Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 11# EXT – TANAH LAPANG – HAMPIR MAGHRIB
Sebuah tanah lapang di bawah gunung karang, mereka mendirikan tenda, Kodir, Kunang, Dede dan Oman sibuk memasang tenda, Bagja menatap atas gunung karang yang terlihat lubang gua. Kemudian hari mulai gelap, di kejauhan terlihat kelip-kelip lampu orang kemping juga, makin malam lampu kemah dari kejauhan seakan ramai, mereka senang karena banyak yang kemping.
BAGJA
KODIR
(Dede merebus singkong dengan Kunang di atas api yang mereka buat dari ranting, Oman hanya diam tak bersuara, duduk di dalam tenda. Lalu singkong matang, mereka makan singkong.
KODIR
Nanti jam 12 kita buat api unggun
BAGJA
Malam amat?
KODIR
Sebelum jam 12 , mereka tertidur, karena kantuk. Tiba-tiba dari luar tenda ada yang membangunkan mereka, tenda di acak-acak, terdengar suara berat membangunkan mereka,seperti banyak orang, mereka terbangun dengan was-was dan ketakutan, keluar tenda dan melihat beberapa orang berpakaian serba hitam dengan mengangkat golok menyuruh mereka keluar dari tenda, anak-anak ketakutan, berlari kemana-mana, Kodir, Kunang dan Dede berlari ke arah lapangan, terpisah dengan Bagja dan Oman yang naik ke atas gunung tanpa arah, orang-orang berpakaian hitam itu mengejar sambil mengangkat golok. Bagja jongkok dan Oman berdiri di batu karang besar, berkeringat dan ketakutan, satu orang berbaju hitam itu mengangkat goloknya dan menebas leher Oman yang berdiri di depan Bagja. Tubuh Oman berguling ke bawah, Bagja Diam ketakutan luar biasa, berkeringat dan gemetar, sampai orang-orang yang tadi mengejar Oman yang jatuh berguling ke bawah, orang-orang itu hilang, lalu Bagja yang berlari menuju tubuh Oman.
SCENE 12# EXT – DI TENGAH LAPANG – MALAM
Bagja jongkok menghadap ke tubuh Oman yang kaku dan berdarah di raba Bagja Menangis. Kodir, Kunang dan Dede datang membawa senter dan melihat Bagja menangis.
KODIR
Kenapa Oman?
BAGJA
KUNANG
Apanya yang kena?
BAGJA
Lehernya
BAGAJ, KUNANG, KODIR DAN DEDE
Mereka menghadap ke tubuh Oman yang kaku, diam, Bagja menangis, Dede menangis, Kunang dan kodir diam.
Dari kejauhan lampu mobil tentara mendekat ke anak-anak, Ada Bapaknya anak-anak semua, Pak Lurah, Pak Camat, Pak Koramil, Pak Polsek
PAK LURAH
Kenapa ini?
SCENE 13# EXT – DI TENGAH LAPANG – PAGI MATAHARI BARU MUNCUL
Dilihatnya tenda anak-anak masih berdiri, tidak ada kerusakan, rapih seperti mereka sebelum tidur, dari kejauhan tak ada tenda-tenda lain, di belakang tenda ada sebuah lubang besar dan pohon besar yang kemarin tidak dilihat anak-anak.
SEORANG LELAKI BERBAJU HITAM
Anak-anak kaget, melihat apa yang terjadi, tak ada tanda-tanda kerusakan, juga kenapa tenda mereka ada di pinggir lubang dan pohon besar? Tenda-tenda yang lain tidak, mereka saling tatap dan ketakutan
SCENE 14# EXT – HALAMAN RUMAH OMAN ADA WARUNG BASO – PAGI HARI
Sekampung menangisi mayat Oman yang terbujur kaku di bawa oleh mobil dari kepolisian. Semua orang-orang tua, anak-anak dan warga lain berkerumun di rumah Oman.
IBU OMAN
(Menangis meraung-raung di depan rumahnya)
Orang orang bergumam dan di tengah kerumunan orang-orang kampung Bagja, Kunang, Kodir dan Dede yang terdiam di samping warung baso, wajah sedih, lelah dan tak mengerti akan apa yang terjadi. Mereka saling tatap dan menangis..
