Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
60. (Int) . Kamar. Petang
Yoga dan Tara berada di dalam kamar, Tara menunggu di tempat tidur menggunakan baju tidur. Sedangkan Yoga baru usai dari kamar mandi, menggosok-gosokan handuk ke kepala, sudah lengkap akan tidur.
Tara
Mau ada yang gua omongin.
Yoga
Tumben ada apa? Sama sih mau ada yang diomongin juga.
Tara
Ga lusa gua harus ke Bali, ada kerjaan di sana.
Yoga
Duh! Hmmh.
Tara
Kenapa salah ya?
Yoga
Enggak salah, cuman sama mau ke site di Kalimantan.
Tara
Oh ya udah jadi kita sama-sama pergi, gak masalah kan?
Yoga
Hmmm, perginya semingguan.
Tara
Ya gak apa-apa, sama kok semingguan juga. Mentari kan ada mbak di sini, bisa suruh mamah buat lihatin, ada cctv juga bisa kita kontrol.
Yoga
Iah, enggak masalah.
Yoga
Tapi perjalanan kali ini beda Ra.
Tara
Beda kenapa?
Tara beranjak dari tempat tidurnya, mendekati Yoga.
Yoga
Huuft.
Mata Yoga melihat ke atap kamar.
Tara
Kan udah biasa pergi-pergi gini.
Yoga
Iah, dan masalahnya kita harus pindah ke sana, untuk beberapa tahun.
Tara
Hah, gak bisa Ga, gimana karir gua? Gimana sekolah anak kita? Gak bisa gitu.
Yoga
Yaaa, gua di mutasi ke sana untuk proyek di sana.
Tara
Kamu kan bisa pulang pergi Jakarta.
Yoga
Masalahnya kalau udah mutasi gak bisa gitu Ra.
Tara
Pokoknya gua gak mau dan gua gak setuju.
Yoga
Gua tahu bakal begini, gua tau lu pasti gak mau ikut, tapi kasih solusi.
Tara
Kalau lu tau, lu yang ngalah dong, kan bisa cari kerjaan tempat lain yang gak harus mutasi.
Yoga
Hmmmh.
Yoga menghela nafasnya.
Tara
Kalau di sana gua kerja apa Ga?
Tara
Yoga lu tau sendiri, ini pekerjaan yang gua perjuangkan, cita-cita gua, lu tau sendiri bagaimana gua bisa meraih semuanya dan sekarang lu mau gua buang semua yang sudah gua perjuangkan?
Yoga
Bukan, bukan Tara. Lu memperjuangkan yang lain bukan cita-cita lu!
Tara menangis, tangisannya semakin keras. Tak lama ia pun terdiam, dan ia pun terduduk diam pada karpet di sebelah tempat tidur.
Yoga berjalan ke arah Tara, ia memegang tubuh Tara, lalu memeluknya perlahan dan air mata Yoga pun tak kuasa keluar.
Yoga
Tara selama ini bertahun-tahun ini lebih dari sepuluh tahun pertemanan kita, apa yang gua gak tahu dari lu?
Yoga
Dika jemput lu sebelum kita nikah aja gua tau Ra!
Tara
Dari mana lu tahu?
Yoga
Gua udah pulang hari itu, gua diparkiran yang sama dengan Dika. Gua pake mobil kantor, gua lihat semuanya.
Yoga
Tapi gak gua samperin, gak gua kejar, karena kalian berdua sahabat gua.
Tara terkejut, ia melihat ke arah Yoga. Ia seperti terperangkap dalam suasana dan juga tidak dapat berkata apapun.
Yoga
Tara gua gak marah kok santai aja, gimana caranya gua bisa marah sama lu? Gimana caranya gua bisa marah sama dua orang saling mencintai? Gak bisa Tara.
Yoga duduk di sebelah Tara dengan kaki bersila.
Yoga
Lu kuliah, masuk kerja, semuanya yang lu lakuin bukan buat gua, bukan buat hubungan kita dan bukan buat lu juga.
Yoga
Hmmmh.
Yoga menghela nafas panjang.
Yoga
Ra, gak ada kegiatan paling bahagia yang lu lakukan selain melihat daftar penumpang pesawat dari Amerika. Sekali pun di hari ulangtahun gua.
Tara air matanya keluar ia tak sanggup berkata.
Tara
Ga, lu tau semuanya.
Yoga
Hmmmh.
Yoga menghela nafasnya.
Yoga
Dan lu gak pernah mau tahu apa yang gua lakuin, gua ngapain aja, kerja gua apa aja, bahkan lu gak pernah mau tau gaji gua berapa.
Tara
Aku tahu kok.
Yoga
Kapan lu tanya, gak pernah Ra.
Yoga
Bahkan di hari ulangtahun gua.
Tara
Ga ... Yoga gua minta maaf.
Yoga
Di sini gak ada yang harus minta maaf, gak ada yang salah.
Yoga
Gua yang salah, gua yang terlalu membiarkan semua ini terjadi.
Yoga melihat ke arah Tara.
Tara
Yoga.
Yoga
Ya.
Tara
Kenapa sampai menikahi gua?
Yoga terdiam.
Tara
Lu menikahi gua karena lu kesepian, bukan cinta Yoga, gua tau.
Tara
Orang yang saling mencintai tidak akan membiarkan pasangannya tanpa arah, orang yang saling mencintai tidak akan membiarkan semua ini terjadi, orang yang saling mencintai tidak akan membiarkan terlalu jauh sampai saat ini. Lu gak pernah ngasih yang gua minta, lu ngasih hidup, jiwa raga dan semua waktu lu tapi gak pernah ngasih cinta lu.
Tara
Lu gak pernah marah sekali pun sama gua, walaupun salah gua fatal. Lu gak pernah negur gua.
Yoga
Ra ... Tara.
Tara
Kita sama-sama terjebak Ga. Sama-sama ngerasa terbaik, sama-sama ngerasa serasi padahal gak ada tuh serasinya.
Yoga
Dan kita sama-sama kesepian.
Tara
Kita sama-sama gak pernah cinta.
Tara
Iah kan?
Yoga
Hmmph, gua udah coba, berulang kali gua coba.
Tara
Tapi gak pernah bisa, gua juga sama.
Yoga
Sampai gua mikir, apa rasa cinta gak pernah gua miliki?
Tara
Gua sampai berdoa, gua cuman ingin rasa itu hadir diantara kita.
Yoga
Yaaah kita udah sama-sama berusaha.
Yoga
Ra, gua sayang sama lo.
Tara
Gua juga.
Tara dan Yoga saling berpelukan.
Yoga
Hubungan ini gak semu, ada rimanya ada baitnya, masih ada nafasnya. Hubungan ini ada artinya.
Tara melepaskan pelukan Yoga, ia tak kuat menahan air matanya.
Tara
Gua sudah gak tau harus ngomong apalagi, mungkin kita harus berjarak untuk menentukan arah, kita harus terpisah agar tahu mana bukit mana langit. Apapun hasilnya nanti, kita tahu kita sudah sama-sama berjuang. Perjalanan ini bukan setahun atau dua tahun.
Yoga
Ya, gua setuju, kita harus menepi bukan menghindari. Menghindari tetap akan bertemu pada titik yang sama, tapi menyendiri akan bikin kita lebih yakin, kita tanya mau kita apa, kita perlu mendengarkan hati yang selama ini gak pernah kita sentuh.
Tara tersenyum.
Yoga memeluk Tara, Tara membalas pelukan Yoga.
Yoga
Ra, gua sayang sama lo.
Tara
Apapun hasilnya nanti, pasti yang terbaik.
Tara
Gua juga Ga.