Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MENGEJAR BINTANG FILM
Suka
Favorit
Bagikan
5. BAGIAN LIMA
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

CUT TO

SCENE 41# INT – RUMAH SAKIT – MALAM

Dokter Memeriksa anak kecil, dengan susah payah dengan dua orang perawat, lima belas menit kemudian keluar dengan wajah sedih, Bagja gelisah di luar ruangan dengan kelelahan dan keringat

 

BAGJA

Bagaimana, dok?

DOKTER UGD

Anak itu sudah meninggal sepuluh menit yang lalu,anda telat membawanya ke sini

BAGJA

(Bagja mematung mendengar jawaban dokter UGD, rasa menyesal serta putus asa, matanya dipejamkan menahan air mata menyandarkan tubuhnya ke dinding, lunglai, Kepedihan luar biasa dirasakan dari hatinya)

DOKTER UGD

Terlalu banyak luka pada anak itu, bukan hanya dibagian belakangnya, tapi di semua tubuhnya terdapat luka, tulang iganya empat patah, pangkal pahanya retak, lehernya patah bagian belakang dan……

 (Dokter diam menatap wajah Bagja)

..testisnya pecah…

BAGJA

(Berjalan ke arah mayat anak kecil dengan air mata di Labirin rumah sakit sepi. Bagja menatap mayat anak itu dalam-dalam, kondisi mayat anak itu bibirnya biru,banyak luka lebam, hidungnya mengembang berkata dalam hati ‘aku bisa merasakan kepedihan, kesakitan, kedukaan dan kesengsaraanmu nak…damailah kau di alam sana, dan bilang sama Tuhan ampuni mereka yang menyakitimu….Air mata meleleh, bertanya ‘Adakah Tuhan dihati mereka yang menyiksa anak ini? Termasuk dihati Kucer dan teman-temannya dulu?...sepi, sedih, pedih dan sakit)

 

CUT TO

SCENE 42# INT – RUMAH TIMOTY – MALAM

Timoty berdiri mengisap rokoknya gelisah dan marah, John dan empat pengawalnya juga tak tenang, kemudian Bagja datang bermuka sedih pakaiannya ada darah, darah anak kecil yang mati di rumah sakit.

TIMOTY

(Langsung membentak)

Dari mana, kamu!!

(Bagja tak perduli, dia ambil minuman Timoty lalu diminum dan duduk di kursi seenaknya, Timoty mendekatkan wajahnya ke wajah Bagja, dengan geram)

Jawab pertanyaanku, dari man, kamu!!!

BAGJA

Kenapa rupanya?

(Dengan santai)

TIMOTY

Anak buah Kornel sedang mencari pembunuh Kornel!

BAGJA

Apa urusannya denganku?

TIMOTY

Kamu pikir aku tidak tahu apa yang terjadi, antara kamu dengan Kornel malam itu?!

BAGJA

Kenapa bapak tidak ceritakan saja sama anak buah Kornel kalau bapak tahu!

 

BAGJA

(Bagja menyalahkan rokok lalu menghisap rokoknya lebih dalam, diteguk kembali minuman beralkohol milik Timoty. Timoty mulai kesal dengan tingkah-laku Bagja yang sok tenang dan kalem)

TIMOTY

Bukan cuma anak buah Korenel tapi polisi juga mencari siapa pembunuh Bornelius!

BAGJA

(Bagja tersedak mendengar itu, Timoty tahu ada sedikit ketakutan di wajah Bagja - mungkin)

TIMOTY

Kamu tahu? Kornel bukan hanya punya club dan kasino-kasino di mangga dua, dia juga seorang mantan tentara, jadi harusnya kamu tahu dengan siapa kamu bermain?!

BAGJA

Dia dipecat dari tentara! Bukan mantan!

TIMOTY

Sama saja!

BAGJA

Tidak!

(Menatap wajah Timoty yang sekarang bicara banyak dan menakut-nakuti)

Yang saya tahu dia itu homo!!..Dan bapak menjual saya untuk dia!!
 

SCENE 43# INT – RUMAH TIMOTY – MALAM

 

BAGJA

(Bagja keluar dari kamarnya membawa tas dan beberapa bajunya, melewati Timoty yang sedang gelisah duduk di kursi tamu dengan rokok dan minuman kesukaannya)

TIMOTY

Mau kemana lagi?”

