Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
28. (Ext) Bandung. 2011 .Lapangan basket ITB depan teknik sipil. Senja. Mendung
Yoga bermain basket sendirian.
Menggunakan: polo shirt, celana kain, bola basket.
Tara berkunjung ke ITB, duduk di tribun lapangan basket, sepatu sport.
Menggunakan: kemeja lengan pendek, celana jeans usang, tas ransel, rambut pendek diikat ke belakang, sepatu tali.
Tara
Ga, ini tahun ketiga kita di kuliah.
Yoga bermain basket.
Yoga
Oh ya gua belum ngabarin, gua masuk transportasi.
Yoga melempar bola basket ke arah ring.
Tara
Yeee selamat.
Yoga
Oh ya lo mau ngomong apa tadi?
Tara
Selama 3 tahun ini, gua hidup belum bisa tanpa lu.
Yoga
Sama gua juga, walaupun udah ada temen-temen baru tapi tetep aja yang gua cari elu lagi.
Tara
Gua gak pernah kebayang tinggal di kota secantik ini sendirian tanpa lu.
Yoga
Gua malah udah ngerasain itu semenjak 6 tahun lalu. Empat sehat lima sempurna masih ada. Gak kebayang kalau masa SMA dan kuliah gua tanpa lu.
Tara
Empat sehat lima sempurna masih ada, tapi masih dalam perjalanan ke bintang masing-masing.
Yoga
Iah kita masih dalam perjalanan.
Tara
Ga, elu udah punya pacar belum?
Yoga
Lu juga kan tau.
Yoga melempar bola basket nya ke arah ring.
Tara
Ya kali aja, atau jangan-jangan lu gak suka cewe?
Yoga
Duh asli lu rese.
Yoga mengakhiri main basketnya, mendekati Tara duduk di sebelahnya.
Tara
Ya enggak, gua nanya aja. Karena gua tau selama ini, dulu sampai sekarang lu belum pernah gan-deng ce-we lain, se-lain gua.
Suara Tara meluluh perlahan.
Yoga mendekat ke arah Tara, memegang tangannya, menatap Tara, jarak antara hidung hanya seujung jari.
Yoga
Hmmh.
Yoga memejamkan mata.
Tara
Gua salah ya Ga?
Yoga
Ya nggak, lu gak salah kok. Karena lu ada di sini, selama 6 tahun ini, gua ngerasa gak butuh perempuan lain bahkan orang lain.
Yoga
Gua baru nyadar gua ga punya sahabat sedekat Pras, Angga, Dika dan elu.
Tara
Jadi?
Yoga
Kita jalanin dulu ya Ra.
Yoga (VO)
Tara gak pernah punya pacar selama ini, gua tau dia kesepian. Semua orang merasa gua orang yang tepat buat dia, diri gua sendiri aja gak pernah yakin, kalau yakin udah dari dulu gua jadiin pacar.
Yoga (VO)
Gua juga sendiri selama ini, tapi bukan menunggu Tara. Kesendirian menjadi pilihan buat gua, gak semua anak remaja harus punya pacar kan? Alasannya karena gua belum cinta sama diri sendiri jadi bagaimana caranya mau berbagi cinta?
Yoga (VO)
Tapi gua mau coba, mau coba apa yang orang-orang bilang. Jadian gak jadian semua orang bilang kita pacaran, gak ada bedanya.
Mereka sama-sama tersenyum menatap satu sama lain. Tiba-tiba hujan besar, mereka berlarian ke arah gedung teknik fisika yang menyatu dengan teknik sipil.
29. (Ext) Depan gedung teknik fisika. Siang. Hujan.
Tara
Yah basah semua.
Yoga
Gua juga, bola basket gua ketinggalan di lapangan.
Tara
Lu bola doang, tugas gua ketinggalan di tempat duduk tadi, hancur deh.
Yoga
Hahaha.
Yoga (VO)
Tara bergantung banget sama gua, begitupun gua. Tara satu-satunya makhluk yang bisa gua andalkan bahkan setiap minggu Tara datang ke kosan, untuk beresin kamar.
30.(Int) kostan Yoga daerah Jalan Tamansari. Siang. Cerah
Tara celana pendek, kaos pendek. Sedang bersih-bersih kamar Yoga.
Yoga
Yoga masih di tempat tidur berselimut, tangannya mengucek-ngucek mata, dan menguap.
Tara
Huh, kamar cowok banyak sampah.
Tara membersihkan sampah-sampah yang berserakan di kamar Yoga. ada bekas rokok, kartu remi, bungkus nasi goreng.
Yoga
Iah semalem temen-temen pada nginep di sini, pada nyampah. Duh pegel.
Tara
Oooh.
Yoga
Gak ada perempuan kok tenang aja.
Tiba-tiba salah seorang teman Yoga bernama Erik asal Indonesia Timur keluar dari wc. Menggunakan celana pendek dan kaos.
Erik
Gua masih di sini Ga.
Tara
Sedang menyapu kamar kosan yang lantainya terbuat dari ubin, terkejut! Sontak sapu yang dipegangnya ia lepaskan.
Tara
Duh kaget!
Yoga
Oh lo masih di sini, gua kira udah bubar.
Erik
Saya ganggu ya?
Tara
Enggak, gua kaget aja biasanya gak ada orang.
Erik
Yang lain bubar saya numpang mandi di sini.
Erik
Jadi saya ganggu ya?
Yoga
Ya nggak.
Erik berjalan mendekati Tara lalu menjulurkan tangan.
Erik
Kenalin Erik, temen sekampus dengan Yoga.
Logat Indonesia Timur.
Tara
Tara.
Membalas tangan Erik.
Erik
Oh ini cewe yang kau ceritakan Ga?
Yoga
Iah.
Tara
Lo cerita apa aja tentang gua Ga?
Yoga
Gak cerita apa-apa.
Erik
Geulis ternyata.
Tara
Tersenyum.
Yoga
jadi gua gak usah kenalin lagi ya kalian udah kenal duluan.
Yoga bangun dari tempat tidur, selimut yang menutupinya ia lempar.
Setiap sudut menyimpan namamu
Detak-detik menggambar wajahmu.
Akankah waktu mengulangnya lagi?
Kutunggu saat kau pulang kembali (Adhitiya Sofyan, Aku enggan ke Bandung).
31.(Ext) Pasar Balubur . Siang . Cerah
Tara menggunakan celana jeans, kaos lengan pendek, tas gendong warna biru, rambut diikat ke belakang.
Yoga menggunakan celana jeans, kaos dan jaket himpunan.
Yoga
Ini tempat alat tulis paling murah di Bandung ga usah nawar udah murah. Semua ada, kamu cari apa aja ada, dari kapur tulis sampai kalkulator scientifik ada.
Tara
Oh ya.
Yoga
Elu butuh apa?
Tara
Pulpen aja.
Yoga
Yaelah beli di fotocopy aja hahaha.
Tara
Hahaha ya lagian kenapa ga nanya hahaha.
32. (Ext) Gerbang Unpar – Jalanan Kota Bandung – Jembatan layang Pasopati . Siang . Cerah
Pada motor posisi Tara duduk di belakang Yoga mereka saling tersenyum. Yoga meraih tangan Tara ke arah pinggangnya. Tara tak yakin namun, Yoga mencoba meyakinkannya. Dan Tara memeluk Yoga dari belakang.
Yoga
Ra tau gak jalan layang ini baru ada 3 tahun lalu 2005, tapi udah dirancang dari tahun 20 an oleh Insinyur Karsten.
Tara
Oh ya, udah lama banget dong dan baru jadi 3 tahun lalu.
Yoga
Dan yang paling gua suka kalau lewat sini tiang-tiangnya.
Tara
Menurut gua seperti kecapi, iah gak sih?
33. (Ext) Rumah Makan . Gelap Nyawang. Siang. Cerah
Tara menghampiri Yoga menggunakan angkot, mereka sudah janjian di sebuah warung makan.
Tara
Ga nunggu gua lama?
Yoga
Enggak baru beres kok, jadi baru sampai juga. Pesan makanan yuk.
Tara
Ya gua mau ayam kola sama alpukat tubruk.
Yoga
Kalau alpukat harus ke warung padang ujung sana.
Tara
Yah.
Yoga
Gak papa gua bawain.
34. (Ext) Jalanan Asia Afrika sampai Andir . Malam . Gelap
Tara menggunakan kaos, celana panjang, sendal jepit dan jaket
Yoga menggunakan kaos, celana panjang, jamtangan, sandal sepatu gunung dan jaket.
Menyorot gedung merdeka dan kata-kata di dinding.
Tara dan Yoga naik motor, mereka berboncengan.
Tara
Ga kita mau ke mana pake lewat sini?
Yoga
Kita makan bubur paling enak di dunia.
Tara
Serius?
Yoga
Iah orang bilangnya bubur Andir. Paling enak di dunia belum ada yang ngalahin, adanya malam-malam, Lu tim diaduk atau gak?
Tara
Tim di makan.
Yoga
Hahaha, itu sih gua juga.
35. (Int) Punclut . Rumah Makan. Malam. Gelap
Dalam sebuah rumah makan lesehan yang berjejer di Punclut.
Tara: celana panjang, kaos pendek, rompi, rambut terurai sebahu, sendal jepit
Yoga: celana panjang, kaos pendek, jaket himpunan, sandal sepatu gunung, topi, jam tangan
Yoga
Ini nih yang bakal gua kangenin nanti.
Makan di lesehan lengkap dengan nasi merah dengan segala lauk pauknya. Mereka berdialog sambil menyantap makannya dengan duduk bersila, dan menggunakan tangan, memandang pemandangan Bandung yang dihiasi lampu-lampu. Udara cukup dingin, dan juga lilin untuk penghalau lalat.
Tara
Emang bakal ke mana?
Yoga
Bentar lagi kan bakal lulus.
Tara
Oh iah bentar lagi.
Suara Tara meluluh.
Yoga
Yaaa tetep bakal bisa ke sini tapi rasanya bakal beda. Udah gak rasa anak kost-kostan lagi hahaha.
Tara
Iah sih, yang cuman awal bulan kita bisa makan enak sana sini, sisanya indomie.
Yoga
Gua lebih parah, kemaren-kemaren nunggu yang ngasih sedekah di masjid depan kampus.
Tara
Asli? Parah lu, mending puasa atau pinjam uang ke teman, lu kan bisa pinjam gua.
Sambil memakan makanan yang sudah dipesan
Yoga
Asli Ra hahaha, gengsi dong, apalagi pinjem sama lu yang ada gua yang harus traktir lu.
Tara
Ya gak gitu juga, elu kayak baru kenal aja, nyebelin!
Yoga
Lagian udah juga.
Tara
Ke mana sih duit lu, perasaan lebih gede dari gua.
Yoga
Main game online gua, main CS ... tobat tobat.
Tara
Iah lu tobat.
36. (Int)Kosan Yoga. Pagi. Cerah
Yoga membereskan semua barang-barangnya.
Yoga (VO)
Akhirnya setelah empat tahun lebih gua dan Tara bisa lulus bersamaan. Kami akhirnya memilih untuk kembali ke Jakarta, mencoba peruntungan nasib di pusat Indonesia, 80 persen uang Indonesia ada di Jakarta.