Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Nge-Band! 104
Suka
Favorit
Bagikan
1. Bagian 1
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. KANTIN - SEKOLAH - PAGI - MASA LALU

Bunga dan Hayley duduk di Kantin, sedang memakan Jajanan mereka. Bunga berpikir, Hayley melihatnya.

BUNGA

Aku gitar sama vokal.

Hayley terkejut mendengarnya. Bunga tersadar.

BUNGA

Kita berdua siapa yang bisa vokal?

Hayley menunjuk Bunga, ragu. Bunga tersenyum.

BUNGA

Kamu bass. Kita tinggal cari drummer.

HAYLEY

Kita mau pakai formasi berapa?

BUNGA

Menurut kamu gimana?

HAYLEY

Empat orang udah bagus.

BUNGA

Dua gitar, satu bass, satu drum?

Hayley mengangguk. Bunga juga mengangguk. Terdengar Bel Sekolah.

EXT. KORIDOR - SEKOLAH - PAGI

Bunga dan Hayley berjalan di Koridor. Hayley berjalan di depan Bunga.

Terdengar suara Piano yang di mainkan. Bunga berhenti, ia mencari sumber suara. Ia melihat sekitar.

Suara Piano semakin jelas, ia berjalan ke Ruang Kelas di depannya. Ia melihat Papan Penanda, bertuliskan:

"RUANG MUSIK"

Bunga mengintip ke dalam --

INT. RUANG MUSIK - SEKOLAH - PAGI

Ia melihat Anak-anak di sana. Mereka melihat Seseorang bermain Piano.

Bunga melihat seseorang itu, Widy sedang bermain Piano. Ia memainkan Canon Rock.

Bunga melihat Widy yang bermain --

Bunga melihat jari-jari Widy yang bergerak lincah menekan tuts --

Bunga melihat Widy, serius.

Hayley berdiri di belakang Bunga. Ia juga melihat permainan Widy. Mereka hanya diam, menikmatinya.

Permainan Widy selesai. Anak-anak bertepuk tangan.

Bunga juga bertepuk tangan, keras-keras. Anak-anak melihat Mereka berdua yang berdiri di depan Pintu. Widy juga melihat mereka.

GURU

Kalian kenapa disini?

Mereka berdua tersadar, mereka tersenyum.

BUNGA

Kami numpang lewat, Bu. Permisi.

Bunga dan Widy saling melihat. Mereka pergi dari situ.

Widy berdiri dan berjalan ke tempat duduknya. Ia hanya melihat ke Pintu, datar.

EXT. KORIDOR - SEKOLAH - PAGI

Mereka berdua berjalan di Koridor Sekolah, mereka berdua hanya diam.

BUNGA

Kalau kita pakai keyboard juga, gimana?

Hayley melihat Bunga yang melihatnya serius.

HAYLEY

Bagus. Kita bisa mainin lebih banyak genre.

BUNGA

Kan. Kita bisa tambahin layer jadi lebih banyak pilihan.

HAYLEY

Tapi siapa yang bisa main keyboard?

BUNGA

Kalau anak yang tadi gimana?

Mereka saling melihat.

HAYLEY

Emang dia mau ngeband?

BUNGA

Tapi kalau kita sogok pasti mau.

HAYLEY

Kamu ada apa?

BUNGA

Kerjaiin PR dia? atau gak kasih villa atau mobil?

Hayley tersenyum mendengarnya.

HAYLEY

Memangnnya kamu Mugi? Uang jajan aja sering habis.

Bunga tersenyum mendengarnya. Mereka berdua berjalan di Koridor sambil bicara.

TITLE: NGE-BAND!

EXT. KANTIN - SEKOLAH - PAGI - MASA SEKARANG

Mereka berlima duduk di Kantin. Mereka meletakan Makanan mereka di atas Meja. Pia hanya membawa Air. Mereka semua melihat Pia.

BUNGA

Kamu gak makan?

PIA

Aku bawa bekal. Belum lapar.

Mereka semua melihat Pia, menyelidiki.

BUNGA

Serius? emang cukup sampai sore?

Pia mengangguk.

BUNGA

Aku tahu kamu bohong.

Pia melihat mereka.

CUT TO:

Pia menunduk Malu. Mereka tertawa. Bunga menutup mulutnya dengan mulut, suaranya keras.

HAYLEY

Iya aku tahu rasanya gimana.

MOMO

Terus kamu nyesal?

Pia mengangguk.

BUNGA

Bisa-bisanmya kamu nolak di beliin gitar sama Ayah kamu.

PIA

Aku udah bicara besar depan mereka. Masa aku terima... kan jatuh harga diri aku.

Mereka tertawa mendengarnya.

BUNGA

Tinggal berapa lagi?

PIA

Gak tahu, kak.

MOMO

Mau aku pinjemin uang?

Mereka semua melihat Momo, terkejut. Momo tersadar --

MOMO

Kenapa?

BUNGA

Flex.

HAYLEY

Ternyata kamu anak orang kaya.

Mereka semua duduk mendekati Momo. Momo tersenyum, ia mengeluarkan Dompetnya, bergaya --

MOMO

Sini biar tante belanjaiin.

Mereka semua tertawa melihat Momo.

MOMO

Serius aku bisa pinjemin kamu uang.

PIA

...gak usah, Kak. Aku tabung aja dulu.

MOMO

Terus ada yang bisa kami bantu?

Mereka melihat Pia, serius. Pia terkejut.

PIA

Serius?

Mereka semua mengangguk.

BUNGA

Aku bisa bawaiin kamu lauk. Kamu tinggal bawa nasi dari rumah.

MOMO

Aku bisa jajanin kamu.

Pia tersenyum lebar.

PIA

Makasih, kak. Tapi biarin aku yang urus masalah aku sendiri. Gak apa-apa.

BUNGA

Serius?

PIA

...tapi boleh deh kalau mau jajanin aku.

Mereka semua tersenyum. Bunga mempiting Pia. Pia tidak melawan.

BUNGA

Oke. Hari ini kita latihan lagi.

Bunga mengangkat tangannya ke atas. Pia dan Momo mengikutinya, Hayley malu-malu mengangkatnya.

WIDY

Sorry. Hari ini aku gak bisa ikut latihan.

Mereka melihat Widy.

WIDY

Hari ini aku gak bisa tinggalin rumah. Urus adik-adik aku.

Mereka mengangguk.

WIDY

Sorry.

BUNGA

Gak apa-apa.

Widy tersenyum.

INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - SORE

Terdengar Bel Sekolah. Anak-anak bersiap Pulang. Widy memasukan Buku-buku dan alat tulisnya ke dalam Tas.

EXT. KANTIN - SEKOLAH - SORE

Widy berjalan di Kantin yang sepi. Petugas Sekolah dengan membersihkan Kantin.

Widy berjalan menuju Stand Kantin, terlihat IBU KANTIN, 50-an, sedang bersiap menutup Kantin. Ibu Kantin melihat Widy --

IBU KANTIN

Bentar, ya.

Ibu Kantin masuk ke dalam. Widy menunggu. Ibu Kantin keluar dan memberikan beberapa lembar uang, campuran ke Widy.

Widy menerimanya dan memasukannya ke dalam Tas. Ibu Kantin memberikan Dua Kotak Kue Plastik.

IBU KANTIN

Baru keluar pertama udah habis. Kalau bisa tambah lagi, ya.

WIDY

Saya usahakan, Bu. Makasih. Permisi, Bu.

Widy pergi dari Kantin. Ibu Kantin hanya melihatnya, datar.

EXT. JALAN - BERJALAN - SORE

Widy berjalan di pinggir jalan. Widy berbelok memasuki Gang.

EXT. DEPAN PANTI ASUHAN - SORE

Widy berjalan memasuki Rumah yang berpagar dan berhalaman luas.

Terlihat Papan di depan Rumah itu, bertuliskan:

"PANTI ASUHAN BAITI JANNATI"

Widy masuk ke dalam Rumah itu.

INT. PANTI ASUHAN - SORE

Widy melepaskan Sepatunya dan meletakannya di Rak. Ia melihat ASRI, 30, berdiri di samping Pintu Ruangan.

Widy berjalan ke dalam --

LAKI-LAKI (O.S)

Mau sampai kapan Ibu kayak gini terus?

Widy berdiri di samping Asri, mereka hanya diam.

LAKI-LAKI (O.S)

Mau sampai kapan Ibu urus mereka? Bapak udah meninggal. Ibu gak harus urus mereka lagi.

 PEREMPUAN (O.S)

Ibu yang tanggung jawab sama mereka.

LAKI-LAKI (O.S)

Tanggung jawab? gimana? udah berapa banyak uang yang Ibu habisin buat mereka.

PEREMPUAN (O.S)

Mau sampai kapanpun, Ibu tetap urus mereka. Ibu udah janji sama Bapak kamu. Sampai Ibu mati, Ibu tetap urus panti ini.

LAKI-LAKI (O.S)

Jadi Ibu lebih milih anak-anak itu daripada anak kandung Ibu sendiri?

PEREMPUAN (O.S)

Hati-hati kamu bicara. Sebelum kamu lahir. Ibu udah urus mereka sama Bapak kamu.

LAKI-LAKI (O.S)

Dan apa yang Ibu dapat dari mereka? gak ada, kan? yang ada mereka malah habisin duit kita. Ibu gak nyadar apa.

PEREMPUAN (O.S)

Ibu tahu maksud kamu apa. Jangan pernah urus masalah ini lagi.

LAKI-LAKI (O.S)

Gimana bisa aku gak ikut campur. Kalau Ibu sendiri lebih milih mereka daripada aku.

PEREMPUAN (O.S)

Jadi kamu mau apa sekarang?

LAKI-LAKI (O.S)

Aku mau Ibu jual tanah sama bangunan ini. Gimanapun aku anak Ibu dan aku ada hak di sini.

Tak terdengar suara Perempuan itu. Widy hanya diam, ia melihat ke arah depan, datar.

PEREMPUAN (O.S)

Kenapa dari awal kamu gak bilang kalau kamu mau bagian kamu. Gak cukup bagian kamu di rumah satu lagi.

Tak terdengar suara Laki-laki itu. Widy melihat ke arah samping, menghela nafas, panjang.

LAKI-LAKI (O.S)

Aku gak mau tahu, Bu. Pokoknya aku udah ada pembeli. Mereka mau lihat. Sekarang Ibu pilih. Aku atau anak-anak itu.

Pintu Ruangan terbuka --

ARIEF, 30-an, berjalan keluar dari Ruangan, ia melihat Widy dan Asri yang berdiri --

Mereka saling melihat. Arief berjalan pergi dengan wajah kesal. Widy hanya melihatnya, datar.

KASIH, 50-an, berjalan keluar dari Ruangan. Widy menyalaminya. Kasih melihat Widy.

Widy mengeluarkan Uang dari Tasnya dan memberikannya ke Kasih.

KASIH

Udah berapa kali Ibu bilang. Itu uang kamu.

WIDY

Widy jualan buat panti. Biar Ibu yang atur uangnya.

Kasih tersenyum melihatnya.

WIDY

Bener mau di jual, Bu?

Kasih menghela nafas, panjang.

KASIH

Kamu jangan mikirin, itu. Itu urusan Ibu sama Arief.

WIDY

Tapi Ibu tahu dia serius sama omongannya.

KASIH

Kamu takut dia jual lagi rumah ini kayak rumah itu?

Widy tidak menjawab.

KASIH

Ibu akui itu salah Ibu biarin dia jual rumah itu. Tapi sekarang Ibu pasti pertahanin kalian sama Rumah ini?

WIDY

Walau Ibu harus berantem sama Mas Arief?

KASIH

Berantem orang tua sama anak itu wajar.

WIDY

Gak wajar kalau Ibu belaiin kami daripada anak Ibu sendiri --

ASRI

WIDY!

WIDY

Maaf, Kak.

Kasih menghela nafas, panjang.

KASIH

Jangan pernah bicara yang gak-gak.

Widy mengangguk.

KASIH

Sejak kapan Ibu besarin Arief jadi orang gila duit.

WIDY

Duit bisa ngubah orang, Bu.

KASIH

Dan kamu sejak kapan bisa jawab Ibu?

WIDY

Gara-gara aku main sama temen-temen band aku, mungkin?

Widy tersenyum. Kasih juga tersenyum melihat Widy.

ASRI

Kamu seneng bisa ngeband?

WIDY

Iya. Makasih udah izinin, Bu.

Kasih mengangguk. Widy berjalan masuk ke dapur. Mereka melihatnya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar