INT. KAMAR MANDI - PANTI ASUHAN - SORE
Widy mengeluarkan Ingusnya dengan Tisu. Mereka berempat melihat Widy, tersenyum.
Widy tersenyum.
WIDY
Maaf, ya.
Mereka menggeleng.
BUNGA
Jadi apa yang bisa kami bantu?
WIDY
Eh... kalian serius?
Mereka mengangguk.
BUNGA
Kami bisa bantuiin kamu apa?
WIDY
Makasih. Tapi biar masalah ini aku sama Ibu yang urus.
BUNGA
Serius, gak ada yang bisa kami bantu?
WIDY
Sebentar... mungkin kalau kalian beli jajanan aku di Kantin --
Pia mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Mereka semua melihat Pia.
PIA
Kalau itu aku bisa bantu.
Mereka tersenyum melihat Pia. Pia jadi malu sendiri.
WIDY
Makasih. Tapi kalian pasti penasaran kenapa aku bisa tinggal di sini, kan?
Mereka saling melihat, mereka mengangguk.
WIDY
Aku tinggal disini sejak aku lahir. Sebenarnya ini panti kedua aku. Yang pertama aku tinggal di Panti Ibu juga. Cuma beda rumah. Tapi Rumah itu di jual.
PIA
Pasti Abang tadi yang jual.
Widy terlihat bingung.
HAYLEY
Tadi kami ketemu Anak Bu Kasih di depan sama Orang-orang seragam PNS.
BUNGA
Mereka bilang dari Dinsos. Katanya mereka mau suruh kalian pindah. Emang bisa?
MOMO
Emang bisa. Panti asuhan itu izinnya yang keluarin Dinsos. Jadi kalau panti yang gak ada izin. Dinsos bisa keluarin semua anak-anak dari panti.
BUNGA
Tapi apa salahnya biarin mereka di situ?
MOMO
Mungkin mereka takut anak-anak yang pantinya gak terdaftar jadi tempat perdagangan anak. Atau gak eksploitasi anak-anak. Di suruh kerja yang gak-gak.
Ada jeda di antara mereka.
WIDY
Sebenarnya Mas Arief minta rumah sama tanah ini di jual.
BUNGA
Kenapa? tadi kamu bilang panti pertama kamu udah di jual sama dia?
HAYLEY
Apa yang kamu harapin dari anak yang gak lebih kaya dari orang tuanya. Kalau kamu tahu orang tua kamu punya harta yang bisa jual. Dan kamu lagi BU. Pasti kamu jual juga, kan?
BUNGA
Anjirrr, tapi gak kayak gitu juga kali. Ini rumah orang tuanya sendiri padahal.
MOMO
Aku gak tahu kalian mau bilang apa. Tapi ini udah biasa buat orang-orang.
Mereka melihat Momo. Momo mengangguk.
WIDY
Iya. Dia mau jual buat modal usahanya. Rumah pertama dia jual juga buat modal usaha tapi gagal.
HAYLEY
Panti pertama kamu itu ada izinnya?
WIDY
Iya. Lengkap. Banyak juga penghuni panti. Sekitar tiga puluh.
HAYLEY
Terus kenapa Bu Kasih gak mau urus izin panti yang sekarang?
WIDY
Karena Ibu gak punya uang lagi. Waktu panti pertama. Ibu di bantu sama Suaminya. Waktu suaminya meninggal baru Mas Arief berulah. Sekarang Ibu cuma andelin uang pensiun Bapak buat jalanin panti. Semua cerita tadi aku juga di ceritaiin sama temen panti aku.
BUNGA
Tunggu dulu, kenapa kamu bilang di ceritaiin?
WIDY
Karena waktu itu aku di adopsi sama Orang Tua Angkat aku.
Mereka terkejut. Mereka saling melihat. Widy hanya tersenyum kecil.
PIA
Serius, kak?
Widy mengangguk, ia tersenyum.
WIDY
Kalian pasti mau tahu kenapa aku di sini sekarang, kan?
Mereka mengangguk.
WIDY
Jadi aku di adopsi sama Orang Tua Angkat aku waktu aku kelas satu SD. Mereka baik sama aku. Mereka lesin aku semuanya. Nari, semua pelajaran, lesin aku musik. Piano.
PIA
Makanya kakak bisa main piano sama keyboard?