(Pertanyaan Timoty lebih sebagai seorang ayah yang melarang anaknya pergi malam-malam)

BAGJA

Aku mau pergi dari sini!

TIMOTY

Jangan! Bahaya!

(Panik dan ketakutan)

BAGJA

Kenapa lagi? Sekarang tidak ada lagi yang aku takutkan, anak buah Kornel! Polisi! Mati sekali pun aku sudah siap!

TIMOTY

(Melemah suaranya)

Bukan begitu!...Aku tahu kamu bisa selamat dari sergapan semuanya, masalahnya, John sekarang sudah di tangan mereka! Aku tidak punya orang yang diandalkan lagi!

BAGJA

John? Ditangkap mereka?.....

TIMOTY

(Mengangguk dan memalingkan muka dari Bagja)

BAGJA

(Pelan dan hati-hati)

Pak Timoty, saya ini bukan siapa-siapa, juga bukan apa-apa, saya tidak bisa apa-apa dan saya tidak punya apa-apa untuk diandalkan, jadi kenapa bapak takut? Anak buah bapak kan banyak

TIMOTY

Tapi mereka tidak dapat diandalkan!

BAGJA

Apalagi saya?

TIMOTY

Cuma kamu yang bisa menjaga saya

(Melemah)

BAGJA

Hah?..Berbulan-bulan saya dibiarkan mengikuti segala perintah bapak, berbulan-bulan sudah tiga puluh bulan lebih, saya menuruti apa yang dimaui bapak, bahkan saya berpikir kalau bapak sudah tidak memperdulikan saya lagi. Prestasi saya hanya menyelamatkan bapak rupanya hanya pujian sesaat, saya membantu operasi John yang berujung pada pengkhianatan anak buah John yang dapat dipatahkan, itupun, bapak tak menilai sebuah prestasi. Sampai pada akhirnya bapak menjual saya ke Kornel, itu adalah akhir dari tujuan bapak ke saya. Tapi sekarang bapak benar-benar sangat tergantung pada saya? Bapak seperti ketakutan kehilangan seseorang. Ada apa sebenarnya ini? Kok tiba-tiba bapak menjadi ketakutan seperti ini? Padahal kekerasan dan kematian bagi bapak adalah hal yang biasa, kenapa kok tiba-tiba bapak jadi begini?

TIMOTY

(Memegang bahu Bagja)

Begini, aku mau ke luar negeri untuk beberapa saat, aku harus meninggalkan bisnis ini untuk jangka waktu sekian lama, selama aku di luar negeri aku tidak punya orang untuk diandalkan

BAGJA

Bukankah ada yang lain?

TIMOTY

Yang lain tidak seberani kamu, Bagja!

BAGJA

Aku juga tidak berani….

TIMOTY

Kamu pasti berani

BAGJA

Tidak! Aku tidak berani!

TIMOTY

Membunuh Kornel saja kamu berani, masa menunggu rumah sebesar ini kamu gak berani

BAGJA

(Terdiam..lalu berpikir ulang)

Apa yang harus aku lakukan?

TIMOTY

Kamu yang bertanggung jawab di sini, di rumah ini, soal diskotik dan yang lain biar yang lain yang mengurusi. Kamu tidak boleh kemana-mana lagi, biar aman!
 

BAGJA

Aku tidak bisa apa-apa

TIMOTY

Bagja! Suatu hari nanti kamu akan menjadi orang yang sangat disegani oleh orang banyak, jadi cobalah sekarang kamu mulai belajar untuk itu

BAGJA

Aku tidak mau terus berada di dunia seperti ini, aku mau jadi orang baik-baik

TIMOTY

(Tersenyum mengejek, terkekeh)

Ha..ha…ha..orang baik? Kamu pikir selama ini aku tidak baik? Kamu pikir aku bukan orang baik? Kamu pikir banci-banci di belakang itu tidak baik? Kamu kira para pemijat itu bukan orang baik?

BAGJA

Tidak, Mereka bukan… orang baik

TIMOTY

Lalu yang bagaimana menurut kamu orang baik itu? …Yang pintar mengaji kaya si Endang?

BAGJA

(Napas Bagja tiba-tiba saja bergelora ketika nama Endang itu diucapkan Timoty)

Endang bukan orang baik…dia pernah memerkosa teman laki-lakiku waktu kecil dulu di kampung, sekarang dia bekerja sebagai pemijat adalah kesukaannya karena dia memang suka pada tamunya, dia bukan orang baik!

TIMOTY

Itu katamu, semua orang yang berada dan datang ke rumah ini punya masa lalu yang pahit, semua! Termasuk kamu!Tapi apakah aku mempermasalahkan itu semua? Si Dorkas yang dekat dengan kamu saja punya masa lalu lebih sadis dari siapa pun, termasuk kamu! Dia membunuh ibunya sendiri di Tarutung sana, hanya karena dia melihat ibunya berselingkuh dengan tetangganya, lalu dia kabur ke Jakarta untuk menyelamatkan diri. Lalu si Barbara yang ketua banci itu kamu tahu kenapa dia jadi banci?

BAGJA

(Bagja menggeleng, kaku)

TIMOTY

Namanya Nurdin Kasali seorang akuntan, berubah nama jadi Barbara dan menjadi banci sejak dua tahun lalu, karena dia membunuh teman sekantornya tiga orang sekaligus, hanya karena dia sering diejek banci, akhirnya teman sekantornya dia bunuh, dia berhasil kabur dari kejaran polisi, larilah dia ke sini, lalu dia merubah dirinya jadi banci untuk menghilangkan jejak agar polisi tak mencari dia lagi

  (Timoty berapi-api dengan gayanya yang khas sebagai kepala bandit)

.......Semua orang-orang yang tinggal di sini Kubiarkan meraka hidup di rumah ini, karena aku tahu mereka tidak punya tempat lagi selain di sini, mereka semua punya hak untuk meneruskan hidup mereka, lalu bagaimana kamu menilai kalau aku bukan orang baik? Tempat ini tidak baik?!

BAGJA

(Bagja menatap wajah Timoty yang menyebalkan dengan kumis tebalnya,Bagja menghisap rokoknya dalam-dalam)

TIMOTY

Aku tidak punya banyak waktu lagi, jadi tolong kamu tetap tinggal di sini untuk sementara, nanti setelah aku kembali, aku akan atur dimana kamu akan aku tempatkan, oke?

 

CUT OFF

SCENE 44# INT – RUMAH TIMOTY – MALAM

Suara pintu digedor begitu kencang, Bagja terbangun di dalam kamar, Bagja tidak sedang tidur. Dibuka pintu, lalu dengan cepat Dorkas yang tiba-tiba masuk dan menutup pintu kamar. Sementara Bagja sendiri bingung dari mana Dorkas kok tiba-tiba datang.

DORKAS

Kamu harus segera pergi dari sini!! Anak buah Kornel di depan mencari kamu!! Cepat!!

BAGJA

(Bagja bingung dan kaget)

lari kemana? Jalan mana? Lewat mana?

Dorkas tak memberi kesempatan untuk berpikir, Dorkas menarik Bagja keluar dari kamar menuju kamar para banci di belakang. Ada empat orang banci yang sedang bersolek. Mereka kaget demi melihat Bagja dan Dorkas.

Dengan cepat Dorkas segera meraih baju para banci yang tergantung di dinding, Dorkas menarik kaos Bagja yang longgar, memasukan long dress banci berwarna ungu, dengan tangkas Dorkas meraih wig berwarna ungu pula, lalu selendang setengah meter yang juga berwarna ungu diikatkan di leher Bagja. Dengan kasar Dorkas menarik Jupita salah satu banci yang sedang memegang alat make up, menyuruhnya dengan isyarat untuk memoles muka Bagja yang dipenuhi bulu kumis dan jambang, si Jupita harus berusaha untuk menyamarkan bulu-bulu itu. Dengan tangkas pula ke tiga banci lainnya melongo melihat kelakukan Dorkas yang seperti kesetanan dengan muka yang maha tegang, segeralah mereka beraksi, bahu-mambahu, mereka memoles muka Bagja untuk didandani.

Bagja pasrah dan bermuka bingung apa yang diperbuat oleh empat banci cekatan itu dalam memoles wajahnya yang kaku. Bau make up itu membuat matanya  perih. Disuruhnya Bagja merem, menganga, mingkem lalu melotot. Sementara Dorkas pun segera memakai baju banci yang menumpuk dipojokan. Tanpa make up banyak wajah dorkas sudah senada dengan ke empat banci.

DORKAS

Cepat sedikit!!

Baru saja selesai Dorkas berkata, pintu didobrak oleh orang dari luar, mereka merasa tegang luar biasa. Si Jupita mencubit paha Bagja agar tak duduk dengan cara lelaki, Bagja paham lalu menutup pahanya agar berlaku seperti Dorkas yang dalam posisi maniiis sekali.

Jupita dan ke tiga temannya menjerit serentak, Enam orang berbadan super gempal, dengan tangan yang tak bisa rapat karena ototnya terlalu besar, berbaju sama, kaos hitam dibalut dengan jaket hitam, semuanya memakai kaca mata hitam.

Dua orang menyingkirkan kursi-kursi rias yang menghalangi. Bagja tidak bisa membedakan ke enam tamu tak diundang itu. Bagja yakin mereka mencarinya, Bagja yakin ini adalah anak buah Kornel yang diutus untuk mencari pembunuh tuannya. Jupita dan temannya kembali menjerit – dalam menjeritnya salah satu banci masih berusaha memegang paha perusak pintu itu, maka dengan tangkas dikibaskan tangan banci krempeng

ANAK BUAH KORNEL 1

Jangan main-main!...Dimana Bagja?!

BAGJA

(Bagja diam, tegang menatap Anak buah Kornel yang kasar,Hati Bagja sedikit berdebar ketika mereka menyebut nama dirinya)

DORKAS
Kenapa nyari di tempat banci?...Abang nyari banci apa nyari banci?

Dorkas yang seketika berubah suaranya mirip banci beraksi dengan memegang dada laki-laki sangar itu)

ANAK BUAH KORNEL 1

Diam kamu!!

Dengan kasar si sangar satu ini mencabut wig milik Dorkas, sementara Jupita dan teman-temannya memojok ketakutan, mereka saling berangkulan. Bagja berdebar. Si sangar satunya segera meraih baju Bagja yang terbuka lebar di bagian belakang.

NANCY

Ihh..Bang Toyib!...kemana aja sih?...Katanya mau tiap malam nemenin eike…

Nancy berkata mengarang cerita , Bagja salut pada si Nancy, sangat berani mengalihkan konsentrasi si ketua berbaju hitam. Sedang yang dipanggil Bang Toyib mukanya seketika berubah, rupanya apa yang dikatakan Nancy kebenaran, hanya dengan sedikit tangkisan si Nancy kembali terlempar. Nancy tidak menyerah, Nancy bangkit lagi seperti mayat dari kuburan dengan wajah menakutkan

NANCY

Ihh..Bang Toyib, belum tiga bulan udah lupa…eike masih simpan

Kartu as buat si pemimpin yang doyan banci. Bagja dan Dorkas tersenyum melihat wajah orang yang kena terkam oleh kesialannya sendiri

ANAK BUAH KORNEL 1

Sini kamu!!..dimana Bagja?

BAGJA

Kini giliran Bagja yang harus memerankan suara banci, diterima pesan dari kedipan mata Jupita, Bagja segera merubah suaranya

Ihh..situ jangan kasar-kasar dong ahh..nanti peranakan eike turun situ mau tanggung jawab?

Ada senyum di wajah Dorkas dan Jupita. Si sangar sedikit curiga karena jambang Bagja menyembul diantara make up putih yang setebal tembok.

ANAK BUAH KORNEL 1

Heh! Kamu kalau mau jadi banci kerok dulu bulumu!

BAGJA

Ihh..situ tahu aja kalau eike belum kerokan……kerokin dong..

NADILA BANNCI NO 3

Kayanya eike juga kenal deh boo suara yey!….

Anak Buah Kornel 1 pura-pura tak mendengar, dia malah menarik baju long dress Bagja yang makin melorot karena retsletingnya robek. Padahal si ketua sangat malu akan kebenaran kata-kata Nadila itu. Kata-kata terakhir itu mampu mengusir ke lima tamu sangar itu berlalu dari kamar Jupita

BAGJA

Kata-kata tadi benar mereka penyuka banci?

JUMPITA

Menurut, ngana???

NANCY

Ya iyalah...cyiinnnn


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar