang --

HAYLEY (V.O)

Ini baru permulaan. Aku yakin kami bisa jadi pro.

Momo menabuh Drum dengan tenang. Tangan dan Kakinya bergerak secara bersamaan --

MOMO (V.O)

Mereka bener-bener. Mungkin aku bisa kalau sama mereka.

Bunga menyanyi sambil berekspresi, ia terlihat menikmatinya. Sesekali ia melakukan gayanya ketika beryanyi --

BUNGA (V.O)

Kami mungkin gak ada apa-apanya di banding Band-band di luar sana. Tapi kami gak akan kalah. Kami pasti buktiin kalau kami band yang bener-bener suka main musik.

Widy menekan Tuts Keyboard dengan lembut mengikuti irama lagu. Ia melihat ke arah Anak-anak sambil tersenyum.

WIDY (V.O)

Memang aku belum bisa kasih apa-apa buat Panti. Masalah memang belum selesai. Tapi aku gak akan nyerah gitu aja.

Widy melihat Mereka berempat, ia tersenyum --

WIDY (V.O)

Tapi kalau di bantu temen-temen. Aku pasti bisa.

BUNGA

Semua orang ingin bahagia menjalani hidup di dunia ini... ingin kubukakan jawaban misteri dan senang yang sejati --

Widy melakukan Permainan Solo Piano di Interlude lagu --

Ia memencet Tuts Keyboard dengan cepat dan Lembut --

Hayley bergabung dengan memaikan Bassnya --

Pia juga bergabung dengan permainan Gitarnya --

Mereka bertiga bermain secara kompak dan teratur --

Momo ikut bergabung dengan permainan Drumnya --

BUNGA

Berlari dan terus bernyanyi mengikuti irama sang mentari... tertawa dan selalu ceria berikan ku arti hidup ini...

Permainan Band mereka berakhir. Anak-anak bertepuk tangan dengan keras. Asri juga melakukan hal yang sama. Anak-anak berteriak nama mereka berempat.

Mereka berempat saling melihat, nafas mereka tersengal-sengal karena permainan tadi.

Mereka berempat tersenyum lebar. Mereka berkumpul, mereka membungkuk bersama-sama.

Anak-anak bertepuk tangan.

Mobil masuk ke dalam Halaman Panti. Mereka semua melihat Mobil itu. Seseorang turun dari Mobil itu --

WULAN, 40, Perempuan yang di Mobil kemarin, turun bersama Arief. Mereka berjalan menuju mereka. PUTRI, 20-an, berjalan di belakang mereka.

Mereka melihat Tiga Orang itu. Widy berdiri di depan --

Mereka bertiga berhenti. Wulan membuka kacamatanya, ia melihat Widy, datar. Ia melihat Kasih.

Kasih melihat Wulan, datar. Ia melihat Widy yang melihat Wulan, serius.

ARIEF

Awas kamu. Jangan cari masalah sekarang.

WIDY

Selamat pagi, Bu. Saya gak tahu Ibu siapa dan dari mana. Tapi kalau Ibu dengar kalau tanah dan bangunan ini di jual dari Orang ini. Ibu salah.

Arief mendekati Widy --

Widy menantang Arief. Mereka saling melihat. Wulan melihat Widy, serius. Ia melihat Kasih yang melihatya serius.

WULAN

Gimana, ya. Masalahnya Arief sudah pakai uang saya seratus juta sebagai tanda jadi. Kalau memang gak di jual. Gimana cara balikin uang saya?

Kasih maju ke depan --

Widy menahannya. Arief menantang Widy --

WIDY

Mas, diam. Mas pikir aku takut?

Arief berdehem, ia mundur. Widy melihat Wulan, serius.

WIDY

Saya balikin uang Ibu.

Ada jeda di antara mereka.

WULAN

Kalau gitu bisa kita bicara di dalam?

Widy membuka jalan. Wulan berjalan menuju Panti. Mereka semua berjalan menuju Panti.

Tinggal Bunga, Hayley, Pia dan Momo.

PIA

Serem. Tapi Kak Widy keren.

INT. KAMAR - PANTI ASUHAN - SIANG

Widy duduk bersama Kasih. Arief duduk bersama Wulan. Putri berdiri di belakang mereka.

WIDY

Gimana kalau satu juta per bulan?

WULAN

Enak di kamu tapi gak di saya.

Ada jeda di antara mereka.

WIDY

Maaf Bu. Tapi saya sanggupnya segitu. Kalau ada lebih saya tambahin.

WULAN

Kalau kamu gak bisa bayar gimana?

WIDY

Saya pasti bayar, Bu.

Mereka saling melihat, serius.

WULAN

Saya boleh tanya kenapa kamu mau pertahanin rumah ini?

WIDY

Karena ini satunya-satunya tempat kami tinggal. Karena rumah lama kami di jual sama orang itu.

Mereka melihat Arief. Arief melihat ke arah lain.

WIDY

Dan cuma Bu Kasih yang mau terima kami. Kalau kami sampai di buang juga sama orang itu. Kami gak tahu harus kemana.

Wulan melihat Kasih yang melihatnya, serius.

WIDY

Ibu tahu ini Panti. Artinya kami di buang sama orang tua kami. Termasuk saya sendiri.

Ada jeda di antara mereka.

WULAN

Arief. Kamu keluar sekarang.

Arief terkejut, ia tidak terima.

WULAN

Saya bilang sekarang artinya sekarang.

Wulan melihat Arief, dingin. Arief bangun dan berjalan pergi.

WULAN

Oke. Sekarang kita bisa bicara. Sepertinya ada salah paham di sini.

Mereka melihat Wulan, bingung.

WULAN

Saya memang ingin membeli tanah dan bangunan ini. Tapi saya tidak menyuruh kalian keluar dari sini.

Widy terkejut. Kasih hanya melihat Wulan, datar.

WULAN

Begitu saya beli tanah dan bangunan ini saya akan wakafkan dan saya akan bentuk yayasan untuk mengelola panti asuhan ini.

Widy terkejut, ia berdiri dari kursinya --

WIDY

IBU SERIUS?!

WULAN

Iya. Saya serius. Kebetulan saya punya banyak kenalan yang mau jadi donatur untuk panti asuhan ini kalau Bu Kasih tidak keberatan. Dan tentu saja saya juga akan menjadi donatur utama untuk panti ini.

Mereka melihat Kasih.

KASIH

Iya. Saya tidak keberatan. Lebih banyak donatur artinya lebih banyak anak yang bisa di bantu.

WULAN

Dan pasti saya akan mengurus seluruh izin panti dan saya akan mengirimkan pekerja sosial untuk operasional panti ini.

Widy makin terkejut, ia menutup mulutnya dengan tangan. Ia tidak percaya.

KASIH

Dan soal Arief?

Widy terdiam, ia melihat Wulan, serius.

WULAN

Soal Arief. Tentu saja dia dapat bagian dia dari penjualan tanah dan bangunan ini. Tapi saya bisa pastikan dia tidak akan ikut campur lagi dalam panti ini. Saya akan siapkan surat untuk itu. Kalau Bu Kasih tidak keberatan.

KASIH

Saya tidak keberatan sama sekali.

WIDY

Alhamdulillah.

Widy sujud syukur. Mereka tersenyum.

WIDY

Saya minta maaf, Bu. Saya kurang ajar.

WULAN

Saya bukan orang baik. Saya dulunya juga kurang ajar.

WIDY

Gak. Ibu orang baik. Udah bantu panti ini.

Wulan hanya diam. Ia melihat kasih. Widy tidak bisa menahan rasa senangnya. Wulan hanya tersenyum.

WIDY

Tapi saya penasaran. Ibu tahu darimana nama Bu Kasih. Setahu saya cuma mas Arief yang berhubungan sama Ibu.

Wulan dan Kasih melihat. Widy melihat mereka.

KASIH

Ibu pernah ketemu Bu Wulan sekali. Waktu kamu ke sekolah.

Widy mengangguk. Wulan dan Kasih saling melihat.

WIDY

Maaf kalau saya lancang, Bu. Tapi kenapa Ibu lakuin ini semua buat panti yang gak jelas asal usulnya.

Ada jeda di antara mereka.

WULAN

Saya cuma mau berbuat baik. Cuma itu.

Widy mengangguk.

INT. RUANG TENGAH - PANTI ASUHAN - SIANG

Widy keluar dan belari menuju Anak-anak --

WIDY

KITA GAK JADI PINDAH! KITA TETAP TINGGAL DI SINI!

RIZA

BENERAN, KAK?!

LIA

SERIUS, KAK?!

Widy mengangguk. Anak-anak bersorak. Mereka memeluk Widy. Mereka Berempat juga bersorak. Mereka mengucap syukur bersama-sama.

Kasih dan Wulan keluar dari Ruangan, Putri di belakang mereka.

Arief terkejut, ia tidak percaya. Ia berjalan cepat ke arah Wulan --

WULAN

Kamu jangan banyak ngomong sekarang. Ambil uang kamu terus jangan ikut campur lagi.

Arief ingin bicara --

WULAN

Aku gak akan segan-segan buat orang kurang ajar kayak kamu. Ngerti?

Wulan melihat Arief, dingin. Arief mengangguk dan berdiri di samping.

Wulan berdiri di samping Kasih. Mereka melihat Anak-anak Panti yang bergembira.

KASIH

Ibu senang lihat kamu lagi.

WULAN

Maaf, saya baru datang sekarang, Bu. Saya kehilangan jejak waktu Rumah Lama Ibu di jual.

KASIH

Yang penting kamu di sini sekarang.

WULAN

Iya, Bu. Saya janji bantu panti ini sampai kapanpun.

KASIH

Ibu cuma lakuin apa yang Ibu bisa.

WULAN

Buat saya Ibu penyelamat hidup saya. Saya akan ingat hutang budi Ibu sampai saya mati.

Kasih memegang Pundak Wulan, lembut. Wulan tersenyum.

Widy dan Mereka berempat berpelukan --

WIDY

Makasih. Makasih. Makasih.

Widy menangis. Pia ikut menangis.

BUNGA

Ini semua karena usaha sama doa kamu.

WIDY

Makasih. Makasih. Makasih.

BUNGA

Kebanyakan makasihnya.

WIDY

Aku bisa ngeband lagi.

PIA

KITA BISA NGEBAND LAGI!

BUNGA

KITA BISA NGEBAND LAGI!

Mereka semua tertawa. Mereka semua bersorak.

Widy melihat Wulan dan Kasih yang tersenyum kepadanya. Widy tersenyum lebar.

FADE OUT.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar