Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MENGEJAR BINTANG FILM
Suka
Favorit
Bagikan
8. BAGIAN DELAPAN
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

SCENE 56# EXT – DEPAN MASJID DEKAT TEMPAT WUDHU – DINI HARI SEBELUM AZAN SUBUH

BAGJA

Bagja mengelap mobilnya yang penuh darah, berkeringat dan terburu-buru, Ustad Nurhasan memandang dari kejauahan, memakai kaca mata, melihat Bagja.Suara azan subuh berkumandang, mobil Bagja diparkir di depan mesjid. Jeep sudah bersih, tanpa bercak darah sekali pun. Baju Bagja bersih tanpa noda sedikit pun, Kodir azan. Bagja mengambil air wudhu, Bagja melihat mesjid waktu kecilnya, terbayang Cecep dan saat Bagja menembaki Endang dengan katapel bersama teman-temannya dulu, Bagja teringat Oman juga. Pas selesai ambil wudhu di tangga bertemu Kodir

Kodir menatap Bagja dengan wajah terpana, Kodir tak menyangka teman lamanya tiba-tiba ada di mesjid ini. Wajah Kodir yang semu tegang dibalas dengan senyum mengembang oleh Bagja yang tersenyum untuk Kodir, Bagja berusaha membuat wajah berseri di subuh sepi begini. Kodir kaget.

BAGJA

Apa kabar Dir??......

Kodir tak menjawab, dia hanya menyambut jabatan tangan Bagja yang keras mengepal tangan Kodir, Wajah Kodir masih tetap terpana melihat Bagja

Setelah solat,ada ustad Nurhasan sedang bertasbih, hati Bagja bergetar meski melihat bagian belakang badan Ustad Nurhasan. Tergesa Bagja meninggalkan mesjid, Bagja tak mau ikut doa sehabis shalat, Kodir pun menghilang


CUT OFF

SCENE 57# EXT – HAMPARAN SAWAH DAN KEJAUHAN PERKAMPUNGAN KECIL – MALAM

BAGJA

Bagja tahu dimana Kucer berada, berjalan menuju sebuah kampung menyusuri sawah, hutan kecil, terlihat rumah-rumah bilik Bagja menuju rumah terang-benderang oleh lampu berwarna mencolok kuning dan merah, di halaman ada beberapa lelaki, bersarung dan berjaket tebal dengan asap rokok yang mengepul. Bagja tiba mengaggetkan keenam lelaki dengan wajah menyebalkan semuanya.

SCENE 58# EXT – TERAS RUMAH KUCER – TERANG BENDERANG - MALAM

 

LELAKI SATU

Mau cari siapa kamu ke sini?!

Semua berdiri melihat Bagja datang dengan tiba-tiba

BAGJA

Oh..boleh aku masuk?

LELAKI SATU

Tidak! Sebelum kamu menjawab siapa yang kamu cari di sini?

BAGJA

Aku mencari Kucer!

(Tegas dan berani)

Mereka saling menatap, lalu seketika tertawa berderai, tertawa tidak enak, tertawa mengejek, Kucer keluar dari dalam rumahnya karena namanya disebut oleh Bagja

KUCER

Apa urusamu denganku?

BAGJA

Banyak…..!

Tiga orang mendekati Bagja dengan langsung memposisikan dirinya di belakang Bagja

BAGJA

Tenang…aku tidak mengganggu kalian ke sini, aku hanya ingin bertemu dengan Kucer, sahabat lamaku, aku ingin berbicang, ya..sekedar bernostalgia masa lalu….boleh?

KUCER

Kucer tertawa, dia mengajak Bagja masuk, lalu menyuruh seseorang mengambilkan minuman – kopi tepatnya. Dihirup kopi tubruk panas, Bagja mengeluarkan rokok dari saku bajunya. Kucer dan semua orang serba sigap terhadap semua gerakan Bagja. Bagja menikmati semua drama tanggung ini, ketika Bagja mengeluarkan rokoknya dengan sengaja disenggol pistol andalannya agar jatuh dan terlihat oleh semua orang. Taktiknya jitu, semua mata tertuju pada pistol modern milik Timoty yang dihadiahkan pada Bagja.

Mata mereka terbelalak, apalagi Kucer, mata dan badannya bergerak seketika. Ada rasa takut diraut wajahnya, Bagja senang yang tertahan

BAGJA

Oh..sori…..

Diambil pistol dan dimasukkan kembali ke balik jaket. Muka-muka yang tadi di atas angin kini berbahasa hati-hati, pembicaraan jadi hambar. Tidak ada yang berani menanyakan apa-apa, bahkan berbasa-basi pun mereka tak berani. Tiga orang yang tadi berada di belakang Bagja kini merapat ke arah pintu masuk, sementara empat orang termasuk Kucer persis di depan Bagja dengan wajah penuh tanda tanya, Bagja pun, tidak mau berlama-lama

KUCER

Baiklah…

Bagja berdiri sambil memegang gagang pistol dibalik jaket, melepaskan rokok yang tak jadi dihisap

Aku ke sini untuk membawamu, sekarang!

KUCER

Apa maksudmu?!

BAGJA

Aku ke sini untuk menjemputmu!

KUCER

Kemana?

(Ragu antara takut dan menyepelekan)

Digertak Kucer dengan acuangan pistol, semua melonjak. Kucer berlaga santai tapi matanya penuh dengan ketakutan, Kucer membetulkan celananya yang dari tadi terbuka karena perutnya kegendutan dan kepenuhan alkohol. Dengan rambut gondrong tak beraturan, potongannya mirip penyanyi Suci Dalam Debu, Kucai dan pastinya bau.

Tiba-tiba dari dalam rumah keluar seseorang berpakaian perempuan tapi bergaya setengah laki-laki, pakaiannya perempuan, make up nya perempuan, rambutnya perempuan, tapi wajahnya? Bagja yakin bukan perempuan, gayanya? Meragukan jadi perempuan. Bibirnya seluas samudra, betisnya? Itu tanda paling gampang diidentifikasi, besar dan berbulu laki-laki. Astaga!! Sekejap Bagja kaget melihat makhluk ajaib ini memanggil Kucer dengan ‘Yayang’

Hahh?? Yayang???

ISTRI KUCER

Mau dibawa kemana yayangku?!

Hardikannya keras dan marah yang berlebih

BAGJA

Bagja menatapnya dengan heran sekaligus geli)

Ini tidak ada urusannya denganmu!

ISTRI KUCER

Ada! Ada urusannya, karena Yayaaaang suamikuuuu….

Air mata buaya itu keluar, kelebihan suarnya yang seperti pemain drama kampung keluar, dan masya Allah bau make up-nya sangat menyengat, bercampur dengan bau keringat laki-laki, serta aroma minyak tawon yang sangat menusuk. Sebentar Bagja merasakan sesak napas karena aroma perempuan jadi-jadian ini yang semakin mendekatinya

BAGJA

Mengarahkan pistolnya ke arah istri Kucer dengan serius, karena sebal melihat istri Kucer

Diam di tempat atau saya tembak kamu!!

Istri Kucer langsung berhenti ditempat, tidak bergerak, seperti kena sirep. Di detik kemudian ‘Istri’ Kucer jatuh kebelakang tak sadarkan diri, alias pingsan! Kucer bermuka khawatir melihat ‘perempuan’-nya pingsan, tapi Kucer tak berani membantu karena todongan pistol Bagja jauh lebih menakutkan baginya, Tak ada waktu dan tak ada lagi drama kampungan, Bagja harus segera pergi membawa Kucer. Dengan cara menodongkan pistolnya sampai naik ke mobilnya


SCENE 59# EXT – DEPAN MULUT GOA TERANG BULAN - MALAM

Di tengah lapang dekat gua yang dua hari lalu tertanam tiga mayat yang mulai membusuk, Bagja mengacung-acungkan pistol ke arah Kucer yang tidak melawan sedikit pun.

BAGJA

Buka bajumu!

Kucer mengikuti perintah Bagja, dan bertanya-tanya siapa lelaki ini? Kucer pasrah dan ketakutan)

Celanamu! Semua yang menempel di tubuhmu buka!!

Kucer menurut dan tetap ketakutan serta bertanya siapa lelaki ini

 Kamu tahu kenapa kamu saya bawa ke sini?!

Kucer diam tak berani mengangguk, apalagi menjawab pertanyaan. Cahaya lampu mobil yang dinyalahkan ke arah Kucer terlihat tubuhnya menggigil karena takut)

Kamu sudah merusak aku lima tahun lalu! Dan kamu sudah merusak bapakku! kamu sudah merusak Kania adikku! Sekarang kamu bisa merasakan apa yang kurasakan dulu! Apa yang bapakku rasakan dan apa yang adikku rasakan….!!

KUCER

Ka..ka..ka..mu...Bagja?

(Gemetar)

Bukan aku, aku tidak melukai adikmu……aku tidak suka perempuan…

BAGJA

Cuh!!

(Meludah ke arah Kucer)

Siapa pun dari kalian, yang pasti kamulah biang dari kekacauan, biang dari keributan dan biang dari kejahatan di kampung ini! Kamu berani karena bapakmu preman terminal di Jakarta, kamu menyedihkan sekaligus menyebalkan!!

Bagja mengambil batang singkong di mobil yang dari siang sudah disiapkan

Berbalik!!

Kucer hanya menuruti saja dengan perasaan menggigil ketakutan, Kucer berpikir betapa Bagja sekarang bukan Bagja yang dulu, Lalu dimasukan batang singkong yang bergerigi serta menyakitkan itu ke belahan bokong Kucer sekuat tenaganya, Kucer menjerit sejadi-jadinya, Bagja tak perduli, ditendang bokong Kucer sekuat tenaga, Bagja menumpahkan semua dendamnya yang dipendam sekian tahun, Bagja ingin agar Kucer merasakan deritanya yang bertahun-tahun dia simpan – wajah Bagja bengis, kemudian Kucer kembali menjerit. Di balik cahaya mobil air matanya keluar menahan rasa sakit

Kamu tahu…aku merasakan itu lima tahun lalu oleh kelakukanmu dan teman-temanmu!! Kamu tahu? Betapa aku sangat sakit dan malu atas apa yang terjadi padaku!!

KUCER

Memotong bicara dan kesakitan, tangannya memegang pantatnya, mengaduh dan menangis)

Bunuh aku, Bangsat!!

 

 

BAGJA

Tidak akan!!…Sebelum kamu merasakan apa yang aku rasakan dan korban-korban lain yang mengalami kesakitan seperti itu, Kucer!

Dirojok kembali batang singkong itu. Kucer menjerit sejadi-jadinya, Bagja makin tak perduli, dibalikkan badan Kucer lalu diambil belati dan ditusukkan ke arah kemaluan Kucer. Bagja kehilangan hatinya bahkan kehilangan rasa kasihan, tak tersisa sedikit pun rasa belas kasih untuk Kucer, semua sudah habis sehabis-habisnya! Darah berhamburan dimana-mana, Kucer tak bersuara. Tidak puas, ditembak kepala Kucer dari jarak dekat dengan dua peluru bersarang di otaknya yang bejat)

Mati kau Kucer!!

Digeser tubuh Kucer dengan kakinya, ke arah mulut gua, lalu sampai dibibir gua, tubuh Kucer ditendang dengan kakinya, tubuh Kucer bersatu dengan Dower, Kodrat dan Kohar di dalam gua 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar