Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
IN.RUMAH ALI-MALAM
Dilain tempat pada waktu yang sama terlihat ali yang sedang meminta restu kepada kedua rang tuanya untuk melamar nabila
Ia duduk dibawah, sedangkan kedua orang tauanya diatas kursi
ALI
“ayah…ibuu… ali ingin meminta izin kepada ayah dan ibu, ali berniat untuk mengkhitbah nabila yah, buu…”
IBU
“ali anakku, apakah engkau sudah fikirkan matang matang maksud dan tujuan mu itu”
ALI
“Alhamdulillah sudah ibu, ali sangat yakin nabila lah yang terbaik buat ali”
AYAH
“nak, perlu kamu ketahui kita bukanlah orang kaya, ayahmu ini orang tak punya nak, ayah takut anak orang sampai terlantar olehmu”
ALI
“iyaa yah, ali faham tentang itu, tapi bukankah ayah pernah berkata kepada ali bahwa jangan lah kita hiraukan tentang rezeki, karena allah telah mengatur seadil adilnya… asal kita mau berikhtiar pasti allah akan memberi”
AYAH
“nah. Ayah suka kalo denger begini, baiklah besok ayah antar kamu ke rumah nabila”
ALI
“alhamdulillah syukron ayah”
(mencium tangan ayah dan ibunya)
IN.RUMAH NABILA-MORNING
Pagi yang cerah yang insyaallah di berkahi allah, ali dan ayahnya sudah berada di dalam rumah nabila beserta ayah nabila. Mereka menyampaikan niat dan tujuan mereka datang menghadap.
Pembicaraan sudah berlangsung sejak lama, tapi visual hanya menampilkan dari tengah tengah pembicaraan
AYAH NABILA
“jadi gimana?”
AYAH ALI
“begini pak ustad, tujuan saya datang kemari adalah ingin melamar anak pak ustad buat ali putra saya”
AYAH NABILA
“melamar?”
(bertanya dengan santun)
ALI
“iyaa benar pak ustad, saya kemari ingin melamar nabila”
AYAH NABILA
(menghela nafas)
“ali, jujur bapak sangat mengenalimu, bapak tau keseharian kamu seperti apa, kau pemuda yang baik, sholeh dan bertanggung jawab”
(tersenyum)
ALI
“syukron pak ustad”
AYAH NABILA
“tapi, bapak ngga bisa bila harus memutuskan semuanya, karena segala keputusan ada di tangan nabila”
Scene terpotong, adegan berpindah kepada naufal yang sedang mencuci kaki kedua orangtuanya.