CUT TO
SCENE 15# EXT – DEPAN RUMAH RAHMA – PAGI SEBELUM BERANGKAT SEKOLAH
KODIR
RAHMA
(Bingung menerima tiga surat cinta dari Kodir, surat yang sama bungkusnya lalu dimasukan ke tasnya)
SCENE 16# EXT – DEPAN SEKOLAH SMP – SIANG
KODIR
Rahma! Gimana surat cintaku?
(Senyum norak dan yakin)
Rahma dan Nina berjalan melihat Kodir mendekat, Bagja, Kunang dan Dede berdiri kepanasan melihat rekasi Rahma
NINA
(Dua surat dilempar oleh Nina begitu saja ke arah Kodir, yang satu dia kembalikan ke Rahma yang hanya diam)
KODIR
NINA
Rahma gak suka sama kamu, Rahma sukanya sama Bagja!
KODIR
Kodir diam menatap Rahma dan melihat ke arah Bagja lalu berlari kencang,pergi.
dilihat Kunang dan Dede yang saling pandang ke arah Bagja.
SCENE 17# EXT – DEPAN RUMAH KUNANG – SORE
KUNANG
BAGJA
Aku lupa menulis nama Kodir
DEDE
BAGJA
KUNANG
BAGJA
DEDE
Tidak mungkin! Rahma tidak akan mengerti!
*
Bagja, Kunang, Kodir dan Dede lulus dari SMP, mereka terpisah, Bagja melanjutkan ke SMA bersama Kodir, Kunang masuk asrama sekolah kejuruan Dede putus sekolah, jadi kondektur angkutan bersama bapaknya yang menjadi sopir angkutan. Selama tiga tahun mereka tidak begitu akrab dan terpisah secara komunukasi. Akhirnya mereka lulus dari SMA, Bagja, Kodir, Kunang menjadi pengangguran.
CUT TO
SCENE 18# EXT – WARUNG ARAK – MALAM
Kunang membawa berbotol-botol arak yang akan melakukan pesta bersama kelompok Kucer. Bagja tidak termasuk di dalamnya. Bagja melihatnya dengan was-was karena Bagja melihat bapaknya Kunang di seberang jalan
KUNANG
Kamu jangan bilang-bilang ya!
Mengancam dengan wajah kasar, meninggalkan Bagja sendiri
BAGJA
Bagja Diam, matanya melirik ke arah bapaknya Kunang yang melihat Bagja, sementara Kunang tidak melihat bapaknya
BAPAKNYA KUNANG
Beli apa dia?
BAGJA
(Tak menjawab)
BAPAKNYA KUNANG
BAGJA
Aku tidak tahu, Pak
BAPAKNYA KUNANG
(Geram dan memegang bahu Bagja)
BAGJA
Aku tidak tahu, Pak
BAPAKNYA KUNANG
Bohong kamu!!
Marah dan mengibaskan kepala Bagja dengan keras, lalu pergi
CUT TO
SCENE 19# EXT – SAUNG DI TENGAH SAWAH – MALAM
Berkumpul di sana, Kucer, Kohar, Kodrat, Dower, Kodir, Kunang, Dede, serta beberapa anak muda, pesta arak dengan keadaan yang kacau, bertelanjang dada. Bapaknya Kunang datang dengan tolak pinggang meraih Kunang lalu memukulnya di hadapan anak-anak yang sedang ambruk, semua diam melihat Kunang dipukuli
BAPAKNYA KUNANG
KUNANG
Muka merah, mulut bau alkohol murahan, Kunang marah dan malu ketika bapaknya membandingkan dirinya dengan Bagja
CUT TO
SCENE 20# EXT – JALAN MENUJU RUMAH BAGJA – MALAM
Kunang, Kodir dan Dede menghadang Bagja yang hendak pulang
KUNANG
BAGJA
KODIR
DEDE
BAGJA
(Diam dan sedih, menunduk)
Teganya kalian menuduh aku begitu...
(Menatap Kodir, Kunang dan Dede dengan sedih)