WIDY
Iya. Mereka sering ajakin aku jalan-jalan. Mereka juga izinin aku main ke panti setiap bulan.
Ada jeda di antara.
WIDY
Kalian pernah dengar kalau anak adopsi di siksa, kan?
Mereka mengangguk.
WIDY
Kejadiannya waktu aku masuk SMP. Ibu Angkat aku hamil dan melahirkan anak perempuan juga. Awalnya biasa aja. Tapi kejadiannya waktu aku mau pegang Seinna. Aku di cubit sama Ibu Angkat aku. Dia bilang jangan pernah megang-megang Sienna.
Ada jeda di antara mereka.
WIDY
Dari situ dimulai. Aku tetap bisa sekolah. Tapi begitu pulang semua kerjaan rumah aku kerjaiin. Mereka berdua main sama Sienna di depan aku. Dari situ aku ngerti "Oh, aku anak angkat. Makanya aku di giniin"
BUNGA
Kamu bisa lari dari mereka gimana?
WIDY
Waktu aku kelas tiga SMP. Aku gak pakai hijab. Pakaian aku gak kayak sekarang.
BUNGA
Aku juga iri lihat badan kamu.
Mereka melihat Bunga, tersenyum.
WIDY
Ayah Angkat aku ngelecehin aku.
Ada jeda di antara mereka.
PIA
Lecehin... Kakak?
WIDY
Gak sampai di tidurin. Untungnya aku bangun. Terus aku pukul dia kuat-kuat. Tapi aku di dorong ke dinding. Makanya ada luka di dahi aku. Robek kena ujung jendela.
Mereka menghela nafas, panjang.
WIDY
Ibu Angkat aku tahu. Mereka berantem. Aku di bawa ke rumah sakit. Waktu aku pulang ke rumah. Malam-malam, aku lari bawa barang-barang aku.
Ada jeda di antara mereka.
HAYLEY
Mereka cari kamu?
WIDY
Iya. Tapi aku hapus semua data aku di hp. Aku pakai akun baru. Itu hapenya masih ada sampai sekarang.
Mereka melihat Handphone di samping Widy.
WIDY
Aku gak tahu kalau ternyata Panti di jual. Mereka pindah kemana aku juga gak tahu. Tapi aku masih inget nomor temen panti aku yang seumuran aku. Ternyata waktu panti di jual semua anak-anak di pindahin ke panti lain. Aku dapat alamat panti baru. Terus aku ke sini.
PIA
Tapi panti lama Kakak sama sekarang beda kota?
WIDY
Aku bawa uang. Aku juga ada alamatnya. Aku naik kereta terus sampai sini.
HAYLEY
Sekolah kamu?
WIDY
Kejadiannya waktu kita udah lulus SMP.
Bunga menutup wajahnya. Hayley melihat ke arah lain. Momo hanya diam. Pia sudah menangis, terdengar senggukannya.
WIDY
Jangan nangis. Itu kan udah lewat.
MOMO
Buat kamu iya. Tapi buat kami gak.
BUNGA
Aku gak nyangka kamu senyum tiap hari tapi kamu punya cerita kayak gitu.
WIDY
Buat aku sekarang. Gimana caranya pertahanin panti ini. Itu yang ada di pikiran aku. Masa lalu aku? aku gak pikirin.
Mereka mengangguk.
WIDY
Makanya aku minta izin sama kalian. Kayaknya aku gak bisa ngeband dulu.
PIA
Sampai kapan, Kak?
WIDY
Aku gak tahu.
PIA
Tapi kakak gak keluar, kan?
Ada jeda di antara mereka.
PIA
Aku gak mau kakak keluar dari Band. Aku suka cara kakak main Keyboard.
WIDY
Aku juga suka cara kamu main gitar.
Widy melihat Bunga. Bunga melihat Mereka bertiga.
PIA
Aku gak setuju Kak Widy keluar.
MOMO
Aku ikutin yang Widy mau.
HAYLEY
Aku gak setuju Widy keluar. Kita udah janji mau jadi pro.
Bunga melihat Widy. Widy tersenyum.
BUNGA
Aku juga gak setuju kamu keluar. Tapi... kami bakal tunggu kamu. Kami bantuiin masalah kamu sebisa kami. Gimana?
Widy mengangguk. Ia tersenyum. Mereka tersenyum.
EXT. DEPAN PANTI ASUHAN - SORE
Widy melambai ke arah mereka. Mereka melambai dari dalam Mobil. Mobil itu pergi dari situ.
Kasih berdiri di depan pintu. Widy melihatnya.
KASIH
Temen-temen band kamu kayaknya anak-anak baik.
WIDY
Iya, mereka baik, banget. Bu, soal rumah sakit --
KASIH
Ibu masih ada tabungan. Kamu jangan pikirin.
Widy ingin bicara --
KASIH
Soal Arief. Biarin itu jadi masalah Ibu. Kamu cuma harus sekolah. Mulai sekarang, Ibu gak izinin kamu jualan lagi. Kecuali titip di kantin. Gara-gara Ibu kamu sakit.
Widy hanya diam. Ia tidak menjawab. Kasih tersenyum, ia berjalan masuk ke dalam. Widy mengikutinya.
Sebuah Mobil berhenti di depan Panti. Kaca Belakang terbuka.
PEREMPUAN, 40, memakai Kacamata melihat ke arah Panti.
PEREMPUAN
Tanah ini yang mau di jual?
SUARA PEREMPUAN (O.S)
Benar, Bu.
PEREMPUAN
Infonya dari Arief sendiri?
SUARA PEREMPUAN (O.S)
Iya, Bu. Saya dapat kabar dia sendiri yang jual.
PEREMPUAN
Tapi ini panti?
SUARA PEREMPUAN (O.S)
Dia bilang mereka bisa pindah.
Perempuan itu hanya melihat Panti itu.
SUARA PEREMPUAN (O.S)
Lanjutkan prosesnya, Bu?
PEREMPUAN
Iya. Lanjutkan. Lebih cepat lebih baik.
Kaca Mobil itu naik. Mobil itu pergi.
EXT. DEPAN TOKO MUSIK - SORE
Mereka berempat duduk di depan Toko Musik. Mereka hanya diam.
MOMO
Orang Tua aku mungkin bisa nyumbang. Tapi buat jadi donatur. Aku gak tahu.
HAYLEY
Iya. Belum lagi izin panti gak ada. Orang pasti gak mau. Takutnya uang mereka di pakai pengurus panti.
PIA
Kalau di pikir-pikir kita bisa apa. Cuma Anak SMA.
BUNGA
Tapi kita gak boleh nyerah gitu aja.
Mereka mengangguk. Sivia berdiri di belakang mereka, tersenyum.
HAYLEY
Oke. Kita lakuiin yang kita bisa.
PIA
Mungkin kita bisa bantu-bantu di Panti.
Mereka melihat Pia. Bunga tersenyum.
HAYLEY
Boleh juga. Gimana?
Mereka semua mengangguk.
BUNGA
(mengacungkan tangan)
Oke. Kita bantu di panti.
Mereka semua mengacungkan tangannya ke atas.
INT. RUANG TENGAH - RUMAH BUNGA - MALAM
Lukita sedang menyuci di dapur. Bunga memeluknya dari belakang.
LUKITA
Kenapa? kamu mau minta uang jajan lagi?
BUNGA
Ahh, Ibu. Orang cuma mau meluk Ibu.
Lukita tersenyum mendengarnya.
BUNGA
Tadi Bunga habis ke rumah temen Bunga. Lihat dia Bunga merasa harus bersyukur sama hidup Bunga.
Lukita tidak menjawab, masih menyuci.
BUNGA
Kadang-kadang Bunga jadi anak yang gak bersyukur karena masih ada Ibu tapi gak bantuiin.
LUKITA
Ibu bersyukur punya anak kayak kamu. Gak banyak minta. Bisa cari uang sendiri. Setiap orang pasti ada masalahnya masing-masing. Jadi jangan perah mikir kamu gak pernah bantuiin Ibu.
BUNGA
Kalau gitu Bunga minta uang jajan lagi boleh, gak?
LUKITA
Boleh.
BUNGA
Bunga cuma bercanda. Bunga masih ada uang.
Bunga melepaskan pelukannya dan pergi dari situ. Lukita tersenyum.
INT. KAMAR BUNGA - RUMAH BUNGA - MALAM
Bunga berbaring, ia melihat Langit-langit, datar.
INT. KAMAR WIDY - PANTI ASUHAN - MALAM
Widy berbaring, ia melihat langit-langit, datar.